Buku Katekisasi Sidi
SILLABI PEMBELAJARAN SIDI
No.
|
Pokok Bahasan
|
Kompetensi Dasar
|
Tujuan
|
Int.
|
1
|
Siapakah Aku?
(Pengenalan Diri)
|
- Anak mengenal dan memahami siapa dirinya.
- Anak mengetahui makna hidupnya.
|
Anak mampu menem-patkan diri dalam ke-luarga, gereja, sekolah, lingkungan/ masyarakat sesuai dengan
pemahaman akan diri.
|
1
|
2
|
Pengantar Alkitab
|
- Anak mengenal apa itu Alkitab.
- Anak memahami bagaimana Allah berhubungan de-ngan ciptaan-Nya.
- Anak memahami proses penulisan Alkitab.
- Anak memahami fungsi Alkitab da-lam
kehidupan manusia.
|
- Anak mampu me-nyebutkan nama ki-tab-kitab.
- Anak mampu men-jelaskan hubungan antara Perjanjian Lama (PL) dengan
Perjanjian Baru (PB).
- Anak dapat menye-butkan fungsi Alkitab.
- Anak mengerti dan mengimani janji-janji Allah dalam
Alkitab.
|
2
|
3
|
Hukum dan Injil
|
- Anak memahami apa yang dimaksud dengan hukum.
- Anak memahami apa itu Injil.
|
- Anak mampu me-nyebutkan dan menjelaskan 10 perintah.
- Anak dapat menje-laskan perbedaan Hukum dengan Injil.
- Anak dapat menun-jukkan ayat-ayat yang termasuk hukum atau
Injil.
|
1
|
4
|
Iman (Aku Percaya)
|
- Anak memahami apa itu iman.
- Anak memahami perbedaan iman dengan ilmu.
- Anak memahami pengakuan iman.
|
- Anak mampu men-definisikan iman.
- Anak dapat menje-laskan hubungan iman dengan ilmu.
- Anak dapat menye-butkan dan menje-laskan pengakuan iman.
|
1
|
5
|
Mengenal Allah
(Titah I-III)
|
- Anak memahami sifat-sifat Allah.
- Anak mengenal Allah yang dibe-ritakan
Alkitab.
- Anak memahami kekudusan Allah.
- Anak mengenal Allah dalam Kri-tus Yesus
dan da-lam Roh Kudus.
|
- Anak dapat menye-butkan sifat-sifat Allah.
- Anak dapat membe-dakan Allah dengan allah-allah.
- Anak dapat menye-butkan nama-nama Allah
dengan benar.
- Allah dapat menje-laskan Allah yang menjadi daging dan
menderita.
|
3
|
6
|
Evaluasi I
|
Anak Menguasai 1 s/d 5
|
Anak dapat menjawab soal-soal dengan benar.
|
1
|
7
|
Hari Tuhan (Titah IV)
|
- Anak memahami bagaimana Allah menciptakan alam semesta.
- Anak memahami tujuan Allah men-cipatakan
alam semesta.
- Anak memahami makna hari perhentian.
|
- Anak dapat mence-ritakan ulang peris-tiwa penciptaan.
- Anak dapat membe-dakan dan menje-laskan dua berita penciptaan.
- Anak sadar dan mampu memberi waktu untuk Tuhan.
|
1
|
8
|
Wakil Allah (Titah V)
|
- Anak memahami tujuan
Allah me-netapkan para wakil-Nya.
- Anak memahami peranan dan tanggung jawab orang tua dan anak.
|
- Anak dapat menye-butkan wakil-wakil Allah.
- Anak dapat menye-butkan dan menje-laskan tanggung jawab orangtua dan anak.
- Anak sanggup meng-ingatkan orang tua dan anak lain akan
tanggung jawabnya.
|
1
|
9
|
Kekudusan Hidup
(Titah VI s/d X)
|
- Anak memahami arti kekudusan hidup dengan menghargai hak hidup
makhluk hidup.
- Anak memahami arti dan makna rumah tangga Kristen.
- Anak memahami bagaimana seharusnya orang kristen hidup antar
personal dan hidup dalam lingkungan.
- Anak memahami arti menghargai hak milik orang lain.
|
- Anak menjaga kekudusan hidupnya dengan tidak me-nyakiti makhluk hi-dup.
- Anak dapat memilih jodoh yang sesuai dengan firman Tuhan
sebagai persiapan untuk berumah tangga.
- Anak dapat meng-hargai hak milik orang lain.
- Anak dapat hidup sebagai insan yang disukai oleh orang sekitarnya.
- Anak bersyukur atas apa yang dimiliki-nya.
|
6
|
10
|
Hukum Kasih
|
Anak memahami apa yang dimaksud dengan hukum kasih.
|
Anak dapat mene-rapkan kasih dalam kehidupan sehari-hari.
|
1
|
11
|
Evaluasi II
|
Anak Menguasai 7 s/d 10
|
Anak dapat menjawab soal-soal dengan be-nar.
|
1
|
12
|
Dosa
|
Anak memahami apa itu dosa dan akibatnya.
|
- Anak dapat memilih apa yang seharusnya dilakukan.
- Anak mampu menja-uhkan diri dari se-gala bentuk yang jahat.
|
2
|
13
|
Allah Mengasihiku
|
- Anak memahami kasih Allah atas dirinya.
- Anak memahami Allah yang menja-di daging.
- Anak memahami makna penebusan yang dilakukan Kristus.
|
- Anak semakin cinta/ kasih pada Allah.
- Anak menghargai pengurbanan dan penebusan yang di-lakukan Allah dalam Kristus Yesus.
- Anak dapat menje-laskan arti penebus-an.
|
3
|
14
|
Kedatangan Kristus Kembali
|
- Anak memahami makna kedatangan Kristus.
- Anak memahami firman Tuhan tentang kedatangan Kristus.
|
- Anak dapat menjawab fenomena kedatangan Kristus yang salah.
- Anak tidak dapat di-ombang-ambingkan oleh beragam ajaran
kedatangan Kristus.
- Anak senantiasa mempersiapkan diri atas kedatangan
Kristus.
|
1
|
15
|
Roh Kudus
|
- Anak memahami peranan dan pe-kerjaan Roh
Kudus.
- Anak memahami karunia-karunia Roh.
- Anak memahami hubungan Roh Kudus dengan gereja.
|
- Anak dapat memberi jawaban terhadap ajaran yang mengklaim
kepemilikan Roh Kudus.
- Anak mampu meng-gunakan karunia Roh yang dimiliki.
- Anak berperan di gereja.
|
2
|
16
|
Sikap Netral
|
Anak memahami bagaimana menen-tukan
pilihan dan mengambil kepu-tusan etis.
|
Anak dapat mengambil keputusan yang tepat dalam hidupnya.
|
1
|
17
|
Melakukan Yang Baik
|
Anak memahami dasar orang Kristen dalam melakukan yang baik.
|
Anak senantiasa mela-kukan yang baik dalam hidupnya.
|
1
|
18
|
Gereja
|
- Anak memahami arti dan peranan/ tugas gereja.
- Anak memahami gereja sebagai institusi/ organisasi dan gereja
sebagai tubuh Kristus.
- Anak memahami peranan dan fungsi para pelayan gereja.
- Anak memahami sejarah gereja se-cara umum
dan sejarah gerejanya.
|
- Anak dapat menye-butkan dan menje-laskan peranan dan tugas gereja.
- Anak dapat menje-laskan gereja sebagai organisasi dan
gereja sebagai Tubuh Kris-tus.
- Anak dapat menje-laskan fungsi dan peranan pelayan gereja.
- Anak dapat menceri-takan ulang sejarah gereja umum dan
sejarah gerejanya.
|
4
|
19
|
Evaluasi III
|
Anak Menguasai 12 s/d
18
|
Anak dapat menjawab soal-soal dengan be-nar.
|
1
|
20
|
Maut/ Kematian
|
- Anak memahami kematian menurut Alkitab.
- Anak memahami tujuan akhir manusia.
|
- Anak melihat kema-tian bukan hal yang menakutkan.
- Anak senantiasa mempersiapkan diri untuk menerima kematian.
|
1
|
21
|
Doa
|
- Anak memahami arti doa.
- Anak memahami doa yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus.
- Anak memahami kuasa doa.
|
- Anak dapat berdoa degan baik dan men-jadi pendoa.
- Anak dapat menje-laskan doa yang diajarkan Tuhan Ye-sus Kristus.
- Anak mampu me-mimpin doa dalam jemaat.
|
2
|
22
|
Sakramen Baptisan Kudus: Lahir Baru
|
- Anak memahami makna Sakramen baptisan.
- Anak memahami hubungan baptisan dengan PL.
- Anak memahami hubungan baptisan dengan sidi.
|
- Anak dapat menje-laskan dan menjawab permasalahan seputar
baptisan.
- Anak dapat menger-jakan baptisan yang telah diterimanya.
- Anak menjadi sponsor bagi orang yang belum dibaptis.
|
2
|
23
|
Pengakuan Dosa
|
- Anak memahami makna pengakuan dosa.
- Anak memahami pengakuan dosa dalam ibadah.
|
- Anak mampu meng-aku dosa pada Tu-han dan pada sesa-ma.
- Anak dapat menje-laskan pengakuan dosa dalam ibadah.
|
1
|
24
|
Sakramen Perjamuan Kudus
|
- Anak memahami Sakramen Perjamuan Kudus.
- Anak memahami hubungan Perjamuan Kudus dengan Pengakuan dosa.
|
- Anak dapat menje-laskan makna Perja-muan Kudus.
- Anak dapat mence-ritakan kisah per-jamuan kudus pada malam terakhir yang dilakukan Yesus.
|
1
|
25
|
Hanya Iman
|
- Anak memahami hubungan iman dengan keselamatan.
- Anak memahami kuasa iman.
|
- Iman anak bertum-buh semakin dewa-sa.
- Anak mengandalkan iman dalam segala hal.
- Anak dapat menje-laskan solafidei.
|
1
|
26
|
Kembali pada Allah
|
Anak memahami yang berasal dari Allah kembali pada Allah.
|
Anak senantiasa me-nyerahkan segala se-suatu kepada Allah.
|
1
|
27
|
Evaluasi IV
|
Anak Menguasai 20 s/d
26
|
Anak dapat menjawab soal-soal dengan be-nar.
|
1
|
Jumlah (intensitas) pertemuan
|
44
|
Ekstra Kulikuler:
- Menghapal 1 ayat Alkitab (ayat emas) setiap pertemuan dan diperdengarkan setiap pertemuan (Jumlah ayat yang harus dihapal: 3x40=120 ayat).
- Aktif dalam pertemuan remaja, ibadah lingkungan, dan ibadah Minggu.
- Vocal Group pelajar sidi.
Aturan selama
belajr sidi:
- Hadir tepat waktu, keterlambatan maksimal 5 menit, jika lebih tidak diperkenankan masuk.
- Selama belajar tidak boleh menghidupkan Hand Phone (HP).
- Selama belajar, tidak diperkenankan mengganggu orang lain.
- Senantiasa membawa Alkitab, Buku Ende, Khatekhismus Kecil Martin Luther dan alat-alat tulis.
- Jumlah absen maksimal 10% dari total pertemuan (maksimal empat) jika lebih dianggap mengundurkan diri.
SIAPAKAH
AKU?
Pengenalan
Diri
Engkau adalah anak seorang Raja! Tetapi
engkau jauh dari rumah!
Pada masa lalu Bapamu mengutusmu ke dunia
ini.
Suatu hari Ia akan memanggilmu ke sisi-Nya.
1. Aku adalah Ciptaan Allah yang Diadopsi Menjadi Anak-Nya.
Berabad-abad manusia
dengan mengandalkan pengetahuannya berusaha untuk mengenal dirinya, dan dari
mana asalnya. Socrates, seorang guru Yunani sebelum Kristus, mengatakan: “kenalilah dirimu sendiri”. Tanpa ada
pengenalan diri maka manusia akan menganggap dirinya tidak berarti, dan
penganalan diri secara tidak benar akan berakibat pada manusia yang menganggap
diri sebagai makhluk yang paling berkuasa dan menjadikan dirinya sebagai tuhan.
Siapakah aku? Ini
pertanyaan yang sederhana, tetapi belum tentu dapat dijawab dengan tepat. Jika
ditanya pada seseorang mungkin akan dijawab: “Aku adalah Anita,”; “Aku adalah manusia,”; “Aku adalah anak ayah dan
ibuku,” dan sebagainya.
Beberapa ahli mencoba
menelusuri lebih jauh tentang siapa aku
(baca: manusia itu). Aristoteles (384-322 sM) mengatakan bahwa segala
makhluk hidup, termasuk manusia, berasal dari benda mati (dikenal dengan teori abiogenesis.). Namun teori itu ditentang
dengan munculnya teori biogenesis
dengan salah satu tokohnya Luis Pasteur. Teori ini mengatakan: Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo (semua yang hidup berasal dari telur, dan
telur berasal dari yang hidup). Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup.
Lebih lanjut Charles
Darwin berusaha menjawab dengan lebih spesifik. Dia mengatakan bahwa semua yang
ada di sekitar kita adalah hasil dari evolusi (teori evolusi). Manusia adalah
hasil evolusi dari kera, kera adalah hasil evolusi, musang, dan seterusnya
hingga pada akhirnya makhluk hidup berasal dari jasad renik atau hewan bersel
satu. Namun demikian Darwin tidak dapat menjawab mengapa makhluk hidup itu
hidup, atau siapakah pemberi hidup kepada makhluk hidup itu. Sejalan dengan
Darwin, Karl Marx mengatakan bahwa manusia adalah binatang yang lebih cerdas.
Pro dan kontra pada akhirnya terjadi dalam menanggapi teori-teori tersebut yang
berdasar pada pengetahuan belaka.
Pada lain sisi, manusia
juga berusaha mencari jawab tentang siapa dirinya dari segi rohani atau agama. Agama-agama
suku: agama bangsa Mesir, Yunani, bangsa-bangsa sekitar Israel, Jepang, Batak,
dan bangsa-bangsa lainnya mengatakan bahwa manusia berasal dari hasil
perkawinan dewa-dewi. Itu berarti dalam diri manusia “mengalir darah”
dewa-dewi; manusia adalah keturunan dewa-dewi (baca: tuhan). Biasanya dalam keyakinan
bangsa-bangsa tersebut di atas, para raja atau kaisar disembah sebagai dewa
karena mereka diyakini sebagai keturunan langsung dari dewa. Penolakan pada
keyakinan ini (penolakan menyembah para raja sebagai dewa) akan berujung pada
hukuman mati. Dalam Alkitab hal seperti ini dapat kita baca di antaranya dalam
kitab Daniel maupun dalam kitab Wahyu.
Berbeda dari teori
pengetahuan dan keyakinan agama-agama suku di atas, Alkitab justru memberi
jawaban yang pasti bagi manusia bahwa manusia adalah hasil ciptaan atau kreasi
dari Tuhan Allah (Kej. 1-2). Sama seperti ciptaan lainnya, sedikitpun manusia
tidak mengandung unsur keilahian, atau manusia dan ciptaan lainnya bukanlah
dewa atau tuhan, melainkan ciptaan yang berasal dari Allah dan diberi kuasa atas
ciptaan lainnya, dan dijadikan sebagai makhluk yang paling mulia (Mzm. 8).
Dalam diri Tuhan Yesus
Kristus, manusia yang percaya padanya semakin dipemuliakan. Mereka yang percaya
tidak lagi hanya sebagai ciptaan belaka, Allah yang “jauh” dari manusia semakin
dekat dalam diri Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus. Manusia yang menerima-Nya
diangkat menjadi anak-Nya (1 Yoh 3), Tuhan dipanggil dan disebut dengan dengan
Bapa sebagai tanda betapa dekat dan akrabnya orang percaya dengan Tuhan
Allahnya. Meskipun orang-orang percaya disebut dan dijadikan sebagai anak-anak
Allah tetapi manusia tetap sebagai manusia bukan sebagai keturunan Tuhan dan
juga tidak memiliki keilahian dalam dirinya.
Dengan dijadikannya
orang percaya sebagai anak Allah, maka dia tidak lagi berasal dari dunia ini,
tetapi berasal dari Kerajaan Allah, di mana Kristus berkuasa sebagai Raja.
Disamping disebut sebagai anak Allah, orang percaya juga disebut sebagai anak
Raja, yang menjadi pewaris Kerajaan Allah. Sebagai anak Raja, orang percaya
diutus ke dunia untuk membawa pulang mereka yang lupa akan asal-usulnya, mereka
yang memberontak pada Raja.
2. Aku adalah Pelayan Allah
Pastilah ada maksud dan
tujuan mengapa Allah menciptakan manusia. Jika tidak ada maksud dan tujuannya
tentulah manusia itu tidak berguna. Kita dapat bertanya pada diri sendiri: “Untuk apa aku ada?”.
Jika manusia tidak dapat menjawab pertanyaan itu maka
tiadalah guna dia ada dan hidup, dia lebih baik mati saja.
Sekarang mari kita lihat Alkitab untuk apa Tuhan
menciptakan manusia.
a. Manusia ada untuk memuliakan Allah (Kej 2: 16).
Memuliakan Allah bukan
hanya dibibir saja, atau bukan hanya sebatas memuji-Nya melalui
nyanyian-nyayian dan doa-doa yang sangat indah dan puitis. Atau memuliakan Allah
tidak hanya sebatas melakukan atau menghadiri ritus-ritus keagamaan belaka.
Memuliakan Allah lebih dari itu. Memuliakan Allah berarti mematuhi dan
melakukan segala apa yang diperintahkan Allah (Kej 2: 15 – 16).
Ini dapat digambarkan
seperti hal berikut. Kita memuliakan raja atau orang tua bukan dengan bersikap manis di hadapan mereka
dengan memuja-mujinya, atau bukan bersikap asal
bapak senang, melainkan mengingat, mematuhi, dan melakukan apa yang baik
yang mereka perintahkan. Seorang rakyat memuliakan pemerintah bukan dengan
rajin upacara bendera, atau memuja-muji pemerintah ketika bertatap muka, tetapi
ia memulikan pemerintah ketika ia mematuhi hukum yang berlaku.
Salah satu sifat Allah
adalah Mahabesar (Allahuakhbar). Pada
saat kapankah Allah itu Akhbar
(Mahabesar) dalam kehidupan manusia? Ada orang yang berseru: “Allahuakhbar!’
sembari ia melakukan pengrusakan, penganiayaan, dan bahkan pembunuhan.
Tentu pada peristiwa seperti itu Allah tidak lagi Akhbar, tetapi yang akhbar adalah allah.
Mengapa? Karena dalam
peristiwa itu manusia telah melanggar perintah-Nya di mana ia memerintahklan
untuk saling mengasihi.
b. Manusia ada untuk menata ciptaan Allah (Kej 2: 19-20)
Manusia ada untuk menata
dan merawat alam semesta yang diamanahkan (dipercayakan) kepada manusia.
Pengrusakan lingkungan yang terjadi di mana-mana menunjukkan bahwa manusia
tidak lagi memuliakan Tuhan, dan merupakan pengingkaran akan tugas dan tanggung
jawab manusia sebagai penatalayan (steward)
Allah. Pengrusakan alam semesta dengan sengaja merupakan indikasi bahwa manusia
tidak berguna bagi alam semesta, padahal Allah menciptakan alam semesta supaya
berguna bagi setiap unsur ciptaan. Sebagai pemegang mandat Allah marilah kita
tidak turut merusak alam semesta dengan menjaga kebersihan lingkungan,
mengurangi pemakaian pendingin udara, parfum, mengurangi pemakaian pestisida,
dan rajin merawat serta menanam tanaman.
Dengan demikian hidup kita berguna bukan hanya bagi tanah, udara, air,
tumbuhan dan hewan, tetapi juga berguna bagi orang-orang di sekitar kita. Semua
itu kita lakukan karena kita adalah pelayan Allah yang bertanggung jawab untuk
merawat dan menata alam semesta yang adalah milik Allah.
c. Manusia ada untuk bekerja (Kej 1:26,28;2:5,15)
Tugas dan tanggung jawab
manusia yang tidak kalah penting adalah bekerja dan berkarya bagi Tuhan dengan
mengusahakan alam semesta untuk kesejahtera-annya, kesejahteraan orang-orang di
sekitarnya, dan juga kesejahteraan ciptaan lainnya. Jika manusia diberi kuasa
bekerja dengan mengusahakan tanah (konteks pertanian) atau menaklukkan alam
semesta bukan berarti manusia menguras habis sumberdaya alam tanpa memperdulikan
keseimbangan alam semesta (sebagaimana telah diuraikan pada point b).
Manusia ada untuk
bekerja, jika ada manusia yang tidak mau bekerja sebenarnya ia bukanlah
manusia, dan juga bukan makhluk hidup, karena semua makhluk hidup bekerja
kecuali kalau ia sudah mati. Manusia yang tidak mau bekerja lebih baik ia tidak ada,
atau mati saja, karena ia tidak berguna bagi orang-orang di sekitarnya. Paulus
mengatakan dalam 2 Tes 3 supaya manusia bekerja dan tidak menjadi beban bagi
orang lain, dengan keras Paulus mengatakan bagi mereka yang tidak mau bekerja
janganlah ia makan.
Manusia ada untuk
bekerja bukan berarti manusia diperbudak kerja (workholic). Di negara maju, Jepang misalnya, ada kecenderungan
manusia untuk bekerja dan bekerja tanpa kenal istirahat. Baginya kerja adalah
tujuan hidup, kerja adalah segalagalanya, akibatnya ia tidak perduli bagi
sesamanya. Supaya manusia tidak menjadi budak pekerjaan maka Tuhan Allah
menetapkan satu hari untuk istirahat di mana pada hari tersebut manusia
memusatkan diri untuk bersekutu dengan Tuhan Allah dan dengan umat-Nya.
d. Manusia ada untuk sesamanya (Kej 1:27-28;2:18, 21-24)
Di samping sebagai
makhluk pribadi, Allah menciptakan manusia juga sebagai makhluk sosial.
Laki-laki ada untuk perempuan dan sebaliknya, suami ada untuk isteri dan
anak-anaknya, isteri ada untuk suami dan anak-anaknya, dan anak-anak ada untuk
orang tuanya dan untuk saudara-saudaranya, aku ada untuk orang di sekitarku.
Tentu keberadaan seseorang itu diterima orang-orang di sekitarnya karena
dirinya berarti atau berguna bagi orang
di sekitarnya. Jika ayah tidak berarti bagi isteri dan bagi anaknya, lebih
baiklah si ayah itu tidak ada; jika seorang ibu tidak berarti, lebih baik ia
tidak ada; jika seorang anak tidak berarti bagi orang tua, lebih baik ia tidak
ada; jika aku tidak berarti bagi orang di sekitarku, lebih baik akau tidak ada.
Perlu digarisbawahi, yang menentukan atau menilai hidup ini berarti atau tidak,
bukanlah orang lain, tetapi diri sendiri. Untuk itu setiap orang harus bertanya
pada dirinya: apakah aku berarti bagi orang di sekitarku?
Apakah aku berarti dalam jemaat Tuhan (gereja)?
Apakah aku berarti bagi keluargaku?
Apakah hidupku berarti hari ini bagi orang di sekitarku?
Dengan senantiasa
bertanya pada diri sendiri tentang arti dan makna diri maka kita akan senantiasa berusaha untuk lebih baik bagi diri sendiri
dan bagi orang-orang di sekitar kita. Dan pada akhirnya kita akan tiba pada
satu kesimpulan: hidup ini bermakna bagi orang di sekitar kita jika kita
menjadi pelayan bagi (orang yang bersedia melayani) sesama, sebagaimana Tuhan
Yesus juga telah menjadi pelayan bagi (bersedia melayani) manusia.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa aku adalah ciptaan Allah, yang dimuliakan dengan
menjadikanku sebagai anak-Nya dan menjadi pewaris kerajaan-Nya. Aku juga adalah
pelayan-Nya yang diperlengkapi-Nya dan diutus untuk melayani di dunia ini dan
kelak aku akan kembali pada-Nya.
Sebuah Illustrasi
Dia berkata: “Anak-Ku,
aku memiliki suatu dunia, Aku akan mengutusmu ke sana untuk sesaat. Engkau akan
merindukan rumah Kerajaan, Aku berharap banyak engkau akan kembali. Tetapi Aku
ingin engkau mengunjungi koloni-Ku. Ini bukanlah liburan. Aku memiliki tugas
yang harus kau lakukan. Aku ingin engkau menanamkan keadilan, kebenaran dan
kasih rumah Kerajaan ke dunia. Jangan tertipu, tugas ini bukanlah mudah. Sudah
banyak saudara-saudarimu berada di sana yang telah melupakan-Ku dan melupakan
tugas yang telah Kuberikan kepada mereka. Mereka akan mengatakan kepadamu
tidaklah masalah apa yang kau lakukan. Tetapi ingatlah bahwa hal itu adalah
masalah besar bagi-Ku. Aku mengasihi dunia, jika tidak demikian aku tidak akan
menciptakannya.”
“Ini juga masalah sebab
Aku tak memiliki seseorang lagi untuk diharapkan kecuali engkau. Aku akan mengutus
malaikat-malaikat-Ku ke sana untuk melakukan tugas ini, tetapi Aku terlebih
dahulu mengutus engkau anak-Ku. Jika engkau tidak melakukan keadilan, dunia
tidak akan pernah mengenal keadilan.
Jika engkau tidak melakukan kasih, tak seorang pun akan mengenal kasih. Jika
engkau tidak loyal kepada kebenaran, semuanya akan jadi salah. Aku berharap
padamu. Jika engkau meninggalkan aku, perang, kemelaratan dan kejahatan akan
melanda dunia. Semuanya akan hancur dan runtuh”.
“Engkau tidak boleh lupa
bahwa engkau adalah anak seorang Raja. Engkau adalah pangeran yang terhormat di
alam semesta. Aku, Bapamu, adalah Raja dari segala raja dan Tuhan dari segala
tuhan. Ingatlah itu setiap hari. Jika engkau melupakannya, engkau berada dalam
bahaya. Musuh akan mengalahkanmu. Engkau membawa nama yang agung, yaitu Kristen
(pengikut Kristus). Membiarkan nama itu diinjak-injak adalah rasa malumu yang
sangat dalam; meninggikannya akan menjadi kemuliaanmu”.
“Pekerjaan khususmu yang
akan engkau miliki, bukanlah tujuan-Ku yang terbesar. Engkau mungkin mejadi
seorang petani atau seorang pedagang. Engkau mungkin menjadi seorang guru,
seorang pegawai negeri, atau seorang pendeta di gereja. Pekerjaan apapun yang
kau ikuti, engkau tetap bekerja untukku. Akulah Pemimpinmu yang sesungguhnya.
Pekerjaan atau profesimu ada, tetapi ladang tempatmu bekerja adalah kebun
anggur-Ku. Di kebun anggur tersebut engkau akan bekerja untuk kebenaran.
Janganlah terlalu kuatir dalam mencari ladang tempatmu bekerja. Di manapun
engkau berada, di sana engkau harus bekerja. Di sana, dalam komunitasmu, engkau
harus membawa semangat dan kuasa rumah Kerajaan”.
“Aku tidak akan
membiarkanmu sendiri. Aku akan besertamu hingga akhir zaman. Gerejaku akan
berada di sana, dan gerbang neraka tidak akan menang atasnya. Di dalam gereja-Ku
Aku akan datang kepadamu melalui Firman dan
Sakramen. Kasihi dan gunakanlah keduanya, dan aku akan datang padamu dan
tinggal denganmu”.
“Meskipun engkau tidak
dapat melihat-Ku, engkau dapat berbicara dengan-Ku. Aku akan mendengar.
Serahkanlah penderitaan dan sukacitamu; aku pasti tidak akan pernah bosan
mendengar. Tak masalah bagaimana rumitnya kebutuhanmu, panggil Aku. Apapun yang
baik untukmu, aku akan berikan, dan ketika aku tidak memberikan, percayalah
bahwa Aku mengetahui mana yang terbaik, dan semuanya itu akan berguna untuk
kebaikanmu jika engkau tetap mengasihi-Ku”.
“Semua tidak akan
menyenangkan di dunia ini. Pada masa lalu dosa datang dan membawa penyakit,
penderitaan, dan kematian. Banyak anak yang telah kuutus, telah memberontak
terhadap-Ku. Engkau tak dapat melarikan diri dari penularan pemeberontakan.
Dalam jiwamu, engkau akan berjuang melawan pemberontakan tersebut. Kebingungan
dan kegagalan akan meliputimu. Engkau akan bekerja dengan takut dan gentar.
Tetapi engkau tidak perlu mengalahkan dosa, sebab Aku sendiri telah
mengalahkannya untukmu. Berabad-abad lalu Aku telah memberikan hidup-Ku di
salib untuk kemenangan dan keampunanmu”.
“Bahaya terbesar adalah
jika engkau jatuh cinta pada dunia ini sehingga engkau tidak perduli untuk
kembali ke rumah Kerajaan. Kasihilah dunia sebab dunia adalah milik-Ku, tetapi
jangan kasihi dunia karena dunia rumahmu. Dunia bukanlah rumahmu! Rumahmu ada di sini
di istana-Ku”.
“Suatu hari Aku akan
memanggilmu kembali. Kapan? Aku tidak memberitahumu. Tetapi suatu hari Aku akan
menerimamu di gerbang, yaitu kematian. Jangan takut akan kematian, sebab di
balik kematian ada Kehidupan. Aku akan menuntun dan memimpinmu menyeberangi
kematian, kemudian engkau akan melihat Aku dengan bertatapan muka”.
“Sementara itu, damai sejahtera-Ku besertamu.”
Tugas/ Latihan!
1.
Tanyalah kepada orang di sekitarmu apa dan bagiamana
pendapat mereka tentang siapa diri mereka:
a.
Menurut pemahaman dirinya sendiri
b.
Menurut ajaran agama yang mereka anut.
Tulislah (tulis tangan)
pengenal mereka atas dirinya sendiri (manusia) menurut point a dan b di atas!
2.
Buatlah laporan
ringkas (tulis tangan) apa peranan dan fungsimu sebagai anak di tengah rumah
tangga ayah-bundamu!
II.
ALKITAB
1. Pendahuluan
Orang
tidak dapat percaya kepada Allah jika ia tidak mempercayai Alkitab, karena
dalam Alkitablah Allah memberitahukan tentang Dirinya Sendiri. Allah datang
kepada manusia melalui Alkitab. Abraham Lincoln, mantan Presiden
Amerika, suatu ketika berkata: “Aku percaya, Alkitab adalah pemberian Allah
yang terbaik, yang pernah diberikan kepada manusia. Segala yang baik
dari Penyelamat dunia dikomunikasikan kepada kita melalui Alkitab.”
Dunia
akan selalu mengusik Alkitab dengan berbagai pertanyaan. Perta-nyaan-pertanyaan
tersebut dapat dijawab dengan memuaskan hanya bagi mereka yang ingin mencari
Allah, dan pada saat yang sama Allah mencarinya.
Kita akan membahas
pertanyaan-pertanyaan umum yang mengusik Alkitab.
Dapatkah aku
mempercayai segala sesuatu dengan yakin?
Ya, engkau dapat dengan mempercayai
Alkitab.
Mengapa aku
dapat yakin bahwa Alkitab itu benar?
Karena Alkitab adalah
kitab Allah. Allah telah memberi inspirasi kepada beberapa penulis terbaik,
seperti: St. Agustinus, Martin Luther, John Bunyan, dan yang lainnya; tetapi
buku yang mereka tulis adalah buku mereka. Kita percaya bahwa dengan
beberapa cara yang unik kitab-kitab, seperti kitab Musa, Yesaya, Matius, Paulus,
dan seluruh tulisan yang jumlahnya ada 66 kitab, bukanlah kitab-kitab mereka,
tetapi semuanya adalah kitab Allah (2 Ptr. 1:21).
Apakah semua
manusia percaya bahwa Alkitab itu adalah Firman Allah?
Tidak. Banyak orang
percaya bahwa Alkitab bukanlah kitab Allah, tetapi tak lebih dari cerita-cerita
dongeng. Mereka percaya bahwa Allah tidak pernah berbicara kepada manusia. Semua
hal tentang Dia, kehendak-Nya dan kasih karunia-Nya adalah hanya dugaan atau
sangkaan tentang Dia.
Dapatkah aku
membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Allah?
Tentu dapat, tetapi
hanya untuk dirimu sendiri. Engkau tidak dapat membuktikannya untuk orang lain.
Tetapi ada satu cara untuk membuktikan-Nya, yaitu: engkau harus dengan sungguh-sungguh
melakukan apa yang diperintahkan Alkitab dan percaya pada janji-janji yang ada
dalam Alkitab, kemudian, dengan karunia Allah, engkau akan merasakan bahwa
Alkitab adalah Firman Allah. Roh Kudus akan membuka pintu.
Apa jaminan
bagi kita bahwa Alkitab itu Firman Allah?
1.
Alkitab menyatakannya
sendiri dalam 2 Tim 3: 14-16.
2.
Jaminan janji-janji Allah yang telah dinubuatkan dalam
PL dan
digenapi dalam PB, dan
masih banyak janji-janji Allah yang akan digenapi dalam kehidupan kita.
3.
Alkitab yang terdiri dari 66 kitab memiliki satu kesatuan isi, dan
tidak saling bertentangan.
4.
Selama berabad-abad Alkitab telah menjadi kebutuhan yang sangat penting
bagi individu hingga saat ini. Alkitab telah diterjemahkan ke dalam beribu-ribu
bahasa dan dialek, dan dari tahun ke tahun tetap menjadi best seller dan telah memperbaharui hati dan hidup
manusia.
Dari apa lagi
manusia percaya bahwa Alkitab itu dapat dipercaya?
1.
Beberapa orang percaya
dari seorang manusia, seperti dari pendeta, pastor, suster, ilmuwan, orang yang bijaksana, atau dari pemerintah.
Mereka biasanya disebut orang yang memiliki otoritas.
2.
Beberapa orang percaya
dari penglihatan-penglihatan (visi), pengalam-an, atau dari intuisi. Mereka
percaya dari apa yang telah mereka lihat, rasakan, atau mimpikan. Mereka
biasanya disebut dengan kaum mistisis.
3.
Beberapa orang percaya
dari alasan. Mereka hanya percaya jika mereka dapat mengerti atau masuk akal
mereka. Mereka bisanya disebut dengan kaum rasionalis.
Semuanya itu mungkin
dapat menolong, dan kita harus bersyukur pada Allah karena mereka. Kita harus
mengindahkan pemikiran-pemikiran dan nasihat-nasihat bijak dari orang yang
baik. Kita harus bertumbuh dalam pe-ngalaman dan dan ketajaman spiritual dan kita harus menguji alasan kita percaya kepada Alkitab sebagai suatu pemberian
dari Allah, tetapi semua itu bukanlah otoritas yang telah final, melainkan
dalam Firman Allah yang Kudus kita memperoleh penyataan yang sempurna dari
Kebenaran, dan dalam pusat penyataan ini, kepenuhannya ada dalam diri Yesus
Kristus, Firman yang telah menjadi daging.
Bagaimana jika
Allah belum menyatakan Dirinya Sendiri dalam Alkitab?
Kita akan berada dalam keputusasaan yang dapat digambarkan
seperti: “Hidup dalam lembah yang sangat
dalam berada di antara dingin dan ketandusan yang amat sangat. Kita berteriak
dengan keras, tetapi jawaban hanyalah suara teriakan kita yang bergema.”
Kita percaya lebih dari suara gema; kita percaya pada Firman dari Allah yang
memberi kehidupan, penghiburan, kekuatan, dan terang. Apa yang kita miliki
dalam Alkitab bukanlah bisikan hampa manusia, melainkan Suara Allah.
Tidakkan
kebetulan ke 66 kitab itu disatukan dalam Alkitab?
Bagi orang yang tidak percaya itu kelihatan seperti kebetulan,
tetapi orang percaya melihat dan merasakan tuntunan tangan Allah. Orang tak
percaya karena begitu disulitkan dengan apa yang telah terjadi, sehingga ia
lupa apa yang telah terjadi. Kitab-kitab Alkitab berusaha bertahan dari
kitab-kitab yang lain, kitab-kitab Alkitab berusaha menerima para
pejabat gerejawi. Dan selama berabad-abad hingga kini kitab-kitab itu telah
menjadi sumber pengetahuan, iman, dan kehidupan.
Bagaimanakah
aku dibantu untuk memahami Firman Allah dengan benar?
Pertama-tama harus ada kemauan untuk mematuhi
perintah-perintah-Nya dan percaya akan jani-janji-Nya. Kedua, harus memiliki
kepedulian yang besar untuk menjadi Kristen yang dewasa dengan senantiasa
mempelajari Alkitab yang telah diwarisi selama berabad-abad dan yang telah dipercayai
untuk dipahami. Itulah alasan mengapa kita memakai Katekhismus Martin Luther.
Kita percaya bahwa Katekhismus adalah ringkasan yang sederhana dari
pengajaran-pengajaran yang sangat penting dari Kitab Suci, tetapi Dr. Martin Luther
sendiri menekankan bahwa orang yang akan membaca Alkitab harus mampu dari
dirinya sendiri untuk membaca Firman Allah dalam bahasanya sendiri.
Bahan Bacaan: Yohanes 7: 14-24; 2 Petrus 1:16-21
2. Proses Penulisan
dan Pengkanonan Alkitab
Alkitab yang ada sekarang bukanlah kitab
yang langsung ditulis oleh Allah dan kemudian dijatuhkan dari langit. Alkitab
ditulis oleh manusia yang dikuduskan Allah, yang digerakkan, diilhami dan
dibimbing oleh Roh Kudus. Proses penulisan Alkitab telah melalui proses yang
sangat panjang dan tidak ditulis secara serentak, tetapi ditulis selama
berabad-abad.
Sebelum Alkitab ditulis, perbuatan dan
karya keselamatan Allah telah dilihat dan dirasakan oleh orang-orang percaya.
Peristiwa-peristiwa perbuatan Allah yang mereka lihat dan rasakan diberitakan
dari generasi ke generasi dalam kurun waktu yang relatif lama. Proses
pemberitaan ini disebut dengan oral
tradition. Kemudian setelah orang-orang percaya mengenal tulisan, berita
yang mereka terima dari bapak leluhur akhirnya ditulis di kulit-kulit binatang,
maupun di lembaran-lembaran papirus (tanaman yang banyak tumbuh di tepi su-ngai Nil, yang
dikeringkan dan dijadikan semacam kertas) oleh mereka yang dipilih dan
dibimbing Allah. Namun yang mereka tuliskan bukan hanya oral tradition tetapi juga perbuatan dan karya Allah yang sedang
mereka lihat dan rasakan, dan juga yang akan dilakukan Allah di masa yang akan
datang (nubuat). Penulisan perbuatan dan karya Allah tersebut disebut dengan literature tradition (taradisi tulisan).
PL ditulis dalam bahasa Aram-Ibrani dan PB ditulis dalam bahasa Yunani Koine.
Tentu banyak kitab-kitab,
tulisan-tulisan atau lembaran-lembaran yang telah ditulis, dan bukan hanya yang
ada di Alkitab kita sekarang. Ada kitab-kitab yang diragukan kebenarannya dan
ada juga kitab yang sama sekali bukan berisi firman Allah, tetapi tak lebih
dari kitab yang berisi akal manusia. Karena begitu banyak tulisan-tulisan dan
kitab-kitab yang beredar maka para nabi, para imam, guru-guru dan ahli-ahli kitab berkumpul untuk melakukan penyeleksian kitab-kitab.
Penyeleksian ini disebut dengan proses pengkanonan (kanonisasi, dari kata kanon
yang artinya daftar). PL selesai dikanonkan pada tahun 100 sM, dan PB dikanonkan
pada tahun 200 M. Banyak kitab-kitab, tulisan-tulisan atau lembaran-lembaran
yang tidak masuk kanon (daftar) atau ditolak karena kitab-kitab tersebut
membuat jemaat bingung dan kacau karena karangan-karangan itu seolah-olah
berasal dari para rasul dan jemaat mula-mula, tetapi sebenarnya dari
orang-orang yang imannya kurang murni kepada Tuhan Yesus. Semua kitab-kitab,
tulisan-tulisan atau lembaran-lembaran yang ditolak akhirnya disebut dengan
kitab-kitab apokrif yang artinya palsu, tidak sejati, atau kitab-kitab gadungan.
Orang-orang yang tidak senang dengan
kekristenan umumnya memakai kitab-kitab apokrif untuk menyudutkan Alkitab yang
sejati. Muhammad, sebelum menyebarkan Islam sudah terlebih dahulu membaca,
mendengar dan menerima ajaran-ajaran kekristenan dari orang-orang dan sumber
yang salah, yaitu dari pengguna dan pemakai kitab-kitab apokrif. Salah satu
kitab apokrif yang sering dipakai di kalangan muslim adalah injil Barnabas.
Mereka menganggap injil ini sebagai Injil yang asli, tetapi sebenarnya injil
ini dikarang dan ditulis dalam bahsa Arab tahun 1300-an M di Spanyol oleh
seorang Muslim keturunan Arab yang murtad dari Kristen. Tujuan injil ini adalah
memperlihatkan bahwa Yesus bukanlah Mesias dan sudah meramalkan kedatangan
Muhammad. Penulis injil ini sudah membaca seluruh Alkitab tetapi ia
kecewa karena tak satupun ayat dalam Alkitab menubuatkan akan datangnya
Muhammad. Untuk mengobati rasa kecewanya dan untuk meyakinkan orang Muslim
bahwa Muhammad telah dinubuatkan, dan sekaligus menyudutkan orang
Kristen maka ia menulis injil dan diberi nama injil Barnabas. Nama Barnabas
dicatut untuk semakin meyakinkan pembacanya, tetapi sebenarnya nama injil
tersebut tidak ada hubungannya dengan
Barnabas sahabat Paulus.
3. Kanon Alkitab
A. Perjanjian Lama
Berbeda halnya dengan PL Katolik, Protestan
hanya memiliki 39 kanon PL, sedang Katolik memakai deutrokanonika (kanon yang
kedua), yang bagi Protestan merupakan kitab Apokrif, yaitu kitab: Tobit, Yudit,
Tambahan-tambahan kitab Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh,
Tambahan-tambahan kitab Daniel, I Makabe, dan II Makabe.
Kanon PL Protestan dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok. Penyusunan
urutan atau pengelompokan kitab-kitab PL bukan didasarkan tua atau mudanya
kitab tersebut. Penyusunan dan pengelompokan itu dibuat supaya umat atau
pembaca dapat lebih mudah menghapal urutan kitab-kitab tersebut. Adapun
pengelompokan dan urutan kitab-kitab tersebut adalah sbb.:
1.
Kitab Pentateukh atau sering juga disebut kitab Taurat
terdiri dari lima (penta) kitab, yaitu: Kejadian, Keluaran,
Imamat, Bilangan dan Ulangan.
2.
Kitab Sejarah terdiri dari duabelas kitab, yaitu:
Yosua, Hakim-hakim, Ruth, 1-2 Samuel, 1-2 Raja-raja, 1-2 Tawarikh, Ezra,
Nehemia, dan Ester.
3.
Kitab Puisi terdiri dari 5 kitab, yaitu: Ayub, Mazmur,
Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung.
4.
Kitab Para Nabi terdiri dari 17 kitab, yaitu: Yesaya,
Yeremia, Ratapan Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus,
Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
Kitab
Kejadian (dari kata: jadi,
terjadi atau asal-muasal) berisikan
berita penciptaan, kejatuhan dalam dosa, pemberontakan dan kejahatan manusia,
nubuatan keselamatan (Kej. 3: 15 merupakan nubuatan keselamatan yang pertama),
perjanjian Allah dengan manusia dan dengan para bapak leluhur, pemilihan bapak
leluhur (Abraham, Ishak, dan Yakub), pemilihan bangsa Israel, dan yang terutama
dalam kitab ini adalah rencana karya keselamatan dari Allah.
Kitab
ini dimulai dengan penegasan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta, dan
diakhiri dengan janji bahwa Allah akan tetap memperhatikan umat-Nya. Yang memegang
peranan utama di seluruh buku ini adalah Allah yang menghakimi dan menghukum
barangsiapa yang berbuat salah. Dia pula yang membimbing dan menolong umat-Nya
serta membentuk sejarah mereka. Kitab yang kuno ini ditulis untuk mencatat
kisah tentang iman suatu bangsa dan juga untuk membantu agar iman itu tetap
hidup.
Kitab Keluaran (dari kata: keluar) berisikan penjajahan Mesir atas Israel, keluaran
Isarel dari Mesir (pemilihan Musa), Allah memberikan perintah-perintah,
aturan-aturan dan hukum-hukum yang semuanya itu disebut dengan Hukum Taurat,
juga berisikan pemberontakan umat Israel kepada Allah dan hamba-Nya Musa.
Dalam Kitab ini ada tiga bagian yang penting:
- Pembebasan orang Ibrani dari perbudakan dan perjalanan mereka ke Gunung Sinai.
- Perjanjian Allah dengan umat-Nya di Sinai. Kepada bangsa Israel diberikan hukum-hukum moral, sipil dan keagamaan untuk pedoman hidup.
- Pembuatan tempat beribadat dengan segala peralatannya untuk bangsa Israel; peraturan-peraturan untuk para imam dan cara beribadat kepada Allah.
Kitab ini
terutama mengisahkan apa yang dilakukan Allah pada waktu Ia membebaskan
umat-Nya yang diperbudak, lalu membina mereka menjadi suatu bangsa yang
mempunyai harapan bagi masa depan.
Tokoh
utama dalam Kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih Allah untuk memimpin
umat-Nya keluar dari Mesir. Bagian yang paling terkenal dari buku ini ialah
daftar Sepuluh Perintah dalam Pasal 20.
Kitab Imamat (dari kata: imam) berisi tentang peraturan-peraturan imam yang mengatur
tata cara peribadahan (kehidupan sehari-hari) umat Israel baik dalam ibadah umum, ibadah pribadi, maupun
dalam kehidupan sehari-hari.
Yang menjadi pokok dalam kitab ini ialah kesucian Allah,
dan bagaimana manusia harus hidup dan beribadat supaya tetap mempunyai hubungan
baik dengan TUHAN, Allah Israel.
Petikan yang paling terkenal dari Kitab ini
ialah yang oleh Yesus disebut perintah utama yang kedua, "Cintailah
sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri" (19:18).
Kitab Bilangan (dari kata bilang=hitung) berisi penghitungan atau sensus orang Israel,
peraturan, perintah, hukum kemasyarakatan dan peribadahan, pemberontakan umat
Israel kepada Allah dan hamba-Nya, Musa, serta strategi dan rencana memasuki
Tanah Perjanjian.
Kitab ini adalah kisah tentang suatu bangsa yang
seringkali berkecil hati dan takut
menghadapi kesukaran-kesukaran. Mereka melanggar perintah Allah dan tak mau menurut kepada
Musa yang ditunjuk TUHAN untuk memimpin
mereka. Kitab ini juga merupakan kisah
tentang bagaimana TUHAN dengan setia dan tekun memelihara bangsa-Nya, walaupun mereka itu lemah dan
tidak taat. Juga mengisahkan tentang
Musa, yang kadang-kadang kurang sabar, tetapi tetap melayani TUHAN dan bangsa Israel dengan
tabah.
Kitab Ulangan (dari kata ulang) merupakan pengulangn
kitab Keluaran. Hal itu dilakukan Musa untuk menyegarkan ulang hukum, peraturan
dan perintah Allah dan sekaligus sebagai bagian dari “pidato” pertanggungan
jawab dan perpisahan Musa kepada bangsa Isarel sebelum dia dikubur Allah di
Gunung Nebo.
Ayat-ayat yang paling penting dalam Kitab ini
ialah 6:4-6. Ayat-ayat ini memuat kata-kata yang oleh Yesus disebut hukum yang
terbesar, "Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu: Tunjukkan itu
dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu."
Kitab Josua berisikan perjuangan umat Israel memasuki
tanah Perjanjian yang dipimpin oleh Yosua sebagai pengganti Musa serta
pembagian tanah perjanjian kepada suku-suku Israel (12 suku). Salah satu petikan terkenal dari Kitab ini
ialah, "Ambillah keputusan hari ini
juga kepada siapa kalian mau berbakti ... Tetapi kami -- saya dan keluarga saya -- akan berbakti hanya
kepada TUHAN." (24:15)
Kitab Hakim-hakim berisi sejarah umat Israel ketika telah mendiami tanah Perjanjian.
Setiap suku mendapat tantangan dan serangan dari bangsa-bangsa sekitarnya, dan
untuk memimpin setiap suku, Allah mengangkat dan memilih seorang dari satu-satu
suku untuk menjadi pemimpin atas sukunya dalam menghadang musuh dan melindung umat Israel.
Ajaran utama dari kitab ini
ialah bahwa hanya dengan setia kepada Tuhan, umat Israel dapat bertahan terus;
tetapi bila mereka meninggalkan Tuhan, mereka selalu mendapat kesukaran besar.
Namun dalam masa yang demikian pun Allah selalu bersedia menolong umat-Nya
apabila mereka bertobat dari dosa-dosa mereka dan beribadat kepada Allah.
Kitab
Rut merupakan kisah tentang
Rut yang terjadi di tengah-tengah
zaman kekerasan yang dikisahkan dalam
buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang
wanita Moab yang menikah dengan seorang
Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang
berbangsa Israel itu, dan selalu
beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari
antara sanak saudara mendiang suaminya.
Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut
menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam kitab Hakim-hakim menunjukkan
kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah.
Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada
seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel.
Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Kitab I Samuel berisi sejarah
Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim kepada zaman Raja-raja.
Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga
orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud di
masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan
Saul.
Pokok kitab ini, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam Perjanjian
Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka
kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan dengan jelas dalam pasal 2:30 ketika TUHAN
berkata kepada Imam Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi
yang menghina Aku akan Kuhina."
Dalam kitab ini kita melihat perasaan yang berbeda-beda
mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang TUHAN sendiri sudah dianggap raja
di Israel, tetapi untuk menanggapi permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja
bagi mereka. Hal yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup
di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (2:7-10). Di bawah hukum-hukum Allah,
haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya maupun miskin.
Kitab
II Samuel adalah sambungan
dari Kitab I Samuel. Kitab ini memuat
sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula
atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di
sebelah utara (pasal 5-24). Dalam buku
ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan
mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di
dalam maupun di luar negeri. Daud
digambarkan sebagai orang yang sangat
beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi
ia digambarkan juga sebagai orang yang
dapat bertindak kejam, dan yang tidak segan
melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan
kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi
Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat
Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat
merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra
Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
Kitab I Raja-raja merupakan
lanjutan dari kitab Samuel tentang
sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang dimuat dalam kitab ini dapat dibagi dalam
tiga bagian: (1) Wafatnya Raja Daud dan
pengangkatan Salomo menjadi raja atas
Israel dan Yehuda menggantikan Daud. (2) Pemerintahan Salomo dan hasil-hasil usahanya, khususnya dalam
membangun Rumah TUHAN di Yerusalem. (3)
Bangsa Israel terpecah menjadi kerajaan utara dan kerajaan selatan, dan sejarah raja-raja yang
memerintah kedua kerajaan tersebut
sampai pertengahan abad kesembilan Seb. Masehi.
Di dalam kedua kitab Raja-raja, setiap raja dinilai berdasarkan kesetiaannya
kepada Tuhan; dan keberhasilan bangsa
adalah akibat dari kesetiaan tersebut.
Sebaliknya, penyembahan berhala dan ketidaktaatan mengakibatkan bencana. Berdasarkan penilaian
tersebut raja-raja kerajaan utara
semuanya gagal, sedangkan raja Yehuda ada yang
gagal, ada pula yang tidak.
Yang penting dalam I Raja-raja ialah nabi-nabi Tuhan.
Mereka adalah juru bicara Allah yang berani-berani. Mereka
memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak
meremehkan perintah-perintah Allah. Yang menonjol ialah Elia, dan kisah tentang
pertarungannya dengan imam-imam Baal (pasal 18).
Kitab II Raja-raja melanjutkan sejarah dari kedua kerajaan Israel yang
kisahnya terputus pada akhir buku I Raja-raja. Kitab ini terdiri dari dua
bagian:
- Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan abad kesembilan Seb. Masehi sampai jatuhnya Samaria dan berakhirnya kerajaan utara pada tahun 721 Seb. Masehi.
- Kisah sejarah kerajaan Yehuda mulai dari jatuhnya kerajaan Israel sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar raja Babel pada tahun 586 Seb. Masehi. Kitab ini diakhiri dengan kisah tentang Gedalya, yang menjadi gubernur Yehuda di bawah kekuasaan bangsa Babel, dan tentang dibebaskannya Yoyakhin raja Yehuda dari penjara di Babel.
Bencana-bencana nasional itu terjadi karena raja-raja
serta rakyat Israel dan Yehuda tidak setia kepada TUHAN. Hancurnya Yerusalem
dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel merupakan salah satu titik balik
yang besar dalam sejarah Israel.
Nabi yang menonjol dalam Kitab II Raja-raja ini ialah
Elisa, pengganti Nabi Elia.
Kitab I dan II Tawarikh sebagian besar
berisi kejadian-kejadian yang telah
diceritakan dalam kitab Samuel dan buku Raja-raja. Tetapi di dalam kitab Tawarikh kejadian-kejadian itu
diceritakan dari segi pandangan lain.
Sejarah kerajaan Israel dalam kitab Tawarikh
ditulis dengan dua maksud utama:
- Untuk menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan Yehuda ditimpa kemalangan, namun Allah masih memegang janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yehuda. Penulis yakin mengenai hal itu karena ia ingat akan hal-hal besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap setia menyembah Allah.
- Untuk menguraikan asal mula upacara ibadat di Rumah TUHAN di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat itu. Sekalipun Rumah TUHAN di Yerusalem itu dibangun oleh Salomo, namun di dalam buku Tawarikh ini Daud dikemukakan sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Rumah TUHAN itu dan upacara-upacara ibadatnya.
Kitab II Tawarikh merupakan
lanjutan Kitab I Tawarikh. Kitab ini
mulai dengan kisah pemerintahan Raja Salomo sampai wafatnya. Setelah mengemukakan kisah
pemberontakan suku-suku utara di bawah
pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam, buku ini hanya mengemukakan sejarah Yehuda, yaitu
kerajaan selatan, sampai jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Seb. Masehi.
Kitab Ezra adalah lanjutan dari kitab Tawarikh, dan menggambarkan
keadaan bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di Babel. Setelah sebagian dari
orang-orang buangan itu pulang ke Yerusalem, kehidupan dan ibadat bangsa Yahudi
dipulihkan.
Peristiwa-peristiwa itu disajikan dalam babak-babak
berikut:
- Kelompok pertama orang-orang buangan Yahudi pulang dari Babel ke Yerusalem, sesuai dengan perintah Kores, raja Persia.
- Rumah TUHAN di Yerusalem dibangun kembali dan ditahbiskan, dan ibadat dipulihkan.
- Bertahun-tahun kemudian kelompok Yahudi lain kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Imam Ezra, seorang ahli hukum Allah. Ezra membantu menyusun kembali kehidupan rakyat dalam bidang agama dan sosial, agar dapat melindungi warisan rohani Israel.
Kitab Nehemia
dapat dibagi dalam tiga bagian:
- Kisah perbaikan tembok-tembok Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia yang diangkat menjadi gubernur Yehuda oleh raja Persia. Nehemia juga menjalankan bermacam-macam perubahan dalam bidang sosial dan agama.
- Pembacaan Hukum Allah yang dilakukan oleh Ezra secara khidmat, dan pengakuan dosa oleh umat Israel.
- Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan Nehemia sebagai gubernur Yehuda.
Bagian yang menarik dalam kitab ini ialah kisah yang
menunjukkan betapa Nehemia bergantung kepada Allah dan betapa sering ia berdoa
kepada-Nya.
Kitab Ester mengisahkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di istana raja
Persia, yang biasanya dipakai di musim dingin. Dalam kitab ini yang memegang peran utama ialah Ester,
seorang wanita Yahudi yang patut disebut
pahlawan. Karena cintanya kepada bangsanya maka
dengan gagah berani ia menggagalkan rencana musuh yang hendak membinasakan orang Yahudi. Kitab ini
menerangkan latar belakang dan arti
suatu perayaan Yahudi yang disebut Purim.
Kitab Ayub adalah kisah tentang seorang yang baik budi, ia
mengalami musibah hebat; ia kehilangan semua anaknya dan segala harta bendanya,
lalu dihinggapi penyakit kulit yang menjijikkan. Dalam tiga rangkaian
percakapan yang bersajak, si penulis menggambarkan bagaimana teman-teman Ayub,
dan Ayub sendiri menanggapi malapetaka itu. Pokok yang penting dalam
percakapan-percakapan itu ialah yang menyinggung caranya Allah memper-lakukan
manusia. Pada bagian terakhir, Allah sendiri menyatakan diri-Nya kepada Ayub.
Teman-teman Ayub menjelaskan penderitaan Ayub itu menurut
ajaran agama yang tradisional. Pada sangka mereka, Allah selalu mengganjar
orang yang baik dan menghukum orang yang jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya
dapat berarti bahwa ia telah berbuat dosa. Tetapi bagi Ayub pendapat itu
terlalu dangkal; tidak sepantasnya ia mendapat hukuman yang sekejam itu, sebab
ia seorang yang sangat baik dan jujur. Ia tidak dapat mengerti mengapa Allah
membiarkan orang seperti dirinya mengalami begitu banyak bencana, dan dengan
berani ia menantang Allah. Ayub tidak kehilangan kepercayaannya kepada Allah,
tetapi ia sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh Allah dan supaya
mendapat kembali kehormatannya sebagai orang yang baik.
Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
Ayub, tetapi Allah menanggapi kepercayaan Ayub dengan memberinya banyak contoh
mengenai kuasa dan hikmat-Nya. Contoh-contoh itu dilukiskan dengan puisi.
Kemudian dengan segala rendah hati, Ayub mengakui kebijaksanaan dan keagungan
Allah, lalu menyesali kata-katanya yang keras dan penuh kemarahan itu.
Bagian terakhir dari kisah ini, yang ditulis dengan
bahasa biasa, menuturkan bagaimana Ayub dikembalikan kepada keadaannya semula,
dengan kekayaan yang jauh melebihi kekayaannya sebelum itu. Allah memarahi
teman-teman Ayub karena mereka tidak dapat memahami arti kesengsaraan Ayub.
Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Allah lebih besar daripada
yang telah diajarkan oleh agama yang tradisional itu.
Kitab Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan kitab nyanyian
dan kitab doa. Kitab ini dikarang oleh
berbagai pujangga dalam waktu yang lama
sekali. Nyanyian-nyanyian dan doa-doa ini dikumpulkan oleh orang Israel dan dipakai dalam ibadat
mereka, lalu akhirnya dimasukkan ke
dalam Alkitab.
Sanjak-sanjak keagamaan ini bermacam ragam: ada nyanyian
pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Allah; ada doa mohon pertolongan,
perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun; nyanyian syukur atas berkat
Allah, permohonan supaya musuh dihukum. Doa-doa ini ada yang bersifat pribadi,
ada pula yang bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan
seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan
perasaan seluruh umat Allah.
Mazmur-mazmur dipakai oleh Yesus, dikutip oleh penulis-penulis
Perjanjian Baru, dan menjadi buku ibadat yang sangat dihargai oleh Gereja
Kristen sejak semula.
Kitab Amsal adalah suatu kumpulan ajaran tentang cara hidup yang
baik. Ajaran-ajaran itu diungkapkan dalam bentuk petuah, peribahasa dan pepatah.
Kebanyakan di antaranya menyangkut persoalan-persoalan yang timbul dalam hidup
sehari-hari. Buku ini mulai dengan peringatan ini, "Untuk memperoleh
pengetahuan, orang harus pertama-tama mempunyai rasa hormat dan takut kepada
TUHAN." Selain tentang cara-cara hidup yang baik, buku ini mengajar orang
untuk memakai pikiran sehat dan bersopan santun. Peribahasanya banyak dan
menunjukkan betapa dalamnya pengetahuan guru-guru Israel zaman dahulu mengenai
sikap dan tindakan orang bijaksana dalam keadaan-keadaan tertentu.
Petuah-petuah itu menyangkut berbagai bidang, termasuk hubungan dalam keluarga,
urusan dagang, sopan santun dalam pergaulan, perlunya menguasai diri. Kecuali
itu, kitab ini banyak juga mengemukakan sifat-sifat yang baik, seperti
misalnya: rendah hati, sabar, menghargai orang miskin dan setia kepada kawan.
Kitab
Pengkhotbah berisi buah pikiran dari 'Sang Pemikir'. Ia
merenungkan dalam-dalam betapa
singkatnya hidup manusia ini, yang penuh
pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup itu
sia-sia". Ia tak dapat memahami
tindakan Allah dalam menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian, dinasihatinya orang-orang
untuk bekerja dengan giat, dan untuk
sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati
pemberian-pemberian Allah.
Kebanyakan dari buah pikiran Sang Pemikir itu bernada
sumbang, bahkan putus asa. Tetapi kenyataan bahwa kitab ini termasuk dalam
Alkitab, menunjukkan bahwa iman yang mendasarkan Alkitab cukup luas untuk
mempertimbangkan juga keragu-raguan dan keputusasaan semacam itu. Banyak orang
yang telah membaca kitab ini merasa terhibur, karena mereka seolah-olah melihat
sifat-sifat mereka berdiri di dalam kitab Pengkhotbah ini. Mereka pun sadar
bahwa Alkitab yang mencerminkan pemikiran-pemikiran yang sumbang itu, juga
memberi harapan tentang Allah, harapan yang memberi arti kehidupan yang
sebenarnya.
Kitab
Kidung Agung adalah kumpulan
nyanyian cinta. Sebagian besar berupa
nyanyian bersahut-sahutan antara seorang pria dan seorang wanita. Dalam beberapa terjemahan buku ini
disebut Nyanyian Salomo, karena dalam ayat pertama Salomo disebut
sebagai penciptanya.
Nyanyian-nyanyian ini oleh orang Yahudi sering diartikan
sebagai hubungan antara Allah dan umat-Nya, dan oleh orang Kristen sebagai
hubungan antara Kristus dan Gereja.
Kitab
Yesaya disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di
Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Seluruhnya dapat
dibagi dalam tiga bagian:
- Pasal 1-39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan.
- Pasal 40--55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.
- Pasal 56--66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.
Buku
Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini:
1.
Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan
penguasa-penguasanya
pada masa
pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin,
dan Zedekia.
2.
Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris
Yeremia, termasuk
berbagai nubuatan
dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia.
3.
Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing.
4.
Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan
pembuangan ke Babel.
Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia
sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman
ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh
perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi
nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia
harus menyampaikannya kepada bangsanya.
Yang paling indah dalam kitab ini ialah kata-kata TUHAN
yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu
ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat TUHAN akan mentaati janji itu tanpa
ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati
mereka (31:31-34).
Kitab
Ratapan terdiri dari lima
syair yang meratapi jatuhnya Yerusalem ke
tangan tentara Babel pada tahun 586 Sebelum Masehi, dan kehancuran serta masa pembuangan sesudah itu.
Walaupun kitab ini pada umumnya bernada sedih, namun di dalamnya tampak juga
segi kepercayaan kepada Allah dan harapan akan masa depan yang cerah.
Syair-syair ini digunakan oleh orang Yahudi dalam ibadah mereka pada hari-hari
khusus untuk berpuasa dan berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan
setiap tahun untuk mengenang malapetaka yang menimpa bangsa itu pada tahun 586
Sebelum Masehi.
Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel
tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586
Sebelum Masehi. Pesannya ditujukan
kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan
mereka yang tinggal di Yerusalem. Kitab Yehezkiel dibagi dalam empat bagian yang penting yaitu:
- Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan hancur.
- Pesan dari TUHAN bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa yang menindas dan menyesatkan umat-Nya.
- Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan janji tentang masa depan yang cerah.
- Gambaran Yehezkiel tentang Rumah TUHAN dan bangsa yang diperbaharui.
Yehezkiel adalah orang yang teguh imannya dan hebat daya
khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui
penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan yang merupakan
lambang yang jelas bagi bangsa Israel. Yehezkiel menekankan perlunya
pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya
sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa
Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi perhatian khusus
kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup menurut kehendak TUHAN.
Kitab
Daniel ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat menderita karena
dianiaya dan ditindas oleh seorang raja asing. Si penulis membesarkan hati
bangsanya dengan berbagai cerita dan laporan tentang penglihatan-penglihatan.
Ia memberikan mereka harapan bahwa Allah akan menjatuhkan si penjajah dan
memulihkan kerajaan bagi umat Allah.
Kitab ini berisi dua bagian yang terpenting:
- Kisah tentang Daniel dan beberapa temannya sepembuangan; mereka mengalahkan musuh-musuh mereka hanya karena mereka percaya dan taat kepada Allah. Kisah-kisah itu terjadi di zaman kerajaan Babel dan Persia.
- Sejumlah penglihatan yang dilihat oleh Daniel. Dalam bentuk perlambang, penglihatan-penglihatan itu menggambarkan berkem-bangnya dan jatuhnya berbagai negara berturut-turut mulai dengan Babel. Selain itu, diramalkan juga jatuhnya si penjajah yang tidak mengenal Allah itu, serta kemenangan umat Allah.
Kitab
Hosea. Hosea adalah nabi yang tampil sesudah Nabi Amos. Ia
menyampaikan pesan TUHAN kepada orang-orang di Israel, kerajaan utara, pada
masa yang sulit sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 Sebelum Masehi. Ia
sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka
menyembah berhala dan tidak setia kepada TUHAN. Dengan terus terang Hosea
menggambarkan ketidaksetiaan mereka itu berdasarkan keadaan rumah
tangganya sendiri yang hancur karena
ketidaksetiaan istrinya. Sebagaimana
Gomer, istrinya, tidak setia kepadanya begitu pula umat Allah tidak setia kepada TUHANnya. Karena perbuatan
itu, Israel dihukum. Sekalipun demikian,
kasih TUHAN kepada umat-Nya tidak akan
hilang. Ia akan menerima mereka kembali dan memperbaiki hubungan mereka dengan Dia. Cinta TUHAN itu
dinyatakan dalam kata-kata indah yang
berikut ini, "Hai Israel, tak mungkin
engkau Kubiarkan atau Kutinggalkan! .... Tak tega hati-Ku melakukan hal itu, karena cinta-Ku terlalu
besar bagimu!" (11:8).
Kitab Yoël. Tentang
Nabi Yoël sedikit sekali keterangan yang terkumpul, sehingga tidak jelas dalam
tahun berapa ia hidup. Tetapi nampaknya buku ini ditulis di antara abad kelima
dan keempat Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan Persia. Nabi Yoël
menceritakan tentang datangnya kawanan belalang yang merusakkan segala tumbuhan
dan musim kemarau yang hebat sekali di Palestina. Malapetaka itu diartikan Nabi
Yoël sebagai pertanda datangnya Hari TUHAN, yaitu saat TUHAN menghukum siapa
saja yang melawan kehendak-Nya. Nabi Yoël menyampaikan pesan Allah kepada
bangsa Israel supaya bertobat, dan juga janji Allah untuk memberkati umat-Nya
dan memulihkan kemakmuran-Nya. Satu hal yang penting ialah janji bahwa Allah
akan memberikan roh-Nya kepada setiap orang, baik wanita maupun pria, tua
maupun muda. (Yoël 2:28-32, Kisah Rasul-rasul 2:17-21).
Kitab Amos. Amos adalah nabi pertama
dalam Alkitab yang pesannya dicatat secara terperinci. Ia berasal dari sebuah
kota di Yehuda, tetapi ia berkhotbah kepada orang-orang Israel di kerajaan
utara sekitar pertengahan abad kedelapan Sebelum Masehi. Pada masa itu banyak
orang hidup makmur, ibadah dipentingkan, dan negeri Israel nampaknya damai.
Tapi Amos melihat bahwa yang mengecap kemakmuran hanyalah para hartawan yang
memperkaya diri dengan hasil penindasan dan ketidakadilan terhadap orang
miskin. Orang menjalankan ibadah dengan hati yang tidak tulus, dan keadaan
damai hanya tampak dari luar. Dengan berani dan penuh semangat, Amos
menyampaikan pesan bahwa Allah akan menghukum bangsa Israel. Amos menyerukan
agar keadilan "mengalir seperti air". Ia berkata, "Mungkin TUHAN
akan mengasihani orang-orang yang tersisa dari bangsa Israel" (5:15).
Kitab Obaja. Kitab yang pendek ini ditulis
entah kapan sesudah kota Yerusalem jatuh pada tahun 586 Sebelum Masehi. Edom
musuh bebuyutan bangsa Yehuda, senang sekali; mereka bahkan merampok Yerusalem
dan membantu musuh. Nabi Obaja meramalkan bahwa bangsa Edom akan dihukum dan
ditaklukkan seperti bangsa-bangsa lain yang memusuhi Israel.
Kitab Yunus. Kitab ini berbeda dengan
buku-buku nabi lainnya di Alkitab, karena tidak berisi pesan sang nabi,
melainkan menceritakan pengalaman Nabi Yunus, ketika ia mencoba menghindari
perintah Allah. Allah menyuruh dia pergi ke kota Niniwe, ibukota kerajaan
Asyur, musuh Israel. Tetapi Yunus tidak mau pergi ke kota itu untuk
menyampaikan pesan Allah, karena ia yakin bahwa kalau orang Niniwe berhenti
berbuat dosa, Allah tidak akan menjalankan rencana-Nya untuk menghancurkan kota
itu. Akhirnya, setelah beberapa kejadian yang mengesankan, Yunus mentaati
perintah TUHAN, tetapi kemudian ia mendongkol, karena Niniwe tidak jadi
dihancurkan.
Kitab
Yunus melukiskan
bagaimana Allah berkuasa mutlak atas ciptaan-Nya. Tetapi lebih-lebih, buku ini menggambarkan
Allah Yang Mahapenyayang dan pengampun,
Allah yang lebih suka mengampuni dan
menyelamatkan suatu bangsa daripada menghukum dan menghancurkannya, biarpun bangsa itu musuh umat-Nya
sendiri.
Kitab Mikha. Nabi Mikha, yang hidup
sezaman dengan Yesaya, berasal dari sebuah desa di Yehuda, di kerajaan selatan.
Ia sangat yakin bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang
diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan bahwa Allah
pasti menghukum bangsa Yehuda juga karena mereka kejam dan tidak adil terhadap
sesamanya. Tetapi dalam khotbah Mikha terdapat tanda-tanda yang lebih jelas dan
terang tentang harapan untuk masa depan.
Bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam kitab ini
ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh dunia di bawah pimpinan Allah
(4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan
yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (5:2-4); dan, dalam satu ayat (6:8),
ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu:
"Yang dituntut TUHAN dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu
mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Allah
kita."
Kitab Nahum. Nabi Nahum ditulis untuk memperingati jatuhnya kota
Niniwe, ibukota bangsa Asyur, musuh
bebuyutan Israel. Peristiwa itu terjadi
menjelang akhir abad ketujuh Sebelum Masehi dan dianggap sebagai hukuman Allah atas bangsa yang kejam dan
angkuh itu.
Kitab Habakuk. Nabi Habakuk menyampaikan
pesan-pesannya menjelang akhir abad ketujuh Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan
kerajaan Babel. Ia sangat prihatin melihat kekerasan yang dilakukan oleh bangsa
yang kejam itu, maka ia bertanya kepada TUHAN, "Bagaimana Engkau dapat
tahan melihat orang-orang jahat yang kejam itu? Bukankah Engkau terlalu suci
untuk memandang kejahatan? Bukankah Engkau merasa muak melihat ketidakadilan?
Jadi, mengapa Engkau diam saja ketika orang yang saleh dihancurkan oleh
pendurhaka?" (1:13).
TUHAN menjawab bahwa Ia akan bertindak pada waktu yang
ditentukan-Nya sendiri, dan sementara itu harus diingat bahwa, "Orang yang
jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup
karena kesetiaannya kepada Allah" (2:4).
Bagian yang terakhir dari buku ini berisi ramalan tentang
kehancuran bagi mereka yang tidak taat kepada perintah TUHAN. Dan di dalam
bagian yang terakhir itu diselipkan nyanyian pujian bagi kebesaran Allah. Di
dalam pujian itu tergambar juga iman yang teguh dari sang nabi.
Kitab Zefanya. Zefanya adalah seorang nabi yang menyampaikan pesannya
pada tahun-tahun terakhir dari abad ketujuh Sebelum Masehi, kira-kira dalam
dasawarsa sebelum Raja Yosia mengadakan perbaikan-perbaikan di bidang agama pada tahun 621 Sebelum
Masehi.
Pokok kitab ini senada dengan pokok buku-buku nabi yang
lain, yaitu: ancaman mengenai datangnya hari malapetaka dan kehancuran, sebagai
hukuman atas pemujaan dewa-dewa oleh bangsa Yehuda. Bangsa-bangsa yang lain
juga akan dihukum oleh TUHAN. Tetapi meskipun Yerusalem dihancurkan, akan tiba
saatnya kota itu dibangun kembali dan dihuni oleh orang-orang yang jujur dan
taat kepada TUHAN.
Kitab Hagai adalah kumpulan
pesan-pesan Allah yang disampaikan oleh Nabi
Hagai pada tahun 520 Sebelum Masehi. Pada waktu itu orang Israel telah kembali dari pembuangan di Babel.
Tetapi meskipun mereka telah tinggal
beberapa tahun di Yerusalem, Rumah TUHAN masih saja merupakan puing-puing. Dalam pesan-pesan itu
Allah mendesak para pemimpin bangsa
Israel untuk membangun kembali Rumah TUHAN. Allah juga berjanji akan memberikan kemakmuran dan
kesejahteraan kepada umat Israel yang
telah diperbaharui dan disucikan.
Kitab Zakharia terdiri dari dua
bagian yang berbeda:
- Pasal 1-8 berisi ramalan-ramalan Nabi Zakharia yang diucapkannya antara tahun 520 dan tahun 518 Sebelum Masehi. Ramalan-ramalan itu kebanyakan dinyatakan dalam bentuk penglihatan-penglihatan, dan membicarakan perbaikan Yerusalem, pembangunan kembali Rumah TUHAN, serta penyucian umat Allah. Zakharia meramalkan juga masa kedatangan Raja yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya.
- Pasal 9-14 merupakan kumpulan pesan-pesan yang diucapkan pada masa-masa yang lebih kemudian. Di sini dibicarakan Juruselamat yang akan datang ke dunia, dan penghakiman terakhir.
Kitab Maleakhi ditulis dalam abad kelima Sebelum Masehi,
sesudah Rumah Allah di Yerusalem
dibangun kembali. Kitab ini terutama dimaksudkan untuk mendorong para imam dan rakyat supaya
membaharui kesetiaan mereka kepada
perjanjian dengan TUHAN. Sudah jelas bahwa ada kemerosotan dalam kehidupan dan
cara beribadat umat Allah. Para imam dan rakyat menipu TUHAN: Mereka tidak
memberikan kepada TUHAN apa yang harus mereka persembahkan kepada-Nya dan tidak
hidup sesuai dengan ajaran-Nya.
Tetapi TUHAN akan datang
untuk mengadili dan menyucikan umat-Nya. Ia akan mengirim utusan-Nya untuk
menyiapkan jalan dan mewartakan perjanjian TUHAN.
B. Perjanjian Baru
Katolik dan Protestan memiliki kanon PB
yang sama, yaitu sebanyak 27 kitab, yang dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok. Sama halnya dengan PL, penyusunan urutan atau pengelompokan
kitab-kitab PB bukan didasarkan tua atau mudanya kitab tersebut. Penyusunan dan
pengelompokan itu dibuat supaya umat atau pembaca dapat lebih mudah menghapal
urutan kitab-kitab tersebut.
Adapun pengelompokan dan urutan
kitab-kitab tersebut adalah sbb.:
- Kitab Injil, teridiri dari Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
- Kitab Sejarah: Kisah Para Rasul.
- Surat-surat dari Rasul Paulus terdiri dari 13 surat, yaitu: Roma, 1-2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1-2 Tesalonik, 1-2 Timotius, Titus, Filemon.
- Surat-surat Umum: Ibrani, Yakobus, 1-2 Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas dan Wahyu.
Kata Arab Injil diturunkan dari kata Yunani euaggelion (Latin: evang-elium)
yang artinya kabar baik. Berbeda dengan orang Inggris, mereka menyebut Injil
dengan istilah gospel dari kata godspell yang artinya berita dari
Allah.
Kitab Injil berisikan karya penyelamatan
Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Karya penyelamatan yang dilakukan oleh
Tuhan Yesus diberitakan melalui pelayanan-Nya atas orang-orang berdosa,
orang-orang sakit, orang-orang yang terpinggirkan, orang-orang yang
diperlakukan secara tidak adil. Hadirnya Tuhan Yesus Kristus merupakan hadirnya
Syalom Allah, dan merupakan penggenapan akan janji-janji Allah yang dinubuatkan
para Nabi dalam PL dan itulah kabar baik tersebut.
Kitab Injil ini dibagi dua. Yang pertama
disebut dengan Injil Sinoptik (dari kata: sun=sama;
dan optik=penglihatan, pemandangan),
yaitu: Matius, Markus dan Lukas. Disebut demikian karena ketiga Injil tersebut
memiliki pemandang-an yang sama terhadap diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dilihat
sebagai Allah yang menderita, yang menjadi manusia dan hina. Itu semua
dilakukan Tuhan untuk kebahagiaan, keselamatan dan kemuliaan manusia. Cara
pandang ketiga Injil ini dapat kita lihat dari banyaknya ayat-ayat yang
paralel.
Injil yang kedua adalah Yohanes. Injil
ini memiliki cara pandang yang berbeda dengan Injil Sinoptik. Yohanes
memberitakan Tuhan Allah yang turun dari kemuliaan-Nya dengan penuh kemuliaan
dalam diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak dilihat sebagai Allah yang menderita,
tetapi Tuhan yang penuh kuasa dan kemuliaan, dan dengan penuh kemuliaan juga
Tuhan Yesus Kristus menyelamatkan manusia.
Dari keempat Injil itu urutan masa penulisan
adalah Injil Markus, Matius, Lukas, dan terakhir Yohanes. Markus adalah sumber
utama bagi Matius dan Lukas, kemudian Matius dan Lukas melengkapi berita
pelayanan Tuhan Yesus yang belum dituliskan oleh Markus yang bersumber dari
saksi-saksi hidup dan dari pengalaman mereka sendiri bersama dengan Tuhan Yesus
atau dengan orang-orang yang dekat dengan Tuhan Yesus.
Setelah Injil Sinoptik ditulis maka
Yohanes menulis Injil, tetapi dia menulis kisah-kisah pelayanan Tuhan Yesus
yang belum diberitakan dalam Injil Sinoptik. Itulah sebabnya dalam Injil
Yohanes tidak banyak kita temui ayat-ayat yang paralel dengan Injil Sinoptik.
Injil Matius ditulis oleh Matius, suku Lewi dan pemungut cukai yang menjadi Murid
Yesus (Mat. 9:9). Injil ini memberitakan Yesus Kristus, Sang Immanuel, yang
dinubuatkan para nabi-nabi dalam PL yang ditulis untuk memenangkan orang-orang
Yahudi yang belum menerima dan belum percaya pada Tuhan Yesus. Matius
membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Daud yang telah lama dinanti-nantikan
oleh umat Yahudi. Pembuktian ini dapat kita lihat dari silsilah Tuhan Yesus
Kristus (Mat. 1: 1 – 17) dan kutipan-kutipan nubuatan para nabi dari PL di mana
Matius memakai kata: genap sebanyak 12
kali untuk nubuatan-nubuatan tersebut (Mat. 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17;
12:17; 13:35; 21:4; 13:14; 26:56; 27:9).
Matius hendak menunjukkan bagaimana
nubuatan PL digenapi dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Setiap detail kehidupan
Tuhan Yesus telah dinubuatkan para nabi dan kemudian Matius memberitakan kepada
Yahudi supaya mereka menerima dan percaya bahwa Jesus adalah Mesias.
Hal ini dapat kita lihat dari:
- Perhatian Matius terhadap orang Yahudi sebagai anak sulung di mana kepada merekalah didahulukan kabar baik (Mat. 10:5-6; 15:24) baru kemudian kepada bangsa-bangsa asing (Mat. 28:18-20).
- Sikap Matius terhadap Hukum Taurat yang lebih posiif di mana Yesus Kristus datang bukan untuk menghacurkan Hukum Taurat (Mat. 5:17-20).
- Matius memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah Raja, anak Daud, yang diberi kuasa atas langit dan bumi.
Injil Matius sangat peduli pada
pengajaran Injil dan ini dapat dilihat dari pengajaran-pengajaran yang
disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil ini, yaitu: Khotbah di Bukit (5-7);
Tugas-tugas Pemimpin Kerajaan Sorga (10); Perumpamaan-perumpamaan tentang
Kerajaan Sorga, Kemuliaan dan pengampunan dalam Kerajaan Sorga (18); Kedatangan
Raja/ Akhir zaman (24-25). Dan Matius mengakhiri Injil ini dengan pesan utama
untuk menjadikan semua bangsa murid dan mengajarkan apa yang telah diajarkan
Tuhan Yesus. Tugas membaptis adalah tugas yang harus didahului dengan proses
pemuridan dan pengajaran (discipleship).
Injil Markus ditulis oleh seorang awam yang bernama Yohanes Markus, keponakan
Barnabas (Kol. 4: 10). Dia sudah menjadi pengikut Kristus sejak masih muda
belia dan merupakan saksi mata atas peristiwa penangkapan Tuhan Yesus di taman
Getsemane (Mrk. 14: 52). Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga Markus turut bersama
Paulus dalam memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi (Kis. 12: 25; 13:
5). Injil ini ditulis dan ditujukan kepada kaum awam yang berlatar belakang
non-Yahudi. Itulah sebabnya Injil ini ditulis dengan bahasa yang sederhana,
pendek-pendek, dan mudah dimengerti. Injil ini tidak memuat berita kelahiran
Tuhan Yesus, tetapi dimulai dengan kisah Yohanes Pembaptis. Bagi Markus kunci
untuk memahami siapa Yesus adalah dari peristiwa penyaliban dan kebangkitan
Tuhan Yesus.
Injil Lukas ditulis oleh Lukas yang
merupakan murid dan teman sekerja Paulus (Kol. 4: 14; 2 Tim. 4: 11; Flm. 24). Injil
ini ditulis untuk memenangkan dan memberitakan Kristus kepada seorang pejabat
Kerajaan Romawi yang bernama Teophilus (Luk. 1: 1). Latar belakang Lukas yang
ahli dalam empat bidang, yaitu: medis (tabib), sejarah, teologi, dan publistik
(wartawan), sangat mempengaruhi dalam penulisan Injil ini. Lukas sangat memberi
perhatian kepada orang atau masyarakat yang terpinggirkan (marginal) dan
terbuang, khususnya kepada perempuan dan
orang-orang miskin. Injil Lukas ditulis de-ngan sangat sistematis yang dimulai
dengan berita kelahiran Yohanes dan Yesus. Hanya Lukaslah yang memberitakan
peristiwa kelahiran Tuhan Yesus secara lengkap, pelayanan-Nya, dan
keberadaan-Nya saat usia duabelas tahun. Perumpamaan yang terkenal: orang
Samaria yang baik hati, anak yang hilang, orang kaya dan Lazarus, hanya ditemukan
dalam Injil ini.
Injil Lukas merupakan bagian pertama dan
masih bersambung, hal ini dapat dilihat dari bagian akhir Injil ini yang belum
memiliki bagian penutup sebagaimana Markus dan Matius, tetapi masih bersambung
(Lihat Luk. 24: 53 bnd. Mat. 28: 19-29).
Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes murid Yesus yang ditujukan kepada orang-orang
Yunani dan yang juga ahli-ahli filsafat. Itu sebabnya bahasa Injil indah dan
merupakan bahsa filsafat. Injil Yohanes ini merupakan refleksi yang dalam atas
Yesus Anak Allah. Dalam Injil ini kita tidak menemukan Tuhan Yesus yang
menderita atau yang hina, tetapi Yesus yang Mulia dan penuh Kuasa atas langit
dan bumi. Yesus yang Mulia dan penuh Kuasa dapat kita lihat dari berbagai
kejadian yang menakjubkan atau yang kita sebut dengan muzizat. Pernyataan Yesus
Ego eimi (I am; Aku ada) menunjukkan bahwa Yesus adalah JHWH. Ini
mengingatkan kita akan JHWH yang
memperkenalkan Diri-Nya dengan Ehye asyer
Ehye (I am who I am = Aku ada
yang Aku ada. Kel. 3: 14).
Kisah Para Rasul merupakan jilid II dari karya Lukas atau merupakan sambungan dari Injil
Lukas. Sebagaimana dengan Injil Lukas, Kisah Para Rasul ditulis dan ditujukan
untuk Teophilus. Jika Injil Lukas kita sebut dengan kisah dan pelayanan Tuhan
Yesus ketika berada di dunia ini maka Kisah Para Rasul adalah kisah dan
pelayanan para murid-murid (Rasul-rasul) Tuhan Yesus, khususnya Rasul Paulus, pasca naiknya Tuhan Yesus Kristus dan pasca turunnya
Roh Kudus atas murid-murid di Yerusalem. Lukas hendak memberitakan dan
menginformasikan bahwa pengikut Kristus (Kristen) dan ajaran Kristus yang
diberitakan para rasul bukanlah ancaman bagi pemerintah yang pada waktu itu
berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi melainkan membawa damai dan kabar
baik bagi setiap insan.
Surat-surat Rasul Paulus yang berjumlah tigabelas surat ditulis sebagai jawaban atas persoalan dan pergumulan yang
dihadapi jemaat mula-mula. Surat yang pertama ditulis Paulus, yang juga
merupakan kitab yang tertua dari seluruh PB, adalah I Tesalonika dan surat yang
terakhir ditulis adalah kitab Roma. Kitab Roma merupakan kompilasi dari
keduabelas surat Paulus yang ditulis dalam keadaan dan suasana yang tenang. Itu
sebabnya Surat Roma lebih panjang, lebih sistematis, dan bahasanya lebih
teratur.
Adapun persoalan dan pergumulan yang
dihadapi jemaat-jemaat yang dilayani oleh Paulus adalah masalah kedatangan
Kristus (parousia), masalah hubungan
hukum dan Injil, hubungan orang-orang Kristen yang berlatar belakang non-Yahudi
dengan yang berlatar belakang Yahudi, masalah gender (hubungan laki-laki dengan
perempuan), masalah penatalayanan jemaat (organisasi gereja), pembenaran,
penebusan, pengampunan dan keselamatan, hubungan antara tuan dengan hamba,
etika hidup orang Kristen (hidup dalam masyarakat dan dalam negara).
Surat Roma.
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mem-persiapkan
mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan
bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan
bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk
menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang
praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam
jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka,
Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah me-nunjukkan
bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya
ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang -
baik Yahudi maupun bukan Yahudi - perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah,
sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan
Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian
Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu
dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan
Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh
Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 Paulus
menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam
kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan
bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus
menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam
rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus
Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus.
Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang
Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan
dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut
ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang
Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus
menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Surat
Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ditulis untuk membahas persoalan-persoalan
yang timbul di dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu.
Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen.
Pada waktu itu Korintus adalah sebuah kota Yunani, ibukota provinsi Akhaya yang
termasuk wilayah pemerintahan Roma. Kota ini, yang penduduknya terdiri dari
banyak macam bangsa, terkenal karena kemajuannya dalam perdagangan,
kebudayaannya yang tinggi, tetapi juga karena keadaan susilanya yang rendah dan
karena adanya bermacam-macam agama di situ.
Yang terutama menjadi pikiran Rasul Paulus ialah
persoalan tentang perpecahan dan kebejatan di dalam jemaat, dan tentang
persoalan-persoalan seks dan perkawinan, persoalan hati nurani, tata tertib
dalam jemaat, karunia-karunia Roh Allah, dan tentang bangkitnya orang mati.
Dengan pandangan yang dalam, Paulus menunjukkan bagaimana Kabar Baik dari Allah
itu menyoroti persoalan-persoalan tersebut.
Pasal 13 melukiskan ciri-ciri kasih yang sejati. Pasal
ini mungkin merupakan pasal yang paling terkenal di antara semua pasal lainnya
di buku ini.
Surat
Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus ditulis pada masa yang sulit dalam hubungan
Paulus dengan jemaat itu. Ada anggota-anggota dari jemaat itu yang rupanya
telah menyerang Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan bahwa ia ingin
sekali berbaik. Ia memperlihatkan kegembiraannya ketika hal itu terjadi.
Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan
tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Ia menjelaskan di situ mengapa
ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang dilakukan
oleh jemaat itu. Setelah mengemukakan hal itu, ia selanjutnya menyatakan
kegembiraannya bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan
dan kerukunan. Kemudian ia mengajak supaya jemaat itu mengumpulkan sumbangan
untuk menolong orang-orang Kristen yang hidup berkekurangan di Yudea. Pada
pasal-pasal terakhir Paulus mengemukakan pembelaan dirinya mengenai
kedudukannya sebagai rasul terhadap beberapa orang di Korintus yang menganggap
diri sendiri rasul sejati, dan menuduh Paulus sebagai rasul palsu.
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan
diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk
menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi.
Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya
satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada
Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik
kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat
di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa
untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama
Yahudi.
Surat
Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong
orang-orang yang telah disesatkan oleh
ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan
mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul
Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari
Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa
tugasnya ditujukan terutama sekali kepada
orang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan
Allah menjadi baik kembali hanya melalui
percaya kepada Allah (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (5-6),
Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena
ia percaya kepada Kristus, akan dengan
sendirinya menyebabkan orang itu
melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Surat
Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan
Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik
yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini
merupakan juga seruan kepada umat Allah
supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat
manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan
bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan
bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus
Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana
janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada
para pembacanya supaya mereka hidup
rukun agar kesatuan mereka sebagai umat
yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu
karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah
seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan
yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus
sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah
melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya
menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada
Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi
pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Surat Filipi. Jemaat
di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak
di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma.
Surat Paulus Kepada Jemaat di Filipi
ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja
Kristen yang menentangnya. Juga karena
di dalam jemaat di Filipi itu ada
orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada
gembira dan penuh harapan. Apa sebabnya
demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus
percaya sekali kepada Kristus.
Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau
mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah
diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan
ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah
dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati
seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri
sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Allah sajalah, Allah
membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan
karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam
hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan
sejahtera yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan
Kristus.
Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan,
keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan
percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen.
Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi
itu.
Surat Kolose. Kolose
adalah sebuah kota di Asia Kecil, sebelah timur kota Efesus. Bukan Paulus yang
mendirikan jemaat di Kolose ini, tetapi ketika ia mengutus pekerja-pekerja dari
Efesus, ibukota sebuah provinsi Roma di Asia Kecil, ia merasa bertanggung jawab
juga atas jemaat di Kolose itu. Paulus sudah menerima berita bahwa di dalam
jemaat itu ada guru-guru yang mengajar ajaran-ajaran yang salah. Guru-guru itu
berkeras bahwa untuk mengenal Allah dan diselamatkan dengan sempurna, orang harus
menyembah "roh-roh yang menguasai dan memerintah semesta alam". Di
samping itu, kata guru-guru itu, orang haruslah pula taat menjalankan
peraturan-peraturan sunat, pantangan dan lain sebagainya.
Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose ini ditulis untuk mengemukakan ajaran Kristen
yang benar dan menentang ajaran-ajaran
salah yang diajarkan oleh guru-guru palsu
itu. Inti sari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus sanggup memberi keselamatan yang sempurna dan bahwa
ajaran-ajaran yang lainnya itu hanya
menjauhkan orang dari Kristus. Melalui Kristus,
Allah menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Allah menyelamatkannya. Hanyalah melalui bersatu
dengan Kristus, dunia mempunyai harapan
untuk diselamatkan. Selanjutnya Paulus
menguraikan hubungan antara ajaran yang agung itu dengan kehidupan orang Kristen.
Perlu dikemukakan di sini bahwa Tikhikus - yang membawa
surat ini ke Kolose dari Paulus - ditemani oleh Onesimus, hamba yang disuruh
oleh Paulus untuk kembali kepada tuannya, yaitu Filemon, seorang anggota jemaat
di Kolose.
Surat 1
Tesalonika.
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat
di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi
tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai
menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang
bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah
Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di
Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan
jemaat di Tesalonika.
Jadi, Surat Paulus
Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika
ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus
bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia
mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di
tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab
pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya.
Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang
itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan
datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil
menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.
Kebingungan mengenai kedatangan Kristus yang kedua
kalinya masih terus menimbulkan persoalan-persoalan di dalam jemaat di
Tesalonika. Surat Paulus Yang Kedua
Kepada Jemaat di Tesalonika ditulis untuk membereskan persoalan itu. Mereka
berpendapat bahwa saat Kristus datang
untuk kedua kalinya sudah tiba. Pendapat
itu salah, kata Paulus. Sebab, sebelum Kristus kembali ke dunia, kekejaman dan kejahatan di dunia
akan memuncak dahulu di bawah pimpinan
seseorang yang dikenal sebagai "Manusia
Jahat" dan yang akan menentang Kristus.
Surat 2
Tesalonika.
Paulus menekankan kepada para pembacanya bahwa mereka perlu sekali bertahan
dalam kepercayaan mereka kepada Kristus sekalipun hidup mereka sukar dan mereka
harus menderita. Paulus menasihatkan supaya mereka masing-masing bekerja untuk
nafkah mereka, sama seperti Paulus dan rekan-rekannya. Juga supaya mereka tekun
berbuat baik.
Surat 1 Timotius.
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah
menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang
Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat
Paulus Yang Pertama Kepada Timotius, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap
ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan
campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa
semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai
pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan-peraturan seperti
misalnya peraturan tidak boleh kawin,
pantang makanan-makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai
pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang
yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat.
Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat
menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya
terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
Surat
Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi
kepada Timotius sebagai teman sekerja
dan pembantu yang masih muda. Inti
nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya terus setia menyebarkan
berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta
berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran
tentang Kabar Baik dari Allah; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar
Baik dari Allah, sekalipun menghadapi
penderitaan dan pertentangan.
Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur
dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan
seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya.
Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya
mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus,
kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam
penganiayaan.
Surat kepada
Titus.
Titus adalah seorang bukan Yahudi yang sudah masuk agama Kristen lalu
menjadi teman sekerja dan pembantu Paulus dalam pekerjaannya. Surat ini
ditujukan kepada Titus yang pada waktu itu berada di Kreta karena telah
ditinggalkan di sana oleh Paulus untuk mengurus jemaat di sana. Ada tiga hal
yang dikemukakan di dalam surat ini.
Pertama, Titus diingatkan mengenai sifat-sifat orang yang
boleh menjadi pemimpin jemaat. Hal itu dikemukakan terutama karena kelakuan
orang-orang di Kreta banyak yang jahat.
Kedua, Titus dinasihati mengenai bagaimana seharusnya ia
mengajar setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat itu, yaitu golongan
laki-laki dan wanita yang sudah tua (yang seharusnya mengajar pula orang-orang
yang lebih muda dari mereka), golongan orang-orang muda, dan golongan
hamba-hamba.
Akhirnya Titus diajar mengenai bagaimana seharusnya
kelakuan orang Kristen. Yang paling penting ialah bahwa orang Kristen harus
peramah dan suka damai, jangan membenci orang, jangan suka bertengkar atau
menimbulkan perpecahan.
Surat kepada
Filemon.
Filemon adalah seorang Kristen terkemuka yang rupanya menjadi anggota
jemaat di Kolose. Ia memiliki seorang hamba yang bernama Onesimus. Hamba itu
telah lari dari Filemon, tuannya itu, kemudian entah bagaimana telah berkenalan
dengan Paulus ketika Paulus berada di dalam penjara. Dengan bimbingan Paulus,
Onesimus menjadi orang Kristen.
Surat Paulus Kepada Filemon merupakan permohonan Paulus
supaya Filemon mau berdamai dengan
Onesimus, hambanya itu, yang sedang disuruh pulang oleh Paulus. Paulus minta supaya Filemon sudi
menerima kembali Onesimus bukan hanya
sebagai hamba yang sudah dimaafkan, tetapi
juga sebagai sesama orang Kristen.
Surat-surat Umum juga ditulis oleh para rasul sebagai jawaban atas persoalan dan
pergumulan yang dihadapi jemaat Kristen mula-mula. Disebut sebagai surat umum
karena surat ini tidak ditujukan kepada satu jemaat atau kepada perorangan,
sebagaimana surat-surat dari Paulus, tetapi kepada beberapa atau seluruh
jemaat.
Surat Ibrani ditulis oleh orang yang tidak dikenal
dan dikirim kepada jemaat Kristen yang berlatar belakang Yahudi. Surat ini
menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Agung/ Besar yang sejati, yang
menjadi mediator antara manusia dengan Allah bukan dengan korban domba
sebagaiamana dilakukan Imam Agung dalam PL, tetapi dengan menjadikan Diri-Nya
sebagai korban untuk keselamatan manusia untuk selamanya. Surat
Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang Kristen, yang karena
terus-menerus mengalami tekanan, mungkin akan murtad dari kepercayaan mereka
kepada Kristus. Penulis surat ini berusaha mendorong mereka supaya tetap
percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Allah
yang sempurna. Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini. Pertama, Yesus
adalah Anak Allah - Anak yang kekal. Anak Allah itu menunjukkan ketaatan-Nya
kepada Bapa melalui ketabahan-Nya untuk menderita. Sebagai Anak Allah, Yesus
lebih tinggi dari nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari
malaikat atau Musa sendiri. Kedua, Allah telah menyatakan Yesus sebagai imam
abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama. Ketiga,
dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa
dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada
manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara-upacara
persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi.
Upacara-upacara itu hanya dapat memberikan gambaran dari keselamatan sejati itu
saja, lain tidak.
Dengan mengemukakan contoh-contoh iman dari tokoh-tokoh
terkenal dalam sejarah Israel (pasal 11), penulis surat ini menganjurkan para
pembacanya supaya tetap setia. Di dalam pasal 12 ia mendorong mereka supaya
terus setia sampai akhir, dengan hanya melihat pada Yesus. Ia mendorong mereka
juga supaya tabah menderita dan tabah menanggung tekanan-tekanan dan
penganiayaan terhadap diri mereka. Surat ini diakhiri dengan nasihat dan
peringatan.
Surat
Yakobus ditulis oleh Yakobus
saudara Tuhan Yesus untuk mengingatkan jemaat yang telah salah memahami
surat–surat Paulus di mana Paulus mengatakan bahwa manusia dibenarkan karena
anugerah, iman, firman Tuhan dan karena Kristus bukan karena kepatuhan,
perbuatan baik atau bukan melakukan hukum Taurat. Jemaat salah memahami bahwa hukum dan
perbuatan baik tidak lagi perlu. Yakobus mengingatkan bahwa iman tanpa
perbuatan pada dasarnya adalah mati. Iman yang benar adalah jika iman itu
diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari melalui perilaku yang baik sebagaimana
telah diajarkan Kritus Yesus. Iman yang disertai dengan perilaku yang baik
merupakan tanda kesetiaan (keberimanan) kepada Tuhan Yesus.
Surat Yakobus ditujukan kepada "semua umat Allah
yang tersebar di seluruh dunia". Dengan memakai berbagai peribahasa,
Yakobus memberikan di dalam suratnya ini sejumlah petunjuk dan nasihat yang
praktis untuk orang Kristen mengenai kelakuan dan perbuatan Kristen. Dari
pandangan Kristen ia menguraikan berbagai pokok seperti misalnya kekayaan dan
kemiskinan, godaan, kelakuan yang baik, prasangka, iman dan perbuatan,
ucapan-ucapan mulut, kebijaksanaan, pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan
hati, hal menyalahkan orang lain, membual, kesabaran, dan doa.
Surat ini menekankan bahwa dalam menjalankan agama
Kristen, iman harus disertai perbuatan.
Surat 1 Petrus ditulis untuk memberi semangat dan
mendorong perkembangan jemaat di Asia Kecil yang mendapat penganiayaan dan
diperlakukan tidak adil dalam masyarakat (menjadi warga negara kelas dua). Inti
dari surat ini adalah pengharapan pada Kristus, khususnya ketika orang percaya
mengalami kesulitan. Pengharapan dalam Kristus diwujudnyatakan dengan
berperilaku baik yang berbeda dari orang-orang di sekiatrnya. Hanya dengan
demikian kita dapat hidup dan diterima dalam masyarakat yang membenci kita.
Surat Petrus Yang Pertama
ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian
utara Asia Kecil. Mereka disebut "umat pilihan Allah". Maksud utama
surat ini ialah untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami
tekanan dan penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan
para pembacanya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan
harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah mati, hidup kembali dan berjanji
akan datang lagi. Atas dasar itu mereka hendaknya rela dan tahan menderita,
sambil menyadari bahwa penderitaan mereka merupakan ujian apakah mereka
betul-betul percaya kepada Kristus. Juga mereka harus yakin bahwa mereka akan
dibalas oleh Tuhan pada saat Yesus Kristus kembali.
Di samping menguatkan iman para pembacanya yang sedang
dalam kesukaran itu, Petrus meminta supaya mereka hidup sebagai
pengikut-pengikut Kristus.
Surat 2 Petrus merupakan refleksi atas iman jemaat mula-mula atas kedatangan kembali
Tuhan Yesus. Orang percaya harus hidup dalam iman dan senantiasa berpengharapan
akan kedatangan Tuhan Yesus kembali.
Surat Petrus Yang Kedua
ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang
pekerjaan guru-guru yang mengajarkan
hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas
perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu.
Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus berpegang kepada ajaran
yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang
disampaikan oleh orang-orang yang telah
menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar.
Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah
orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua
kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat
karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang
bertobat dari dosa-dosanya".
Surat 1 Yohanes mengingatkan orang percaya untuk tetap berada dalam kesetiaan yang mendasar. Kitab ini juga melawan ajaran-ajaran sesat yang mengatakan bahwa
Yesus hanyalah manusia biasa. Yohanes juga mengatakan bahwa orang yang telah
memperoleh keselamatan yang kekal, yang telah memperoleh kebaikan dan kasih
Allah wajib melakukan kasih dan kebaikan kepada semua manusia.
Surat 1 Yohanes ditulis
dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup
bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus
Kristus.
Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti
ajaran-ajaran salah yang dapat merusak
kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan
bahwa apa saja yang bersentuhan dengan
dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus
Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu
berkata bahwa diselamatkan berarti
dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di
dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai
kesusilaan atau kasih terhadap sesama
manusia.
Pertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini
mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi
manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus
serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain.
Surat 2 Yohanes ditulis kepada jemaat supaya jemaat menekankan dan melakukan perintah
kasih. Surat ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" kepada
"Ibu yang dipilih oleh Allah"
dan kepada anak-anaknya yang dicintai.
Mungkin yang dimaksud dengan "Ibu dan anak-anaknya" ialah sebuah jemaat dan anggota-anggotanya.
Dalam suratnya yang pendek ini penulis surat ini meminta
dua hal kepada pembacanya. Pertama, supaya mereka mengasihi satu sama lain.
Kedua, supaya mereka waspada terhadap guru-guru palsu dan ajaran-ajaran
guru-guru itu.
Surat 3 Yohanes merupakan peringatan pada pemimpin jemaat supaya waspada terhadap
guru-guru palsu. Surat ini ditulis oleh seorang "pemimpin
jemaat" kepada seorang pemuka
jemaat yang bernama Gayus. Penulis surat ini memuji Gayus karena bantuannya kepada orang-orang Kristen
lainnya. Ia juga memperingatkan Gayus
terhadap seorang laki-laki bernama
Diotrefes.
Surat
Yudas ditulis untuk
mengingatkan orang percaya supaya mewaspadai ajaran sesat dari guru-guru palsu
yang berasal dari dalam jemaat yang menyangkal Tuhan Yesus sebagai penguasa dan
Tuhan kita, dan yang juga menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk
memuaskan hawa nafsunya.
Surat Yudas ini ditulis untuk memperingatkan para
pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya
Kristen. Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus
yang kedua, penulisnya memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus
berjuang untuk iman.
Kitab Wahyu merupakan kitab yang ditulis denggan menggunakan bahasa simbol, baik
simbol bangsa, angka, tanda, dan gambar. Kitab ini ditulis ketika orang percaya
mendapat siksaan hebat dari pengusa, dan merupakan peperangan antara kebaikan
dengan kejahatan, yaitu antara Kristus dan jemaatnya dengan setan/iblis dan
para pengikutnya. Bahasa simbol digunakan untuk memberi semangat dan
penghiburan kepada orang percaya supaya tetap teguh dan setia kepada Kristus,
karena hanya dengan demikianlah orang percaya dapat memperoleh kemenangan akhir
yang diperoleh Kristus. Kitab ini memberitakan peristiwa yang telah terjadi (past), persitiwa yang sedang terjadi (present), dan peristiwa yang akan terjad
(future).
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang
Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan.
Maksud utama penulisnya ialah untuk memberi harapan serta semangat kepada para
pembacanya, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu
dianiaya dan ditekan.
Isi buku ini sebagian besar terdiri dari beberapa
rangkaian wahyu dan penglihatan yang dikemukakan dengan memakai bahasa
perlambang yang dapat difahami artinya oleh orang-orang Kristen zaman itu,
tetapi sulit dimengerti oleh orang-orang lain. Pokok pikiran yang dikemukakan
dalam buku ini diulang-ulangi dalam bermacam-macam cara melalui berbagai-bagai
rangkaian penglihatan. Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai
tafsiran yang terperinci tentang isi buku ini, namun inti sari pokok pikirannya
jelas, yaitu bahwa melalui Kristus, Allah akhirnya akan mengalahkan semua
musuh-Nya, termasuk Iblis. Dan apabila kemenangan itu sudah tercapai, Allah
akan memberikan surga yang baru dan bumi yang baru sebagai hadiah kepada
umat-Nya yang setia.
4. Fungsi Alkitab
Dalam perjalanan sejarah manusia,
Alkitab senantiasa memperoleh kritikan dan gugatan dari manusia, yaitu mereka
yang meragukan kebenaran Alkitab. Mereka yang meragukan tersebut ada yang
berasal dari dalam kekristenan dan ada
yang berasal dari luar kekristenan (misalnya agama Islam, para pemikir dan
intelektual yang mengandalkan akal manusia). Di antara tokoh-tokoh yang meragukan,
mengkritik dan menghujat Alkitab a.l.: Muhammad (ia memakai kitab apokrif dan dongeng-dongeng tua sebagai sumber untuk
penulisan al-Quran), Galileo Galilei (menguji Alkitab dengan ilmu pengetahuan),
Voltaire, Thomas Hobbes, Charles Darwin, Karl Marx, Lenin, Fredrich Nietzsche,
Thomas Jefferson (presiden Amerika yang memotong bagian-bagian Alkitab yang
bernada supernatural), John Lenon, dan kaum fellows
(terdiri dari ahli-ahli teologi di Amerika Utara yang berdiri sejak tahun 1985)
yang berusaha mengubah seluruh isi Alkitab dan menggugat Tuhan Yesus yang
diberitakan Alkitab.
Sebagaimana dinubuatkan oleh Tuhan
Yesus, Paulus, Petrus, 1,3 Yohanes,
Yudas dan Wahyu, para pengolok, pengkritik, dan penggugat Alkitab tidak
akan pernah habis hingga akhir zaman.
Namun demikian Sejarah juga membuktikan
bahwa Alkitab telah membaharui hidup berjuta-juta manusia dan bangsa-bangsa dan
benua. Eropa mengalami kemajuan yang berarti setelah Martin Luther
menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, dan diikuti terjemahan lainnya.
Eropa mengalami kemajuan karena etika protestantisme-nya Martin Luther.
Demikian juga halnya dengan benua Amerika, Australia dan Afrika Tengah dan
Selatan. Secara khusus bangsa Batak mengalami kemajuan yang sangat berarti
setelah nenek moyang kita menerima Kristus yang diberitkan para penginjil di
Tanah Batak.
Membaca dan mengimani Alkitab akan
memberi manfaat bagi kehidupan manusia karena dengan Alkitab:
- Manusia akan tahu dan mengenal hakikat Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus (Yoh. 17: 13).
- Manusia mengenal jalan keselamatan melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
- Manusia dituntun ke dalam jalan kebenaran (2 Tim. 3: 15-17).
- Manusia mengetahui jalan hidup yang baik (Ams. 3: 4-7).
- Manusia akan memperoleh hikmat dan pengetahuan karena Firman Allah adalah awal dari hikmat dan pengetahuan (Ams. 1:7; 9:10; Mzm. 111:10; Ayb. 28:28).
TUGAS:
- Menghapal Urutan kitab-kitab Alkitab
- Menyebutkan pengklasifikasian kitab-kitab Alkitab
- Memberitakan ulang pokok-pokok tiap-tiap kitab Alkitab.
III. HUKUM DAN
INJIL
1. Pendahuluan
Alkitab dibagi
dalam dua bagian, PL 39 kitab dan PB 27 kitab, semuanya ada 66 kitab. Dalam
setiap kitab selalu ada Hukum dan juga Injil. Jika ada orang yang mengetahui
mengapa Allah memberikan Hukum dan Injil maka orang itu memiliki pengetahuan
Kristen. Pada sisi lain, jika orang mengetahui ke 66 kitab dalam hati, dan tidak
mengetahui perbedaan antara Hukum dan Injil, maka ia tidak memiliki Pengetahun
Kristen.
2. Hukum dan Injil
Hukum dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang mengatur tata kehidupan manusia atau
masyarakat dengan tujuan untuk menciptakan keteraturan dan hubungan yang baik
antar unsur-unsur yang ada dalam masyarakat tersebut. Pelanggaran atau tidak
melakukan hukum akan mendatangkan ketidakteraturan dan ketidaktenteraman hidup,
baik hidup pribadi maupun hidup bersama (sosial). Dalam PL yang disebut dengan
Hukum Taurat terdiri dari dua bagian, yaitu Hukum atau Peraturan, dan Perintah.
Hukum atau peraturan adalah segala hal yang mengatur tata cara hidup baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam peribadahan. Hukum ditulis dengan kalimat
yang panjang dan mengandung unsur sebab-akibat atau formula jika-maka.
Sedang Perintah adalah firman
atau perkataan dari yang berkuasa, yang harus dilakukan. Rumusan perintah
biasanya ditulis dengan kalimat yang pendek dan tegas. Perintah ini umumnya
menagandung unsur: jangan atau harus. Untuk melihat perbedaan antara hukum dengan
perintah lihatlah Kel. 20 – 21.
Pada mulanya
Tuhanlah yang pertama membuat dan memberikan Hukum kepada manusia (Kej. 1:
28-30; 2:16), dan kemudian manusia membuat
hukum untuk dirinya dan untuk sekitarnya. Manusia tahu dan dapat membuat
hukum karena Allah telah lebih dahulu membuat hukum untuk manusia dan lebih
dari itu, Allah telah menuliskan hukum dalam setiap hati manusia (bnd. Yer. 31:
33-34). Dengan demikian tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatkan bahwa dia
tidak tahu hukum, tidak ada alasan untuk mengatakan tidak mengetahui mana yang
baik (yang sesuai dengan hukum) dan mana yang tidak baik (yang bertentangan
dengan hukum). Pada akhirnya manusia tidak dapat berdalih di hadapan Tuhan dengan
mengatkan: “Aku tidak tahu jika yang kulakukan itu bertentangan dengan hukum.”
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa hukum berarti manusia melakukan yang baik untuk
manusia itu sendiri.
Injil berarti
kabar baik yang datang dari Allah di mana Allah melakukan hal-hal yang baik dan
yang terbaik bagi manusia, yaitu cinta kasih Allah, di mana Dia mengutus
Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus untuk keselamatan dunia ini, khususnya keselamatan
manusia (Yoh. 6: 14).
3. Perbedaan Hukum
dengan Injil
Alkitab
memberitahukan kepada manusia apa yang harus dilakukan, itulah hukum; Alkitab
memberitahukan kepada manusia apa yang telah dilakukan Allah kepada manusia,
itulah Injil. Keduanya memiliki tujuan akhir yaitu keselamatan manusia. Tetapi
sejak kejatuhan ke dalam dosa hukum tidak lagi dapat memberikan keselamatan
kepada manusia karena manusia telah kehilangan gambar Allah sehingga manusia
tidak lagi mampu melakukan hukum secara sempurna. Dosa membuat manusia
senantiasa melanggar hukum. Akhirnya hukum hanya dapat mempersiapkan manusia
kepada Injil dengan menunjukkan kepada manusia apa yang harus dilakukan, tetapi
tak dapat dilakukan secara sempurna. Hukum membuat manusia untuk siap mendengar
pesan agung yang telah dilakukan Allah bagi manusia di dalam Kristus.
a.
Hukum memerintah; Injil menawarkan
Hukum berkata: “Engkau harus.” Dalam Sepuluh
Perintah kita memiliki pernyataan: apa yang dikatakan Allah yang harus kita
lakukan. Melalui Firman Dia mengulangi
dalam berbagai cara apa yang Dia minta dalam perintah-perintah. Di sisi lain,
Injil memberitakan kepada kita apa yang telah dan sedang dilakukan Allah. Injil
menawarkan pembenaran dan pengampunan yang dibayar dan dimenangkan Kristus
untuk kita. Injil memberitakan bagaimana Allah datang ke dunia di dalam Kristus,
dan bagaimana Dia mematuhi hukum secara sempurna selama 33 tahun. Kepatuhan
yang sempurna ini diberikan-Nya kepada kita melalui iman. Injil memberitakan
bagaimana Allah mati di kayu salib, dan kematian-Nya memberi pengampunan dosa.
Dia tidak membayarnya untuk Diri-Nya sendiri
karena Dia tidak mempunyai dosa untuk diampuni. Ia membayarnya untuk
kita. Pengampunan ini diberikan-Nya kepada kita melalui iman. Inilah pemberian
Allah yang ajaib yang diberitakan Injil.
b.
Dalam Hukum ada jika; Dalam Injil tidak ada jika
Hukum mengatakan: “Jika engkau
melakukan ini, engkau akan diselamatkan; jika engkau sempurna seperti
Bapa di sorga yang adalah sempurna, engkau akan diselamatkan, jika
engkau mematuhi semua perintah dalam segala waktu, engkau akan diselamatkan.”
Di sisi lain, Injil menjanjikan keselamatan yang cuma-cuma. Injil tidak meminta
sesuatu kecuali ini: “Terimalah apa yang Aku berikan, dan engkau akan
memilikinya.” Jika dalam Hukum adalah hal yang menakutkan, sebab setelah
kejatuhan dalam dosa tak seorangpun yang dapat mematuhi hukum secara sempurna.
Semuanya telah berdosa dan jauh dari
kemuliaan Allah. Ketiadaan Jika dalam Injil adalah keagungan Injil.
Tidak ada harga yang harus dibayar, dalam kondisi apapun semua manusia dapat
memiliki keselamatan ini. Allah tidak membarter keselamatan ini dengan sesuatu;
Dia memberikannya dengan cuma-cuma.
c.
Hukum mengancam; Injil menghibur
Hukum senantiasa memberi
ancaman, yaitu akibat dari pelanggaran hukum tersebut yang senantiasa
menghantui kehidupan manusia. Meskipun dalam membaca firman engkau
menyingkirkan atau mengabaikan ancaman, tetapi
firman itu tetap memberitahukan bagimu bahwa bahwa bagian itu adalah hukum.
Orang Kristen pun kadang-kadang melupakan ancaman dari hukum-hukum tersebut,
dan mengizinkan setan untuk melemparkan beban hukum kepada mereka. Hanya orang
yang telah merasakan teror dari beban hukum yang dapat mengetahui dan merasakan
penghiburan yang tak terbatas dari janji-janji Injil.
d.
Hukum menghasilkan keputusasaan; Injil
memberikan kedamaian
Hukum memberitahukan apa
yang dilakukan, tetapi tidak memberi kekuatan untuk melakukannya. Hukum
menunjukkan dosa-dosa kita, tetapi tidak memberikan kemenangan atas dosa-dosa.
Hukum menghadapkan kita dengan murka Allah dan teror neraka, tetapi tidak
memberi jalan keluar. Hukum menuntun, tetapi menuju kepada keputusasaan.
Injil memberitakan suatu
berita tentang Allah yang memberi pengampunan dosa, yang memberi kemenangan
atas dosa. Injil memberikan iman bagi yang mempercayai-Nya, menerima-Nya, dan
hidup dengan-Nya. Keputusasaan dijauhkan dari hati dan kedamaian masuk dan
tinggal di hati.
e.
Hukum mengunci para pendosa; Injil
mengingatkan para pendosa
Selama seseorang tidak
memohon ampun atas dosa-dosanya, selama dia tetap tinggal dalam dosa, selama dia
tidak ingin membuang dosa, selama itu hukum untuknya. Dia harus mengetahui
kutuk dan penghukuman dari hukum. Ketika dia diingatkan atas keadaannya yang
tidak mampu bebas dari ancaman hukum, maka saat itu Injil penting baginya. Dia
kemudian akan mendengar kemuliaan janji-janji dari kekayaan kasih Allah.
4. Kesimpulan
Semua
agama mendeklarasikan hukum, hanya kekristenan yang
mendeklarasikan Injil. Manusia diciptakan dengan hukum yang tertulis di hatinya. Kejatuhan dalam dosa tidak menghapus hukum
tersebut secara keseluruhan dari hati manusia. Walaupun manusia membuat
agama-agama yang meniru hukum Tuhan, tetapi hanya dalam Alkitablah dinyatakan hukum
yang sempurna dan hanya Kristen yang memiliki Injil, yaitu berita kasih Allah
di dalam Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya, serta pengampunan dosa bagi
manusia, yang semuanya itu hanya ditemukan dalam Alkitab.
Contoh bagian
Firman yang merupakan Hukum: Ul. 27:26 ; Mat. 5:48 ; Luk. 10:27
Contoh bagian Firman yang
merupakan Injil: Yes. 53:5 ; Yoh. 3:16; 1 Tim. 1:15
Bahan Bacaan: Roma 1: 16-17; Roma 2: 17-29 ; Roma 3:
9-20 ; 2 Kor. 3: 1-18
IV. AKU PERCAYA
“Iman adalah dasar
dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari
segal sesuatu yang tidak kita lihat.”
1. Percaya pada Yang Tak Terlihat
Percaya bukanlah pada hantu, bukan pada jin,
bukan pula pada santa claus. Dalam cerita fable, membahas semua itu adalah
lucu, tetapi engkau tidak percaya pada semua itu karena engkau tidak pernah
melihat semuanya. Semuanya itu hanyalah imajinasi anak-anak.
Beberapa orang mengatakan bahwa mereka tidak
akan percaya kepada hal yang belum mereka lihat, tentu orang tersebut tidak
bermaksud demikian. Mereka percaya pada Washington, Thomas Jefferson, dan Abraham
Lincoln. Mereka percaya pada orang-orang tersebut karena ada yang pernah
melihat dan menulis tentang mereka. Membaca tentang mereka, belajar mengenal
mereka dan percaya pada mereka.
Tentu mereka percaya pada hal yang tidak
pernah mereka lihat. Mereka percaya pada kasih dan benci meskipun tidak pernah
ada orang yang menangkap kasih dan benci dalam sebuah perangkap, dan
melihatnya.
Setiap Minggu pagi engkau dan berjuta-juta
orang berdiri menghadap altar dan berkata: “Aku percaya kepada Allah . . .”
tetapi tak seorang pun pernah melihat Allah karena Allah adalah Roh, dan mata kita
tidak dapat melihat dunia Roh.
Tetapi pada masa lalu Allah turun dari kemuliaan-Nya dan menjadi manusia.
Nama dunianya adalah Yesus. Orang telah melihat-Nya, Petrus, Yakobus, Yohanes,
dan yang lainnya telah melihat-Nya. Mereka merasakan kemuliaan-Nya, kemuliaan
yang hanya diturunkan dari Bapa, penuh karunia dan kebenaran. Tidak semua orang
merasakan kemuliaan-Nya. Banyak orang melihat-Nya hanya sebagai seorang tukang
kayu, sebagai seorang pengkhotbah yang berjalan-jalan, atau sebagai seorang
sahabat yang tidak beruntung yang disalibkan pada hari Jumat dekat Yerusalem.
Mereka tidak lagi melihat-Nya karena mereka hanya menggunakan mata manusiawi
dan tidak memiliki mata iman.
Selama tigapuluh tiga tahun Allah hidup di dunia. Dia hidup tanpa dosa.
Dia mati untuk semua manusia tanpa salah. Kemudian Dia bangkit kembali pada
hari Paskah pagi. Beberapa Minggu kemudian Ia naik ke sorga, Dia berjanji,
suatu saat Ia akan datang kembali. Sekarang kita sedang menantikan hari
tersebut. Sementara itu kita mengaku yang kita lihat melalui iman: “Aku percaya pada Allah Bapa . . .Allah Anak
. . . Allah Roh Kudus . . ..”
Adalah baik mengatakan: “Aku
percaya pada Allah.” Ketika engkau mengatakannya, engkau mengaku bahwa
engkau lebih takut dan lebih kasih dan lebih percaya kepada Allah daripada
segala sesuatu.
Engkau takut pada Allah lebih
dari manusia. Engkau mengasihi-Nya seperti seorang anak yang mengasihi ayahnya.
Engkau mengasihi-Nya, sebab Dia terlebih dahulu mengasihimu, dan memberikan
hidup-Nya padamu. Para misionaris telah pergi ke seluruh bagian dunia karena
mereka mengasihi-Nya. Orang-orang telah memberikan segala hartanya untuk
memberi makan orang-orang miskin, dan telah memberikan tubuh mereka untuk
dibakar karena mereka mengasihi-Nya.
Engkau percaya pada Allah lebih daripada manusia. Engkau berharap
pada-Nya lebih daripada engkau berharap pada ayah dan ibumu. Engkau memiliki keberanian
untuk masa depan, bukan karena teman-temanmu, uangmu, segala kemampuanmu,
tetapi karena engkau tahu Dia berdiri di depanmu. Engkau tidak mempunyai rasa
percaya diri (self-confidence), tetapi engkau mempunyai rasa percaya
Allah (God-confidence) yang tinggi.
Percaya pada Allah berarti mempercayakan segalanya pada pemeliharaan dan
penjagaan-Nya. Seperti jika engkau seorang imigran yang berdiri di dermaga dan
siap untuk berangkat. Dalam dua tasmu, semuanya itu adalah milikmu, pun kemampuan-kemampuanmu,
pengharapan-pengharapanmu, kasihmu, dan ambisi-ambisimu. Seperti engkau
berjalan menyeberangi papan dan berdiri
pada dek kapal, engkau mempercayakan segala sesuatu milikmu pada kapal, segala
sesuatu kepunyaanmu, dan segala pengharapanmu kau serahkan pada Oknum yang
belum pernah engkau lihat. Alangkah riskan resikonya! Jika Dia gagal, semuanya
hilang. Tetapi iman mengambil resiko dan membuat lompatan. Engkau telah mempercayakan
segalanya pada-Nya.
Selama berabad-abad berjuta-juta orang mengambil resiko. Mereka tidak kehilangan.
Sekarang mereka memiliki mahkota yang tidak dapat digelapkan. Engkau meraih
gema suara mereka dan menggabungkan suara kecilmu kepada koor raksasa dan
berkata: “Aku percaya pada Allah . . ..”
2.
Percaya berarti Setia
Dalam PL kata percaya
diterjemahkan dari kata aman (bahasa
Ibrani), sedang dalam PB dipakai kata pistis
(bahasa Yunani). Kata aman dan pistis seharusnya diterjemahkan dengan
kata setia. Setia berarti menyerahkan
diri sepenuhnya kepada yang dapat diandalkan atau menyerahkan atau
mempercayakan diri sepenuhnya kepada yang dianggap sebagai tu(h)annya. Jika
orang mempercayakan di-rinya kepada harta, maka tuhannya adalah harta (dalam
Alkitab disebut dengan dewa mammon).
Jika orang mempercayakan diri
pada yang ada di sekitarnya maka tuhannya adalah segala yang ada disekitarnya.
Ini disebut dengan dinamaisme (segala sesuatu memiliki dinamis atau kuasa) atau
animisme (segala sesuatu memiliki anima atau nyawa).
Jika orang mempercayakan dirinya
pada ilmu pengetahuan maka tuhannya adalah ilmu atau disebut dengan sofistik.
Jika orang mempercayakan diri
pada Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus maka Tuhannya adalah Allah
Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Jika orang berkata: “Aku percaya
atau setia kepada Tuhan Yesus Kristus” maka ia menyerahkan diriya kepada
Yesus Kristus dalam segala hal dan dalam sepanjang hidupnya. Dalam hal ini
setia bukan dalam arti sesaat atau sementara, tetapi hingga akhir hayat. Jika
ada yang berkata aku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, tetapi tak berapa lama
ia meninggalkan Kristus hanya karena perempuan atau laki-laki, atau karena
pekerjaan dan jabatan, atau karena harta, atau karena apapun, maka orang itu
bukanlah orang yang beriman, melainkan orang yang munafik. Setia bukanlah hanya
dibibir saja, tetapi dari dalam lubuk hati yang terdalam. Jika kita berkata: “Aku percaya kepada Allah Bapa, … Tuhan Yesus Kristus, … Roh Kudus….” Hingga
akhir hayat haruslah kita sepenuhnya menyerahkan diri, sepanjang hidup haruslah
kita setia kepada Tuhan kita.
Karena iman atau kesetiaan bukan hanya dibibir, maka kesetiaan itu kepada
Tuhan Yesus Kristus haruslah diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
dengan melakukan segala apa yang diajarkan Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang anak yang percaya/ setia kepada Kristus maka ia harus melakukan yang
terbaik bagi Kristus, bagi gereja-Nya, bagi bangsa dan negara, bagi orang
tuanya dan bagi dirinya sendiri.
Seorang suami atau isteri yang
beriman adalah seorang yang setia pada pasangannya, yang setia pada keluarganya
atau pada anak-anaknya. Bagaimanapun atau apapun alasannya seorang yang kawin
lagi (poligami atau poliandri) maka sesungguhnya dia bukanlah orang yang beriman/
percaya.
Kesetiaan itu juga harus ditunjukkan
dengan melakukan kasih yang diajarkan Kristus dalam setiap kehidupnnya. Jika
kita berkata: “Tuhan…, Tuhan…, Tuhan…”
tetapi tidak melakukan kehendak Bapa di sorga maka kita bukanlah orang yang
beriman (lihat: Mat. 7: 21-23; 25) dan tidak akan mendapat bagian di sorga.
3. Iman dan Ilmu Pengetahuan
Iman dan ilmu, kedua-duanya adalah karunia
atau pemberian Tuhan. Kita tidak akan dapat percaya kepada Kristus jika Roh
Kudus tidak membuka dan berdiam di dalam hati kita. Seseorang tidak dapat
dipaksa percaya kepada Kristus jika Roh Kudus tidak membuka hatinya. Jadi
mereka yang percaya kepada Kristus adalah orang-orang yang diberi karunia untuk
percaya.
Demikian
juga halnya dengan ilmu. Manusia tidak akan memiliki ilmu pengetahuan jika
Tuhan Allah tidak mengaruniakan ilmu kepada manusia. Iman dan ilmulah yang
membedakan manusia dengan ciptaan lainnya.
Pada dasarnya iman dan ilmu bukanlah dua hal
yang saling bertentangan, melainkan dua hal yang saling melengkapi. Amsal
mengatakan: “Takut akan Tuhan adalah permulaan dari pengetahuan….” (Ams.
1: 7). Tetapi tidak jarang jika manusia menguasai ilmu, manusia berbalik
menyangkal Tuhan dan tidak percaya akan keberadaan dan kuasa Tuhan. Karl Marx,
Charles Darwin, Lazzaro Spalanzani, dan Adolf Hitler merupakan sebagian dari orang yang pandai dan berilmu, yang menyangkal keberadaan Tuhan.
Namun tidak sedikit juga orang berilmu semakin percaya kepada Tuhan karena ilmu yang Tuhan berikan, di antaranya: Sir
Ishac Newton, Blaise Pascal, Lois Pasteur.
Iman tanpa ilmu akan membuat manusia pincang.
Orang yang seperti ini akan hidup dalam fanatisme yang berlebihan. Dia akan
menganggap ilmu dan teknologi sebagai alat setan untuk merusak iman.
Sebaliknya
ilmu tanpa iman akan membuat manusia buta. Ia akan menyangkal keberadaan Tuhan,
dan akan memakai ilmu dan teknologi untuk memuaskan hawa nafsunya. Ia tidak
akan segan dan tidak memiliki rasa bersalah untuk membasmi manusia dengan ilmu
pengetahuan, atau ia akan menjadi manusia yang tidak berperikemanusiaan dan
juga tidak berperikehewanan.
Ilmu memiliki keterbatasan, tetapi iman tak
terbatas. Ilmu tidak dapat diandalkan untuk membuktikan hal-hal yang bersifat
rohani, terutama membuktikan keberadaan Tuhan. Iman dapat membuktikan apa yang
tidak dapat dibuktikan oleh ilmu pengetahuan, sebab iman adalah bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr. 11: 1).
Tugas:
1. Hafalkanlah Pengakuan Iman Rasuli dan maksudnya.
2. Apakah engkau percaya bahwa Allah itu ada? Berilah bukti-bukti bahwa
Allah itu ada!
3. Darimanakah kita tahu bahwa Yesus Krsitus itu Allah. Carilah ayat-ayat
dalam Alkitab yang membuktikan bahwa Yesus itu Allah.
Bahan Bacaan:
Ibrani 11
Markus 10: 28-31
V. MENGENAL ALLAH
1. Seperti Apakah Allah yang Kita Sembah?
Kebanyakan orang menggambarkan Allah seperti seorang kakek tua
yang menyenangkan dengan jenggot putih yang panjang, berpakaian jubah putih. Biasanya
Dia berbicara dengan penuh kebaikan, tetapi kadang-kadang Dia marah dan
mendatangkan gempa bumi, perang, dan penyakit, yang membuat manusia tidak
bahagia. Dia mempunyai malaikat-malaikat untuk meneruskan pesan-pesan-Nya, dan
surga-Nya dipenuhi dengan orang-orang tua aneh yang tidak pernah tertawa.
Gambaran di atas tentu bukanlah gambaran Allah
dalam Alkitab. Dalam Alkitab Allah digambarkan sebagai Oknum yang mulia dan
baik, di mana kata-kata atau bahasa-bahasa manusia terbatas untuk menggambarkan-Nya.
Pikiran terdalam manusia pun tidak dapat memahami kemuliaan-Nya, tetapi ada
gambaran yang digunakan Alkitab yang memberikan sekilas gambaran bagi kita akan sifat dan keberadaan-Nya.
Dia seperti seorang Pengusaha Pabrik
Dia menciptakan segala sesuatunya, meskipun Dia tidak memiliki sesuatu (bahan
dasar) untuk menciptakannya. Dia menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada (creatio ex nihilo; Ibrani 11: 3). Karena
Dia tidak memiliki sesuatu untuk memulai maka hasil pabrik-nya disebut dengan
ciptaan. Dengan sederhana Dia memerintah supaya segala sesuatu itu menjadi ada
dan semuanya menjadi ada! Dia juga menciptakan engkau dan aku, walaupun kita
memiliki orang tua duniawi. Orangtua ada tetapi itu adalah cara yang dipakai
Allah untuk menghasilkan kita. Jadi hanya Allahlah yang dapat menciptakan,
sebab menciptakan berarti menjadikan sesuatu ada dari yang tidak ada; sedang manusia hanya dapat membuat atau
merangkai sesuatu dari yang ada (yaitu bahan-bahan dasar yang telah disediakan
Tuhan Allah di dunia ini) menjad ada.
Dia seperti seorang Raja
Dia memerintah segala sesuatunya. Hukum alam yang mengatur alam merupakan
bagian dari ciptaan-Nya untuk mengatur ciptaan yang tidak memiliki kehendak.
Hukum spiritual atau moral mengatur manusia yang memiliki kehendak. Dalam semua
ciptaan-Nya hanya ada satu perusak hukum, yaitu manusia. Angin, lautan,
burung-burng, binatang buas, semuanya patuh pada Hukum-Nya. Hanya manusia yang
tidak patuh. Bencana alam dan ketidakteraturan cuaca terjadi karena
ketidakseimbangan alam yang terjadi akibat ulah manusia.
Dia seperti seorang Hakim
Di atas segala pengadilan manusia ada satu pengadilan yang tertinggi yang
diketuai Allah. Hukum dalam pengadilan ini adalah Hukum-Nya. Tak seorangpun
manusia dapat berpaling dari pengadilan tersebut. Jika manusia mencoba berpa-ling,
kematian pada akhirnya akan menghantarnya ke hadapan Hakim.
Dia seperti seorang Sahabat
Ketika manusia dihadapkan ke pengadilan dan divonis mati karena
dosa-dosanya, Allahlah sahabat yang menggantikannya. Manusia adalah terdakwa
dan terpidana, kemudian Allah sendiri datang menanggung dosa manusia, memikul
kesalahan-kesalahan manusia, dan menerima tuntutan pengadilan dengan mati di Golgata.
Kemudian manusia tidak lagi berada di bawah penghakiman pengadilan, di mata pengadilan,
manusia tidak lagi bersalah, manusia bebas dari dosa.
Dia seperti seorang Gembala
Seorang gembala mengasihi domba-dombanya, mencari domba-dombanya ketika
tersesat, mengumpulkannya dalam kumpulan, dan jika perlu mati untuk
domba-dombanya. Karena domba-dombanya telah tersesat, Allah datang ke dunia
mencari dan menyelamatkan manusia. Di kayu salib Dia merebahkan Hidup-Nya bagi
manusia. Jesus Kristus adalah Allah. Manusia tidak akan tahu bahwa Dia Allah
jika manusia tidak mempercayai-Nya, tetapi barangsiapa yang dalam iman
mendengar suara-Nya, mereka mengetahui bahwa Dia Allah.
Dia seperti seorang Pembeli
Manusia menjual dirinya sendiri kepada perbudakan dosa. Upah atau harga
dosa adalah kematian. Allah membayar harga itu di kayu salib ketika Dia menebus
manusia, ketika Dia membawanya kembali dari kuasa dosa (1 Ptr. 1: 18-19). Dia
membawa dan membebaskan manusia, tetapi tidak semua manusia mau dibebaskan.
Banyak yang tetap tinggal dalam perbudakan, meskipun mereka telah dibebaskan.
Dia seperti seorang Bapak
Dia menciptakan kita karena Dia menginginkan kita menjadi anak-anak-Nya.
Dia telah membangun rumah untuk kita, dan telah membuka pintunya. Sukacita-Nya
yang terbesar adalah memiliki anak-anak-Nya dan hidup bersama-Nya. Dukanya yang
terbesar adalah ketika anak-anak-Nya meninggalkan-Nya. Dia memelihara,
melindungi, mengasihi, dan menghukum anak-anak-Nya seperti seorang bapak. Gambaran
sebagai bapak merupakan gambaran Allah yang paling sering kita temukan dalam
Alkitab.
Meskipun di atas kita telah menyebutkan gambaran Allah di atas, tetapi tidak
ada gambaran Allah yang cukup memadai dan memuaskan hati setiap manusia.
Meskipun Allah telah berjalan di dunia selama tigapuluh tiga tahun, kita tetap
tidak banyak tahu tentang Dia, tetapi dalam keempat Injil kita dapat
mengikuti-Nya dalam semua situasi. Kita akan belajar untuk mengenal Allah jika
kita membaca dan membaca kembali sejumlah kisah hidup-Nya, dan dalam membaca
Injil tersebut minta dan biarkanlah Roh Kudus yang menerangkannya.
Ketika dunia bertanya: “Seperti apakah Allah?” Gereja Kristen
berulang-ulang menjawabnya: “Allah seperti Kristus, karena Kristus adalah
Allah.” Dia sendiri mengatakan hal itu: “Aku dan Bapa adalah satu . . . barang
siapa telah melihat Aku, Ia telah melihat Bapa.” (Yoh. 14: 8-10). Ini dikenal
dengan doktrin inkarnasi. Dia adalah Firman Allah yang telah menjadi daging.
Kebesaran Allah tidak meninggalkan Diri-Nya Sendiri tanpa kuasa kesaksian di
bumi, karena Dia ada dalam Kristus untuk mendamaikan dunia dengan diri-Nya
Sendiri. Dan melalui Alkitab, yang mengisahkan kehidupan-Nya di bumi, manusia
dapat berdiri berhadapan muka dengan Allah yang kekal.
Bahan Bacaan: Yohanes 10 ;Yohanes
17
Ucapkanlah Titah I dan II dan maksudnya
2. Jangan ada padamu allah-allah lain di hadapan-Ku.
Ada
satu Allah, tetapi manusia membuat allah-allah lain. Allah-allah buatan manusia
adalah monster, dan membunuh manusia yang memuja allah-allah tersebut. Seperti
raja diktator yang tidak memiliki aturan, ketika mereka duduk di ta-khta, yaitu
di hati manusia, allah-allah itu membawa segala sesuatu untuk membingungkan dan
menghancurkan kehidupan manusia.
Manusia
nampaknya tidak pernah belajar. Lagi dan lagi, dalam setiap masa dan tempat,
manusia menobatkan allah yang salah, dan lagi dan lagi, masuk ke dalam masalah
yang tak kunjung selesai.
Manusia
tahu bahwa dia tidak boleh memiliki allah-allah lain di hadapan satu Allah yang
benar. Manusia juga tahu, bahwa jika ia takut, kasih, dan percaya pada allah
lain selain pada satu Allah yang benar, manusia berada pada jalan menuju
kehancuran. Selama manusia tetap percaya pada allah-allah buatannya sendiri,
manusia sulit mengetahui bahwa dia memiliki allah-allah lain. Dia memberikan lip
service kepada Allah yang benar. Dia menipu dirinya sendiri dengan berpikir
bahwa dia sungguh-sungguh memuji satu Allah, padahal dia berlutut pada mezbah
allah-allah lain. Ketika dia berlutut di sana, yaitu pada allah-allah palsu, misalnya
setan, saat itu allah-allah palsu itu melemparkan sebuah pesona/jampi padanya
dan memperbudaknya. Sejak saat itu dia tidak lagi bebas.
Ada
beberapa allah-allah yang disembah manusia di antaranya:
a. Kesenangan
Kesenangan adalah
karunia dari Allah yang benar. Kesenangan jangan dijadikan allah, demikian juga
matahari atau bulan, kayu atau batu. Tetapi ketika manusia menjadikan semua itu
menjadi allah, semuanya akan menjadi salah. Seorang anak yang memuja kesenangan,
bermain bola ketika dia harus belajar atau bekerja; dia pergi memancing atau
berburu ketika dia seharusnya berada di Sekolah Minggu atau di gereja; dia
menonton ketika dia seharusnya menolong ayah atau ibunya. Dia mengasihi
kesenangan lebih dari mengasihi Allah yang benar. Tanpa ia sadari dia telah
menempatkan kesenangan pada sebuah takhta dalam hatinya. Kadang-kadang seorang
anak gadis sangat mengasihi kesenangan sehingga dia lupa nama baiknya, dia membuang
prinsipnya, dia juga tidak mengindahkan Allah ataupun orang tuanya. Dia mempercayai
kesenangan lebih dari kebahagiaan yang dapat diberikan Allah yang benar.
Akhirnya dia melakukan segala sesuatunya hanya untuk memperoleh suatu
kegairahan. Dia telah menjadi seorang budak dari allah kesenangan yang palsu.
Kesenangan pada akhirnya
melemparkan jiwa ke dalam lubang kebosanan. Kegairahan menjadi usang, dan budak
yang malang tidak lagi dapat memperoleh apapun. Loeb dan Lepold, dua laki-laki
yang kaya yang telah mengetahui segala macam kesenangan. Mereka berdua membunuh
seorang sahabat mereka dan mendorong tubuhnya di bawah sebuah urung-urung untuk
melihat jika mereka memperoleh sebuah kesenangan dari membunuh. Kesenangan
tidak memberikan kebahagiaan, melainkan ketidakbahagiaan yang menyakitkan.
Hanya Allah yang dapat membuat jiwa manusia bahagia. Jika memuja segala
sesuatunya, maka Allah yang benar pada akhirnya akan memberikan
ketidakbahagiaan, dan jiwa akan mati.
b. Uang
Uang juga adalah sesuatu
yang dipercayakan Allah, tetapi uang bukanlah Allah. Manusia tidak boleh
mengasihi, mempercayai, atau mengkwatirkan uang. Banyak manusia yang melakukan
hal itu. Mereka sangat mengasihinya sehingga mereka melakukan apapun untuk uang:
berdusta, menipu, mencuri, dan membunuh. Mereka terlalu mempercayainya. Mereka
berharap pada uang untuk melepaskan mereka dari masalah, menjaga kesehatannya,
memberikannya untuk kuasa, untuk memberikan mereka sahabat, untuk menjamin nama
baik mereka. Mereka juga mengkwatirkan uang. Mereka takut kehilangan uang
mereka. Mereka mengagumi orang yang mempunyai banyak uang.
Dewa (allah) uang penuh dengan
ketakuatan yang memperdayakan. Nampaknya uang menjanjikan segala macam
kebebasan kepada mereka yang memujanya. Pemujanya selalu akan berakhir menjadi
budaknya. Betapa banyak orang kaya yang tidak menolong orang miskin dan tidak mendukung
gereja, karena mereka tidak dapat memutuskan dengan matang untuk melakukannya.
Ketika seseorang meminta mereka untuk memberi, mereka tidak dapat berkata “ya” karena allah mereka tidak
mengizinkannya. Dewa (allah) uang ini akan mengizinkan mereka menghabiskan uang
untuk hal-hal yang jahat, atau juga menghamburkannya dengan tolol kepada diri
mereka sendiri. Tetapi kadang-kadang dia (uang) tidak akan membiarkan mereka melakukannya.
Setiap manusia diundang
tiap hari untuk memuja tempat keramatnya, dan berjuta-juta orang melakukannya.
Jika disuruh ibunya, anak kecil tidak
akan bergegas jika tidak digaji. Pemuda dalam hidupnya memilih pekerjaan secara
sederhana, karena pekerjaan ini atau itu akan menggaji mereka dengan baik. Manusia yang dalam pertumbuhan melupakan
keluarga mereka, melalaikan pergi ke gereja, atau lalai membaca Alkitab,
membebani tubuh dan pikiran mereka sepanjang waktu hanya untuk memperoleh uang
tambahan. Seorang gadis mengencani laki-laki hanya untuk uangnya, menikahi
laki-laki demi uangnya, dan akan terus seperti itu, sepanjang hidupnya memoroti
teman kencannya untuk memperoleh uang.
Dewa (allah) uang ini
mungkin mempunyai lebih banyak pengikut dari yang lainnya. Manusia yang
memiliki kekayaan memujanya karena mereka ingin menjaga kekayaan yang mereka
miliki. Orang yang miskin memujanya karena mereka ingin memperoleh kekayaan
yang belum mereka miliki. Yesus suatu ketika berkata bahwa mengasihi dewa (allah)
uang ini adalah akar dari segala kejahatan. Kemudian Dia menekankan bahwa
melepaskan genggaman allah ini sangat sulit, adalah lebih mudah seekor unta
melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
c. Popularitas
Popularitas membuat orang kuat, untuk itu ia menyembah
allah ini. Sifat setiap orang adalah ingin disukai, ingin dihargai, ingin
dipuja orang lain. Bilamana seseorang terlalu menginginkan hal-hal ini, dia
tidak akan mematuhi atau akan melupakan Allah untuk memperoleh hal-hal tersebut.
Seorang pemain bola ingin lebih baik daripada yang lainnya; anak gadis mencoba
untuk kelihatan lebih cantik daripada teman-temannya; seorang ibu rumah tangga
bekerja keras untuk membuat kue yang lebih baik dari tetangganya; seorang
dokter ingin mendengar bahwa dia adalah dokter yang lebih baik dari rekannya;
seorang pendeta tergoda untuk mendengarkan pujian dari umatnya. Terkadang kita
menyebut semua itu dengan perjuangan ambisi, atau kompetisi, dan kita berpikir
bahwa semua itu adalah benar. Tetapi manakala seseorang melakukan sesuatu yang
baik untuk mendahului (lebih maju) dari orang lain, dia kemungkinan memiliki
allah yang salah.
Seorang manusia harus
melakukan sesuatu dengan baik, bukan karena dia ingin melampaui
sahabat-sahabatnya atau musuh-musuhnya, tetapi karena hal itu adalah kehendak
Allah Yang Esa, Yang Benar. Jika dia memuja Allah Yang Benar, dia akan
menyenangkan dan memuja-Nya di atas segalanya. Seorang anak laki-laki akan bermain
bola dengan baik, belajar keras, rajin bekerja, membelanjakan dan menabung
dengan bijak bukan untuk memperoleh kawan-kawanya, tetapi karena Allah
menginginkan dia melakukan segala sesuatunya dengan baik. Seorang gadis harus
menyenangkan dan suka menolong, kelihatan bersih dan rapi, memperoleh karunia
merawat dengan baik, bukan untuk lebih tinggi dari sahabat-sahabatnya dalam
strata sosial, tetapi karena Allahnya menginginkannya untuk peduli dalam segala
hal. Beberapa orang dikehendaki Allah hidup dengan terhormat di antara manusia.
Dia boleh menyukai popularitas, tetapi dia harus memuja Allah.
Seorang Kristen boleh
menikmati banyak kesenangan hidup, dia boleh mengembangkan kekayaan, dan dia
boleh memperoleh pujian dan popularitas dari manusia, tetapi baginya semua itu
adalah sementara. Pada pusat kehidupan, jauh di dalam hati, keputusannya
diperintah oleh kehendak Allah. Dia takut, kasih dan percaya hanya pada satu
Allah yang benar di atas segalanya.
3. Jangan menyebut nama
Tuhan Allah dengan
sembarangan . . ..
Engkau tidak dapat
menghakimi seseorang dari bahasanya. Orang jahat pun kadang-kadang menggunakan
kata-kata yang sangat baik dan alim. Di taman Getsemane, Judas menyapa Yesus
dengan gelar yang sangat terhormat, “Guru,” pada saat dia
menghianati-Nya. Sebelumnya Tuhan telah memperingatkan bahwa seseorang akan
berbicara dengan hormat, tetapi “tidak semua orang yang berseru-seru Tuhan,
Tuhan, akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.” Yang terpenting, lanjut Yesus, seseorang harus melakukan kehendak
Bapa (Mat. 7: 21-23).
Ada orang-orang
yang pada Minggu pagi mengaku dosa-dosanya di gereja, menyanyikan nyanyian
puji-pujian, dan mendeklarasikan iman mereka. Sementara itu mereka tidak
memiliki rasa hormat yang murni kepada Tuhan dalam hati mereka. Yang lebih
buruk, ada orang yang membisikkan nama-Nya saat menghadap altar pujian pada
hari Minggu, tetapi pada hari Senin membentak nama-Nya ketika menjadi
marah.
Seorang Kristen,
baik perkataan dan tingkah laku harus mengekspresikan kehidupan yang terdalam (inner
life) yang telah diberikan Allah. Adalah sangat salah dan penuh dosa ketika
seorang Kristen menggunakan lidahnya untuk menghujat seperti mengharapkan lidahnya
untuk menggunakan tangannya untuk membunuh.
Perkataan
adalah jendela hati
Hanya Tuhan yang tahu apa yang ada dalam hati
manusia. Kadang-kadang apa yang dikatakan dan dilakukan seseorang, itu memberikan
kepada kita sekilas pandangan tentang jiwa atau hatinya. Secara khusus adalah
benar apa yang dia katakan dan lakukan ketika dia tak hati-hati. Seseorang
biasanya tidak dengan sengaja merencanakan untuk bersumpah atau mengutuk.
Biasanya itu dilakukan tanpa berpikir. Ini merupakan penghujatan nama Allah
yang sangat serius, karena hal itu membuka satu jendela bagi kita bahwa hatinya
tidaklah memuliakan Tuhan. Tak
seorangpun dengan terang-terangan menggunakan nama seorang yang dia kasihi dan
hormati dengan tidak hormat. Orang yang mengasihi menyebut nama yang
dikasihinya hanya dalam ketaatan dan penghormatan yang sangat tinggi. Seorang
anak menghargai dan menghormati nama ibunya. Dengan cara yang sama, jika
seseorang benar-benar mengasihi, takut dan percaya pada Allah, tak mungkin dia
menyebut nama Allah di sekitarnya tanpa dengan hati-hati, baik di lapangan
bola, di pasar, atau di jalanan. Dalam
Israel kuno, pemuji tidak akan menyebutkan nama JHWH dalam bait, karena dia
merasa tidak pantas untuk mengucapkan nama-Nya yang begitu agung dan mulia.
Maksud Di
balik Kata-kata
Di balik kata-kata ada maksudnya, dan maksud
tersebut memberitahukan bagaimana seseorang berpikir-apa pekerjaannya. Mari
kita menguji beberapa ekspresi penghujatan, dan jika kita dapat, kita akan
menemukan cerita di balik ekspresi tersebut.
“Allah mengutuk kau” ; “Terkutuk.”
Ini adalah suatu permohonan, atau suatu doa.
Seseorang meminta Allah melakukan sesuatu. Sepantasnya, dia benar-benar harus
melipat tangannya ketika dia mengucapkan itu. Dia berdoa supaya Allah
memasukkan seseorang ke neraka. Adalah pikiran yang mengerikan bahwa banyak
orang berdoa kepada Allah setiap hari, dan hanya memohon supaya mereka diutus
ke takhta tinggi, sementara dalam doa juga memohon supaya seseorang dikirim ke
neraka. Adalah sulit mempercayai bahwa orang seperti itu benar-benar yakin pada
sorga atau neraka, pada Allah atau setan, pada keselamatan atau penghakiman.
“Persetan.”
Tak seorang pun menyukai neraka atau iblis,
tetapi setiap orang Kristen mengetahui bahwa itu benar-benar sangat menakutkan.
Neraka dan iblis adalah musuh orang Kristen, dan dia harus lebih baik
mengetahui daripada menyatakan atau membicarakannya dengan mudah. Tidak ada
yang lebih disukai iblis selain dari memiliki manusia untuk bermain dengannya,
membuat lelucon tentangnya, dan membiarkan namanya terbiasa dalam lidah mereka,
dan iblis tahu bahwa dia dapat jauh lebih mudah mengatasi seseorang yang tidak
menerimanaya dengan serius. Seseorang yang membicarakan iblis dan neraka secara
sembrono memberikan sukacita bagi setan dan kesedihan bagi Allah.
“Demi Tuhan.”
Seseorang boleh bersaksi dengan memanggil
Allah ketika sidang di pengadilan atau ketika beberapa peristiwa yang
benar-benar terjadi untuk mempengaruhi orang lain. Untuk menegaskan suatu
kebenaran dengan perkataan yang tanpa dipikirkan, yaitu dengan kata: “Demi
Tuhan, seperti itu,” orang membuat sumpah yang pada akhirnya mencemarkan
kekudusan nama Tuhan.
“Oh Jesus.”
Allah mengaruniakan kepada Yesus “nama di
atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi, dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah
mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa!”. (Filipi
2: 9 – 11).
Di Amerika serikat tidak ada karakter
nasional yang setara dengan Abraham Lincoln; dan tidak ada warga negara yang
baik yang menghina namanya, tetapi setiap hari, tanpa dipikirkan, nama Kristus
diucapkan dalam lelucon dan kemarahan oleh berjuta-juta orang. Nama dari
penjahat yang paling jahat, atau pemerintah yang sangat kejam tidak pernah
diinjak-injak setiap hari seperti Nama
Raja dari segala raja, dan Tuhan dari segala tuhan.
Kenyataanya banyak orang yang menggunakan
nama Tuhan dengan sembarangan, bahkan memplesetkan nama Tuhan. Itu merupakan
ungkapan pemberontakan hati manusia kepada Tuhan. Setiap orang tua-muda,
besar-kecil haruslah tetap menjaga kekudusan nama Tuhan dan tidak mengejek atau
mencemooh nama Tuhan yang Agung. Nama itu harus kita agungkan dan dan kita
puji. Nama Tuhan hanya boleh kita sebut dalam nyanyian puji-pujian, dalam doa,
dalam kesesakan atau penderitaan, dan dalam sukacita.
Tugas:
-
Hapalkan Perintah ketiga dan artinya.
-
Hapalkan Perintah keempat dan artinya.
-
Hapalkanlah Perintah kelima dan artinya
VII.
HARI TUHAN
“Ingat dan
Kuduskanlah Hari Sabat….”
Allah memiliki tujuh hari dalam satu Minggu,
ketujuh hari tersebut adalah milik-Nya. Hari Senin adalah hari-Nya sebagaimana
hari Minggu, demikian juga hari Selasa, Rabu dan hari lainnya, tetapi untuk
menolong manusia supaya memiliki hidup yang lebih baik, Allah memilih dan
menetapkan satu hari untuk digunakan secara khusus untuk istirahat. Pada hari
tersebut manusia harus istirahat dari pekerjaannya dan menggunakan waktu luangnya
untuk menyegarkan baik tubuh (jasmani) maupun jiwanya (rohani).
Tuhan Yesus tidak begitu keras dan kaku dalam
menentukan dan memahami peraturan,
hukum, atau kebiasaan Sabbat. Semasa di dunia ini, Tuhan Yesus menggunakan hari
Tuhan untuk istirahat, untuk memuji Tuhan, dan untuk Pelayanan Kasih (Mat
12:9-12).
Sabbat adalah Masalah Istirahat
Beberapa orang harus bekerja pada hari
Minggu. Pendeta harus berkhotbah, petani harus memberi makan ternak-ternaknya,
jurumasak restoran harus menghidangkan makanan, perawat harus merawat orang
sakit. Namun ada banyak pekerjaan yang seharusnya tidak perlu dikerjakan pada
ahari Minggu. Banyak industri yang tutup untuk satu hari, banyak toko yang
menghentikan bisnins mereka untuk satu hari, dan banyak orang akan melakukan
pekerjaan-pekerjaan ekstra pada hari lain, tetapi tidak sedikit juga perusahaan
dan orang-orang yang menetapkan dalam kebiasaan mereka untuk bekerja pada hari
Minggu, dan mereka memutuskan untuk melakukan hal itu. Orang-orang yang
beristirahat dapat menolong mereka untuk mengubah kebiasaan mereka tersebut.
Misalnya stasiun bensin akan tutup pada hari Minggu jika kita mengingat untuk
membeli bensin pada hari Sabtu, hal yang sama juga kita lakukan pada toko
penjual makanan.
Orang yang menggunakan hari Minggu untuk
istirahat biasanya adalah orang yang paling bahagia. Ada pelajar yang
merencanakan supaya tidak belajar pada hari Minggu, dan mereka menjadi pelajar
yang lebih baik. Ada pedagang yang menutup toko atau warungnya pada hari
Minggu, meskipun mereka kehilangan keuntungan, tetapi mereka lebih bahagia
dalam pekerjaannya. Ada anak laki-laki yang berhenti sebagai pengambil bola
atau berhenti sebagai loper koran pada hari Minggu supaya mereka dapat
mengambil bagian secarah penuh dalam kegiatan gereja. Mereka semua menerima
berkat khusus, sebab pada saat ibadah, mereka memberikan harinya untuk Tuhan.
Sabat adalah Masalah Kehadiran di
Gereja
Banyak orang terhormat
yang jarang hadir di gereja untuk beribadah. Tampaknya mereka memperoleh banyak
harta materi jika dibandingkan dengan mereka yang rajin datang beribadah ke
gereja. Mereka mungkin tampak lebih pandai, lebih riang gembira, lebih murah
hati, tetapi mereka kehilangan satu karunia Allah yang terbesar.
Di dalam gereja, melalui
firman dan sakramen-Nya Allah datang kepada manusia dalam bentuk hukum dan
Injil-Nya. Mereka yang datang bersama ke gereja secara rutin memuja, memuji
serta bersyukur kepada Allah. Di gereja mereka membaca dan mendengar firman-Nya
serta menyanyikan nyanyian-nyanyian pujian.
Mereka yang mengabaikan
mendengar dan membaca firman Allah di gereja, khususnya pada hari Minggu, juga
akan mengabaikan membaca dan mendengar firman Tuhan di rumah. Orang yang tidak
dapat duduk satu-dua jam untuk bersyukur kepada Allah dalam persekutuan
orang-orang percaya tidak akan memiliki banyak waktu untuk mengungkapkan rasa
syukurnya dalam minggu dan hari-hari lainnya. Memuji Tuhan di gereja adalah
salah satu karunia Allah yang baik, di mana Dia menolong kita untuk
mengingat-Nya.
Ada banyak alasan
mengapa orang pergi dan datang ke gereja, salah satunya adalah alasan yang
sangat malang. Seharusnya orang tidak akan menghadiri ibadah di gereja karena
teman-temannya pergi ke gereja, atau karena dia suka pengkhotbah atau suka
khotbahnya, atau karena dia dapat mendengar musik yang baik. Dia pergi dan
datang ke gereja, pertama, untuk mendegarkan firman Allah. Dalam ibadah dia
mendengar firman Tuhan baik dalam liturgi maupun dalam khotbah. Sepanjang si
liturgis dan si pengkhotbah mendeklarasikan firman Allah secara murni dan baik,
dan bukan mengajarkan hal-hal yang sesat, maka itu tidak akan menjadi masalah
walaupun secara pribadi dia menyukai pribadi atau gaya si liturgis atau si
pengkhotbah. Dia tidak datang ke gereja untuk mendengar firman pelayan; dia
datang ke gereja untuk mendengar firman Allah.
Kedua, dia pergi dan
datang ke gereja untuk bersyukur dan memuji Allah. Di sini dia tidak
mempermasalahkan apakah musiknya baik atau tidak, apakah khotbahnya menarik
atau tidak. Dia memberikan waktunya untuk Allah, bukan untuk dirinya sendiri.
Dia datang untuk memuji Tuhan Allah-nya.
Orang Kristen harus
melakukan apapun demi menjaga janjinya kepada Allahnya dalam setiap minggu.
Hanya penyakit dan hal daruratlah yang dapat menjauhkannya dari gereja. Jika
tamu tiba-tiba datang, dia harus mengundang dan mengajak mereka untuk bergabung
dengannya ke gereja; jika dia dalam perjalanan, dia harus mencari gereja untuk
beribadah dalam perjalanan; jika dia harus bekerja pada pagi hari, dia harus
gereja pada sore atau malam hari. Dia tidak boleh dengan sengaja menghilangkan
hak istimewa (privilege) ini yang
telah dikaruniakan Tuhan Allah padanya. Dia tidak boleh membiarkan kemalasan
dalam dirinya yang dapat menjauhkannya dari gereja.
Walaupun pendeta mungkin
tidak mempersiapkan khotbah yang ditetapkan pada ibadah minggu, orang Kristen
harus mempersiapkannya. Dia harus membaca nats-nats yang telah ditetapkan pada
hari sebelum dia mengikuti kebaktian, dan itu lebih baik dilakukan pada hari
pertama dalam setiap minggu. Dia juga harus mendoakan pendetanya, supaya Roh
Kudus menuntunnya dalam menyampaikan khotbah. Dia harus berdoa bagi dirinya
sendiri supaya jiwanya menjadi lahan yang baik sebagai tempat Firman Tuhan
untuk berakar dan menghasilkan buah berlipat ganda. Dia juga harus menjaga
dirinya sendiri selama satu minggu itu, khususnya pada hari Sabtu malam, supaya
dia tidak datang kebakatian dengan tubuh yang letih dan pikiran yang berat.
Dalam persekutuan orang
percaya, tak satu pun persekutuan yang paling penting selain kebakatian minggu.
Seorang yang rajin dalam persekutuan, dalam sekolah Minggu, atau dalam beberapa
organisasi gereja , tetapi jika dia melalaikan kebaktian minggu, dia adalah
seorang anggota gereja yang malam, dan yang lebih tragis, dia akan kehilangan
berkat-berkat yang berlimpah, di mana tua dan muda, laki-laki dan perempuan,
kaya dan miskin, semuanya bersekutu dalam kehadiran Allah sebagai persekutuan
orang-orang yang percaya yang dituntun oleh pendeta yang merupakan gembala
jemaat.
VIII. WAKIL ALLAH
“Hormatilah
ayah dan ibumu .....”
Allah mempunyai
jari-jari di segala tempat. Seekor burung tidak dapat jatuh ke bumi tanpa
sepengetahuannya. Dia adalah JHWH Allah yang Mahatahu, Mahabijaksana,
Mahakuasa, Mahabaik dan haddir di segala tempat (Omni Present). Sifat-sifat tersebut menunjukkan bahwa Dia
memerintah segala sesuatu tanpa ada yang menolong-Nya, tetapi dia mempunyai
wakil-wakil di dunia ini. Dia memerintahkan kita untuk menghormati dan mematuhi
para wakil-Nya. Hanya ketika mereka memerintahkan kita untuk melakukan hal yang
bertentangan dengan kehendak JHWH, kita berhak untuk tidak mematuhinya.
a. Ayah dan Bunda
Mereka adalah wakil
Allah. Mereka harus mengasihi engkau
lebih dari yang lainnya. JHWH telah memberikan mereka tanggung jawab yang utama, yaitu menuntun
anak-anaknya. Itulah tugas utama mereka yang diinginkan anak-anaknya, bahkan
sebelum anak-anaknya dilahirkan. Ada suami-isteri yang tidak menginginkan anak,
dalam hal ini mereka melakukan dosa yang sangat
menyedihkan Pencipta. Umumnya orang tua kita telah mulai mengasihi kita
sebelum kita dilahirkan, dan terus mengasihi kita hingga kita mati, meskipun
kita berulangkali mengabaikan bahkan membuat mereka bersedih. Orang tua kita
harus memberi kita makanan, pakaian dan perlindungan. Kita mempunyaia tubuh dan
jiwa (roh) dan oleh karena itu, di atas segalanya, mereka harus memberi kita
makanan jiwa (rohani), yaitu roti kehidupan; jiwa diberi baju zirah dari Allah,
dan perlindungan di bawah sayap yang Mahakuasa.
Karena orang tua memiliki kedudukan yang
tinggi, Allah secara khusus memberi perhatian supaya kita mengasihi,
menghormati dan mematuhi mereka. Firman Tuhan penuh dengan pujian bagi anak
yang patuh, dan hujatan bagi anak yang tidak patuh. Kita pun jangan lupa untuk
berterimakasih kepada mereka. Melupakan orang tua adalah hal yang paling kejam
dari semua senjata. Lupa mengucapkan hal-hal yang baik kepada mereka, lupa
menyurati atau menelephone mereka, lupa mengunjungi mereka ketika mereka sudah
menjadi tua, semuanya itu menyakitkan hati ayah dan bunda.
JHWH memerintahkan kita untuk menghormati
mereka. Menghormati orang tua adalah bagian dari penghayatan kehidupan Kristen
dalam diri. Penghormatan yang terbaik bagi orang tua adalah ketika orang tua
menerima dan memperoleh kehidupan anak yang baik, yang tidak menyusahkan dan
tidak menjadi kesedihan baginya. Tidak ada tugu peringatan atau pemberian bagi
orang tua yang dapat menggantikannya.
b. Pendeta
Selain rumah, di mana kita tinggal bersama
dengan orang tua kita, rumah berikutnya adalah gereja. Tidak ada tempat di
dunia yang seagung persekutuan orang Kristen (gereja). Di dalam gereja Tuhan
telah menetapkan gembala-Nya, yaitu pendeta. Belanjanya dibayar oleh umat,
teapi dia dipanggil, bekerja untuk, dan menerima tugas dari JHWH Allah. Dia
adalah manusia biasa seperti yang lainnya, tetapi Tuhan Yesus Kristus, Pemilik
gereja, telah menempatkannya sebagai pemimpin atas orang-orang percaya. Dia
mendoakan para umatnya, dan umatnya harus mendoakannya.
c. Guru
Ada guru-guru di sekolah umam, dan ada juga
guru-guru di sekolah gereja. Mereka semua bertanggung jawab mengajarkan
kebenaran.
Tidak banyak orang yang terpanggil jadi guru,
banyak guru sekolah umum yang bekerja demi gaji yang sedikit dan kebanyakan
guru sekolah minggu bekerja tanpa gaji. Kita harus menghormati dan menghargai
mereka dengan mempelajari dengan sungguh-sungguh tugas-tugas yang mereka
berikan, dengan memberi perhatian yang penuh terhadap apa yang mereka ajarkan,
dengan mengikuti nasihat-nasihat yang baik yang mereka berikan, dan dengan
menunjukkan kepada mereka kebaiakan dan rasa terimakasih.
d. Pejabat-pejabat Pemerintah
Pemerintah-pemerintah adalah berasal dari
JHWH, dan mereka semua adalah para pelayan-Nya. Sumber dari segala hukum adalah
Kesepuluh Perintah JHWH (The Ten
Commandment). Orang yang mematuhi hukum yang berlaku tidak perlu takut
kepada presiden, kepada raja, kepada gubernur, kepada hakim atau kepada polisi.
Orang Kristen harus mematuhi hukum meski ketika tak seorang pun melihatnya,
karena dia atahu JHWH melihat dan berkenan kepada orang yang telah
mematuhi-Nya. Kadang-kada ada pemerintah yang jahat yang memerintah rakyatnya
untuk melakukan hal-hal yang jahat. Kita harus lebih patuh kepada JHWH Allah daripada
kepada manusia, sebab Dialah pemerintah kita yang Agung. Daniel tidak mematuhi
Raja Darius; Musa tidak mematuhi Firaun; orang Majus tidak mematuhi Herodes.
Sejarah penuh dengan berita orang-orang martir yang lebih memilih mati daripada
mematuhi pemerintah yang bengis dan yang salah.
e.
Majikan
Umumnya orang bekerja untuk seseorang. Mereka
memiliki seorang boss, seorang majikan, seorang manager, atau seorang pengawas,
yang memeberikan tugas-tugas atau pekerjaan-pekerjaan. Jika mereka tidak
mematuhi, kemungkinan besar mereka akan kehilangan pekerjaannya. Orang Kristen
patuh kepada pimpinannya terutama bukan karena ia takut kehilangan
pekerjaannya, tetapi karena JHWH Allah menginginkannya menjadi seorang pekerja
yang baik, atau menjadi seorang karyawan yang penuh rasa hormat (respectful). Karakteristik seorang
karyawan Kristen adalah pekerja keras, memiliki pribadi yang peduli terhadap
kesejahteraan usaha di mana dia bekerja, dan simpatik, bahkan empatik kepada
masalah-masalah yang dihadapi majikannya.
Di Atas Semuanya
Kita harus lebih patuh kepada JHWH Allah
daripada kepada manusia. Ada orang tua yang memberikan teladan yang menyedihkan
atau yang buruk kepada anak-anaknya; ada pendeta yang menjadi gembala palsu
yang menuntun kawanan dombanya ke dalam kesesatan bukan kepada kebenaran; ada
guru yang mengajarkan kebohongan; ada pemerintah yang menggunakan kuasanya
untuk ketidakadilan; ada pengusaha ayang tidak memiliki perhatian yang jujur
baik dalam kehidupan maupun demi haarta milik. Dalam setiap situasi orang
Kristen dipeintah oleh JHWH Allah. Terkadang dia mematuhi manusia karena dia
mengasihi JHWH Allah; terkadang dia
tidak mematuhi manusia juga karena dia mengasihi JHWH Allah. Dalam segala hal
dia harus selalu menyesuaiakan dirinya kepada kehendak JHWH Allah, karena JHWH
Allah adalah Bapanya; JHWH Allah adalah
Gembalanya; JHWH Allah Gurunya; JHWH Allah adalah pemerintahnya; JHWH Allah
Tu(h)annya. Jika tugas dan pekerjaan yang diberikan wakil presidan (wakil JHWH
Allah) bertentangan dengan tugas yang diberikan Presiden (JHWH Allah) maka
orang Kristen harus lebih mematuhi dan lebih taat kepada “Presiden”.
Nas Bacaan:
Keluaran 20: 12 ; Ulangan 5: 16 ; Efesus 6:
1-3 ; Kolose 3: 20 ; Roma 13: 1 – 7 ; Matius 22: 21 ; Markus 12: 17 ; Lukas 20:
25
Tugas: -
Hapalkanlah Perintah keenam
- Hapalkanlah Perintah Ketujuh dan artinya
IX. KEKUDUSAN HIDUP
1.
“Jangan Engkau Membunuh”
Hidup itu singkat! Meskipun orang hidup
selama delapan puluh tahun di dunia ini, hidupnya tetap singkat. Tahun-tahun
berlalu dengan cepat, dan segera berakhir.
Setiap hari dan setiap tahun adalah penting.
Meskipun panjang atau pendek masa hidup seseorang pastilah memiliki arti yang
penting. Kita hidup di dunia untuk “bekerja setiap hari” di dalam
“perusahaan”-Nya di bumi.
Tak seorang pun berhak untuk mempersingkat
waktu bekerja tersebut, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain. Hanya
Tuhan Pemberi kehidupan yang berhak untuk menentukan kapan kehidupan seseorang
itu harus berakhir.
Tak Ada Manusia yang Hidup Kekal
Sejak dosa datang, tidak ada manusia yang
dapat hidup kekal. Betapapun seseorang menjaga kesehatannya dengan sangat baik,
suatu hari ia pasti akan mati, atau, tidak akan ada orang yang benar-benar
ingin hidup di dudnia ini selamanya, karena terlalu banyak kemalangan,
penderitaan dan kesusahan bagi setiap orang. Manusia telah melihat “sumber
kemudaan yang abadi” dalam kesia-siaan. Seperti satu aliran atau mata air yang
telah ditemukan manusia, dan telah merebus air itu bertahun-tahun, sebagaimana
mereka datang, mereka juga akan pergi. Air tersebut tidak akan dapat memberikan
kemudaan yang abadi bagi mereka. Sejak kejatuhan ke dalam dosa, ada rintihan
yang amat sangat, dan semua manusia rindu akan pembebasan dari kehidupan yang
penuh dosa. Tak seorang pun yang menginginkan dan memelihara hidup dalam
dosanya untuk selamanya.
Hidup di Dunia Bukanlah Kebaikan
yang Tertinggi
Banyak orang Kristen akan mengetahui bahwa
ada beberapa hal yang lebih berharga dari hidup di dunia ini. Melalui
tahun-tahun, manusia telah berjalan menuju kematian yang pasti. Adalah satu
tragedi ketika manusia berpikir bahwa hal terpenting dalam hidup adalah
benar-benar untuk hidup. Meskipun hidup itu sendiri adalah salah satu karunia
Allah, dan sebagai salah satu dari karunia-Nya, manusia haruslah yakin menjaga hidupnya dengan sungguh-sungguh.
Seseorang tak boleh dengan sengaja menyia-nyiakan hidup, baik hidupnya sendiri
maupun hidup orang lain.
Sebuah Bait untuk Jiwa
Tubuh adalah tempat tinggal bagi jiwa; dan
jika jiwa milik JHWH Allah, maka jiwa adalah tempat tinggal bagi Roh JHWH
Allah. Oleh karena itu jiwa memiliki nilai yang sangat istimewa dalam hidup ini.
Tak seorang pun boleh mencemarkannya, apakah dengan melemahkannya, atau
menghancurkannya. Tubuh menjadi lebih mulia karena jiwa telah menjadi, atau
dapat menjadi tempat kediaman JHWH Allah yang kekal.
Kehancuran Bait
Sebuah rumah dapat menjadi puing, apakah
karena kaulakukan atau karena tak kaulakaukan. Engkau dapat meletakkan beberapa
dinamit di lantai dasar dan memompanya untuk meledakkannya, atau dengan
mengabaikan untuk memperbaiki atau merawatnya, engkau dapat membiarkannya
runtuh.
Tubuh seorang manusia dapat hancur dengan
mengabaikan peraturan dasar kesehatan dan kebersihan. Atau dalam peristiwa
lain, engkau dapat membunuh tubuh.
Seorang manusia dapat membunuh orang lain
dengan menembakkan sebuah peluru ke hatinya; dia dapat membunuh orang lain
dengan tidak hati-hati mengendarai kendaraan di jalan raya; dia dapat membunuh
orang lain dengan cara tidak mau berbagi makanan dengan orang lain ketika
mereka lapar.
Negara kita, meskipun dalam suasana damai dan
merupakan agama yang menjungjung tinggi agama serta yang mengaku sebagai
masyarakat beragama, memiliki rekam jejak kejahatan dan kecelakaan yang amat
sangat. Anggaran yang disediakan untuk menangani kejahatan dan kecelakaan
mungkin jauh lebih tinggi daripada anggaran untuk pendididkan. Kematian karena kecelakaan lalu lintas sangat
tinggi, dan itu berlangsung setiap hari (jika kita simak dari berita di
televisi dan surat kabar). Sebagai suatu bangsa kita memiliki rekam jejak yang
sangat lemah dalam menata jaminan hidup.
Menjaga Bait Sendiri
Setiap kibiasaan yang lalai menjaga kesehatan
adalah suatu tindakan yang mengabaikan karunia JHWH Allah dalam hidup. Setiap
tindakan yang mengambil resiko demi orang lain adalah suatu tindakan yang memakai
kesempatan untuk melayani di dunia milik JHWH Allah. Ada banyak kondisi di mana orang mengambil
resiko demi orang lain. Seorang dokter yang mempersingkat hidupnya karena
keyakinan pelayanan kepada orang sakit karena tidak mau mengabaikan kommitmen.
Atau juga seorang gembala yang memberikan seluruh kehidupannya untuk bekerja
dalam Kerajaan JHWH Allah. Atau orang yang tidak kenal lelah memperhatikan para
pekerjanya supaya saling peduli satu dengan yang lainnya. Demikian juga seorang
misionaris yang mengorbankan hidupnya di antara musuh-musuh dan dibunuh karena
pekerjaannya, semuanya itu tida dapat disebutkan sebagai tindakan yang
menyianyiakan baitnya.
Menjaga Bait Orang Lain
Tuhan Yesus berkata bahwa umat-Nya akan
disibukkan untuk membagikan makanan kepada orang lapar, orang yang haus akan
minuman, orang yang telanjang, serta merawat orang sakit. Dia sendiri telah mengakhiri penderitaan-Nya
demi kebutuhan orang-orang yang percaya pada-Nya. Dia meyakinkan umat-Nya untuk
mewujudnyatakan bahwa jiwa jauh lebih berharga (penting) dari tubuh; tetapi Dia
juga dengan cara yang sama meyakinkan umat-Nya untuk tidak melupakan kebutuhan
tubuh mereka dalam kehidupan bersama mereka. Seorang Ayah Kristen harus peduli
akan kebutuhan tubuh keluaarganya; seorang pengusaha Kristen harus dengan setia
memperhatikan kebutuhan para pekerjanya; seorang warga negara Kristen
diwajibkan untuk menjaga ketentraman dan menjauhkan segala penyakit dari
masyarakat. Kepada para sahabat, pengikuit Kristus harus menunjukkan kepedulian
yang amat sangat akan kebutuhan tubuh. Kejahatan, pemberontakan, perang,
pembuuhan dan penyiksaan-semuanya itu adalah musuh kehidupan- harus menjadi
musuhnya. Hanya dengan demikian bait
dunia akan menjadi bait Roh Allah yang kekal.
2.
Saat Seorang Laki-laki Menjadi Laki-laki Sejati
“Jangan Engkau Berzinah”
Seorang laki-laki sejati adalah seorang
petarung. Dia bertarung demi kebenaran. Dia berani berdiri seorang diri
menentang khalayak ramai. Dia tidak gentar, pun saat orang-orang
menertawakannya.
Seorang laki-laki sejati adalah seorang
pekerja (tidak pemalas). Dia tidak meninggalkan studinya atau pekerjaannya. Di
lapangan bola, atau di lapangan basket, dia melakukan yang terbaik dari dalam
dirinya sendiri. Tak seorang pun dapat memanggilnya seorang “penakut” atau seorang “penghalang”.
Yang terpenting, seorang laki-laki disebut
sejati atau tidak ditentukan oleh
bagaimana dia bergaul dengan para perempuan. Itulah ujian terkhir dan tertinggi
baginya.
Lelaki Sejati Melindungi Perempuan
Laki-laki lebih kuat dari perempuan. Seorang
laki-laki dapat melawan dan menindas perempuan; atau sebaliknya dia dapat melindungi
dan merangkulnya. Banyak lelaki secara naluri melindungi ibunya atau saudara
perempuannya, atau puterinya. Lelaki sejati pasti melindungi setiap ibu,
perempuan dan putri. Seorang lelaki harus melindungi setiap gadis perempuan sebagaimana
dia menginginkan lelaki lain melindungi ibunya, saudara perempuannya dan puterinya.
Lelaki Sejati Tidak diperbudak Nafsu; Dia adalah Seorang Jenderal
Setiap Lelaki yang sehat memiliki nafsu
(keinginan) yang kuat. Kadang-kadang nafsu-nafsunya mencoba menguasainya, memintanya
melakukan sesuatu yang rendah. Lelaki sejati tidak akan dikuasai oleh godaan-godaan
nafsu tersebut. Lelaki sejati menguasai dan mengendalikan nafsunya; dia adalah
jenderal atas nafsu-nafsunya. Nafsu-nafsunya tidak akan dapat mengendalikannya
dan menjadikannya seorang budak yang kotor. Lelaki sejati bukanlah laki-laki
suruhan nafsu-nafsunya. Dia adalah tuan atas nafsu-nafsunya dan meletakkannya pada
tempatnya. Kadang-kadang ketika dia bersama gadis-gadis, godaan-godaan nafsu
ini mencoba menawarkan yang “baik dan indah” baginya, tetapi lelaki sejati akan
waspada dan berdoa, dia akan dikawal oleh Roh Kudus, dan tidak akan membiarkan
nafsu-nafsunya menguasainya.
Lelaki Sejati adalah Cerdas
Lelaki sejati tahu, dia tidak dapat memanen
gandum jika dia menanamnya bersama dengan semak belukar. Dia tahu, dia tidak
dapat menghayati hidup bersih jika dia menanamkan
pikiran-pikiran yang tidak bersih dirinya meskipun dia menjaga pikirannya. Dia
tidak mengoleksi gambar-gambar perempuan atau laki-laki seronok (porno) dari
majalah-majalah atau dari dunia maya. Dia tidak tertarik pada filem-filem yang
membangkitkan nafsu-nafsunya. Dia tidak akan tertawa atas cerita-cerita kotor
(porno), atau juga tidak akan menceritakannya. Jika teman-temannya ingin pergi
ke tempat minum (bar/ diskotik) atau warung minuman yang remang-remang, dia akan
mengatakan bahwa dia akan menemui mereka kemudian.
Dia bukan seorang yang berbuat baik secara
berlebihan. Dia cerdas, dan tahu bahwa tak seorang pun dapat mempermainkannya,
dan senantiasa menajga kehidupannya pada tingkat yang tinggi (luhur).
Untuk menghindari pikiran-pikiran kotor, dia
akan lebih memilih membaca buku-buku yang baik dan berkualitas; melakukan perjalanan
dengan rombongan yang pantas/ sopan; menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas
yang berguna dan membangun dirinya. Dan yang terpenting, dia tidak akan lupa pergi
ke gereja dan sekolah minggu, membaca Alkitabnya, serta senantiasa berdoa. Semua
itu dilakukannya, karena dia tahu bahwa dia membutuhkan pertolongan yang tetap
dari JHWH Allah supaya dia tidak terjerumus ke dalam dosa.
Seorang Ayah akan Mempercayai Lelaki Sejati
Bagi seorang laki-laki, mahkota (penghargaan)
yang terbaik adalah ketika orang-orang mempercayainya untuk menjaga putrinya. Dan
karena itu, lelaki sejati, tidak akan takut pada ayah pacarnya. Sebab, seorang
laki-laki muda sejati akan benar-benar dan sungguh-sungguh menolong, mengawal
dan melindungi perempuan, terlebih pacarnya.
Lelaki Sejati Mendambakan Satu Keluarga bagi Dirinya
Sendiri
Seorang anak laki-laki usia tiga belas atau
empat belas tahun, saat dia akil balik (dewasa secara seks), mulai memimpikan
beberapa gadis yang dia akan cintai yang pantas untuk dinikahi. Bersama-sama,
jika JHWH mengaruniakan pada mereka kesehatan, mereka akan memiliki anak-anak
mereka sendiri. Dia mendambakan isterinya dan anak-anaknya bangga padanya sebagai
laki-laki sejati yang dapat diandalkan anak - isterinya. Untuk mencapai hal
itu, dia harus hidup “bersih” demi masa depan seperti seperti yang diimpikannya.
Dia tidak akan menghabiskan dan menyia-nyiakan kekuatan (gairah) seksnya yang
terbaik; dia akan senantiasa mengendalikan dan menguasai gairah seksnya. Dia
akan menempatkan gairah seksnya pada tempat yang semestinya bagi rumah dan
keluarga masa depan yang didambakannya.
Seorang Laki-laki Sejati Menjaga Kesuciannya, sebab
TUHAN Memperhitungkannya
Pada zaman dahulu di Mesir, Joseph dicobai
untuk melakukan perzinahan (perselingkuhan) dengan isteri Potiphar. Dia
kehilangan pekerjaannya dan dipenjarakan karena dia menolak untuk berzinah. Dia
menolak, sebab dia tahu JHWH memperhitungkannya untuk melakukan yang benar. Dia
mengatakan, “Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan besar ini, dan berdosa
terhadap JHWH Allah?” (Kej. 39:9).
Seperti Joseph, seorang laki-laki sejati menjaga
kesuciannya bukan karena dia takut, tetapi karena dia tahu JHWH Allah memperhitungkan
padanya untuk senantiasa hidup kudus (suci). Itulah alasan, di atas segala
alasan, mengapa dia menjaga dirinya sendiri, baik menjaga fisiknya (fisik sehat
dan yang kuat), menjaga
mental-spiritualnya (rohani yang sehat dan kuat), maupun moral yang baik
(perilaku yang sesuai dengan kehendak JHWH Allah.
“Bagi setiap lelaki di
sana terbuka
Satu jalan, dan banyak jalan,
dan satu jalan;
Jiwa yang luhur menapaki
jalan yang luas
Jiwa yang rendah mencari-cari
kehinaan,
Dan, di antara keduanya,
adalah samar-samar,
Bebas berhenti, bebas mondar-mandir
Tetapi bagi setiap
lelaki di sana terbuka
Jalan yang luas dan
sempit.
Dan setiap lelaki harus
memilih
Jalan ke mana jiwanya
harus pergi.”
-Oxenham
3.
Perempuan yang Bagaimana yang Harus Dinikahi Lelaki?
“Hendaklah
kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan
tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.”
(Ibrani
13: 4)
Dua orang siswa sedang duduk di dalam ruang
baca perpustakaan. Mereka membicarakan gadis-gadis, dan mencatat
perbandingannya. Mereka menyeleksi seorang dengan yang lainnya dengan beberapa
kriteria: “Ah, gadis ini tidak begitu
baik, setiap orang dapat menciumnya,” ; “Gadis ini oke, jika engkau
menggebu mengencaninya, tetapi dia pendiam,” ; “Gadis yang ini dapat berdansa
dan bercumbu, tetapi segala sesuatu dapat kau katakan padanya” ; “Gadis ini, setiap orang dapat merabanya.” Akhirnya mereka tiba pada seorang,
namanya Nathasya. Salah seorang dari siswa itu berkata, “Inilah gadis yang cocok untukmu; paling sedikit, saya sudah dua belas kali mengencaninya, dan saya belum
pernah meletakkan lenganku padanya. Dia sangat baik dan rendah hati.” Dan
siswa yang lain berkata, “Sobat, gadis
seperti itulah yang akan kunikahi.”
Lelaki bukan Menikahi Property Publik (Milik Umum)
Beberapa laki-laki menciptakan hal-hal yang
aneh. Mereka menginingkan berpacaran dengan berbagai macam gadis jika gasis itu
keleihatan menarik, tetapi ketika mereka mencari seseorang untuk dinikahi
mereka menjadi amat sangat memilih-milih. Mereka mendambakan seorang yang
sangat ideal dan memiliki karakter yang baik. Mereka akan menolak gadis yang
telah “disentuh” setiap tangan lelaki, Tom, Dick, dan Harry, dan akan memilih
beberapa gadis yang paling sedikit “disentuh” laki-laki, yang tidak menjajakan
diri pada semua lelaki yang datang padanya. Umumnya laki-laki, mungkin, sulit
mendapatkan cinta dari seorang perempuan yang baik, tetapi mereka akan mencari
dan merayunya. Ketika sseorang laki-laki menikah, dia mendambakan seorang perempuan
yang dapat menjadi ratu di rumah tangganya, ibu dari anak-anaknya, pemberi
semangat dan inspirasi baginya.
Perempuan yang Top tidak Membeli atau Menjual Kencan
Banyak pemuda akan memacari seorang gadis
hanya untuk menunjukkan bahwa dia mampu memanjakannya untuk sesaat. Tetapi
Gadis “ranking pertama” (jempol) tidak akan menjual ciumannya untuk pacaran.
Dia akan memilih tidak dan tidak terkenal daripada membuat banyak tawaran.
Adalah perempuan murahan yang akan menjual dirinya sendiri, menjual kehormtannya
dan segalanya, demi uang, Mereka yang berlaku demikian akan disebut pelacur dan
sampah masyarakat.
Perempuan yang Baik Tahu Perbedaan antara
Popularitas dan Penghargaan
Ada gadis-gadis populer yang tidak memiliki
kriteria utama bagi laki-laki yang ingin menikah. Dan ada gadis-gadis yang
tidak populer yang berharga dan terhormat bagi semua laki-laki dan
mendambakannya untuk dinikahi. Seorang perempuan dapat menjadi terkenal dengan
mudah; tetapi dia tidak dapat menerima penghormatan dan penghargaan dengan
mudah.
Beberapa Perempuan Memiliki Kuasa yang Besar
Meskipun secara fisik lebih kuat, tidak
sedikit laki-laki yang diperintah (dikuasai) oleh perempuan. Seorang laki-laki
sering akan menjadi sebaik ibunya, sebaik saudara perempuannya, atau menjadi
seperti yang diinginkan kekasihnya. Jika laki-laki tidak peduli pada kuasanya,
perempuan dapat dengan mudah menjatuhkannya. Jika laki-laki memiliki nilai
kekeristenan yang tinggi dan ideal, mereka, lebih kuat dari segala kekuatan
dunia, yang dapat menuntunnya pada jalan yang seharusnya. Banyak anak laki-laki
telah menjadi besar dan menjadi pria yang hebat dan baik karena dia memiliki
seorang ibu yang berharga, seorang saudara perempuan yang penuh kasih, atau
seorang yang baik yang didambakan kekasihnya. Seorang wanita adalah seorang
pemimpin (leader) bagi laki-laki.
Seorang Perempuan yang Baik Merencanakan Rumahnya
Sendiri
Kira-kira pada usia duabelas tahun seorang
anak perempuan mengalami perubahan menjadi seorang perempuan dewasa (dewasa
secara seks/ akil balik). Mimpi-mimpi mulai memenuhi pikirannya. Dia memimpikan
saat-saat ketika segalanya baik, memimpikan laki-laki sejati yang akan
mencintainya dan menjadikannya sebagai pengantin perempuan si lelaki tersebut.
Tetapi dia melakukan lebih dari sekedar mimpi; dia juga merencanakan. Dia menetapakan rencana yang matang untuk saat-saat
yang diimpikannya. Setiap hari dia senantiasa berusaha menjaga kesucian
moralnya bagi si dia yang suatu hari akan datang meminangnya. Dia mendambakan
mampu memberikan cinta yang murni dan suci bagi si dia, supaya dia layak atas
cinta yang murni dan suci yang akan dipersembahkan si dia baginya.
Seorang Perempuan yang Baik Mengingat Tempat
Termulia JHWH Allah bagi Dirinya
JHWH Allah menginginkannya suci dan murni.
Meskipun seluruh dunia menghendakinya melupakan idealismenya, dan hanya JHWH
Allah yang senantaisa menginginkannya tetap suci dan murni, seorang perempuan
Kristen akan berdiri teguh. Karena di atas segalanya, yang sangat dinginkan
JHWH Allah adalah tetap menjadi Kristen yang setia. Mungkin hal itu dapat
mengakibatkan tak seorang pun laki-laki datang meraihnya, dan dia tidak akan
memiliki rumah tangganya sendiri. Itu semua tidak akan mengubah keyakinanya,
sebab segala sesuatu adalah bagi Allah bahwa dia hidup dalam kesucian dan
kemurnian hidup. Sebagai seorang Kristen dia milik mempelai Tuhan, Gereja-Nya
yang kudus, dan suatu hari diraih oleh JHWH Allah.
“Di atas Batas Ular”
Pada zaman dahulu beberapa koloni terbentuk
di New England. Mereka menemukan satu lembah yang indah dan mereka membangun
rumah-rumah di sana, ketika tiba-tiba mereka menemukan bahwa di dalam tanah
yang mereka diami bersarang oleh ular-ular beracun. Mereka tidak takut tinggal
di sana meskipun mereka mengetahuinya. Mereka terus menerus bekerja keras
mengeksplorasi hingga ke dataran tinggi, mereka mengetahui bahwa ular-ular itu
lama-lama makin sedikit, hingga akhirnya mereka meraih satu level di mana semua
ular-ular itu akhirnya pergi. Di sana mereka membangun rumah-rumah, membersihkan
tanah, dan menanam ladang-ladang mereka. Mereka tinggal di atas batas ular.
Dalam hidup ini, juga ada batas ular. Tidak
ada perempuan bijak yang mau tinggal di bawah batas ular tersebut, sebab di sana
dia akan menemukan teman-teman yang tidak senonoh, minuman-minuman keras,
kesenangan-kesenangan yang tidak jelas, dan beraneka ragam “ular” yang akan
merampas kehidupan jiwanya. Benar, dia bisa saja tinggal di sana dan tidak
digigit, tetapi itu tidak mungkin. Resikonya terlalu besar. Kehidupannya dengan
JHWH Allah adalah taruhannya, nama baiknya adalah taruhannya, masa depannya
yang penuh bahagia dan cerah menjadi taruhannya. Maka dia memohon, “Jauhkanlah
kami dari pencobaan,” dan pikiran serta kebiasaan akan membangun kehidupannya
di atas batas ular.
4.
PENCURI YANG LIHAI
Titah VIII: Jangan Engkau Mencuri
Hari itu Johny tidak
bermaksud mencuri, tetapi sebelum malam tiba, dia telah mencuri empat kali. Hal
itu terjadi seperti ini:
Di kamar mandi dia
menemukan uang yang jatuh dari kantung celana ayahnya ketika ayahnya mandi.
Johny berpikir, “Alangkah beruntungnya,”
kemudian dia mengantonginya. Ayahnya tidak akan pernah merasa kehilangan, dan
Johny tidak memberitahukannya bahkan dia menjajankan uang tersebut. Itulah
tindakan pencurian pertama: Dia telah mencuri lima ribu rupiah dari kantong
ayahnya.
Di lapangan permainan
sekolah, dua menit sebelum bel berbunyi, Johny tidak mengembalikan pemukul
bola, dia mengalihkan perhatian Jim serta menyembunyikan bola hingga bel
berbunyi sehingga Jim kehilangan giliran memukul bola. Pencurian kedua: Johny
mencuri giliran bermain dari sahabatnya.
Ibu Jones dengan
hati-hati menerangkan pelajaran matematika, tetapi Johny berangan-angan. Ketika
ibu Jones bertanya padanya dan memintanya untuk mengerjakan soal, Johny berkta,
“saya tidak memahaminya, bu.” Ibu Jones menerangkan menerangkan kembali, dan
Johny menyimak dan mempelajarinya, namun dia telah mencuri waktu gurunya lima
menit. Itulah pencurian ketiga.
Di sore Johny
mengerjakan kuis Bahasa Inggris. Dia tidak mengingat jawaban pertanyaan ketiga.
Dia diam lima menit, mencoba berpikir, tetapi dia tetap tidak dapat
mengingatnya. Maka dia melihat sekilas kertas jawaban si Jane, dan di sana ada
jawabannya. Johny tak dapat melihatnya dengan jelas lalu dia menulis dengan
cepat pada secarik kertas kemudian menuliskannya kembali pada kertas
jawabannya. Pencurian kelima: Johny telah mencuri pengetahuan Jane.
Mari kita menajawab
bebrapa pertanyaan tentang pencuri dan pencurian.
Siapakah
Pemilik yang Sesungguhnya dari segala sesuatu yang ada?
Pemilik segala sesuatu
yang ada di sekitar kita adalah JHWH Allah. Baik Morgans, Rockefellers, dan
Duponts, ketiga orang tersebut merupakan orang yang pernah menjadi orang
terkaya, mereka bukanlah pemilik harta yang sesungguhnya. Mereka, dan juga
kita, hanya menata harta kekayaan JHWH Allah. Sebagai penata atau menejer, kita
mungkin menjadi menejer yang baik atau menejer yang jahat. Kita mungkin menjaga
segala sesuatu untuk JHWH Allah, atau mungkin mencuri segala sesuatu dari
Allah.
Jika Kita bukan
Pemilik, Siapakah Kita?
Kita adalah penatalayan,
menejer, atau petugas kepercayaan. Banyak orang yang melupakan hal itu. Pada
masa lalu Tuhan Yesus menceritakan satu perumpamaan tentang seorang petani yang
lupa. Si petani membangun lumbung baru untuk menyimpan dan menimbun harta
kekayaannya. Dia benar-benar kaya. Dia lupa siapa pemilik sesungguhnya dari
semua hartanya dan dia terus-menerus
menimbun hartanya dan menikmatinya. Kemudian dengan tiba-tiba JHWH Allah
memangginlnya untuk mengadakan penghitungan dan murka atasnya. JHWH berkata,
“Hai orang bodoh, malam ini jiwamu akan diambil darimu.” Pada hari berikutnya
dia kehilangan harta kekayaannya, dia mati dan tidak dapat membawa apapun dari
harta kekayaannya. (Baca Lukas 12:13-21)
Para Penjaga
Harta
Setiap hari kita
menggunakan harta yang bukan milik kita. Di tepi jalan, kita berjalan pada
jalan yang bukan milik kita; kita duduk di bangku sekolah yang bukan milik
kita; buku perpustakaan bukan milik kita, tetapi kita membacanya. Kita bukanlah
pemilik dari semua itu, kita hanyalah pemakai dari semua itu, oleh karena itu
kita tidak boleh membuang sampah sembarangan di jalan, atau mengukir
(mencorat-coret) nama kita pada bangku, merobek atau menulis-nulis
halaman-halaman buku yang kita baca. Sebagai warga Kerajaan Sorga dan anggota
dari masyarakat di mana kita tinggal, kita harus menjaga dan merawat segala
harta yang kita gunakan.
Dapatkah
Seseorang Mencuri dari Allah?
Tentu dia dapat, semudah
seorang bankir menggelapkan dana deposito nasabah. Jika ayahmu mendepositokan uangnya
di bank sebanyak 5 juta rupiah, itu bukan berarti ayahmu memberikan uang
tersebut kepada si bankir, dia hnya meminta si bankir untuk menginvestasikan
uangnya, menyerahkan uangnya untuk dikelola. Setahun kemudian ayahmu datang
kembali mengambil uang tersebut dan si bankir berkata, “Uangnya tidak ada lagi
di sini, saya telah menggunakannya untuk keluargaku.” Apa dan bagaimana pikiran
ayahmu? Ayahmu pasti akan berkata, “saya telah ditipu dan dirampok.” (Bnd.
Matius 25)
JHWH Allah telah
mendepositokan sesuatu kepada kita. Dia telah menitipkan padamu tubuh dan
pikiran, waktu dan tenaga. Tubuhmu bukanlah milikmu, tubuhmu adalah milik
Allah. Pikiran, waktu, tenaga yang ada padamu bukanlah milikmu melainkan milik
JHWH Allah. Dia memintamu untuk menginvestasikan semua itu untuk-Nya, dan suatu
hari Dia akan memanggilmu untuk melakukan penghitungan dan Dia akan melakukan
pemeriksaan (audit) bagaimana engkau menata/ mengelola harta milik-Nya.
Apakah Allah
Peduli Bagaimana Engkau Menghabiskan Uangmu?
Engkau harus memperoleh
uang dengan jujur, dan engkau harus menghabiskan dengan jujur. Seorang yang
menghamburkan uangnnya adalah seorang pencuri di hadapan JHWH Allah. Ibarat
seorang membongkar loker orang lain dan mencuri barang yang ada dalam loker
tersebut. Seorang anak SMP atau SMA biasanya tidak memiliki banyak uang, tetapi
dia menghabiskan uang yang diberikan orang tuanya. Beginilah si anak itu
menghabiskan uangnya Rp 100.000,- dalam
satu Minggu.
Untuk Permainan Base
Ball : Rp 50.000,-
Untuk es krim :
Rp 10.000,-
Untuk sebuah pertunjukan : Rp 15.000,-
Untuk permen karet : Rp 5.000,-
Untuk susu malt
(fermentasi) : Rp 10.ooo,-
Untuk permen :
Rp 5.ooo,-
Untuk persembahan gereja : Rp
5.000,-
Adakah yang salah dari
perhitungan anggaran di atas? Apakah engkau berpikir JHWH Allah akan berkata
bahwa dia telah menginvestasikan uangnya dengan bijak untuk JHWH Allah dalam
seminggu?
Setiap anak yang
menghabiskan uangnya harus menata pemakaiannya untuk pertanggungjawaban kepada JHWH
Allah. Jika JHWH Allah menemukan kita setia (dapat dipercaya) mengelola dan
menata keuangan, maka dalam rincian anggaran untuk persembahan iman ke gereja
harus tetap ada dan menjadi prioritas utama.
Perpuluhan
untuk Tuhan
Dalam jemaat Perjanjian
Lama, umat mempersembahkan perpuluhan kepada JHWH Allah. Mereka memberikan 10%
dari semua penghasilan mereka untuk JHWH Allah. Saat ini banyak juga orang
Kristen yang melakukan hal tersebut. Siapa yang memberi perpuluhan, mereka
adalah pemberi yang paling berbahagia dari segalanya.
Siapakah
Pencuri yang Terbesar?
Manusia yang melupakan
JHWH Allah dalam segala hal, dialah
pencuri yang terbesar. Jika dia menggunakan waktunya seperti miliknya sendiri,
jika dia memakai kemampuannya seperti miliknya sendiri, jika dia menggunakan
uangnnya seperti miliknya sendiri, sesungguhnya dia telah mencuri seluruh
kehidupannya dari JHWH Allah.
5.
JEJAK DUSTA
Titah IX: Jangan Engkau Bersaksi Dusta
terhadap Sesamamu
Benyamin Franklin
berkata, “Kejujuran adalah politik yang terbaik.” Dalam bahasa yang lebih baik
kita mengatakan “dibayar dengan kejujuran.” Orang Kristen wajib mengatakan dan
melakukan semua yang benar meskipun dibayar atau tidak dibayar, sebab JHWH
Allah menginginkan kita mengatakan dan melakukan kebenaran. sama
kita
SOAL EVALUASI I PELAJAR SIDI
HKBP TASIKMALAYA, SABTU, 26 JULI
2014
1.
Tulislah nama lengkap pada pojok kanan lembar jawaban!
2.
Tulislah nama penatua lingkungan dan alamatmu di bawah namamu!
3.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini tanpa bertanya kepada teman
kiri-kanan – depan- belakang dan tanpa membuka catatan, buku, dan Alkitab!
4.
Ingatlah Hukum VIII: Jangan Engkau Mencuri!
1.
Jelaskanlah siapakah dirimu sesuai dengan pengenalanmu akan dirimu
sendiri!
2.
Jelaskanlah apa dan untuk apa engkau diciptakan TUHAN, sehubungan
dengan engkau sebagai pelayan Allah!
3.
Tuliskanlah pengklasifikasian/ pembagian dari kitab-kitab Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru!
4.
Sebutkanlah kitab-kitab yang termasuk pada:
a.
Kitab Para Nabi
b.
Kitab Taurat
c.
Kitab Injil
d.
Surat-surat Rasul Paulus
5.
Sebutkanlah fungsi Alkitab bagi kehidupan manusia!
6.
Sebutkanlah perbedaan antara Hukum dan Injil, dan berikanlah contoh
ayat Alkitab mana yang merupakan hukum dan mana yang Injil!
7.
Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan percaya!
8.
Jelaskanlah hubungan antara iman dengan ilmu pengetahuan!
9.
Tuliskanlah hukum I dan II dan ssebutkanlah contoh allah-allah yang
disembah manusia di zaman modern sekarang ini!
10.
Orang Percaya dilarang menyebut nama TUHAN Allah dengan sembarangan!
Pada saat kapankan orang percaya dapat menyebut nama Tuhan?
10. HUKUM KASIH
16. Seberapa
Banyakkah JHWH Tuhan meminta?
“Kasihilah JHWH Allahmu
dengan segenap hatimu
dan dengan segenap
jiwamu
dan dengan segenap akal
budimu.”
(Matius 22: 37)
Dia berkata, “Anakku,
berikan segenap hatimu kepada-Ku.” Dia meminta semuanya! Dia tidak meminta
sebagian!
Maksudnya adalah engkau harus mengasihi-Nya dengan segenap
hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap
akal budimu (Ul. 6: 5; Mat. 22: 37). Meskipun engkau memberikan segala milikmu
untuk memberi makan orang miskin, dan meskipun engkau memberikan tubuhmu untuk
dibakar, tetapi tidak mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan
akal budi, engkau belum memberikan bagi-Nya apa yang telah dia pinta darimu
(bnd. 1 Kor. 13).
Setiap hari kita membutuhkan dan memohon pengampunan
dari-Nya, karena kita tidak memberikan pada-Nya apa yang Dia pinta dari kita.
Setiap hari kita membutuhkan dan memohon pertolongan dari-Nya supaya kita dapat
bertumubh dan bertumbuh di dalam kasih bagi-Nya.
Haruskah aku Menyerahkannya?
Ya, engkau harus menyerahkan segalanya bagi-Nya. Mungkin
itu baik atau mungkin juga tidak baik. Apakah itu baik atau tidak engkau harus
menyerahkan segalanya bagi-Nya. Engkau mungkin memperolehnya kembali atau mungkin
tidak memperolehnya kembali. Kadang-kadang ketika engkau memberikan dan
merelakan sesuatu, engkau memperolehnya kembali padahal sebenarnya engkau tidak
mengharapkannya kembali lagi.
Mungkin Kristus memintamu untuk menyerahkan apa yang ada
padamu. Dia menginginkan segala yang ada padamu atau sama sekali dia tidak
meminta darimu. Sifat dasar iman adalah memberikan segalanya pada-Nya. Iman berarti mempercayakan segala sesuatu
pada-Nya, dan memberikan segalanya bagi-Nya.
Engkau memberikan hidupmu bagi-Nya. Engkau harus mati
bagi-Nya, jika Dia memintanya darimu.
Dia akan memberikan kembali kehidupan bagimu, supaya engkau dapat mengembangkan
kehidupanmu bagi-Nya. Engkau menyerahkan segala pengharapanmu pada-Nya. Jika
harapanmu tinggi dan mulia, Dia akan mengarahkannya padamu supaya engkau dapat
meraih harapanmu tersebut. Engkau menyerahkan segala kemampuanmu bagi-Nya.
Ketika segala kemampuan kauberikan bagi-Nya, Dia tidak akan menahannya di
sorga, tetapi Dia akan memberikannya kembali kepdamu, dan dia akan menuntun
serta menolongmu menggunakan segala kemampuanmu untuk hal-hal yang berguna.
Kemungkinan-kemungkinan Masa Muda
Sebagai orang Kristen engkau harus menyerahkan segalanya
bagi-Nya. Engkau harus menyerahkan ayah dan bundamu bagi-Nya; Dia tidak akan
mengambil mereka ke sorga dengan segera, melainkan Dia mengembalikan mereka
padamu. Dia memberikan tugas padamu, yaitu melayani dan membuat hidup mereka
bahagia. Engkau menyerahkan teman-temanmu bagi-Nya dan engkau menerima mereka kembali
dan engkau diperintahkan-Nya, “Mulai
sekarang engkau adalah penjaga sahabat-sahabatmu.”
Jangan Menahan dengan Menyianyiakan
Terlalu sering para pengikut Kristus secara bersama-sama
menahan semua usaha mulia dengan menyia-nyiakannya. Beberapa orang memahami
dengan baik, dengan mengatakan: menjadi seorang Kristen harus berhenti
menonton, bermain kartu, merokok, berdansa/disco, dan kesenangan-kesenangan
lainnya. Tentu engkau harus menghentikan dan melepaskan semua itu. Engkau
menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya yang memeberi segala kepunyaan-Nya
kepadamu.
Tidak seorangpun dapat memberitahukan kepadamu apa yang akan
kau peroleh kembali. Hanya Kristus melalui firman-Nya dan oleh Roh Kudus-Nya,
yang dapat memberitahukan kepadamu. Jika engkau membaca firman-Nya dengan
berdoa, dan dengan satu keinginan melalui segala cara, meskipun dengan harga
yang mahal, engkau akan tahu. Dalam segala hal, pendetamu pun tidak dapat
memberitahumu, apa yang boleh engkau lakukan dan yang tidak boleh kaulakukan.
Engkau bebas menentukan bagi dirimu sendiri. Hanya Kristus sendiri yang harus
menentukan apa yang akan engkau miliki kembali. Engkau bebas di dalam-Nya,
tetapi engaku tidak bebas dari-Nya.
Akan sangat menyenangkan jika engkau dapat menjawab
pertanyaan inti dengan bertanya pada orang lain, “Sekarang, saya adalah seorang Kristen, bolehkah saya berdansa, bolehkah
saya menonton bioskop, bolehkah saya bermain kartu?”
Gerejamu tidak menentukan keyakinanmu dalam menyelesaikan
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu bagimu. Itu adalah urusanmu untuk
menyelesaikan dan menjawabnya bagi dirimu sendiri di hadapan JHWH Allah. Gereja
dan orang Kristen boleh menasihati dan menolongmu, tetapi mereka tidak dapat
memutuskannya untukmu. Di lain sisi, gereja harus menerima dan menghargai pendapat
dan keputusan yang akhirnya engkau ambil.
Suatu ketika Petrus membiarkan orang berpikir dan membuat
sejumlah perbedaan (kriteria) jenis daging, mana yang dapat dimakan anak-anak
JHWH Allah. Hal ini membuat Paulus marah (Gal. 2: 11-14 ; 1 Kor. 8). Paulus
tidak setuju sebab Petrus dan beberapa orang Kristen lainnya menghilangkan jati
diri mereka sendiri dalam kesiasiaan. Paulus berpikir bahwa dalam beberapa hal setiap
orang Kristen memiliki hak dan kewajiban untuk memutuskan bagi dirinya sendiri,
dan harus saling menghargai (respect)
hak setiap orang Kristen untuk melakukan hal yang sama. Ada hal lain yang lebih
penting dari semua itu, yaitu: ada
sebuah dunia yang harus dimenangkan bagi Kristus, ada kemuliaan Kerajaan Sorga yang
harus diberitakan.
Satu hal yang Harus Engkau Jaga
Hanya ada satu yang tidak boleh engkau serahkan, yaitu
Kristus Yesus. Engkau harus senantiasa menjaga dan mempertahankan-Nya dalam
hidupmu. Tidak ada kuasa di dunia yang sangat luas ini yang dapat memisahkan-Nya
darimu yang bertentangan dengan hati nuranimu. Engkau diyakinkan oleh Paulus
bahwa kematian juga tidak-, atau kehidupan tidak-, atau malaikat-malaikat tidak-,
atau kerajaan tidak-, atau hal-hal sekarang tidak-, atau hal-hal yang akan
datang tidak-, atau kuasa-kuasa tidak-, atau ketinggian tidak-, atau kedalaman
tidak-, atau ciptaan lainnya tidak-, akan dapat memisahkanmu dari-Nya (Rm. 8:
35 – 38). Engkau dapat menghitung segala hal yang hilang darimu sebagai hal
yang tidak berarti, jika engkau hanya memiliki Kristus.
Diskusi interaktif:
1. Hal-hal apakah yang sering menjauhkanmu dari Kritus?
2. Bagaimanakah kamu melawan segala hal yang menjauhkanmu dari
Kristus?
3. Resiko apakah yang mungkin kamu terima ketika lebih memilih
Tuhan Yesus dari pada hal-hal lain yang mungkin juga sngat penting dan berharga
bagimu?
17.
SEPERTI APAKAH DOSA?
Ada orang yang berkata tidak ada yang disebut dengan dosa. Yang lain
menyetujui bahwa semua dosa adalah benar, khususnya dosa terhadap tetangga atau
musuh-musuh mereka. Memahami secara
mendalam keberdosaan kita adalah sulit. Hanya melalui Roh Kudus seseorang dapat
memahami dan menyadari keberdosaannya. Adalah sesuatu yang biasa bagi seseorang
untuk menganggap dirinya tidak jahat (berdosa). Dengan memelihara dan tetap
diperintah oleh Roh Allah melalui Alkitab, menjadi pegangan bagi seseorang
untuk menjaga dirinya sendiri supaya tidak menjadi seorang yang malang, hilang,
dan pendosa yang terkutuk.
Dosa Seperti Penyakit
Dosa bukan hanya sesuatu yang engkau lakukan. Dosa adalah sesuatu yang
ada dalam dirimu. Engkau sakit, apakah engkau mengetahuinya atau tidak. Dosa
bukan hanya seperti penyakit kulit. Dosa lebih dalam dari itu. Dosa ada dalam
aliran darah jiwamu. Dan dosa adalah penyakit menular, menyebar dari orang
tua kepada anaknya. Engkau memiliki dosa
ketika engkau dilahirkan. Setiap orang memiliki dosa, sebab orang tua kita yang
pertama, Adam dan Hawa, memilikinya (telah berdosa). Seperti penyakit cacar,
dosa merasuk ke dalam pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatan jahat. Dan
seperti penyakit cacar, dosa tidak dapat diobati dengan mengoleskan obat salap
(penawar) pada bagian luar badan yang dilukai. Pengobatan harus mencapai sumber
terdalam sebagai penyebab infeksi. Sebagai penyakit, dosa meraih keinginan
manusia itu sendiri. Sejak itu diraih, cacar baru akan tampak pada kulit dan saat
engkau melihatnya pengobatan harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang pertama
diserang. Banyak dokter berpikir mereka dapat mengobatinya; tetapi hanya ada
seorang Dokter Spesialis yang dapat mengobati. Dia adalah Dokter Agung
(Mahatabib), Jesus Kristus. Dia melakukan penyembuhan pada hati manusia,
membuang hati yang penuh dosa, dan menggantinya dengan hati yang baru, hati
yang bersih.
Dosa adalah Ketidakpercayaan
Dosa menghasilkan rasa muak dari jiwa yang disebut dengan
ketidakpercayaan. Seorang manusia berdosa tidak dapat percaya kepada Allah; dia
tidak dapat percaya pada-Nya atau datang kepada-Nya. Dia tidak memiliki
keyakinan kepada Allah, sebab dengan pemahamannya yang gelap, dia tidak dapat
menerima: Allah adalah kasih. Dia juga mengabaikan-Nya, mengabaikan-Nya dalam
perjalanannya, atau menjauh dari-Nya. Seorang manusia berdosa tidak
mengharapkan Allah, seperti seorang anak berharap pada ayahnya. Dia bersembunyi
dari Allah, seperti seorang anak bersembunyi dari orang asing atau dari musuh.
Pikirannya dipenuhi dengan keragu-raguan dan ketakutan. Dengan gelisah, dia
berkeluyuran, tidak menemukan sesuatu yang dengan yakin dapat dipercaya, dia
tidak dapat mempercayai sesuatu dengan yakin. Tanpa kesederhanaan seperti anak
kecil yang percaya pada rumah Bapa-nya, dimana hanya Dia sendiri yang dapat
memberi kenyamanan, maka dia akan melewati masa hidupnya di dunia ini tanpa
damai sejahtera.
Dosa adalah Pemberontakan
Allah memiliki satu rencana dalam hidupmu. Dia menciptakanmu untuk
menjadi anak-Nya, melakukan kehendak-Nya di bumi ini, dan hidup bersama-Nya di
sorga untuk selamanya. Tetapi iblis juga memiliki rencana dalam hidupmu. Dia
menginginkanmu menjadi anaknya, melakukan kehendaknya, dan hidup bersamanya
untuk selamanya. Kemanapun engkau pergi selalu bertentangan dengan rencana
Allah, dan berada di sisi si iblis, kemudian engkau berdosa. Dan dosamu adalah
pemberontakanmu. Engkau tidak mematuhi Rajamu, dan melakukan pengkhianatan.
Berulangkali dosa Israel kuno berupa bangkitnya umat Israel melawan peraturan Allah yang benar dan
mengikuti jalan-jalan mereka yang penuh dengan kejahatan.
Manusia ingin menjadi Allah. Dia ingin mengatur dirinya sendiri. Dia
menjadi sombong, dan seperti Hawa, berpikir bahwa dia mengetahui lebih baik
dari Allah tentang apa yang baik baginya. Allah berbisik padanya dalam
pengetahuan dan juga melalui penyataan Firman, tetapi manusia pergi tanpa
peduli untuk merencanakan kehidupannya sendiri secara bebas. Bukan hanya para
raja, tetapi semua manusia, sepakat melawan Allah, dan mengganti kedaulatan-Nya
dengan kedaulatan diri mereka sendiri. Tetapi dalam pemberontakannya, manusia
tidak pernah mampu menggulingkan Allah; manusia hanya berhasil menggulingkan
dirinya sendiri. Bagaikan manusia yang menendang batu, dimana dia hanya
menyakiti jari kakinya sendiri, engkau hanya menyakiti dirimu sendiri dengan
memberontak kepada Allah. Meskipun setiap manusia di dunia tetap memberontak
kepada-Nya, Allah akan tetap sebagai Raja dari segala raja, dan Tu(h)an dari
segala tuan.
Dosa adalah Maut
Orang berdosa membutuhkan kelahiran baru, sebab dosa adalah maut. Dosa
membawa kematian temporal bagi semua
manusia; tubuhnya harus mati, apakah itu terjadi pada masa kanak-kanak atau
pada masa tua. Dosa membawa kematian spiritual;
dosa membunuh segala kekudusan, dan meninggalkan manusia mati dalam kejahatan.
Dosa membawa kematian kekal; karena jiwa yang tetap mati secara spiritual, - tanpa
diselamatkan oleh anugerah Tuhan masuk ke dalam kehidupan yang kekal, - hidup
selamanya terpisah dari kehidupan Tuhan. Alkitab memberitakan bahwa manusia
sakit (menderita) dalam dosa; manusia pergi jauh dan berkata bahwa manusia mati
dalam dosa. Manusia yang sakit memiliki kehidupan yang tinggal dalam dirinya,
tidak masalah betapa sakitnya (menderitanya) dia karena penyakitnya. Tetapi
dalam manusia yang mati, seluruh kehidupan berlalu. Ketika Alkitab memberitakan
bahwa kita mati dalam dosa, itu berarti bahwa tidak ada yang mengikuti jejak
kehidupan Allah di dalam diri kita. Mengatakan pada seorang pendosa bahwa dia
mencoba menjadi seperti Allah tak lebih dari kebodohan belaka. Seperti seseorang
yang mengatakan yang baik kepada Lazarus dalam kubur, “Lazarus, berusahalah
supaya engkau dapat untuk hidup.” Tetapi Lazarus telah mati. Dia menjadi hidup
kembali karena Yesus memberinya kembali kehidupan. Kristus memberi baginya
kelahiran lain, sebuah permulaan baru. Karena dosa adalah jiwa maut, jiwa harus
diberi anugerah kehidupan melalui kelahiran baru yang dimulai dengan tumbuh
dalam gambar Allah kembali.
Banyak orang tidak percaya bahwa dosa meliputi segalanya. Paling sedikit,
mereka mencoba mempercayainya. Tetapi dalam setiap diri manusia, sejahat apa pun
dia, ada satu perasaan bersalah ketika dia melakukan kesalahan. Dan meskipun
ketika dia tidak melakukan sesuatu hal yang salah, dalam dirinya ada ketidaknyamanan
dan rasa takut yang tidak dapat
dijelaskannya. Dia tidak suka berhadapan dengan Allah yang melihatnya dari tempat
tersembunyi dan yang dapat membaca pikiran-pikirannya meskipun tersebunyi tersebunyi
dalam hatinya.
Yang lain berpikir bahwa dosa adalah hanya yang salah yang biasa engkau
lakukan. Mereka mengatakan bahwa pikiran-pikiran tidak penuh dengan dosa, jika engkau
tidak melakukan apa yang engkau pikirkan. Tetapi Kristus berkata bahwa
seseorang yang membenci orang lain adalah seorang pembunuh meskipun dia tidak
melakukan pembunuhan, dan bahwa seseorang yang mengingini orang lain adalah
seorang pezinah meskipun dia tidak benar-benar melakukan perzinahan. Bagi Allah
pikiran yang jahat adalah dosa.
Tetapi lebih dalam dari tindakan-tindakan atau pikiran-pikiran adalah
keinginan jahat, hati yang penuh dosa cenderung mengarah pada yang jahat, dan sebaliknya,
hati yang cenderung tidak penuh dosa adalah yang baik. Meskipun manusia dapat
mengendalikan tindakan-tindakan dan pikiran-pikirannya, dan tentu dia tidak
dapat melakukan itu, dia akan tetap berdosa karena akar dosa begitu dalam tertanam
dalam diri manusia. Itu sebabnya untuk mengobati dosanya manusia harus menjadi
sempurna.
19. MENGAPA ALLAH MENGASIHIKU?
Kasih Allah sedalam
lautan, setinggi langit, dan sejauh bintang-bintang. Anak-anak Allah senantiasa
mengimani bahwa: “... jika saya menaungi pagi hari, dan mendiami seluruh
lautan; di sana pun tangan-Mu menuntunku, dan tangan kanan-Mu memegangku.” Dia
tak henti-hentinya menatap karena kasih-Nya yang besar.
Bukan Karena Dia membutuhkanku
Allah telah memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan-Nya.
Dia penuh kecukupan dalam diri-Nya. Kebanyakan orang membutuhkan person yang
mereka kasihi. Seseorang mengasihi sahabatnya karena dia sendiri membutuhkan
kasih sahabatnya. Hidup akan menjadi hampa tanpa sahabat-sahabat. Seorang
pencinta mengasihi kekasihnya, dan merasa bahwa lebih dari segala sesuatu dalam
hidupnya dia membutuhkan balasan kasih dari yang dikasihinya untuk membuatnya
bahagia. Kasih ayah pun menunjukkan bahwa ayah membutuhkan kasih anak-anaknya
untuk memberinya sukacita. Kita dapat meng-atakan bahwa kebanyakan manusia
meng-asihi sebab mereka membutuhkan objek dari kasih mereka. Allah tidak
demikian Dia dapat berjalan tanpa kita, tetapi kita tidak dapat berjalan tanpa
Dia maka Dia mengasihi kita.
Bukan Karena Aku Menarik
Jauh di dalam hatinya tidak ada manusia yang
menarik. Dan sejak Allah melihat hati manusia, Dia melihat manusia penuh dosa
dan penuh pikiran-pikiran jahat.
Kebanyakan orang mengasihi orang yang elok,
dan tertarik pada orang yang menarik. Jika seseorang tampan, menyenangkan, dan
baik, biasanya orang tertarik padanya. Mereka menyukainya dan suka menjadi
seperti dia. Tetapi jika dia cemberut dan murung, orang-orang biasanya menghindarinya.
Hal seperti di atas bukanlah cara Allah
mengasihi. Dia mengasihi yang tidak elok, dan tertarik pada orang yang tidak
menarik. Beberapa orang mengatakan Allah melihat kebaikan yang ada dalam diri
kita, dan itulah sebabnya Dia mengasihi kita. Ini tidak benar. Sejak kita mati
di dalam dosa, secara spiritual dan moral kita jelek, tetapi Allah meng-asihi
kita dan datang kepada kita. Dia melihat kejelekan kita dan mengasihi kita.
Bukan Karena
Kemampuan-kemampuanku
Seorang guru memiliki murid laki-laki berusia
sepuluh tahun namanya Johnny. Johnny adalah anak yang paling nakal di sekolah,
dan dia tidak pernah mempelajari pelajarannya. Tetapi guru itu yakin bahwa
Johnny mempunyai banyak kemampuan. Maka guru baik kepadanya, dan dengan caranya
guru menolong Johnny, dan sangat sabar padanya. Guru berharap Johnny akan
kembali baik. Setelah dua tahun, Johnny tidak lebih baik. Kenyataannya, dia
tumbuh lebih bodoh dan lebih malas dari sebelumnya. Akhirnya guru kehilangan
kesabaran dan menganggap itu sebagai satu pekerjaan yang buruk.
Allah adalah Guru Agung dan baik, tetapi dia
tidak kehilangan kesabaran. Dia sabar dan anugerah-Nya tetap selamanya. Memang manusia memiliki banyak kemampuan; dia
diciptakan segambar dengan Allah. Tetapi jika Allah harus mengasihi manusia
karena kemampuan-kemampuannya, Allah harus berhenti mengasihi sepanjang masa. Engkau
melihat, manuisa tidak kembali ke arah yang lebih baik. Setelah Dua ribu tahun
sejak Injil ada, manusia masih berperang, mencuri dari tetangga-tetangganya,
dan berdusta terhadap sesamanya. Kadang-kadang sepertinya dia bertumbuh lebih
buruk daripada lebih baik. Tetapi Allah
masih mengasihinya, Allah bukan mengasihinya karena keutamaannya dan bukan
karena kemampuan-kemampunnya yang besar.
Dia mengasihiku karena Dia harus Mengasihiku
Sifat Allah adalah mengasihi. Dia dapat
menolong penuh kasih. Meskipun semua manusia menjauh dari-Nya, Dia masih tetap
mengasihi mereka. Dia mengasihi Israel ketika mereka memuji allah-allah lain.
Dia mengasih Daud ketika dia berdosa pada Uria; Dia mengashi Yunus ketika dia
lari dari Tarsus; Dia mengasihi Adam dan Hawa ketika mereka makan buah
larangan. Dia mengasihi Yudas yang menghianati-Nya; dan Petrus yang
menyangkal-Nya, dan orang yang kejam yang menyalibkan-Nya. Dia tidak pernah
berhenti mengasihi siapapun, dia tidak pernah berhenti mengasihimu. Dia harus
mengasihi.
Dia Mengasihi semua Manusia Sepanjang Masa
Tidak ada kasih seperti kasih Allah yang
tidak memihak. Seperti matahari dan hujan, Dia mengasihi orang yang baik dan
yang jahat, yang jujur dan yang tidak jujur. Manusia boleh menutup jiwanya dan
menghindar dari terang kasih Allah yang masuk ke dalam dirinya, tetapi hal itu
tidak menghentikan terang kasih-Nya dari kelimpahan-Nya sendiri atas manusia.
Kasih Allah seperti air sungai yang besar, mengalir terus-menerus dari abad ke
abad, meskipun manusia berlayar di air tersebut atau tidak berlayar, walaupun
manusia meminumnya atau tidak, walaupun manusia berpikir memanfaatkan tenaganya
atau tidak. Allah tidak memilki kesayangan (favorites). Ketika Dia
memilih bangsa Israel sebagai “bangsa pilihan” Dia tidak mengasihi mereka lebih
daripada bangsa-bangsa asing. Dia semata-mata hanya menempatkan mereka pada
rencana-Nya supaya semua manusia mengenal kasih-Nya. Juga Dia bukan lebih
mengasihi manusia di dalam bangku gereja daripada orang yang di dalam penjara.
Dia mati untuk semua. Untuk setiap manusia Dia membayar harga yang sama mahal
melalui hidup-Nya di kayu salib.
Setiap hari kita harus diperbaharui di dalam
gambar Allah. Itu artinya kita secara terus menerus harus bertumbuh menjadi
seperti Allah. Dan jika kita seperti Allah, kita harus mengasihi seperti Allah.
20. PEKERJA ALLAH
“Kita berkewajiban untuk berterimaksih, memuji, melayani, dan
mematuhi-Nya”
Orang Kristen
kerja untuk Tuhan. Dia boleh membagi-bagi koran kepada tetangga dengan berlari,
menjaga anak orang setelah pulang sekolah, atau mempunyai rupa-rupa pekerjaan
lain, tetapi pekerjaan dasarnya adalah bekerja untuk Tuhan. Itulah sebabnya mengapa Allah menciptakan
manusia dan menempatkannya di dunia; itulah sebabnya mengapa Kristus menebusnya
dan mempekerjakannya kembali.
Beberapa orang
berpikir bahwa hanya para pelayan, para misionaris, para diakon, dan pekerja full
time gereja yang dipekerjakan Allah. Setiap orang Kristen dipekerjakan di
Kerajaan Sorga, dan setiap kerja dengan Allah adalah pekerjaan yang full time.
Tidak ada tempat yang part time dalam ladang-Nya. Orang Kristen tidak bekerja
untuk dirinya sendiri dalam enam hari seminggu, dan tidak menghabiskan beberapa
jam bekerja untuk Allah pada Minggu pagi.
Kapankah Engkau Bekerja.
Ketika engkau menjadi anak Allah, engkau
dimasukkan pada daftar upahan Allah. Hal ini terjadi padamu ketika engkau
dibaptis, sejak saat itu, sebagaimana engkau bertumbuh, engkau harus memainkan
peran yang dikehendaki, engkau harus mematuhi orangtuamu sebagaimana Allah
menginginkan engkau mematuhi, engkau harus baik kepada saudara-saudaramu dan
teman-temanmu sebagimana Allah mengatakan engkau harus baik. Pun sebelum engkau
berbicara atau berjalan, engkau adalah seorang pekerja Allah.
Apakah Allah melatih pekerja-pekerjanya?
Roh kudus adalah pelatih (traniner) di bumi.
Melalui firman dan sakramen, Dia menginstruksikan dan mendemonstrasikan
bagaimana berpikir dan bekerja. Tetapi Dia melatihmu ketika engkau bekerja, di
mana pekerjaan itu tidak selalu sama dengan pekerjaan orang lain. Sebelum
seorang dokter pergi bekerja sebagai seorang dokter ia harus memiliki
sedikitnya 19 tahun di sekolah. Tetapi ketika engkau pergi bekerja untuk Allah,
engkau memulai pekerjaanmu dan sekolahmu pada hari yang sama. Engkau tidak
menunggu hingga setelah tamat baru engkau bekerja. Kenyataannya engkau tidak
menamatkan segalanya hingga hari kematian, sebelum engkau dinaikkan ke dalam
kehidupan sorgawi dengan Allah.
Dimanakah Engkau Dipekerjakan?
Ketika Kristus di bumi, Dia sering
meng-hubungkan kerajaan Allah dengan sebuah kebun anggur, sebuah kebun di mana
buah bertumbuh. Dia tidak pernah berpikir kebun yang teristimewa ada di bagian
tertentu di mana engkau kebetulan bekerja. Hal yang penting adalah engkau
bekerja dalam pekerjaan Allah.
Anak laki-laki kadang-kadang sangat kesulitan
memilih jenis pekerjaan yang akan diambil: mengajar, insinyur, medis, hukum,
pertanian, bisnis. Anak perempuan juga, apakah mereka harus belajar musik,
perawat, stenografi. Adalah baik bagi anak muda untuk menentukan apakah dia
dapat melakukan yang terbaik dengan talenta yang diberikan Allah padanya.
Tetapi Allah tidak begitu concern tentang pekerjaan apa di ladang
anggur-Nya yang harus kau pilih. Bagaimanapun juga seseorang dapat melayani
Allah dalam beberapa panggilan yang mulia. Allah paling concern bahwa
engkau melayani-Nya, apakah sebagai seorang pebisnis, atau seorang petani, atau
sebagai seorang dokter, atau sebagai seorang guru, atau sebagai seorang
perawat.
Juga tidak penting apakah engkau ada dalam
sebuah kota besar atau kota kecil, apakah engkau menjadi orang terkenal atau
orang yang tidak menarik perhatian. Banyak orang yang telah hidup di mana
seluruh kehidupannya ada dalam sebuah kota kecil, dan tidak pernah menjadi
terkenal atau kaya, tetapi kemungkinan dia telah melakukan banyak pekerjaan
untuk Allah daripada para senator atau milioner.
Dapatkah Orang Sakit Bekerja ?
Beberapa orang berbaring di tempat tidur
bertahun-tahun. Mereka tidak dapat gaji, mereka sering berpikir bahwa mereka
adalah beban. Tetapi mereka dapat melakukan ba-nyak pekerjaan untuk Tuhan
daripada mereka yang sehat. Dengan kesabaran, rasa syukur, kebaikan dan nasihat
mereka, setiap hari mereka boleh membawa
kemuliaan kerajaan Allah dekat dengan orang yang mereka kenal. Dengan doanya,
mereka dapat melakukan banyak hal bagi Allah daripada banyak orang pekerja
keras yang melupakan kuasa doa.
Dapatkah Engkau Bekerja dengan Uang?
Ada seorang yang bergaji $200 setiap bulan.
Dia berkata pada dirinya: “Dengan yakin aku tidak membutuhkan lebih dari $100
sebulan untuk diriku sendiri. Yang $100
lagi akan kuberikan untuk pekerjaan Allah.” Setiap tahun dia memberikan
sedikitnya $1,200 untuk pekerjaan gereja, kepada orang miskin, dan yang membutuhkan.
Ini hampir cukup membayar seorang pekerja pelayan di antara orang miskin yang
tidak dapat membayar seorang pendeta.
Adakah Gereja Melakukan suatu Pekerjaan Khusus?
Gereja adalah lembaga Allah yang istimewa di
bumi. Kepada gereja Dia telah memberikan firman dan sakramen-Nya. Di sana
anak-anak dibawa kepada-Nya dalam baptisan, ada pemuda diinstruksikan di dalam
kebenaran-Nya, ada pengantin yang berjanji setia dalam pernikahan mereka, ada
yang muda dan tua datang untuk memohon tuntunan, penghiburan, dan penguatan.
Allah memiliki kepedulian yang istimewa bagi jemaat-Nya. Oleh karena itu
pekerjaan yang kita lakukan di gereja memiliki keistimewaan yang sangat penting
dan memberikan berkat yang teristimewa. Setiap anak Allah harus dengan sukacita
dan dengan penuh syukur melakukan tugas apapun yang diminta gerejanya untuk
dilakukannya. Kita harus yakin Allah meminta hal demikian.
Kapankah Pekerjaanmu berakhir?
Hanya Allah yang tahu kapan engkau akan
berhenti. Beberapa orang diberi delapan puluh tahun lebih bekerja. Yang lain
dipanggil pulang ketika mereka berusia empatbelas atau limabelas tahun, atau
sebelum usia tersebut. Pekerjaanmu untuk Allah di bumi dilakukan hanya ketika
hidup. Ketika engkau tidak tahu berapa lama engkau hidup, engkau harus tidak
menyia-nyiakan hari-harimu. Engkau harus hidup setiap hari seolah-olah hari
tersebut adalah akhir perjalanan
hidupmu.
Apakah Bayaranmu?
Orang Kristen tidak bekerja untuk upah.
Seperti seorang anak melakukan sesuatu untuk ibunya karena ia mengasihi ibunya,
demikianlah anak Allah melakukan sesuatu untuk Bapanya di sorga karena dia
mengasihi-Nya. Tetapi ada sebuah berkat, berkat yang melimpah. Dalam hatinya
yang tersembunyi, orang Kristen tahu bahwa sukacita hidup yang nyata datang
dari bekerja untuk Tuhan. Itulah upah yang memuaskan. Tetapi dia memiliki janji
tambahan, yaitu ketika pekerjaannya berakhir, dia akan menghadap Pelayan Agung
di sorga. Berkat hidup kekal bersama Allah, adalah pengharapan yang
dipegangnya, tidak masalah berapa lama hari-harinya atau betapa berat tugasnya. Ketika hari itu tiba, dia akan mengerti lebih
baik daripada sekarang, yaitu ini bukanlah bayaran atas semua gaji yang
diperolehnya, melainkan semua itu adalah anugerah yang telah diberikan
kepadanya sejak semula.
21. RAJA YANG MENDERITA
“…Yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari
anak dara Maria…”
Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Allah datang dan hidup di dunia. Selama
33 tahun Dia tinggal bersama dengan manusia. Banyak manusia yang melihat dan
berbicara dengan-Nya, tetapi hanya sedikit orang yang benar-benar percaya bahwa
Dia adalah Allah. Dia adalah Raja dari segala raja, tetapi kebanyakan orang
tidak berpikir bahwa Dia seorang Raja. Dia menjadi seorang manusia yang
menderita sehingga sulit untuk melihat bahwa Dia adalah Allah. Tetapi beberapa
orang melihat dengan mata iman dan mereka mengetahui bahwa Dia adalah Allah.
Dia Kelihatan seperti Seorang Raja
Jika Yesus menginginkan: Dia dapat datang ke dunia ini dengan kemegahan
yang besar dan dalam parade yang sangat besar. Dia dapat mempunyai berjuta-juta
malaikat pengawal; dia dapat mempunyai suara sangkakala dari beribu-ribu
gemuruh petir; Dia dapat menguncang bumi dengan beratus-ratus gempa. Dia dapat
membawa dunia ini ke dalam ketakutan dan kegemetaran, dan tak membiarkan
seorang pun tinggal di antara bangsa-bangsa sehingga tidak ada yang lain selain
Allah, Raja dari segal raja. Kenyataannya Dia datang ke sebuah kandang, lahir
ke dalam rumah tukang kayu yang sederhana.
Manusia akan Takut pada-Nya
Jika Dia datang dalam kekuasaa-Nya yang besar, semua manusia pasti
ketakutan pada-Nya. Tidak akan ada raja yang datang menunjukkan
ketidakhormatannya pada-Nya. Tidak akan ada tentara yang akan mengangkat pedang
melawan malaikat-malaikat pelayan-Nya. Semua manusia akan takut dan gemetar di hadapan-Nya.
Dalam ketakutan pada-Nya akan membuat semua manusia mematuhi setiap keinginan-Nya.
Tetapi Manusia Tidak Belajar Untuk
Mengasihi-Nya
Allah tidak menginginkan manusia takut pada-Nya; Allah menginginkan
mereka mengasihi-Nya. Dia lebih menginginkan memiliki satu orang yang
mengasihi-Nya daripada memiliki berjuta-juta manusia yang takut pada-Nya. Maka
Dia datang ke dunia mencari seperti yang satu orang tersebut. Dia tahu bahwa
kebanyakan orang tidak akan memahami-Nya dan berkata bahwa Dia bukanlah Raja.
Dia tahu bahwa pada akhirnya mereka akan menyalibkan-Nya. Dia mengambil semua
resiko dengan pengharapan bahwa orang-orang akan belajar mengasihi-Nya. Dan Dia
mengetahui bahwa mereka tidak akan mengasihi-Nya jika mereka tidak
mengenal-Nya. Dan dia tahu bahwa mereka tidak akan pernah benar-benar
mengenal-Nya dan mengenal kasih-Nya jika mereka takut terhadap kemuliaan yang
dahsyat dari kuasa kerajaan-Nya. Dia yang adalah Raja dari segalanya telah
datang mencari yang mau menjadi seorang pelayan bagi sesamanya.
Atau Dia tidak akan Mati bagi Mereka
Allah tidak akan mati, sebelum Dia menjadi manusia. Dia telah datang ke
dunia untuk mati bagi manusia, supaya dosa-dosa mereka dapat diampuni. Dia
datang bukan hanya untuk menyatakan Allah; Dia datang juga untuk membayar
sebuah harga atas dosa-dosa manusia. Untuk melakukan itu Dia, menjadi Diri-Nya
sendiri, menjadi seorang anak manusia. Kita tidak dapat memahami kebenaran yang
agung ini dengan mengandalkan pemahaman kita sendiri; kita dapat memahaminya dengan
iman kita seperti suatu rahasia yang besar diungkapkan. Dia menjadi manusia
bukan hanya untuk mengajar kita tentang Diri-Nya sendiri; Dia menjadi manusia
untuk menyelamatkan kita dan membawa kita kembali kepada Diri-Nya sendiri.
Pun Setelah Kebangkitan Kristus
Pada hari Jumat Dia disalibkan. Kebanyakan orang, mungkin juga semua
orang, percaya bahwa itulah akhir dari segalanya. Tetapi pada hari Minggu pagi
Dia bangkit dari mati. Para pegikut-Nya pun tidak menduga hal tersebut. Dia
telah mengatakan pada mereka bahwa hal itu akan terjadi, tetapi mereka tidak
mendengarkannya. Dan ketika hal itu terjadi, Murid-murid-Nya terkejut bagaimana
itu bisa terjadi. Dia telah mati pada hari Jumat, itu yang mereka tahu. Pada
hari Minggu Dia menampakkan diri kembali pada mereka, sehingga mereka tahu.
Mereka menyentuh-Nya, mereka mendengar-Nya berbicara, mereka melihat-Nya makan.
Tetapi pikiran mereka sedang melayang-layang. Pada suatu hari awan-awan turun
dan Jesus naik ke awan-awan itu. Kemudian mereka tidak melihat-Nya lagi. Mereka
masih tetap heran. Mereka berkumpul bersama, kira-kira 120 orang, di suatu
ruang atas di Jerusalem. Kemudian Pentakosta datang. Mereka sedang duduk
bersama-sama, kemudian tiba-tiba mereka mendengar suatu suara seperti hembusan
angin yang kencang. Lidah-lidah api turun di atas setiap kepala mereka. Mereka
menerima Roh Kudus!
Kemudian mereka tahu! Segala hal yang aneh yang telah terjadi dalam tiga
tahun yang lalu tiba-tiba menjadi jelas. Sekarang, akhirnya, mereka yakin bahwa
Jesus adalah Allah! Mereka percaya bahwa Dia mampu menyembuhkan orang sakit,
mengasihi orang miskin, mengampuni orang-orang yang yang menyalibkan-Nya, dan
bangkit dari kematian karena Dia adalah Allah. Sekarang mereka mengerti bahwa
Dia telah mati, bukan karena manusia telah menyalibkan-Nya, tetapi karena Dia
Sendiri menginginkan mati untuk dosa-dosa mereka. Semua itu dapat dimengerti
karena Roh Kudus memampukan mereka.
Setelah Dua Ribu Tahun Lebih
Empat ratus sembilan puluh tujuh tahun yang lalu Martin Luther
menuliskan: “Aku percaya bahwa Aku tidak dapat percaya kepada Yesus Kristus,
Tuhanku, atau datang pada-Nya dengan pikiran dan kekuatanku sendiri, tetapi Roh
Kudus telah memanggilku melalui Injil, menerangiku dengan
karunia-karunia-Nya….” Para murid yang hidup bersama Yesus di bumi tidak akan
tahu bahwa Yesus adalah Allah, jika Roh Kudus tidak menyatakan-Nya pada mereka.
Bagi Luther hal itu jelas bahwa dia tidak akan tahu, jika Roh Kudus tidak
mengatakan padanya.Dan apa yang benar bagi para murid pada 2000 tahun lebih
yang lalu dan bagi Luther 497 tahun yang lalu, adalah benar bagimu dan bagiku
sampai hari ini. Jika kita benar-benar mengaku Yesus, tukang kayu, sebagai Raja
dari segala raja, dan Tuhan dari segala tuhan, itu bukanlah karena hal itu
masuk akal (karena hal itu adalah kebodohan bagi pikiran manusia), tetapi
karena Roh Kudus yang sama telah memampukan kita untuk mempercayai Kristus dan
datang pada-Nya. Melalui Sakramen dan melalui Firman, Roh Kudus membuka hati
dan pikiran kita untuk bersaksi bahwa, “Jesus Kristus, - benar-benar Allah,
yang turun dari Bapa, dari kekekalan, dan juga benar-benar manusia, yang lahir
dari perawan Maria, - adalah Tuhan.”
22.
ISTILAH-ISTILAH YANG PENTING
“Yang telah menebusku,
seorang yang telah hilang dan dikutuk Pencipta…”
Ada beberapa istilah penting yang harus diketahui oleh setiap anak Tuhan.
Tentu seseorang bisa menjadi anak Tuhan tanpa mengetahui istilah-istilah
tersebut. Tetapi dia harus siap memberi alasan dan mampu menjelaskan
istilah-istilah tersebut kepada mereka yang tidak percaya. Tiap istilah tentu
tidak dapat dijelaskan secara lengkap jika dibandingkan dengan rahasia agung di
balik istilah-istilah tersebut, yaitu kasih karunia Allah.
Penebusan (Atonement)
Kata ini biasanya menunjuk pada pengurbanan Allah dalam diri Yesus
Kristus, yang memungkinkan manusia hidup kembali bersama-Nya. Akar katanya
adalah at-one-ment. Setelah jatuh ke
dalam dosa, manusia tidak lagi satu dengan Allah. Dosa memisahkan mereka. Atau
Allah dan manusia tidak lagi dapat saling “berjabat tangan.” Manusia tidak
ingin “berjabat tangan” dengn Allah; dia takut pada-Nya dan melarikan diri
dari-Nya. Atau Allah tidak dapat menghilangkan dosa manusia dengan merebahkan
bahunya dan merangkulnya dengan salam yang ramah. Allah harus membayar sesuatu
untuk dosa. Pada waktu kegenapannya Allah datang dalam rupa Anak-Nya,
menyerahkan kehidupan-Nya untuk menebus (atone)
dosa-dosa manusia. Itu sebabnya mengapa salib memberitakan kisah penebusan (atonement), lambang tindakan Allah dalam
membayar harga atas penderitaan dan kematian. Hidup dan kematian-Nya menjadi
kurban untuk sekali dan bagi semua dosa-dosa manusia.
Perdamaian (Recconciliation)
Kata ini memiliki dua arti. Manusia dan Allah telah menjadi bermusuhan.
Kemudian menjadi bershabat kembali. Allah telah diperdamaikan dengan manusia,
dan manusia telah diperdamaikan dengan Allah. Kedua makna ini tidak boleh
dilupakan. Allah harus diperdamaikan, bukan karena Dia dijengkelkan manusia,
tetapi karena dosa adalah pelanggaran atas hukum-Nya dalam alam semesta.
Sebagai Pencipta dan Pemberi hukum atas segala eksistensi, Dia tidak akan
mengabaikan pemberontakan terhadap Diri-Nya. Banyak hukuman dan harga yang
harus dibayar manusia untuk menghilangkan permusuhan tersebut. Manusia telah
berdosa terhadap Allah; manusia harus berdamai dengan Allah kembali. Hal ini
adil. Tetapi manusia tidak dapat membayar, meskipun dia mampu. Maka Allah
menjadi manusia, dan sebagai manusia Dia memperdamaikan Diri-Nya sendiri dengan anak-anak manusia.
Kemudian Allah, dalam rupa manusia, mengasihi dan mati bagi manusia, dan
kemudian manusia dengan digerakkan oleh Roh Kudus, berhenti menentang Allah,
dan menjadi berdamai dengan-Nya. Maka Allah menjadi berdamai dengan manusia,
dan manusia berdamai dengan Allah. Permusuhan mereka berakhir; mereka
bersahabat kembali.
Penebusan (Redemption)
Kata ini merupakan istilah dari dunia perbudakan. Menebus berarti membeli
kembali. Manusia telah menjual dirinya sendiri kepada dosa. Dia telah menjadi
budak setan, budak dunia, dan budak kehendak pemberontakannya. Sebagai seorang
budak, dia tidak memiliki sesuatu pun untuk membeli. Kebebasannya telah hilang,
dan dia sendiri tidak dapat memperoleh kembali kebebasannya. Sekali ia bebas
(lepas) dari Allah, maka seketika dia terikat dalam dosa. Jika dia ingin bebas
dari perbudakan dosa, maka seseorang dari luar harus datang dan membebaskannya.
Dan Seorang telah datang. Allah sendiri datang. Dia datang dalam diri Yesus
Kristus. Dia membayar dengan harga yang dapat membeli kembali manusia, bukan
dengan perak atau emas, tetapi dengan Hidup-Nya yang tak bercacat, dan dengan
kematian-Nya di kayu salib. Dia menyerahkan dirinya untuk menebus manusia.
Pembenaran (Justification)
Istilah ini merupakan istilah dari dunia pengadilan. Pengadilan itu
adalah pengadilan yang kekal, dan Hakimnya adalah Bapa Sorgawi kita. Suatu hari
anaknya dibawa ke pengadilan. Tuduhanya adalah bahwa dia adalah seorang
pendosa. Hukum dari pengadilan adalah jelas, yaitu: upah dosa adalah kematian.
Penghakiman berada di antara dua keinginan yang besar. Sebagai Bapa, Dia ingin mengampuni
anak-Nya dan membebaskannya. Sebagai
Bapa, adalah tugasnya untuk menjalankan hukum dengan sungguh-sungguh dan
memvonisnya dengan kematian yang kekal. Apa yang akan Dia lakukan? Hati-Nya
hancur. Jika Dia mengampuninya, Dia melanggar dan menghancurkan semua hukum.
Jika dia mengirimnya ke kematian, hatinya hancur. Maka dia turun dari takhta
pe-ngadilan, dan menjatuhkan vonis atas Diri-Nya Sendiri supaya anaknya dapat
bebas. Dengan kematian Bapanya, anak itu dinyatakan bebas! Pengadilan tidak
lagi menuntutnya, dan di hadapan pengadilan dia tanpa dosa. Bapanya dibuat
menjadi berdosa untuk dirinya. Dan dalam catatan pengadilan, dia yang berdosa
tidak lagi berdosa atas dirinya. Dia dibenarkan di hadapan pengadilan yang
kekal, semua itu karena Bapanya turun ke bumi, dalam diri Kristus, dan mati
untuknya. Ketika kita berbicara tentang “iman yang membenarkan” atau
“pembenaran karena iman,” kita diperhadapkan pada kenyataan bahwa Allah
memberikan kita iman supaya kita dapat menerima pengampunan dan kemerdekaan
yang dikerjakan Allah di dalam Kristus yang ditujukan untuk kita. Kata “iman”
digunakan secara kontras dengan kata “bekerja” untuk mengingatkan kita bahwa
kita bebas dari penghakiman pengadilan yang kekal sebab Allah bekerja untuk kita, dan bukan
karena perbuatan-perbuatan baik kita yang kita utarakan di persidangan. Dengan
iman kita memperoleh pembenaran dari pekerjaan-Nya.
Kemenangan Yang Diberikan
Ini berarti suatu kemenangan yang dimenangkan untuk kita oleh seseorang. Kristus memenangkan suatu kemenangan
atas setan. Setan telah mengalahkan kita. Kita terbaring di medan pertempuran
kematian, kematian dalam kesalahan dan dosa. Kemudian Allah datang dalam
Kristus; dan pada Jumat Agung dan Minggu Paskah 2000 tahun yang lalu Dia
memenangkan pertarungan untuk kita. Kemenangan yang tidak akan pernah kita
menangkan, sekarang kita terima dari Allah sebagai karunia. Seperti kata
Paulus, kita mengaminkan: “Terimakasih kepada Allah yang telah memberikan kita
kemenangan di dalam Tuhan kita, Yesus Kristus.”
Kita tidak pernah sepenuhnya memahami hal-hal yang ajaib yang telah
dilakukan Allah bagi kita. Hal itu seperti memandang bintang-bintang. Pada
malam yang cerah kita dapat melihat kurang lebih 3000 bintang dengan mata
telanjang. Para astronom mengatakan bahwa ada berjuta-juta bintang terbentang
jauh di angkasa. Namun demikian bintang-bintang yang kita lihat memberikan
suatu dugaan bagi kita betapa banyaknya bintang-bintang bertaburan, tetapi itu
hanya suatu dugaan. Demikian juga halnya dengan gambaran kasih Allah. Sekecil
apapun kasih Allah yang dapat kita genggam, kita dapat hidup dalam keajaiban
yang melimpah yang tidak dapat kita ketahui secara sempurna hingga kita masuk
sorga.
23.
KEDATANGAN KRISTUS KEMBALI
“... dari sana akan datang kelak untuk menghakimi
orang yang hidup dan yang mati.”
Lebih dari 2.000 tahun yang lalu Kristus telah datang untuk pertama kali.
Akan ada juga kedatangan-Nya yang kedua kali. Mengenai hal itu, Alkitab telah
memberitakannya. Kedatangan-Nya yang kedua akan berbeda jauh dari
kedatangan-Nya yang pertama. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Dia datang dalam
kerendahan, dan hanya orang beriman yang mengenal-Nya; Pada kedatangan-Nya yang
kedua, Dia akan datang dengan kuasa dan kemuliaan yang besar, dan semua orang
akan mengenal-Nya. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Dia datang dengan
diam-diam ke desa terpencil di Palestina. Kedatangan-Nya yang kedua akan
diberitakan dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lainnya.
Tanda-tanda Kedatangan-Nya
Tak seorangpun yang tahu pasti tentang waktu kedatangan-Nya kembali. Itu
yang dikatakan Kristus dengan jelas ketika Dia berkata: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri”
(Mat. 24: 36). Dia telah memberikan kepada kita tanda-tanda atau
peringatan-peringatan tentang hari kedatangan-Nya. Ada banyak tanda-tanda yang
dapat ditemukan dalam setiap zaman. Studi sejarah gereja akan menunjukkan bahwa
dalam setiap zaman, pun pada masa para rasul, anak-anak Allah berpikir bahwa
Dia akan datang kapan saja. Perang dan kelaparan dan wabah penyakit diberikan
sebagai tanda-tanda, dan dapat ditemukan dalam setiap zaman.
Peringatan-peringatan yang lain, seperti tanda-tanda pada matahari, bulan,
bintang-bintang, gempa bumi, dan erupsi gunung berapi, telah muncul
berulang-ulang.
Tanda lainnya adalah munculnya para “anti Kristus.” Manusia telah
menemukan “anti Kristus” dalam setiap zaman; Para “anti Kristus itu” dapat
dikenal dari sifatnya yang suam-suam kuku di gereja. Kita tidak dapat
mengetahui apakah janji “Injil akan
diberitakan di selurauh dunia sebagai satu kesaksian atas seluruh bangsa”
berarti bahwa setiap pribadi di dunia ini harus mendengar Injil sebelum Dia
datang; atau apakan Injil hanya akan
diberitakan secara umum atas seluruh dunia. Ada nubuatan-nubuatan yang tetap
tinggal pada umat Yahudi hingga saat kedatangan-Nya, tetapi nubutan-nubuatan
ini tidak pernah jelas dalam pikiran umat Allah.
Satu Hal yang Pasti: Dia Sedang Datang
Kadang-kadang anak-anak Allah menjadi terlalu heboh atas bagaimana dan kapan Dia datang. Adalah cukup bagi
orang Kristen untuk mengetahui bahwa kedatangan-Nya adalah pasti. Adalah bukan
hanya kebodohan, tetapi sangat berdosa, bagi anak-anak Allah untuk memanfaatkan
kontroversi “bagaiman dan kapan” kedatangan-Nya.
Ibarat dua orang menunggu seorang teman. Yang satu berkata: “Kupikir dia akan
datang pukul 8 tepat.” Yang satu lagi berkata: “Tidak, aku yakin dia akan
datang pukul 11 tepat.” Akhirnya mereka mulai berdebat tentang pukul berapa
sahabatnya itu datang, dan mereka berdebat hingga mereka menjadi marah dan
terpisah satu dengan yang lainnya. Sukacita besar, yang mereka miliki bersama
dalam pengharapan dan pengetahuan bersama akan kedatangannya, sekarang menjadi
hilang dalam pertikaian atas bagaimana dan kapan sahabat itu datang. Gereja
Kristus harus bergandengan bersama-sama dalam pengharapan besar atas
kedatangan-Nya, bukan berpisah karena
perdebatan atas kedatangan-Nya kembali.
Berhenti Merindukan adalah Bahaya
Mereka yang tidak pernah menanti kedatangan-Nya, dan mereka yang berdiri
pada platform perdebatan tentang
bagaimana Dia akan datang kembali, keduanya berada pada bahaya, yaitu
kehilangan penglihatan akan kenyataan bahwa Dia akan datang. Gereja-gereja yang
tidak lagi menyuarakan keda-tangan-Nya kembali, dan gereja yang terjebak pada
perdebatan bodoh tentang bagaimana Dia datang, keduanya akan berjalan menuju ke
kematian spiritual. Keduanya telah kehilangan pengharapan. Kerinduan yang
mendalam akan kedatangan-Nya, itulah yang harus dimiliki gereja yang benar.
Akhir Dunia
Mayoritas ahli Alkitab percaya bahwa akhir dunia akan datang ketika
Kristus datang. Ada orang Kristen yang percaya bahwa akan ada satu masa (1000
tahun atau sering disebut milenium) saat di mana Kristus secara nyata akan
memerintah bumi ini. Pemikiran dasar umat Kristen percaya bahwa bumi ini akan
berakhir pada saat kedatangan Kristus. Konfessi (Pengakuan Iman) Augsburg,
dalam Artikel XVII mengatakan bahwa: “. . . pada penyempurnaan dunia, Kristus
akan hadir untuk menghakimi, dan akan membangkitkan semua orang mati, dan akan
memberikan kepada orang-orang percaya dan yang terpilih kehidupan yang abadi
dan sukacita yang kekal; tetapi bagi yang tidak percaya dan iblis-iblis, Dia
akan mengirim mereka ke tempat siksaan yang kekal.”
Apakah Dunia Bertumbuh Lebih Baik?
Dosa akan tetap ada di dunia ini hingga akhir dunia. Di sana tidak akan
pernah ada hari di dunia ini tanpa kemelaratan, kejahatan dan perang. Itu
berarti bahwa manusia hingga akhir akan tetap memiliki ketamakan, kebencian dan
kecurigaan yang terkandung dalam setiap hati mereka. Tuhan telah mengatakan
satu perumpamaan tentang gandum dan ilalang, Di mana Dia mengatakan bahwa
gandum dan ilalang akan tumbuh bersama-sama hingga masa panen tiba. Dia tidak
mengatakan bahwa gandum akan dibersihkan dari ilalang hingga ladang itu bersih.
Dengan perumpamaan ini Dia bermaksud mengajar kita untuk tidak mengharapkan
satu masa depan dengan kedamaian dan keadilan yang sempurna di dunia ini,
tetapi hingga akhir zaman, yang baik dan yang jahat, keadilan dan
ketidakadilan, cinta dan kebencian, akan saling berhadapan dan saling
bertentangan. Meskipun ada alasan untuk percaya bahwa seperti ada akhir yang
berimbang pada peperangan antara keduanya, tetapi peperangan justru semakin sengit.
Kenyataan ini tidak berarti bahwa Injil tidak dapat membuat dunia lebih
baik. Di mana orang menerima Kristus, di sana komunitas manusia akan memiliki
cinta kasih dan keadilan. Ketika Allah memasuki hati setiap orang, Dia
mengerjakan suatu transformasi yang ajaib di dalam diri mereka; dan melalui
mereka, juga di dalam hubungan komunitas mereka. Tetapi hingga akhir zaman
kuasa jahat akan tetap ada dalam dunia ini.
Kota Kekal Kita
Ada sukacita yang besar karena peperangan yang melelahkan, dan kita
dapat mengambil satu pelajaran, yaitu
dunia ini bukanlah rumah yang sebenarnya bagi manusia. Suatu hari peperangan
akan diatasi, bukan hanya untukmu, tetapi untuk semua manusia. “Jenderal”-Nya,
yang memenangkan peperangan di bukit Golgata pada masa lalu, akan tampil
kembali pada akhir zaman untuk mengakhiri peperangan. Senjata-senjata akan
tidak berfungsi, dan mereka yang percaya pada kemenangan-Nya akan dikumpulkan
bersama di dalam kota yang kekal. Pertikaian dunia akan berakhir, tubuh semua orang
yang telah mati akan dibangkitkan, dan di sorga yang penuh sukacita abadi,
anak-anak Tuhan tidak lagi mengingat segala penderitaan di dunia ini.
Tugas:
Kerjakanlah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Bekerjalah sendiri dan jangan meminta
bantuan atau menduplikat dari temanmu
1. Bacalah Matius 24 – 25 ; Markus 13; Lukas 21: 25-38
2. Sebutkanlah tanda-tanda akhir zaman (kedatangan Kristus kembali) menurut
perikop-perikop(soal no. 1) di atas.
3. Menurut perikop yang saudara baca apa dan bagaimanakah sikap orang yang
percaya dan orang yang tidak percaya:
a. Dalam menanti kedatangan Kristus kembali?
b. Ketika hari h kedatangan Kristus terjadi?
24.
BAGAIMANAKAH ROH KUDUS MEMANGGIL MANUSIA?
“... Roh Kudus telah memanggilku melalui
Injil...”
Tanpa Allah, manusia tetap tertidur. Dia tidur dalam kematian. Dia
berjalan dan berbicara, belajar, bermain, memperoleh uang, makan, tetapi dalam
semua itu ia tetap tidur secara spiritual. Meskipun manusia hidup sampai 80
tahun, dia akan tetap tertidur jika Allah tidak membangkitkannya, dan jika ia
tertidur ketika jantungnya berhenti, dia tertidur dalam kematian yang kekal.
Bagaimanakah Allah membangkitkan Manusia?
Allah telah menetapkan alarm
waktu bagi manusia dalam Firman-Nya dan dalam Sakramen. Ketika manusia datang dalam jangkauan Firman
dan Sakramen, alarm berbunyi baginya.
Seorang bayi berusia tiga minggu dibangkitkan dalam Sakramen Baptisan. Seorang
yang berusia 30 tahun yang tetap tertidur dibangkitkan oleh Firman. Jika
seseorang tidak pernah diraih baik oleh Firman maupun Sakramen, dia tetap
tertidur kecuali jika Allah dengan cara-Nya sendiri membangkitkannya
sebagaimana telah difirmankan-Nya. Tetapi, sejauh kita tahu, Firman dan
Sakramen adalah alarm yang biasa, di mana Allah telah menetapkannya untuk
membangkitkan manusia. Itulah alasan mengapa kita mengutus para misionaris ke
daerah-daerah asing; itulah alasan mengapa kita membawa bayi untuk dibaptis;
itulah alasan mengapa kita senantiasa mengajarkan dan memberitakan Firman.
Kadang-kadang Allah Mengguncang Manusia
Banyak orang tidak mendengar alarm, pun ketika berbunyi. Mereka tetap
tertidur. Kemudian Allah kadang-kadang mengguncang mereka. Dia mengguncang
mereka dengan penyakit, atau dengan kekecewaan, atau dengan kegagalan, atau dengan
penderitaan. Kadang-kadang Dia mengguncang mereka dengan hal-hal yang baik. Dia
mengijinkan sesuatu benturan terjadi pada mereka. Banyak orang dapat
memberitakan padamu bagaimana mereka tidak mau mendengarkan Allah sebelum
mereka terbaring di tempat tidur rumah sakit yang sudah berada dalam bahaya
kematian. Yang lain dapat memberitahukan kepadamu bahwa itu terjadi ketika
mereka bertemu dan mengenal seorang sahabat Kristen yang baik yang harus mereka
dengarkan.
Raja David tidak dibangkitkan hingga nabi Nathan datang dengan cerita
yang menyedihkan antara orang kaya yang memiliki kawanan domba dengan orang
miskin yang hanya memiliki seekor domba. Kosuke Kagawa dari Jepang berkata
bahwa dia dibangkitkan ketika seorang misionaris Kristen datang dengan penuh
kasih padanya ketika ia menderita karena sakit-penyakit yang parah. Allah
mungkin juga menggunakan hal-hal baik atau buruk untuk membangkitkan manusia.
Kadang-kadang, perang yang mengakibatkan kehancuran akan menuntun manusia untuk
berpikir dan mendengar. Apapun yang digunakan Allah, dalam beberapa peristiwa
penting, dapat membuat manusia untuk mendengar alarm dan bangkit ke pertobatan
dan iman.
Ketika Manusia Mendengar
Manusia boleh berbalik dan tidur kembali. Banyak manusia yang telah
melakukan hal itu. Setiap hari mereka melakukan, tidur mereka menjadi berat,
seperti orang mabuk, di mana tak seorang pun yang dapat membangunkan mereka.
Ada sesuatu yang disebut “hari karunia” yang artinya bahwa ada saat ketika
seseorang dalam keadaan bangkit; dia mungkin duduk dan menggosok matanya dan menguap. Jika
kemudian dia tidak terbaring dan tidur kembali, dia akan diselamatkan. Seperti
seorang yang berada dalam ruang pembeku yang dapat mematikan, jika dia
membiarkan dirinya tertidur, kemungkinan dia akan mati. Roh Kudus memanggil
lebih keras pada beberapa waktu, kemudian pada waktu lain. Seperti masuk ke
dalam kereta api, ketika kereta itu berhenti di stasiun, seseorang yang tidak
menghiraukan panggilan pada waktu kereta itu datang mungkin akan mati sebelum
kereta yang lainnya tiba.
Ketika Seseorang Bangkit
Ketika seseorang bangkit, dia bertobat. Dia mulai merasakan suatu
penderitaan yang besar karena dosa. Dia mendengar Firman yang memberitakan satu
hukum yang menghukum pendosa yang tidak diampuni. Dia mendengar Firman yang
memberitakan Allah yang mengasihinya, lebih dari para ayah atau ibu yang
mengasihinya. Dia mendengarkan Firman yang menunjukkan kepadanya betapa sering
dia tidak menyenangkan Allah dengan melupakan semua hal tentang-Nya, dan dengan
tidak mematuhi kehendak-Nya. Dia mungkin berada dalam ketakutan dan memikirkan
hukuman yang kekal yang akan datang padanya sebagai seorang pendosa yang tidak
diselamatkan. Tetapi dia juga gemetar dan remuk hati memikirkan kesedihan dan
penderitaan bahwa dia telah dikasihi Allah. Dia melihat bahwa adalah karena dosa-dosanya yang telah
mendorong Bapa untuk mengutus Anak tunggal-Nya untuk menderita; Dia melihat
adalah karena dosa-dosanya yang membuat Kristus pergi menuju Salib di Golgata dan
dia mulai mengerti bahwa setiap hari dia mengisi hati Bapa dan Penyelamat yang
dikasihinya dengan penderitaan baru atas kesalahan-kesalahan yang telah
dilakukan dan dengan kebaikan-kebaikan yang tidak dilakukan. Dia dapat
merasakan itu hanya ketika dia dibangkitkan, sehingga dia dapat menyanyikan:
“Tak sesuatupun kubawa dalam tanganku, ke salibMu aku berpegang teguh.” Dia tahu bahwa pembenarannya adalah bukan
usahanya, dan jika dia berdiri di hadapan Allah yang kudus, dia harus mampu
berdiri dalam satu kebenaran yang bukan miliknya. Hatinya kemudian siap
mendengar kabar sukacita dalam Injil.
Menjaga Alarm Tetap Berbunyi
Tidak ada hal yang lebih tragis daripada memiliki alarm yang berhenti
berbunyi. Akan datang hari ketika Firman Allah tidak lagi diberitakan, dan
Sakramen tidak lagi dilayankan,- hari itu akan mengantar kesunyian yang amat
sangat dari kematian. Adalah tragis ketika gereja-gereja tidak lagi
memberitakan Firman, tetapi memberitakan kebijaksanaan manusia. Adalah tragis
ketika Sakramen dilalaikan atau ditolak. Adalah hak istimewa dan tugas kita
yang besar sebagai orang-orang percaya untuk menjaga supaya Firman dan Sakramen
tetap hidup dalam gereja kita dan persekutuan kita, dan bersama para misionaris
kita berusaha untuk memulai membunyikan alarm ke seluruh dunia.
Bacaan:
2 Samuel 12 ; Kisah Para Rasul 9
Tugas:
Tuliskanlah pengalaman hidupmu saat, dimana engkau dibangkitkan oleh Roh
Kudus!
25.
ALLAH MEMPERBAIKI KEMBALI
“… Pengudusan semua gereja Kristen di bumi
…”
Pengudusan adalah perbaikan kembali yang dilakukan Allah di dalam diri
orang Kristen. Dosa telah menghancurkan manusia kembali, dan belum diperbaiki.
Roh Kudus adalah Ahli Mesin yang
dapat membuat manusia berlari
kembali. Banyak manusia yang merupakan ahli
mesin yang akan membuat dan melemparkan manusia menjadi barang rongsokan, tetapi Allah tidak
seperti itu.
Ketika Allah menebus manusia di dalam Kristus, Dia membeli manusia kembali
dari rongsokan dosa. Tetapi Allah tidak melemparkan manusia ketika Dia telah
menebusnya. Pada saat Dia telah mereklamasinya, Dia mulai memeriksa secara
seksama (overhaul) dan mereparasinya
kembali. Pekerjaan baik telah dimulai-Nya dalam penebusan, Dia menyempurnakan
manusia dalam proses kehidupan yang panjang dari pengudusan (sanctification).
Dari Budak menjadi Manusia Bebas
Manusia yang cepat menerima karunia penebusan Allah akan menjadikannya
sebagai manusia yang bebas (merdeka). Ini dapat digambarkan dengan seorang
budak di pasar pelelangan. Beragam orang menawar budak tersebut dan membelinya,
dan si pembeli berkata padanya: “Sekarang engkau bebas.” Tetapi meskipun budak
itu bebas, ia masih tetap memiliki sifat seorang budak. Dia telah lama hidup
sebagai budak, dan perbudakan telah menjadi kebiasaan dalam kehidupannya. Dia
boleh menggantung kepalanya seperti seorang budak, menarik kakinya seperti
seorang budak, gemetar di hadapan tuan lamanya seperti seorang budak. Tetapi
seharusnya dia tidak seperti itu karena dia sudah bebas. Tuan lamanya tidak
lagi berkuasa atas dirinya. Namun demikian adalah tidak mudah bagi seorang
budak untuk melangkah ke dalam kebebasan. Jika demikian apa yang akan dilakukan
orang yang telah membelinya? Orang yang membelinya berkata: “Marilah kepadaku,
dan aku akan mengajarimu bagaimana hidup sebagai manusia bebas.”
Adalah tepat apa yang dilakukan Allah dalam pengudusan. Dia mengambil manusia,
Dia telah menebus manusia dari setan, dunia, dari keinginan dosa, dan Allah
menolong manusia untuk hidup dalam kebebasan yang dari Allah. Allah menolong
manusia untuk tidak belajar dari habitat perbudakan yang lama, dan belajar dari
habitat baru, yaitu kebebasan (kemerdekaan). Ketika Kristus membuat manusia
bebas, manusia bebas bukan hanya secara teori, tetapi juga bebas dalam
praktiknya.
Jika Allah telah menghentikan karya penebusan-Nya, dan tidak beranjak
dari sana ke dalam karya pengudusan, akibatnya akan tragis, manusia menjadi
malang, meskipun bebas, manusia akan berjalan pincang. Sepanjang hidupnya
mansuia akan tetap takut pada tuan lamanya, si setan, manusia akan tetap
mendengar dan mematuhi setan, dan hingga akhir hayatnya manusia tidak akan
mempercayai kebebasan yang telah dimilikinya. Namun demikian, Allah tidak
berhenti, dalam hidup yang kita miliki Allah terus menjaga kita, seperti
seorang ayah yang menjaga anaknya, dalam
kebebasan-Nya yang ajaib dari hari ke hari hingga akhir hayat.
Pembaharuan Kita dalam Gambar Allah
Kita diciptakan menurut gambar Allah. Sebelum jatuh ke dalam dosa, kita
seperti Allah. Dengan penebusan Kristus di kayu salib, Allah mulai
mengembalikan kita ke dalam gambar-Nya. Itu dilakukan dalam proses yang cukup lama.
Itu tidak pernah dilakukan secara lengkap dalam kehidupan ini. Hingga akhir
hayatnya, manusia sering bersifat seperti budak. Tetapi jika orang Kristen
membiarkan Roh Kudus melakukan pekerjaan-Nya, dia dapat bertumbuh menjadi
seperti Allah. Seorang yang penuh dosa terhadap orang lain, kebiasaan jahatnya
dapat dipatahkan, pikiran-pikiran jahatnya dapat diberagus, dan nafsu-nafsu
jahat dapat dikontrol. Satu hal yang pasti, kemuliaan dapat memasuki kehidupan
orang Kristen. Melalui iman manusia telah menerima kekudusan sebagai satu
karunia yang secara aktual dapat menjadinya lebih dan lebih kudus dalam pikiran
dan kehidupannya.
Bebas dari Sesuatu
Orang Kristen bebas dari rasa takut. Dia tidak harus takut pada
penghakiman Allah. Rasa bersalahnya telah sirna. Allah telah mengampuni dan
telah melupakan dosa-dosanya. Allah tidak lagi mengingat-ingat dosa-dosanya,
dan masa lalunya tidak lagi menghantui baik pada masa sekarang ataupun pada
masa depan.
Dia bebas dari rasa takut akan kuasa dosa. Dosa akan tetap menyiksanya,
tetapi dosa tidak dapat merajainya. Allah telah menjauhkannya dari dosa, dan
dosa tidak lagi memiliki hak untuk memerintahnya lebih lama. Dosa benar-benar
tidak lagi menguasainya. Ketika Napoleon menaklukkan Rusia, orang-orang Eropa
Tengah tiba-tiba bebas dari kedaulatan Rusia. Setelah mendengar kekalahan
Rusia, banyak orang masih tetap dihantui rasa takut akan kekuasaan Rusia.
Tetapi mereka tidak harus seperti itu karena Rusia telah dikalahkan. Pada kayu
salib, Yesus mengalahkan setan dan kerajaan si jahat. Setiap orang yang percaya
pada kemenangan-Nya dan menerima kemenangan tersebut maka mereka akan hidup
dengan bebas dari rasa takut akan kuasa setan.
Dia bebas dari rasa takut akan kematian karena kematian bagi orang
Kristen adalah pintu menuju Kerajaan Allah (sorga) di mana semua jejak
kehancuran dosa berakhir. Kegelapan pintu kematian menjadi jalan kemuliaan di
mana orang Kristen melewatinya untuk menerima mahkota kemenangan.
Bebas untuk Sesuatu
Orang Kristen bebas dari dosa dan setan.
Dia bebas untuk kebenaran dan Allah. Kerajaan Allah didiami manusia dengan
bebas. Budak tidak dapat melayani di sana sebab mereka masih dikuasai dan
melayani tuan lamanya. Tetapi anak Allah bebas untuk mengikuti Kristus,
melayani Kristus, mengasihi Kristus, dan memberikan persembahan kepada Kristus,
dan bebas hingga akhir untuk hidup bersama Kristus di sorga kekal.
Hal yang paling malang dari kehidupan Kristen adalah bahwa kita yang
bebas melakukan banyak hal bagi-Nya, ternyata dalam keseharian sedikit melakukannya
dalam pelayanan-pelayanan kita. Kita mencoba untuk melakukan kebaikan yang paling kecil (minimum),
sementara kita tak sungguh-sungguh (maksimum) melakukannya. Jika kita melakukan
satu yang baik dalam satu hari, kita berpikir telah melakukannya dengan baik,
padahal kita harus melakukan selusin kebaikan dalam satu hari. Jika kita
memberikan ke gereja seribu rupiah atau selembar uang picisan seminggu, kita
merasa nyaman, meskipun dengan keinginan yang besar kita memberikannya, namun
hal itu telah menyakiti gereja. Jika kita sekali atau dua kali mengampuni
seseorang, kesabaran kita habis, padahal kita harus mengampuni “hingga tujuh
puluh kali tujuh kali (Mat 18:22).” Kita bebas untuk melakukan pelayanan penuh
dalam Kerajaan Allah, tetapi kita hanya melakukan pelayanan yang sangat amat
kecil. Itulah hal yang paling malang.
Sukacita dari Pengudusan
Orang Kristen memiliki hak untuk memperoleh kemenangan dalam
kehidupannya. Hari demi hari, dia akan merasakan sukacita dari kuasa-kuasa baru
pembenaran. Kebiasaan jahat akan dihancurkan, dan kebiasaan baru dikuatkan. Kemudian
dia akan selalu sadar seberapa jauh dia jatuh dari kepatuhan yang sempurna, dengan
demikian dia dapat memiliki sukacita dalam kemajuan yang sedang dibangunnya.
Tetapi orang Kristen memiliki sukacita, bukan dari pengudusan yang
diperolehnya dari banyaknya penebusan atas dirinya. Meskipun ketika dia
berputus asa atas kegagalan-kegagalannya, dia dapat senantiasa bersemangat
penuh, dengan kenyataan yang tak berubah, bahwa di kayu salib Yesus telah
menebusnya, dan setan serta pelayan-pelayannya tidak lagi dapat merampasnya
dari tangan Allah. Jika orang Kristen berkata “tidak” kepada setan, Allah akan
berkata “yes,” dan akan menjaganya hingga akhir.
26.
TIDAK ADA YANG NETRAL
“Tak seorangpun dapat melayani dua tuan” (Matius 6:24)
Di Kerajaan Allah tidak ada yang netral. Yesus berkata: “Dia yang tidak
berasal dari-Ku adalah lawan-Ku.” Baik kita ada di pihak-Nya atau lawan-Nya,
tetapi yang pasti tidak ada tempat, di mana seorang dapat berdiri, yang bukan
di pihak Allah atau di pihak Allah.
Banyak orang berpikir bahwa berada di antara Allah dan lawan-Nya, atau
tidak memihak Allah dan tidak memihak lawan-Nya, merupakan sikap yang bijaksana
dan keputusan yang tepat. Tetapi hal yang tragis tentang Allah adalah bahwa
engkau tidak dapat melarikan diri dari-Nya. Jika engkau tidak memutuskan berada
di pihak Allah, maka engkau berada di garis lawan Allah meskipun engkau suka
atau tidak. Tidak ada garis tipis antara Allah dan setan, antara yang baik dan
yang jahat, di mana engkau dapat berdiri dengan netral.
Ibarat Tapal batas Negara
Ada tempat sepanjang Utara Provinsi Kalimantan yang menjadi batas negara
kita di mana hanya selangkah dengan negara Malaysia. Dengan cepat engkau dapat
berdiri di satu negara, dan dengan cepat dapat berpindah ke negara yang
lainnya. Perubahan dalam dirimu yang dapat dilihat tampaknya sangatlah tipis.
Engkau berdiri di tanah yang sama, engkau menikmati matahari yang sama, suhu
udara yang sama dan angin yang sama. Engkau pun memakai bahasa yang sama,
tetapi betapapun perbedaan yang dapat dilihat sangat tipis, perubahan yang
terjadi dalam dirimu sangatlah besar. Ketika engkau berdiri di seberang batas
engkau sudah berada di bawah kekuasaan hukum Malaysia, engkau membeli dengan harga
Malaysia; jika melanggar hukum, engkau dihukum oleh pengadilan Malaysia, dan
engkau berdiri di bawah bendera Malaysia.
Melangkah Menyeberangi Batas
Banyak orang Indonesia yang menyeberangi tapal batas dan membawa
kenderaan mereka. Mereka menyeberangi tapal batas untuk bekerja, berdagang, dan
melihat negara Malaysia. Tentu mereka melihat kekayaan alam Malaysia, tetapi
mereka tidak punya kebebasan untuk menjelajah dan mengeksploitasinya. Mereka
juga tidak boleh menggarap dan membangun rumah di sana, mengumpulkan
keluarganya, menginvestasi uangnya di sana, dan bahkan menguburkan keluarganya
di sana. Mereka melewati tapal batas, tetapi dengan segera akan kembali ke
tanah (daerah) dari mana mereka datang.
Hanya Satu Langkah
Ada syair lagu yang berbunyi: “Hanya
satu langkah, hanya satu langkah dari dunia ke Allah”. Inti nyanyian itu
adalah bahwa dengan satu keputusan yang tegas engkau dapat pindah dari kuasa
dosa (kerajaan iblis) ke kuasa kebenaran (Kerajaan Allah), keluar dari
perbudakan setan ke kemerdekaan Allah. Langkah ini bukanlah kematian, atau
kematian tidak pernah membawa orang, yang belum memutuskan untuk datang kepada
Allah. Inilah langkah itu, yaitu Roh Kudus secara penuh misteri (tak dapat
diselami pikiran manusia) memampukan bayi untuk menerima baptisan; Inilah
langkah itu, yaitu Roh Kudus secara misteri memampukan orang yang sesat
menerima Firman Allah.
Marilah kita tidak membuat kesalahan dengan mengabaikan hal penting,
hanya karena ketidakmauan kita melangkah. Ketika orang berdiri di negara yang
baru baginya, maka ia berada pada kekuasaan dan kepatuhan yang baru. Ketika
kita melangkah dari kejahatan ke kebenaran, dari dosa ke sorga, maka kita
berdiri di bawah hukum yang baru, hukum kasih, bukan hukum dosa dan kematian.
Hal yang besar adalah melangkah ketika Yesus memanggil untuk menjadikan manusia
lahir baru. Hanya satu langkah, tetapi pengaruhnya besar bagi kita, yaitu kita
memiliki Raja yang baru, Kerajaan yang baru, dan hidup baru.
Dari sana Menuju ke…
Ada pemahaman, baik dari orang yang membuat semakin tidak jelas, akan
satu langkah ini, hal itu sangat jarang datang. Mereka mengatakan bahwa
Baptisan tidak pernah menyelamatkan siapa-pun. Tentu Baptisan menyelamatkan;
Baptisan menyelamatkan setiap anak yang dibaptis. Mereka berkata bahwa Sidi
tidak pernah menyelamatkan seseorang. Tentu sidi itu menyelamatkan; Sidi
menyelamatkan setiap orang yang mengaku iman (sidi). Alkitab dengan jelas
mengatakan bahwa Baptisan dan sidi adalah ekspresi dari langkah yang menghantar
seseorang ke dalam kerajaan yang baru. Alkitab memberi jaminan bahwa baik
baptisan maupun sidi (mengaku iman) membuat seseorang untuk tidak berbalik dan
berjalan kembali menyeberang ke dalam kerajaan dunia. Atau Alkitab juga tidak
pernah menyatakan bahwa setelah dibaptis atau sidi orang dimampukan untuk
mengetahui kekayaan kerajaan baru tanpa terus dan sabar menjelajah kerajaan
tersebut. Kita berangkat dari langkah ini, setiap hari berjalan dari pengudusan
untuk menemukan akhir yang bahagia dari Kerajaan Allah.
Hidup Baru
Langkah pertama adalah satu dari semua yeng penting, karena dengan
langkah itu engkau meletakkan kakimu dalam Kerajaan Allah. Engkau berada di
bawah hukum baru, yaitu hukum kasih, dan di bawah pengadilan baru yang penuh
kasih karunia. Tetapi langkah pertama menjadi suatu olok-olok (ejekan) jika
langkah itu berhenti di situ, dan langkah itu tidak maju ke arah hidup baru.
Seseorang membutuhkan dorongan yang terus menerus jika seseorang ingin
memperoleh kasih karunia (berkat) Allah yang baru setiap pagi. Tak seorangpun
dapat menuju kepada Baptisan dan berkata: Lihat, ada Kerajaan; atau dia tidak
dapat menuju kepada sidi dan berkata: Lihat, ada Kerajaan. Dia harus setiap
hari mencari dalam hatinya untuk melihat Kerajaan terletak dalam kemuliaan baru
dan muzizat baru setiap hari. Jesus menguatkan hal itu ketika Dia berkata:
“…karena Kerajaan ada dalam dirimu” (Matius 5:10).
Ini Kerajaan dalam hati
Marilah kita bersukacita karena Yesus meletakkan Kerajaan dalam diri kita
bukan karena musuh-musuh Kerajaan yang ganas mengetahui bagaimana menggoncang pertahanan
hati di mana Allah berdiam. Musuh telah mengambil pedang yang lebih tajam dan
mencoba untuk menebas seluruh inti Alkitab, mengurangi doa untuk mesugesti
sendiri, dan mengabaikan struktur sejarah kekeristenan. Musuh telah mengambil
hukum dan menutup pintu gereja, mengutus para petugas ke penjara dan membakar
buku-buku dua. Tetapi strategi ini tidak akan pernah mampu menyerang benteng
hati yang dimiliki Allah. Dan di sana Pemimpin Kerajaan berada. Melalui 2000
tahun kekeristenan selalu berusaha dising-kirkan, untuk setiap kesempatan kekristenan
dihabisi, gereja menempatkan figur yang segar untuk mengatasi dunia ini. yang berasal dari dunia ini.
27. MENGAPA MANUSIA
MELAKUKAN YANG BAIK
“Kita mengasihi-Nya, sebab Dia terlebih dahulu
mengasishi kita”
(1 Yoh. 4: 19)
Kristus bukan hanya melihat tangan manusia, Dia juga
melihat hati mereka. Dia menghakimi mereka bukan hanya dengan apa yang mereka
lakukan, tetapi juga dengan apa yang mereka pikirkan. Polisi kota tertarik
hanya pada yang baik yang dilakukan manusia; Kristus tertarik dalam hal mengapa
manusia melakukan yang baik.
Karena Mereka Takut
Beberapa orang baik karena mereka takut menjadi
jahat. Mereka akan lebih suka menyontek
29. PASTOR (GEMBALA)
Dan Dia mengaruniakan kepada tiap-tiap orang, rasul,
gembala
dan pengajar (Ef. 4: 11)
Pimpinan tertinggi dari jemaat/ gereja adalah pelayan. Dia adalah
gembala, dan umat adalah kawanan domba. Pelayan memiliki panggilan ganda.
Pertama dia dipanggil Allah. Kadang-kadang dalam kehidupannya, dia diyakinkan bahwa
Tuhan menginginkan-nya untuk melakukan pekerjan pelayanan di gereja secara
penuh waktu (full-time). Kedua, dia
dipanggil oleh beberapa jemaat. Oleh karena itu dia adalah seorang pelayan
Allah dan sekaligus pelayan dari sebuah jemaat.
Setiap Orang Kristen adalah Seorang Imam
Pada masa Perjanjian Lama ada kelompok istimewa yang disebut dengan
imam-imam. Mereka berdiri di antara umat dan Allah. Pada masa Perjanjian Baru,
sejak Kristus, setiap orang berdiri sendiri di hadapan Allah. Dia tidak
membutuhkan perantara. Kristus sendirilah imam Agungnya. Tidak ada pelayan atau
imam yang dapat menjamin bahwa seorang manusia dapat masuk ke sorga; tidak ada
imam atau pelayan yang dapat menghalangi jalannya ke sorga. Perjanjian Baru
menegaskan keimaman dari semua orang percaya (1 Petrus 2: 9). Pada masa
Reformasi, Martin Luther mendeklarasikan kebenaran bahwa umat bebas dari paus
dan para imam, dan memampukan mereka semua untuk mendekat pada Allah melalui
Kristus.
Gembala sebagai Seorang Imam
Ketika gembala berdiri di altar pada Minggu pagi, dia memimpin jemaat
dalam pemujian. Ketika dia menghadap altar, dia menjadi wakil umat di hadapan
Allah dalam doa dan pujian. Ketika dia menghadap jemaat, dia mewakili Allah di
hadapan umat, membaca Firman Allah dan mendeklarasikan kehendak-Nya.
Gembala sebagai Seorang Nabi
Sebagai seorang guru dan pengkhotbah, pelayan adalah seorang nabi.
Seperti para nabi dalam Perjanjian Lama, dia mendeklarasikan penghakiman
(murka) dan pengampunan Allah.
Untuk memampukannya memahami kitab suci dengan benar, pelayan melewati
proses pendidikan, setelah melewati sekolah tinggi (SMA) dan empat tahun di
perguruan tinggi, dia melalui pendidikan empat tahun lebih di seminari. Dia
harus mengetahui beberapa bahasa kuno, pengajaran-pengajaran kekristenan dan
memiliki pengetahuan umum tentang pemikiran-pemikiran dari segala masa. Di atas
semuanya itu, dia harus mampu menemukan dan menjelaskan makna dari firman
Tuhan, sebab di sanalah Allah dengan sungguh-sungguh menyatakan kehendak-Nya,
baik di mimbar Minggu, dihadapan kelas peneguhan (sidi), juga ditujukannya kepada organisasi-organisasi
(seksi-seksi), dan dalam percakapannya dengan para individu. Dia adalah guru
dari Pesan Allah. Jika hati dan pikirannya senantiasa diserahkan kepada karya
Roh Kudus, dia benar-benar menjadi seorang nabi.
Ordinasi (Tahbisan/ Jabatan Gerejawi)
Gembala
Ketika seorang manusia memperhatikan panggilan Allah, ketika dia
mempersiapkan dirinya untuk bekerja, dan ketika dia telah menerima panggilan
dari beberapa jemaat, dia ditahbiskan ke dalam jabatan pelayanan. Dengan cara
demikian Gereja Allah menetapkan dan menahbiskan dan mengutusnya kepada tugas
dan tanggungjawabnya sebagai gembala. Gereja dapat men-cabut jabatan gerejawinya
hanya dalam keadaan genting. Jika seorang pelayan dinyatakan mengajarkan yang
salah, atau dia dinyatakan hidup dalam kehidupan amoral, atau jika dalam
melaksanakan tugasnya dia malas dan mengabaikan tugas-tugas-nya, gereja boleh
mengeluarkannya dari pelayanan. Hal ini terjadi tidak begitu sering, tetapi
harus diingat bahwa pelayan adalah seorang manusia (a human being) dan dapat dicobai oleh dosa sebagaimana orang lain.
Tugas dan Tanggung Jawab Gembala kepada Gerejanya
Gembala adalah pengajar Firman dan orang yang melayankan Sakramen. Dia
harus mengajar dan menegur yang muda dan yang tua. Dia harus mengunjungi yang
sakit dan yang berduka (meninggal); dia harus menguatkan dan menghibur orang
yang lemah; dia harus mendeklarasikan penghakiman Allah terhadap orang berdosa
dan yang melalaikan firman Tuhan; dia harus mencoba membawa yang tidak sesuai
dengan ajaran gereja kepada kebenaran. Dia harus senantiasa mengingat dan
membawa umatnya dalam doa kepada Allah. Di bawah Kristus, yang adalah Kepala
Gereja, pelayan adalah pemimpin spiritual dari jemaat.
Tugas dan Tanggung Jawab Jemaat kepada
Gembalanya
Umat harus berdoa bagi gembalanya, menguatkannya, menasihatinya, dan
rajin menolongnya. Tugasnya sering hanya seorang diri, dan tak sesuatupun dapat
memisahkan semangat dan hatinya meskipun dilingkungi sebuah persekutuan umat
yang tidak peduli terhadap pekerjaan rohani dari gereja. Atau tidak seorangpun di
dunia ini mampu menopang gereja sebagai suatu jemaat dari umat yang
menginginkan pelayanan secara menetap (reguler), mengajar di sekolah minggu,
memikul dengan menyenangkan kepemimpinan organisasi, mengunjungi orang sakit,
dan yang lemah; pendeknya, orang yang mampu melakukan beberapa tugas, besar
atau kecil, di gereja. Ada banyak kebenaraan dalam pernyataan bahwa satu jemaat
yang berpikir gereja memiliki seorang gembala yang “miskin” boleh
mentransformasikannya menjadi gembala yang besar jika mereka mendoakan dan
bekerja untuknya.
Bagiamana Menyebut/ Memanggil Gembala
Beberapa orang menyebut pelayan dengan “Reverend” (akr.: Rev.); yang lain
menyebut “Mr. (Tuan). Mungkin cara yang terbaik menyebut/ memanggil gembala adalah
dengan mengatakan “Pastor” (gembala). Di depan panggilan “Reveren Holmes” atau
“Mr. Holmes” atau “Dr. Holmes,” panggilan yang lebih sederhana adalah “Pastor
Holmes.” Jika dia berpikir setinggi jabaatannya sebagaimana dia kehendaki,
meskipun dia seorang lulusan doktor, dia akan lebih senang dipanggil dengan
“Pastor” daripada “Doctor.”
30. KETIKA MAUT MENJEMPUT
“Aku percaya kepada Roh Kudus…dan hidup yang
kekal”
Sesungguhnya kita bukan dalam perjalanan kehidupan,
melainkan berada dalam perjalanan kematian. Ketika seorang baya dilahirkan, dia
memulai perjalanannya ke arah maut (kematian). Setiap detikan pada jam dan setiap
detakan jantung, itu bagaikan jepitan rel kereta api yang berjalan dengan cepat
menuju ke arah kematian. Longfellow menyatakan itu dengan syair yang indah
berikut ini:
“Seni itu lama, tetapi waktu cepat berlalu,
Dan hati kita, yang dulu kuat dan berani,
Tetapi, bagaikan genderang yang asal ditabuh,
Iring-iringan yang sedih dan takut menuju ke alam kubur.
Apakah orang miskin atau kaya, bodoh atau bijak,
lemah atau kuat, semua memiliki tiket yang sama, sebagaimana orang lainnya yang
ada dalam kereta yang berjalan . Dalam kereta tersebut semua tiket bertuliskan
“ke maut.” Ke sanalah kereta berhenti, dan semua penumpang akan turun.
Selama berabad-abad, semua manusia memiliki satu
prasangka bahwa tempat yang ditandai dengan “maut/ kematian” sesungguhnya bukan
akhir dari segalanya. Mungkin itu hanya sebuah tempat di mana orang dapat
berganti kereta.
Alkitab tidak memberikan keragu-raguan akan hal itu.
Pernyataannya sangat jelas, bahwa kematian bukanlah terminal terakhir. Di depan
perhentian, di sana, setiap penumpang dihantarkan ke satu dari dua kereta yang
sedang menunggu untuk membawanya lebih jauh – ke tempat yang kekal, yaitu akhir
dari perjalanan. Satu kereta berjalan ke Kerajaan Setan, kereta yang lain
dengan cepat berjalan ke Kerajaan Allah.
Siapakah yang pergi ke sana?
Tak seorang pun dapat membeli tiket pada stasiun
kematian. Melalui waktu seseorang menghentikan kereta pada waktunya, tiketnya
telah menunjukkan kereta mana yang akan
membawanya dari titik perhentiannya. Selama perjalanan, Kondektur secara
berulangkali melewati penumpang kereta untuk menandai tiket mereka yang ingin
pergi ke Kerajaan Allah. Berulangkali kali dia melewati para penumpang dan bertanya
jika ada yang ingin pergi ke sorga. Ada yang mengindahkan panggilan-Nya. Tiket
mereka ditandai dengan sebuah salib. Mereka adalah orang-orang yang
“diselamatkan.” Kondektur berhenti memberitahukan kepada mereka tentang
kemuliaan kerajaan sorga, dan mereka menjadi penumpang kereta yang lainnya.
Tetapi banyak yang tidak mendengarkan Kondektur.
Mereka terlalu asyik melihat pemandangan, terlalu sibuk berbicara, terlalu
tertarik dalam “permaianan kehidupan.” Ada Beberapa orang yang mendengar
panggilan Kondektur, berpikir pada diri
mereka sendiri, “tentu saya ingin ke sorga, tetapi aku terlalu sibuk untuk
meminta Kondektur menandai tiketku sekarang. Aku akan menunggu hingga dia
datang kembali.” Mereka mengabaikannya. Dan kemungkinan, sebelum mereka
mengetahuinya, kereta berhenti, dan mereka harus keluar. Kemudian sudah
terlambat. Dan semua tiket yang tidak ditandai, diturunkan dari kereta.
Di sana ada Allah
Hal yang paling indah dari kereta yang dinaiki
adalah bahwa kereta berjalan ke tempat di mana Allah tinggal. Ada banyak yang
indah tentang sorga, tetapi yang terbesar adalah bahwa Allah ada di sana.
Rumahmu di bumi seperti sorga itu, sebab tidak masalah bagaimana kamu
seharusnya kembali ke rumah, tetapi jika ibu dan ayahmu tidak di sana, rumah
itu tidak akan nyaman. Sama halnya dengan rumah sorgawi. Jika kita tidak
menemukan Bapa kita di sana, ketika kita datang, kita tidak akan terlalu nyaman
di sana, meskipun tempat itu sangat indah.
Di sana Tanpa Allah
Kereta yang berhenti menurunkan para penumpangnya
selamanya jauh dari Allah. Dan hal yang mengejutkan tentang neraka adalah bahwa
Allah tidak pernah datang ke sana. Orang-orang yang tidak beriman, yang
tiketnya tidak ditandai harus hidup tanpa Allah selamanya. Pada saat di kereta
banyak orang berpikir mereka dapat hidup nyaman dalam jangka waktu yang lama
tanpa Allah, bagaikan seorang anak laki-laki dalam permainannya di mana dia
berpikir dia tidak membutuhkan ibunya. Tetapi ketika malam tiba, keadaannya
akan berbeda. Si anak laki-laki itu menangis pada ibunya, dan dia tidak tenang
hingga ibunya datang. Ketika malam kematian tiba, orang yang telah mengabaikan
hari-hari hidupnya dan berpikir mereka tidak membutuhkan Bapa sorgawi, pada
saat itu mereka akan mengetahui dengan jelas, tetapi saat itu sudah terlamabat,
dan kemalangan mereka tidak akan pernah berakhir, karena kereta yang akan
membawa mereka ke tempat di mana Allah berada tidak dapat datang kembali.
Kuburan
Ketika maut tiba, tubuh terbaring istirahat di dalam
kuburan. Tetapi saatnya akan datang ketika semua yang ada di dalam kubur akan
mendengar suara-Nya, dan semua akan tampil ke depan. Pada hari itu tubuh akan
menaiki kereta untuk bergabung kembali dengan jiwa. Tubuh-tubuh dalam kereta
Allah tidak akan lama sakit atau timpang, mereka tidak akan pernah lagi
kesakitan, atau mati. Tubuh-tubuh ini kemudian akan memiliki kesempurnaan dan kemuliaan
yang diberikan Allah kepada mereka sebelum dosa datang menghancurkan mereka.
Ketakutan akan Kematian
Orang Kristen tidak ingin mati, tetapi dia juga
tidak takut mati. Dia berbahagia atas tahun-tahun yang dianugerahkan Allah
padanya di dunia ini; tetapi dia juga bahagia dalam masa depan kehidupan yang
kekal yang menantinya setelah kematian. Bagi orang Kristen, kematian bukanlah
akhir dari kehidupan, melainkan permulaan dari kehidupan. Dia melewati kematian
menuju kehidupan. Karena Kristus telah menjaminnya bahwa “Dia yang hidup dan
percaya pada-Ku tidak akan pernah mati.” (Yoh. 11: 26).
Bahan Bacaan:
1. Yohanes 11
2. 1 Korintus 15
Setelah kamu membaca kedua perikope di atas kerjakanlah tugas berikut ini:
1. Apa dan bagaimanakah kematian menurut pemahaman
orang-orang sekitar Tuhan Yesus, dan bagaimanakah itu dalam diri Tuhan Yesus
Kristus (Sesuai dengan Yohanes 11).
2. Uraikanlah bagaimanakah kebangkitan Tuhan Yesus,
kebangkitan manusia, dan kebangkitan tubuh sebagaimana diberitakan Rasul Paulus
dalam 1 Korintus 15.
Kerjakan dengan tulis tangan pada kertas kwarto minimal dua halaman.
Dikumpul pada saat ujian.
EVALUASI PEMBELAJARAN PELAJAR SIDI HKBP TASIKMALAYA
KAMIS, 19 FEBRUARI 2015 DI GEREJA HKBP TASIKMALAYA
Nama :
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Waktu: 50 menit
Mulai: 4.00.00 WIB Selesai:
………. - ………. - ………….
I.
Pilihlah jawaban yang paling benar dari
soal-soal di bawah ini.
1.
Hal yang disuruh dan yang dilarang
dalam hukum V adalah:
A.
Kita disuruh melakukan apa kata orang tua dan dilarang
membantah/ melawan perkataan mereka.
B.
Kita disuruh menghormati orang tua dan dilarang menghina
dan merendahkan martabat mereka.
C.
Kita disuruh senantiasa mendoakan orang tua dan dilarang
mengabaikan orang tua
D.
Kita disuruh senantiasa bersama dengan orang tua dan
dilarang menjauhkan orang tua dari kehidupan kita.
2.
Yang termasuk orang tua menurut hukum kelima adalah….
A. Ayah-Bunda, guru, penatua
B. Ayah-Bunda, guru, pendeta dan penaua
C. Ayah-Bunda, pendeta, penatua, guru, pemimpin/
pemerintah
D. Ayah-bunda, guru, pendeta, penatua, pemimpin/
pemerintah dan orang yang lebih tua dari kita.
3.
Yang dimaksud dengan menghormati
orang tua adalah, kecuali…..
A.
Mengasihi serta menuruti mereka dengan ikhlas dan hormat,
menyelami jiwa mereka walaupun pikiran kita sering
berbeda dengan mereka.
B.
Rajin membantu mereka, terutama pada masa kesusahan,
sakit dan masa tua mereka.
C.
Menjaga diri, agar perilaku kita menjadi sukacita dan
kehormatan bagi mereka; tidak membuat nama dan
kehormatan mereka tercemar.
D.
Memberangkatkan mereka ketika mereka meninggal dan
memberikan makam yang layak dengan membangun kuburan
yang indah dan megah.
4.
TUHAN Allah memerintahkan kita menghormati orang tua karena……
A.
Orang tua telah melahirkan kita jadi selayaknyalah kita menghormati
mereka.
B.
Orang tua telah membesarkan, menyekolahkan dan memberikan
segala apa yang perlu dalam kehidupan kita.
C.
Tanpa orang tua kita tidak akan dapat tumbuh menjadi dewasa
dengan baik.
D.
Orang tua adalah wakil Allah untuk merawat, memelihara,
menasihati, dan membimbing kita ke arah yang benar,
baik dan berguna dalam hidup ini.
5.
Hal yang disuruh dan dilarang dalam perintah VI adalah, kecuali…….:
A.
Kita disuruh untuk bersahabat dan membantu kehidupan sesama
dengan cara mengasihi mereka dan meningkatkan mata
pencaharian mereka.
B.
Memelihara dan melestarikan lingkungan hidup agar memberikan
kenyamanan dan kedamaian bagi seluruh ciptaan.
C. Kita dilarang membunuh atau menyakiti dan
membahayakan hidup yang seiman dengan kita.
D. Kita
dilarang membunuh, menyakiti dan membahayakan hidup
sesama
ataupun merusak mata pencaharian sesama.
6.
Yang tidak termasuk kategori membunuh menurut hukum VI di bawah ini
adalah:
A. Membenci,
dendam, dan merencanakan pembunuhan bagi
orang lain.
B. Menyiksa orang lain baik secara fisik maupun
psikis, menyiksa diri sendiri dan bunuh diri.
C. Memotong
hewan-hewan untuk kebutuhan manusia.
D. Merusak
mata pencaharian orang lain, meneror dan mengancam
orang lain dengan perkataan atau perbuatan.
7.
Hal yang dilarang dalam hukum VII adalah…, kecuali……
A.
Kita disuruh menguduskan perkawinan, berhati suci dan bersikap
sopan dalam kata dan perbuatan.
B.
Kita disuruh untuk menikah dengan beberapa perempuan atau
dengan beberapa laki-laki.
C.
Kita dilarang berzinah, melakukan percabulan, pornoaksi maupun
pornografi.
D.
Laki-laki disuruh untuk menjaga kesucian pacarnya dan perempuan
disuruh untuk menjaga kekudusan diri dan tidak
menjadi milik umum (property public).
8.
Yang tidak termasuk sikap suami terhadap isteri yang seharusnya menurut
Hukum VII adalah:
A. Mengasihinya
dan mau berkorban untuknya,
B. Bersedia
mengerti dan menanggung kelemahan isterinya, menegur
dengan penuh
kasih dan kesanbaran.
C.
Menghindari hawa nafsu yang berlebihan, kecemburuan, serta
menghargai martabat dan kedudukan wanita, dan tidak
merendahkannya.
D.
Mengingatkan isteri untuk senantiasa melayaninya sebab suami
adalah kepala rumahtangga.
9.
Yang tidak termasuk tugas dan peran utama ayah dalam keluarga adalah:
A. Sebagai
pendidik dan pemina bagi anggota keluarga.
B. Sebagai
hakim dan penghukum atas segala kesalahan anak-
anaknya.
C. Sebagai
imam/ pendeta dalam rumahtangganya.
D. Memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya, baik kebutuhan jasmani
maupun
kebutuhan rohani.
10. Yang tidak
termasuk tugas dan tanggung jawab isteri/ ibu dalam keluarga adalah…….
A.
Rajin, hemat, dan cekatan mengurus
rumah tangga, dan mencukupkan diri dalam segala hal.
B.
Senantiasa mengikuti perkembangan zaman dan tidak mau ketinggalan zaman.
C.
Memelihara kedamaian dan kebahagiaandan beerkuasa serta menjadi mkitra
pendukung bagi tugas dan pekerjaan suami.
D.
Mengajar dan mendidik anaknya dengan penuh cinta kasih.
11. Yang tidak termasuk cara pemuda/i Kristen dalam
menggunakan masa pacaran adalah….
A.
Memakai masa pacaran untuk saling mengenal dan memahami
hati, kepribadian, keluarga dengan lebih dalam.
B.
Menjaaga diri agar tidak jatuh ke dalam jerat iblis yang
mengakibatkan kecemaran (aib) bagi dirinya sendiri
pun bagi orang tuanya.
C.
Meningkatkan prestasi dan semangat dalam menempuh cita-cita
sebagai bekal untuk masa depan mereka berdua.
D.
Senantiasa berduaan dan berpacaran di tempat-tempat rekreasi
maupun di pusat perbelanjaan.
12. Yang tidak termasuk Suruhan dan larangan dalam hukum
VIII adalah……
A.
Membantu sesama memajukan usaha dan memelihara harta ben
da sesama.
B.
Dilarang mencuri uang atau harta sesama.
C.
Mempergunakan tipu daya menjatuhkan usaha dan niaga sesama.
D.
Menjauhkan sikap loba dan tamak dari kehidupan sehari-hari.
13. Yang termasuk perbuatan-perbuatan yang dapat
dikategorikan mencuri uang atau harta sesama yang dilarang hukum VIII adalah……
A.
Mengambil bunga uang yang terlalu tinggi, mengambil uang atau
harta sesama dengan paksa atau tanpa
sepengetahuannya.
B.
Mengurangi upah karyawan, mengurangi hak atau bagian orang
lain, mengambil keuntungan dengan cara yang tidak
halal., menggadaikan milik orang lain
C.
Mengingkari bahwa dia meminjam uang/ milik orang lain, menerima
suap dan menadah barang curian, menipu orang lain
dengan cara amenambah hutangnya (memalsukan surt hutang/ piutang).
D. A, B, dan
C benar.
14. Perbuatan di bawah ini dapat dikategorikan sebagai
tindakan pencurian yang bertentangan dengan hukum VIII,…. kecuali….
A.
Memalsukan Surat Perjanjian, memalsukan pesan (wasiat) dan
mengurangi jatah/ bagian/ hak orang lain.
B. Meminta
komisi terlalu tinggi, mengubah batas tanah
C. Menjadi
agen jual-beli barang/ tanah/ rumah.
D. Menguasai
milik orang gila dan milik kaum lemah.
15. Faktor-faktor yang menyebabkan orang mencuri
adalah:….
A. Kemalasan
bekerja dan pengangguran
B. Kemisksinan
yang laur biasa, kemabukan, perjudian, pemakaian
narkotika,
obat-obat terlarang dan zat Aditif (Narkoba).
C. Percabulan,
hidup menuruti hawa nafsu, ketamakan dan keserakahan.
D. A, B, C
benar.
16. Yang tidak mencakup suruhan dan larangan dalam hukum
IX adalah…..
A.
Menjaga nama baik sesama dengan cara menyatakan hal-hal yang
baik tentang sesama apabila belum nyata dan jelas
diketahui kesalahannya.
B.
Dilarang mendustai, mengkhianati, memfitnah maupun bersaksi
palsu sserta merendahkan martabat sesama.
C. Mengataka
ya, jika ya, tidak jika tidak.
D. Membela
teman yang berselisih dengan orang lain sebagai
wujud rasa
solidaritas.
17. Yang mencakup
suruhan dan larangan dalam hukum X adalah…..
A.
Kita disuruh membantu sesama memelihara hartanya, menasihati,
dan membujuk suami/ isteri, orang yang bersahabat,
berkolega, bersaudara dan bertetangga agar hidup rukun dan damai.
B.
Kita dilarang mempergunakan tipu daya untuk menguasai harta
sesama.
C.
Kita dilarang menghasut dan memecah belah hubungan suami-
isteri, yang bersahabat, berkolega, bersaudara dan
bertetangga.
D. A, B, dan
C benar.
18. Dosa dapat digambarkan sebagai…….,……
A. Penyakit
menular dan Pemberontakan
B. Buah yang
digerogoti ulat.
C. Ketidakpercayaan
dan kematian
D. A dan C
benar.
19. Pemberontakan manusia kepada Allah nyata dari……
A. Keinginan
manusia untuk sama seperti Allah dan tidak ingin diatur
oleh Allah, dan
tidak ingin tergantung kepada Allah.
C.
Manusia ingin menguasai dan menaklukan alam semesta dan
sesamanya.
C. Adanya
peperangan dan permusuahn di antara manusia.
D. Adanya ras
benci dan dendam di antara sesama manusia aaatur .
20. Allah mengasihi manusia karena……
A. Manusia
berdosa dan malang
B. Manusia
membutuhkan pertolongan Allah
C. Allah
adalah kasih.
D. Manusia
melakukan kebaikan kepada Allah dan sesama.
21. Setiap orang
percaya dipanggil untuk bekerja di ladang Allah. Apa pun profesi kita semua
kita adalah pelayan atau pekerja Allah. Hal yang dapat kita kerjakan ketika
kita terbaring di tempat tidur karena sakit penyakit adalah…..
A.
Berdoa bagi orang-orang yang kita kasihi dan juga bagi mereka
yang sakit yang ada di sekitar kita.
B. Membaca
koran atau majallah.
C. Menonton TV
atau bermain HP.
D. Tidur dan
bersambar hingga penyakit kita sembuh.
22. Berita tentang akhir zaman atau kedatangan Yesus
Kristus yang kedua kalinya dapat kita baca dalam……
A.
Yohanes 11
B.
Matius 24
C.
Yohanes 10
D.
Matius 28
23. Yang termasuk ayat-ayat di bawah ini mengingatkan
kita untuk tidak bersikap netral, tetapi harus mengambil keputusan adalah….….
A. Matius 1:
37 ; Yakobus 1 : 8
B. Matius 5 :
37 ; Yakobus 1 : 8
C. Matius 5 :
37 ; Yakobus 2 : 8
D. Matius 5 :
13-14 ; Yohanes 16 : 6
24. Rekonsiliasi merupakan istilah yang menggambarkan
hubungan Tuhan Allah dengan manusia. Kata Rekonsiliasi berarti……
A. Allah
menebus manusia dari perbudakan dosa.
B. Allah
memperdamaiakan dirinya dengan manusia
C. Allah membenarkan
manusia dan membeaskan manusia dari
segala dosa
dan kesalahannya.
D. Allah
mengampuni segala dosa-dosa manusia.
25. Allah menebus manusia dari perbudakan dosa. Istilah
yang dipakai untuk tindakan Tuhan Allah ini adalah….
A. Justification
B. Reconciliation
C. Redemption
D. Atonement
II.
JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH
INI!
1.
Tuliskanlah 10 ayat firman Tuhan yang saudara ketahui (tertulis di mana
dan apa isinya).
2.
Tuliskanlah dua nyanyian buku Ende yang saudara ketahui (termasuk
nomornya)
3.
Jelaskanlah arti istilah-istilah di bawah ini:
a. Atonement
b.
Reconciliation
c. Redemption
d.
Justification
4.
Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan: “Tidak ada yang Netral”
5.
Jelaskanlah bagaimana Roh Kudus memanggil manusia!
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
31. KARENA KAMU TIDAK MEMINTA
“Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Luk. 11: 1)
Suatu ketika Yesus berkata,
“Kamu tidak memperoleh, sebab kamu tidak meminta.” Tampaknya ini sangat
sederhana. Ini sama seperti orang yang berkata, “Engkau tidak memiliki batu
bara, sebab engaku lupa memesannya.” Tentu, doa tidaklah sesederhana itu. Doa
lebih dari mengangkat kebutuhan dan meletakkannya dalam sebuah panggilan ke
sorga untuk segala sesuatu yang kita inginkan. Doa adalah berbicara (berkomunikasi)
dengan Allah. Meskipun ini tampaknya begitu sederhana, bahkan seorang anakpun
boleh berdoa, doa pada saat yang sama penuh dengan muzizat di mana manusia yang
paling bijaksana pun tidak dapat menjelaskannya dari berbagai sudut kemungkinan.
Serahkan Khawatirmu kepada TUHAN
Doa tidak membongkar
sesuatu. Banyak beban yang dipikul orang-orang yang sesungguhnya tidak ada gunanya
dipikul. TUHAN ingin mengangkat beban mereka. Sekali seorang gadis kecil
memiliki Mazmur 23 dari versinya sendiri, “TUHAN adalah Gembalaku; Saya akan
khawatir.” Tentu itu adalah versi yang salah. TUHAN ingin membebaskan kita dari
kegelisahan dan kekwatiran yang sangat memberatkan kita.
Unta pada hari yang
sempit
Berlutut di atas
dataran pasir
Memiliki beban untuk
diangkat,
Dan istirahat kembali
Jiwaku, engkau terlalu
berat untuk lututmu
Ketika siang hari berjalan
ke senja,
Dan membiarkan Tuhanmu
mengangkat bebanmu,
Dan mengganti
istirahat.
Kalau tidak bagaimana
engkau dapat bertemu besok,
Dengan segala
pekerjaan untuk dikerjakan esok,
Jika engkau bebanmu
sepanjang malam
Tidakkah dibawa?
“Apa yang harus engkau lakukan?”
Bait puisi ini
memiliki pemikiran yang lebih kontras:
Unta berlutut pada
waktu fajar,
Memiliki penuntun
untuk menaruh kembali muatannya,
Kemudian mulai bangkit
untuk membawa
Jalan gurun pasir.
Engkau harus berlutut ketika
malam tiba
Allah boleh memberimu
penjaggaa-Nya sepanjang hari
Percaya bahwa Dia
tidak membebani terlalu berat
Akan memampukanmu memikul.
- Temple
Doa bukan hanya
sesuatu yang membongkar (beban), Doa juga memuat (beban). Doa adalah kesediaan
untuk mendengarkan kehendak Allah, kesediaan untuk memikul (menanggung)
tugas-tugas yang diberikan Allah, tanpa takut akan tugas-tugas yang dibebankan
oleh Allah.
“Memasuki Kedekatanmu”
Dalam doa, kita
berdiri sendiri di hadapan Allah. Meskipun kita tersembunyi di balik pintu yang
tertutup, atau meskipun kita berdiri di antara berratus-ratus orang pada ibadah
pagi, kita harus menyadari dan merasakan kehadiran Allah. Yesus “takut” akan
orang-orang yang berdoa di tempat umum, karena mereka sering lebih menyadari dan
merasakan orang-orang yang mendengarkan doa mereka daripada kepada Allah yang
menjadi teman mereka berbicara. Orang Kristen tidak perlu/ tidak membutuhkan
doa yang keras-keras pada satu persekutuan; orang Kristen adalah orang yang,
mungkin sendiri di dalam ruangnya atau beribadah dengan persekutuan Kristen,
dengan jelas mencari kehadiran Allah.
“…Berdoa … dengan Ucapan Syukur”
Ketika seseorang masih kanak-kanak, dia sering lupa berterimakasih kepada
orang tuanya atas apa yang dia terima. Dia tumbuh lebih dewasa, biasanya dia
menjadi lebih tahu berterimakasih. Ketika dia muda, dia selalu meminta lebih
banyak; ketika dia menjadi lebih dewasa, dia selalu mengucap syukur atas segala
hal. Demikian jugalah halnya dengan kehidupan orang Kristen. Semakin dewasa dia
menjadi lebih rohani, bahkan doanya menjadi doa yang mengucap syukur. Dia
menangkap pemahaman Rasul Paulus yang ditujukan kepda jemaat Filipi, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.”
(Flp. 4: 6)
Paulus
memahami bahwa Allah telah memberikan kepadanya banyak hal. Jauh sebelum Paulus
sendiri meminta kepada mereka (jemaat Filipi), bahwa tidak ada yang harus
dilakukan selain memberikan dengan tidak hentinya ucapan syukur kepada Tuhan.
“Mintalah Maka
Kamu Akan Menerima”
Akankah saya selalu menerima suatu jawaban atas
doaku? Ya, tentu, selalu! Kadang-kadang jawaban itu datang dalam kurun waktu
yang lama; tetapi engkau akan selalu dijawab. Jawabannya mungkin “tidak.”
Karena Allah mengetahui lebih baik dari padamu, apa yang terbaik bagimu.
“…Seperti Anak-anak
yang Meminta pada Bapaknya”
Ada perbedaan yang besar antara doa orang
percaya dengan doa orang yang tidak percaya. Anak Allah berdoa dalam iman dan
keyakinan; dia berdoa kepada Bapanya. Anak dunia ini berdoa dalam rasa takut
dan keragu-raguan; dia berdoa kepada orang yang asing baginya. Bagi anak Allah
doa adalah hal yang biasa, seruan jiwa yang spontan; bagi anak dunia doa adalah
sesuatu yang dibuat-buat (palsu) dan sukar, tidak biasa dan kaku. Hanya dengan
kadar iman dan keyakinan yang ada, itulah yang berkenan kepada Allah. Seorang
yang berdoa hanya ketika dia dalam ketakutan, dan seruannya tak berhenti kepada
Allah yang dia tidak kenal seperti seorang sahabat yang baik dan penuh kasih- maka
orang itu tidak dapat dikatakan sungguh-sungguh berdoa. Tetapi jika seruan itu
dalam iman, meskipun iman yang lemah dan bimbang, seruan itu merupakan sebuah
doa yang benar.
“Berdoa
tanpa berhenti”
Seseorang tidak dapat berlutut dalam doa dari
pagi hingga malam. Dia harus bekerja, makan, bermain dan tidur. Tetapi ada dalam
beberapa hal di mana seseorang tidak pernah berhenti berdoa. Ketika dia
menerima sesuatu yang baik, maka reaksi pertamanya adalah bersyukur kepada
Allah; Ketika dia diperhadapkan terhadap sesuatu yang sulit, maka hatinya
tergerak untuk mencari pertolongan Allah; Ketika dia melakukan kesalahan,
pikirannya yang pertama adalah mencari pengampunan Allah; singkatnya, jika
Allah begitu dekat maka dia harus melayani Tuhan sepanjang hidupnya dalam doa, dan
itulah yang disebut dengan doa yang tanpa henti.
32.
BAHAYA DOA
“… apapun yang kamu
minta dalam doa, percayalah…”
Beberapa orang takut berdoa. Sebagian besar orang berpikir, “Tidak ada hal
yang merugikan dalam meminta.” Tetapi semua orang akan berdoa dengan takut dan
gemetar, jika mereka memberanikan diri memohon segalanya, seharusnya mereka
bepikir dengan sadar tentang apa yang mereka minta.
Ambillan “Doa Tuhan” (Lord’s Prayer) sebagai satu contoh. Apakah engkau
yakin bahwa engkau ingin kehendak Allah jadi, dan bukan kehendakmu? Apakah
engkau berpikir secara serius tentang
setelah Kerajaan datang-berapa banyak kebiasan dan rencanamu yang
benar-benar harus kau biarkan pergi?
Seandainya Allah menerima perkataanmu di pagi hari sebagaimana kau komat-kamitkan
melalui doa-Nya. Setelah semua itu perti yang engkau akan mengmbilmu akan
Menerima perka
5 Komentar:
Syalom,
Nama : Ester Romauli Panggabean
Saya akan menjawab tugas yang diberikan amang.
Soal:
1. Hafalkanlah Pengakuan Iman Rasuli dan maksudnya.
2. Apakah engkau percaya bahwa Allah itu ada? Berilah bukti-bukti bahwa Allah itu ada!
3. Darimanakah kita tahu bahwa Yesus Krsitus itu Allah. Carilah ayat-ayat dalam Alkitab yang membuktikan bahwa Yesus itu Allah.
Jawaban:
1. Pasal Pertama
Iman terhadap Allah Bapa
Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Makakuasa, yang menciptakan semesta langit dan bumi.
Maksudnya adalah :
Aku percaya bahwa ada Allah yang menciptkan aku dan segala yang ada. DiperlengkapiNya aku dengan tubuh dan jiwa, mata, telinga dan seluruh anggota tubuhku, pikiran dan segala perasaan, dan hingga kini dipeliharaNya semua. Juga diberikan kepadaku pakaian, makanan setiap hari, rumah dan kampung halaman, keluarga dan harta benda dan segala sesuatu yang kubutuhkan dalam hidup ini. Hidupku dipelihara agar jangan binasa dan dilindungi dari segala bahaya dan kejahatan. Segala kebaikan Allah tersebut diberikan kepadaku bukanlah karena kebaikan kelakuanku oleh karena untung nasib hidupku, melainkan hanya anugerah Tuhan dan kebaikanNya saja. Oleh itu menjadi kewajibanku berterimakasih, memuji, melayani serta mentaati FirmanNya. Demikianlah sesungguhnya.
Pasal Kedua
Keselamatan manusia
Aku percaya kepada Yesus Kristus, Anak Allha yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung daripada Roh Kudus, alhir dari gadis perawan Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke Sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan turun dari Sorga untuk menghakimi orang hidup dan mati.
Maksudnya adalah :
Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Allah sesungguhnya, yang diperanak BapaNya dari kekekalan, dan juga Dia adalah manusia yang sesungguhnya, yang lahir dari gadis perawan Maria. Dia adalah Tuhanku, yang menebus dan menyelamatkan aku, manusia yang sesat dan terkutuk, ditebusNya dan membebaskan aku dari segala dosa, dari kematian dan dari kuasa iblis, bukanlah dengan emas atau perak, melainkan dengan darahNya yang kudus dan mahal, dan dengan penderitaan dan kematianNya yang tidak karena dosaNya supaya aku menjadi milikNya dan hidup menjadi warga KerajaanNya, serta melayaniNya di dalam keadilan yang kekal, tidak berdosa, penuh berkat, juga sama seperti Dia bangkit dari kematian, hidup dan memerintah untuk selama-lamanya. Demikianlah sesungguhnya.
Pasal Ketiga
Kekudusan orang Kristen
Aku percaya kepada Roh Kudus, satu Gereja Kristen yang kudus, persekutuan orang-orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging dan hidup yang kekal. Amin.
Maksudnya adalah :
Aku percaya, bahwa aku tidak dapat dengan pikiran atau kekuatanku sendiri mempercayai Yesus Kristus, Tuhanku atau datang kepadaNya; tetapi Roh Kudus telah memanggil aku melalui Injil, menerangi hatiku dengan pemberianNya, menguduskan dan memelihara aku di dalam kepercayaan yang benar. Juga seperti Dia, selalu memanggil, mengumpulkan, menerangi dan menguduskan seluruh Gereja Kristen di dunia dan memeliharanya di dalam kesatuan dalam Yesus Kristus di dalam satu-satunya iman yang benar itu. Di dalam gereja itu Dia setiap hari bermurah hati mengampuni dosaku dan dosa seluruh orang percaya. Dan pada hari yang terakhir Ia akan membangkitkan aku serta semua orang mati dan memberikan kepadaku serta kepada semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus kegidupan yang kekal. Demikianlah sesungguhnya.
-Lanjutan dari komentar sebelumnya-
2. Ya, Allah itu ada. Bukti dari alkitab adalah, sbb:
- Alkitab mengatakan bahwa kita harus menerima keberadaan Allah dengan iman. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).
- “Kata Yesus kepadanya: `Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’" (Yohanes 20:29).
- “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi” (Mazmur 19:1-4).
- “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih” (Roma 1:20).
- Pengkhotbah 3:11 menyatakan “bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka."
Bukti lainnya adalah, sbb:
- Argumentasi ontologis. Adanya konsep ke-Tuhan-an.
- Argumentasi teleologis. Argumentasi ini menyatakan bahwa alam semesta menunjukkan suatu design yang sangat luar biasa dan pastilah ada seorang designer ilahi yang menciptakannya.
- Argumentasi kosmologis. Alam semesta dan segala isinya adalah akibat atau hasil.
- Argumentasi moral. Setiap orang memliki perasaan, mau itu perasaan cinta, kasih, benar, bersalah, dan sebagainya. Kita tidak mungkin mendapatkan perasaan itu tanpa adanya Allah yang membuatnya.
3. - ”Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.” (Yohanes 17:3)
- "(6) Yesus mengatakan kepadanya, ”Akulah jalan+ dan kebenaran+ dan kehidupan. Tidak seorang pun datang kepada Bapak kecuali melalui aku. (7) Jika kamu sekalian telah mengenal aku, kamu juga akan mengenal Bapakku; sejak saat ini kamu mengenal dia dan telah melihat dia.” (Yohanes 14:6-7)
- "(10) Tidakkah engkau percaya bahwa aku dalam persatuan dengan Bapak dan Bapak dalam persatuan dengan aku?+ Apa yang aku katakan kepada kamu sekalian tidak kukatakan dari diriku sendiri; tetapi Bapak, yang tetap dalam persatuan dengan aku, dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaannya. (11) Percayalah kepadaku bahwa aku dalam persatuan dengan Bapak dan Bapak dalam persatuan dengan aku; kalau tidak, percayalah oleh karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri." (Yohanes 14:10-11)
Terimakasih.
Lanjutannya no 2 dan 3
Nama: Yuliani Sianturi
Pertanyaan no 2
2. Tentu saja percaya. Buktinya adalah iman saya. Apa yang saya percayai.
Bukti fisiknya adalah:
1. Iman yang tak Terhindarkan
2. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan
3. Masalah-Masalah Evolusi
4. Kecenderungan-Kecenderungan Hati
5. Latar Belakang Kitab Kejadian
6. Bangsa Israel
7. Klaim-Klaim tentang Kristus
8. Bukti dari Mukjizat-Mukjizat
9. Detil-Detil dari Alam Semesta
10. Kenyataan dari Pengalaman
Pertanyaan no 3
3. “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup– itulah yang kami tuliskan kepada kamu.Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. (1Yoh 1:1-4)
Shalom!
Nama : Yuliani Sianturi
Menjawab tugas yang Amang berikan lewat komentar.
Pertanyaan:
1. Hafalkanlah Pengakuan Iman Rasuli dan maksudnya.
2. Apakah engkau percaya bahwa Allah itu ada? Berilah bukti-bukti bahwa Allah itu ada!
3. Darimanakah kita tahu bahwa Yesus Krsitus itu Allah. Carilah ayat-ayat dalam Alkitab yang membuktikan bahwa Yesus itu Allah.
Jawaban :
1. “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang maha kuasa Khalik langit dan bumi.”
Menyatakan bahwa kita mempercayai Allah sang pencipta dan kita memiliki hubungan perjanjian dan persekutuan denganNYa dalam kepercayaan yang sejati dan ketergantungan denganNYA secara kekal .
2. “Dan kepada Yesus Kristus, anakNya yang tunggal Tuhan kita”
Pengakuan tentang Yesus Kristus ini adalh pusat dari inti iman kristen. Yesus Kristus adalah penyataan Allah, sumber segala kebenaran dan sebagai sentral keselamatan manusia
3. “Yang di kandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria”
Pengakuan ini menjelaskan bahwa Yesus Kristus memasuki dunia melalui kelahiran dari anak dara yang adalah manusia sejati, Ia tidak memiliki dosa asal ; kemanusiaanNya, tindakan, sikap, motivasi, kehendak, dan pikiranNya bebas dari dosa dan kesalahan. Yesus juga adalah penggenapan janji Allah dan nubuatan
4.” Yang menderita sengsara di bawah pemeritahan Pontius Pilatus, disalibkan , mati dan dikuburkan, turun kedalam kerajaan maut”
Untuk menyatakan bahwa Tuhan Yesus benar2 mengalami kematian, menanggung penderitaan yang disebabkan dosa orang lain
5.”Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati”
Pengakuan ini untuk mengkonfirmasikan bahwa kebangkitan Kristus adalah murni fakta sejarah. Pada hari ketiga kubur Yesus didapati kosong, tidak seorangpun dapat menemukan jasadNya
6. “Naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah , Bapa yang maha kuasa
( Bagian ini untuk menyatakan kehormatan, otoritas dan kemuliaan Kristus. Saat ini Kristus Yesus bertahta sebagai Raja yang memerintah dan juga memegang jabatan kenabian sebagai pengajar kebenaran melalui karya Roh kudus (Ibrani 1:3;1:13))
7. Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati
(Menyatakan iman akan kedatangan Yesus untuk kedua kali sebagai raja dan Hakim yang akan mengadili setiap orang dan menganugerahkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya dalam namaNYa )
8. Aku percaya kepada Roh Kudus
(Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah tritunggal, kita mengakui bahwa Roh kudus setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak, sama2 mulia dan layak di sembah. Roh kudus adalah pribadi yang dinyatakan Allah di dalam melaksanakan anugerah keselamatan)
9. Gereja yang Am dan persekutuan orang kudus
( Gereja adalah " Gereja orang2 berdosa " sehingga dapat di pastikan "tidak kudus", jika dalam pengakuan iman ini disebutkan gereja yang kudus, semata2 adalah karena anugerah Allah dan karya Kristus yang telah di nyatakan ditengah2 gereja. Gereja di katakan "Am" artinya "umum" karena yesus Kristus adalah juruselamat untuk dunia dan seluruh dunia. Dan gereja perlu oergi meberitakan Injil dan mengutamakan persekutuan sebagai anggota tubuh Kristus )
10. Pengampunan Dosa
(Penumpahan darah Kristus menjadi jaminan pengahpusan dosa )
11. Kebangkitan tubuh
( kebangkita ini bukanlah kebangkita daging yang bersifat fana, atau kebangkitan abstrak, tetapi serpti yang di alami Yesus Kristus sebagai yang sulung di antara orang2 yang meninggal (1 Kor 15:20))
12. Dan hidup yang kekal, Amin.
( Menyatakan iman dan pengharapan akan kehidupan yang akan datang )
"Percayalah pada Tuhan, Ia selalu bekerja"
Hard Rock Casino Maryland $20M Promo Code, WJAR 2021 - Dr
Hard Rock 양주 출장안마 Casino Maryland, the 청주 출장마사지 casino's parent company, recently 청주 출장마사지 announced the $20M in The Hard Rock Hotel & Casino at Virgin Hotels 김포 출장마사지 Maryland is 과천 출장마사지 a
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda