Sabtu, 05 September 2015

Buku Katekisasi Sidi



SILLABI PEMBELAJARAN SIDI

No.
Pokok Bahasan
Kompetensi Dasar
Tujuan
Int.
1
Siapakah Aku?
(Pengenalan Diri)
-    Anak mengenal dan memahami siapa dirinya.
-    Anak mengetahui makna hidupnya.
Anak mampu menem-patkan diri dalam ke-luarga, gereja, sekolah, lingkungan/ masyarakat sesuai dengan pemahaman akan diri.
1
2
Pengantar Alkitab
-    Anak mengenal apa itu Alkitab.
-    Anak memahami bagaimana Allah berhubungan de-ngan ciptaan-Nya.
-    Anak memahami proses penulisan Alkitab.
-     Anak memahami fungsi Alkitab da-lam kehidupan manusia.
-    Anak mampu me-nyebutkan nama ki-tab-kitab.
-    Anak mampu men-jelaskan hubungan antara Perjanjian Lama (PL) dengan Perjanjian Baru (PB).
-    Anak dapat menye-butkan fungsi Alkitab.
-    Anak mengerti dan mengimani janji-janji Allah dalam Alkitab. 
2
3
Hukum dan Injil
-    Anak memahami apa yang dimaksud dengan hukum.
-      Anak memahami apa itu Injil.
-    Anak mampu me-nyebutkan dan menjelaskan 10 perintah.
-    Anak dapat menje-laskan perbedaan Hukum dengan Injil.
-    Anak dapat menun-jukkan ayat-ayat yang termasuk hukum atau Injil.
1
4
Iman (Aku Percaya)
-  Anak memahami apa itu iman.
-  Anak memahami perbedaan iman dengan ilmu.
-  Anak memahami pengakuan iman.

-  Anak mampu men-definisikan iman.
-  Anak dapat menje-laskan hubungan iman dengan ilmu.
-  Anak dapat menye-butkan dan menje-laskan pengakuan iman.
1

5
Mengenal Allah
(Titah I-III)
-  Anak memahami sifat-sifat Allah.
-  Anak mengenal Allah yang dibe-ritakan Alkitab.
-  Anak memahami kekudusan Allah.
-  Anak mengenal Allah dalam Kri-tus Yesus dan da-lam Roh Kudus.
-    Anak dapat menye-butkan sifat-sifat Allah.
-    Anak dapat membe-dakan Allah dengan allah-allah.
-    Anak dapat menye-butkan nama-nama Allah dengan benar.
-    Allah dapat menje-laskan Allah yang menjadi daging dan menderita.
3
6
Evaluasi I
Anak Menguasai 1 s/d  5
Anak dapat menjawab soal-soal dengan benar.
1

7
Hari Tuhan (Titah IV)
-    Anak memahami bagaimana Allah menciptakan alam semesta.
-    Anak memahami tujuan Allah men-cipatakan alam semesta.
-    Anak memahami makna hari perhentian.
-    Anak dapat mence-ritakan ulang peris-tiwa penciptaan.
-    Anak dapat membe-dakan dan menje-laskan dua berita penciptaan.
-    Anak sadar dan mampu memberi waktu untuk Tuhan. 
1
8
Wakil Allah (Titah V)
-    Anak memahami tujuan  Allah me-netapkan para wakil-Nya.
-    Anak memahami peranan dan tanggung jawab orang tua dan anak.
-      Anak dapat menye-butkan wakil-wakil Allah.
-      Anak dapat menye-butkan dan menje-laskan tanggung jawab orangtua dan anak.
-      Anak sanggup meng-ingatkan orang tua dan anak lain akan tanggung jawabnya.
1
9
Kekudusan Hidup
(Titah VI s/d X)
-    Anak memahami arti kekudusan hidup dengan menghargai hak hidup makhluk hidup.
-    Anak memahami arti dan makna rumah tangga Kristen.
-    Anak memahami bagaimana seharusnya orang kristen hidup antar personal dan hidup dalam lingkungan.
-    Anak memahami arti menghargai hak milik orang lain.
-      Anak menjaga kekudusan hidupnya dengan tidak me-nyakiti makhluk hi-dup.
-      Anak dapat memilih jodoh yang sesuai dengan firman Tuhan sebagai persiapan untuk berumah tangga.
-      Anak dapat meng-hargai hak milik orang lain.
-      Anak dapat hidup sebagai insan yang disukai oleh orang sekitarnya.
-      Anak bersyukur atas apa yang dimiliki-nya.
6
10
Hukum Kasih
Anak memahami apa yang dimaksud dengan hukum kasih.
Anak dapat mene-rapkan kasih dalam kehidupan sehari-hari.
1
11
Evaluasi II
Anak Menguasai 7 s/d  10
Anak dapat menjawab soal-soal dengan be-nar.
1
12
Dosa
Anak memahami apa itu dosa dan akibatnya.
-      Anak dapat memilih apa yang seharusnya dilakukan.
-      Anak mampu menja-uhkan diri dari se-gala bentuk yang jahat.
2
13
Allah Mengasihiku
-    Anak memahami kasih Allah atas dirinya.
-    Anak memahami Allah yang menja-di daging.
-    Anak memahami makna penebusan yang dilakukan Kristus.
-      Anak semakin cinta/ kasih pada Allah.
-      Anak menghargai pengurbanan dan penebusan yang di-lakukan Allah dalam Kristus Yesus.
-      Anak dapat menje-laskan arti penebus-an.
3
14
Kedatangan Kristus Kembali
-    Anak memahami makna kedatangan Kristus.
-    Anak memahami firman Tuhan tentang kedatangan Kristus.
-      Anak dapat menjawab fenomena kedatangan Kristus yang salah.
-      Anak tidak dapat di-ombang-ambingkan oleh beragam ajaran kedatangan Kristus.
-      Anak senantiasa mempersiapkan diri atas kedatangan Kristus.   
1
15
Roh Kudus
-    Anak memahami peranan dan pe-kerjaan Roh Kudus.
-    Anak memahami karunia-karunia Roh.
-    Anak memahami hubungan Roh Kudus dengan gereja.
-      Anak dapat memberi jawaban terhadap ajaran yang mengklaim kepemilikan Roh Kudus.
-      Anak mampu meng-gunakan karunia Roh yang dimiliki.
-      Anak berperan di gereja.
2
16
Sikap Netral
Anak memahami bagaimana menen-tukan pilihan dan mengambil kepu-tusan etis.
Anak dapat mengambil keputusan yang tepat dalam hidupnya.
1
17
Melakukan Yang Baik
Anak memahami dasar orang Kristen dalam melakukan yang baik.
Anak senantiasa mela-kukan yang baik dalam hidupnya.
1
18
Gereja
-    Anak memahami arti dan peranan/ tugas gereja.
-    Anak memahami gereja sebagai institusi/ organisasi dan gereja sebagai tubuh Kristus.
-    Anak memahami peranan dan fungsi para pelayan gereja.
-    Anak memahami sejarah gereja se-cara umum dan sejarah gerejanya.   
-    Anak dapat menye-butkan dan menje-laskan peranan dan tugas gereja.
-    Anak dapat menje-laskan gereja sebagai organisasi dan gereja sebagai Tubuh Kris-tus.
-    Anak dapat menje-laskan fungsi dan peranan pelayan gereja.
-    Anak dapat menceri-takan ulang sejarah gereja umum dan sejarah gerejanya.

4
19
Evaluasi III
Anak Menguasai 12 s/d  18
Anak dapat menjawab soal-soal dengan be-nar.
1
20
Maut/ Kematian
-    Anak memahami kematian menurut Alkitab.
-    Anak memahami tujuan akhir manusia.

-    Anak melihat kema-tian bukan hal yang menakutkan.
-    Anak senantiasa mempersiapkan diri untuk menerima kematian.
1
21
Doa
-    Anak memahami arti doa.
-    Anak memahami doa yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus.
-    Anak memahami kuasa doa.
-    Anak dapat berdoa degan baik dan men-jadi pendoa.
-    Anak dapat menje-laskan doa yang diajarkan Tuhan Ye-sus Kristus.
-    Anak mampu me-mimpin doa dalam jemaat.
2
22
Sakramen Baptisan Kudus: Lahir Baru
-    Anak memahami makna Sakramen baptisan.
-    Anak memahami hubungan baptisan dengan PL.
-    Anak memahami hubungan baptisan dengan sidi.
-    Anak dapat menje-laskan dan menjawab permasalahan seputar baptisan.
-    Anak dapat menger-jakan baptisan yang telah diterimanya.
-    Anak menjadi sponsor bagi orang yang belum dibaptis.
2
23
Pengakuan Dosa
-    Anak memahami makna pengakuan dosa.
-    Anak memahami pengakuan dosa dalam ibadah.
-    Anak mampu meng-aku dosa pada Tu-han dan pada sesa-ma.
-    Anak dapat menje-laskan pengakuan dosa dalam ibadah.
1
24
Sakramen Perjamuan Kudus
-    Anak memahami Sakramen Perjamuan Kudus.
-    Anak memahami hubungan Perjamuan Kudus dengan Pengakuan dosa.
-    Anak dapat menje-laskan makna Perja-muan Kudus.
-    Anak dapat mence-ritakan kisah per-jamuan kudus pada malam terakhir yang dilakukan Yesus.
1
25
Hanya Iman
-    Anak memahami hubungan iman dengan keselamatan.
-    Anak memahami kuasa iman.
-    Iman anak bertum-buh semakin dewa-sa.
-    Anak mengandalkan iman dalam segala hal.
-    Anak dapat menje-laskan solafidei.
1
26
Kembali pada Allah
Anak memahami yang berasal dari Allah kembali pada Allah.
Anak senantiasa me-nyerahkan segala se-suatu kepada Allah.
1
27
Evaluasi IV
Anak Menguasai 20 s/d  26
Anak dapat menjawab soal-soal dengan be-nar.
1
Jumlah (intensitas) pertemuan
44

Ekstra Kulikuler:
  1. Menghapal 1 ayat Alkitab (ayat emas) setiap pertemuan dan diperdengarkan setiap pertemuan (Jumlah ayat yang harus dihapal: 3x40=120 ayat).
  2. Aktif dalam pertemuan remaja, ibadah lingkungan, dan ibadah Minggu.
  3. Vocal Group pelajar sidi.
Aturan selama belajr sidi:
  1. Hadir tepat waktu, keterlambatan maksimal 5 menit, jika lebih tidak diperkenankan masuk.
  2. Selama belajar tidak boleh menghidupkan Hand Phone (HP).
  3. Selama belajar, tidak diperkenankan mengganggu orang lain.
  4. Senantiasa membawa Alkitab, Buku Ende, Khatekhismus Kecil Martin Luther dan alat-alat tulis.
  5. Jumlah absen maksimal 10% dari total pertemuan (maksimal empat) jika lebih dianggap mengundurkan diri. 








SIAPAKAH AKU?
Pengenalan Diri

Engkau adalah anak seorang Raja! Tetapi engkau jauh dari rumah!
Pada masa lalu Bapamu mengutusmu ke dunia ini.
Suatu hari Ia akan memanggilmu ke sisi-Nya.

1.     Aku adalah Ciptaan Allah yang Diadopsi Menjadi Anak-Nya.

Berabad-abad manusia dengan mengandalkan pengetahuannya berusaha untuk mengenal dirinya, dan dari mana asalnya. Socrates, seorang guru Yunani sebelum Kristus, mengatakan: “kenalilah dirimu sendiri”. Tanpa ada pengenalan diri maka manusia akan menganggap dirinya tidak berarti, dan penganalan diri secara tidak benar akan berakibat pada manusia yang menganggap diri sebagai makhluk yang paling berkuasa dan menjadikan dirinya sebagai tuhan.
Siapakah aku? Ini pertanyaan yang sederhana, tetapi belum tentu dapat dijawab dengan tepat. Jika ditanya pada seseorang mungkin akan dijawab: “Aku adalah Anita,”; “Aku adalah manusia,”; “Aku adalah anak ayah dan ibuku,” dan sebagainya.
Beberapa ahli mencoba menelusuri lebih jauh tentang siapa aku (baca: manusia itu). Aristoteles (384-322 sM) mengatakan bahwa segala makhluk hidup, termasuk manusia, berasal dari benda mati (dikenal dengan teori abiogenesis.). Namun teori itu ditentang dengan munculnya teori biogenesis dengan salah satu tokohnya Luis Pasteur. Teori ini mengatakan: Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo    (semua yang hidup berasal dari telur, dan telur berasal dari yang hidup). Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Lebih lanjut Charles Darwin berusaha menjawab dengan lebih spesifik. Dia mengatakan bahwa semua yang ada di sekitar kita adalah hasil dari evolusi (teori evolusi). Manusia adalah hasil evolusi dari kera, kera adalah hasil evolusi, musang, dan seterusnya hingga pada akhirnya makhluk hidup berasal dari jasad renik atau hewan bersel satu. Namun demikian Darwin tidak dapat menjawab mengapa makhluk hidup itu hidup, atau siapakah pemberi hidup kepada makhluk hidup itu. Sejalan dengan Darwin, Karl Marx mengatakan bahwa manusia adalah binatang yang lebih cerdas. Pro dan kontra pada akhirnya terjadi dalam menanggapi teori-teori tersebut yang berdasar pada pengetahuan belaka.
Pada lain sisi, manusia juga berusaha mencari jawab tentang siapa dirinya dari segi rohani atau agama. Agama-agama suku: agama bangsa Mesir, Yunani, bangsa-bangsa sekitar Israel, Jepang, Batak, dan bangsa-bangsa lainnya mengatakan bahwa manusia berasal dari hasil perkawinan dewa-dewi. Itu berarti dalam diri manusia “mengalir darah” dewa-dewi; manusia adalah keturunan dewa-dewi (baca: tuhan). Biasanya dalam keyakinan bangsa-bangsa tersebut di atas, para raja atau kaisar disembah sebagai dewa karena mereka diyakini sebagai keturunan langsung dari dewa. Penolakan pada keyakinan ini (penolakan menyembah para raja sebagai dewa) akan berujung pada hukuman mati. Dalam Alkitab hal seperti ini dapat kita baca di antaranya dalam kitab Daniel maupun dalam kitab Wahyu.
Berbeda dari teori pengetahuan dan keyakinan agama-agama suku di atas, Alkitab justru memberi jawaban yang pasti bagi manusia bahwa manusia adalah hasil ciptaan atau kreasi dari Tuhan Allah (Kej. 1-2). Sama seperti ciptaan lainnya, sedikitpun manusia tidak mengandung unsur keilahian, atau manusia dan ciptaan lainnya bukanlah dewa atau tuhan, melainkan ciptaan yang berasal dari Allah dan diberi kuasa atas ciptaan lainnya, dan dijadikan sebagai makhluk yang paling mulia (Mzm. 8).
Dalam diri Tuhan Yesus Kristus, manusia yang percaya padanya semakin dipemuliakan. Mereka yang percaya tidak lagi hanya sebagai ciptaan belaka, Allah yang “jauh” dari manusia semakin dekat dalam diri Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus. Manusia yang menerima-Nya diangkat menjadi anak-Nya (1 Yoh 3), Tuhan dipanggil dan disebut dengan dengan Bapa sebagai tanda betapa dekat dan akrabnya orang percaya dengan Tuhan Allahnya. Meskipun orang-orang percaya disebut dan dijadikan sebagai anak-anak Allah tetapi manusia tetap sebagai manusia bukan sebagai keturunan Tuhan dan juga tidak memiliki keilahian dalam dirinya.
Dengan dijadikannya orang percaya sebagai anak Allah, maka dia tidak lagi berasal dari dunia ini, tetapi berasal dari Kerajaan Allah, di mana Kristus berkuasa sebagai Raja. Disamping disebut sebagai anak Allah, orang percaya juga disebut sebagai anak Raja, yang menjadi pewaris Kerajaan Allah. Sebagai anak Raja, orang percaya diutus ke dunia untuk membawa pulang mereka yang lupa akan asal-usulnya, mereka yang memberontak pada Raja.

2. Aku adalah Pelayan Allah

Pastilah ada maksud dan tujuan mengapa Allah menciptakan manusia. Jika tidak ada maksud dan tujuannya tentulah manusia itu tidak berguna. Kita dapat bertanya pada diri sendiri: “Untuk apa aku ada?”.
Jika manusia tidak dapat menjawab pertanyaan itu maka tiadalah guna dia ada dan hidup, dia lebih baik mati saja.
Sekarang mari kita lihat Alkitab untuk apa Tuhan menciptakan manusia.

a. Manusia ada untuk memuliakan Allah (Kej 2: 16).

Memuliakan Allah bukan hanya dibibir saja, atau bukan hanya sebatas memuji-Nya melalui nyanyian-nyayian dan doa-doa yang sangat indah dan puitis. Atau memuliakan Allah tidak hanya sebatas melakukan atau menghadiri ritus-ritus keagamaan belaka. Memuliakan Allah lebih dari itu. Memuliakan Allah berarti mematuhi dan melakukan segala apa yang diperintahkan Allah (Kej 2: 15 – 16).
Ini dapat digambarkan seperti hal berikut. Kita memuliakan raja atau orang tua  bukan dengan bersikap manis di hadapan mereka dengan memuja-mujinya, atau bukan bersikap asal bapak senang, melainkan mengingat, mematuhi, dan melakukan apa yang baik yang mereka perintahkan. Seorang rakyat memuliakan pemerintah bukan dengan rajin upacara bendera, atau memuja-muji pemerintah ketika bertatap muka, tetapi ia memulikan pemerintah ketika ia mematuhi hukum yang berlaku.
Salah satu sifat Allah adalah Mahabesar (Allahuakhbar). Pada saat kapankah Allah itu Akhbar (Mahabesar) dalam kehidupan manusia? Ada orang yang berseru:  Allahuakhbar!’ sembari ia melakukan pengrusakan, penganiayaan, dan bahkan pembunuhan. Tentu pada peristiwa seperti itu Allah tidak lagi Akhbar, tetapi yang akhbar adalah allah.   Mengapa? Karena dalam peristiwa itu manusia telah melanggar perintah-Nya di mana ia memerintahklan untuk saling mengasihi.

b. Manusia ada untuk menata ciptaan Allah (Kej 2:  19-20)

Manusia ada untuk menata dan merawat alam semesta yang diamanahkan (dipercayakan) kepada manusia. Pengrusakan lingkungan yang terjadi di mana-mana menunjukkan bahwa manusia tidak lagi memuliakan Tuhan, dan merupakan pengingkaran akan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai penatalayan (steward) Allah. Pengrusakan alam semesta dengan sengaja merupakan indikasi bahwa manusia tidak berguna bagi alam semesta, padahal Allah menciptakan alam semesta supaya berguna bagi setiap unsur ciptaan. Sebagai pemegang mandat Allah marilah kita tidak turut merusak alam semesta dengan menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi pemakaian pendingin udara, parfum, mengurangi pemakaian pestisida, dan rajin merawat serta menanam tanaman.  Dengan demikian hidup kita berguna bukan hanya bagi tanah, udara, air, tumbuhan dan hewan, tetapi juga berguna bagi orang-orang di sekitar kita. Semua itu kita lakukan karena kita adalah pelayan Allah yang bertanggung jawab untuk merawat dan menata alam semesta yang adalah milik Allah. 

c. Manusia ada untuk bekerja (Kej 1:26,28;2:5,15)

Tugas dan tanggung jawab manusia yang tidak kalah penting adalah bekerja dan berkarya bagi Tuhan dengan mengusahakan alam semesta untuk kesejahtera-annya, kesejahteraan orang-orang di sekitarnya, dan juga kesejahteraan ciptaan lainnya. Jika manusia diberi kuasa bekerja dengan mengusahakan tanah (konteks pertanian) atau menaklukkan alam semesta bukan berarti manusia menguras habis sumberdaya alam tanpa memperdulikan keseimbangan alam semesta (sebagaimana telah diuraikan pada point b).
Manusia ada untuk bekerja, jika ada manusia yang tidak mau bekerja sebenarnya ia bukanlah manusia, dan juga bukan makhluk hidup, karena semua makhluk hidup bekerja kecuali kalau ia sudah mati. Manusia yang tidak mau bekerja lebih baik ia tidak ada, atau mati saja, karena ia tidak berguna bagi orang-orang di sekitarnya. Paulus mengatakan dalam 2 Tes 3 supaya manusia bekerja dan tidak menjadi beban bagi orang lain, dengan keras Paulus mengatakan bagi mereka yang tidak mau bekerja janganlah ia makan.
Manusia ada untuk bekerja bukan berarti manusia diperbudak kerja (workholic). Di negara maju, Jepang misalnya, ada kecenderungan manusia untuk bekerja dan bekerja tanpa kenal istirahat. Baginya kerja adalah tujuan hidup, kerja adalah segalagalanya, akibatnya ia tidak perduli bagi sesamanya. Supaya manusia tidak menjadi budak pekerjaan maka Tuhan Allah menetapkan satu hari untuk istirahat di mana pada hari tersebut manusia memusatkan diri untuk bersekutu dengan Tuhan Allah dan dengan umat-Nya.

d. Manusia ada untuk sesamanya (Kej 1:27-28;2:18,    21-24)

Di samping sebagai makhluk pribadi, Allah menciptakan manusia juga sebagai makhluk sosial. Laki-laki ada untuk perempuan dan sebaliknya, suami ada untuk isteri dan anak-anaknya, isteri ada untuk suami dan anak-anaknya, dan anak-anak ada untuk orang tuanya dan untuk saudara-saudaranya, aku ada untuk orang di sekitarku. Tentu keberadaan seseorang itu diterima orang-orang di sekitarnya karena dirinya berarti atau berguna  bagi orang di sekitarnya. Jika ayah tidak berarti bagi isteri dan bagi anaknya, lebih baiklah si ayah itu tidak ada; jika seorang ibu tidak berarti, lebih baik ia tidak ada; jika seorang anak tidak berarti bagi orang tua, lebih baik ia tidak ada; jika aku tidak berarti bagi orang di sekitarku, lebih baik akau tidak ada. Perlu digarisbawahi, yang menentukan atau menilai hidup ini berarti atau tidak, bukanlah orang lain, tetapi diri sendiri. Untuk itu setiap orang harus bertanya pada dirinya: apakah aku berarti bagi orang di sekitarku?
Apakah aku berarti dalam jemaat Tuhan (gereja)?
Apakah aku berarti bagi keluargaku?
Apakah hidupku berarti hari ini bagi orang di sekitarku?
Dengan senantiasa bertanya pada diri sendiri tentang arti dan makna diri maka kita akan senantiasa  berusaha untuk lebih baik bagi diri sendiri dan bagi orang-orang di sekitar kita. Dan pada akhirnya kita akan tiba pada satu kesimpulan: hidup ini bermakna bagi orang di sekitar kita jika kita menjadi pelayan bagi (orang yang bersedia melayani) sesama, sebagaimana Tuhan Yesus juga telah menjadi pelayan bagi (bersedia melayani) manusia. 
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aku adalah ciptaan Allah, yang dimuliakan dengan menjadikanku sebagai anak-Nya dan menjadi pewaris kerajaan-Nya. Aku juga adalah pelayan-Nya yang diperlengkapi-Nya dan diutus untuk melayani di dunia ini dan kelak aku akan kembali pada-Nya.

Sebuah Illustrasi

Dia berkata: “Anak-Ku, aku memiliki suatu dunia, Aku akan mengutusmu ke sana untuk sesaat. Engkau akan merindukan rumah Kerajaan, Aku berharap banyak engkau akan kembali. Tetapi Aku ingin engkau mengunjungi koloni-Ku. Ini bukanlah liburan. Aku memiliki tugas yang harus kau lakukan. Aku ingin engkau menanamkan keadilan, kebenaran dan kasih rumah Kerajaan ke dunia. Jangan tertipu, tugas ini bukanlah mudah. Sudah banyak saudara-saudarimu berada di sana yang telah melupakan-Ku dan melupakan tugas yang telah Kuberikan kepada mereka. Mereka akan mengatakan kepadamu tidaklah masalah apa yang kau lakukan. Tetapi ingatlah bahwa hal itu adalah masalah besar bagi-Ku. Aku mengasihi dunia, jika tidak demikian aku tidak akan menciptakannya.”
“Ini juga masalah sebab Aku tak memiliki seseorang lagi untuk diharapkan kecuali engkau. Aku akan mengutus malaikat-malaikat-Ku ke sana untuk melakukan tugas ini, tetapi Aku terlebih dahulu mengutus engkau anak-Ku. Jika engkau tidak melakukan keadilan, dunia tidak akan pernah   mengenal keadilan. Jika engkau tidak melakukan kasih, tak seorang pun akan mengenal kasih. Jika engkau tidak loyal kepada kebenaran, semuanya akan jadi salah. Aku berharap padamu. Jika engkau meninggalkan aku, perang, kemelaratan dan kejahatan akan melanda dunia. Semuanya akan hancur dan runtuh”.
“Engkau tidak boleh lupa bahwa engkau adalah anak seorang Raja. Engkau adalah pangeran yang terhormat di alam semesta. Aku, Bapamu, adalah Raja dari segala raja dan Tuhan dari segala tuhan. Ingatlah itu setiap hari. Jika engkau melupakannya, engkau berada dalam bahaya. Musuh akan mengalahkanmu. Engkau membawa nama yang agung, yaitu Kristen (pengikut Kristus). Membiarkan nama itu diinjak-injak adalah rasa malumu yang sangat dalam; meninggikannya akan menjadi kemuliaanmu”.
“Pekerjaan khususmu yang akan engkau miliki, bukanlah tujuan-Ku yang terbesar. Engkau mungkin mejadi seorang petani atau seorang pedagang. Engkau mungkin menjadi seorang guru, seorang pegawai negeri, atau seorang pendeta di gereja. Pekerjaan apapun yang kau ikuti, engkau tetap bekerja untukku. Akulah Pemimpinmu yang sesungguhnya. Pekerjaan atau profesimu ada, tetapi ladang tempatmu bekerja adalah kebun anggur-Ku. Di kebun anggur tersebut engkau akan bekerja untuk kebenaran. Janganlah terlalu kuatir dalam mencari ladang tempatmu bekerja. Di manapun engkau berada, di sana engkau harus bekerja. Di sana, dalam komunitasmu, engkau harus membawa semangat dan kuasa rumah Kerajaan”.
“Aku tidak akan membiarkanmu sendiri. Aku akan besertamu hingga akhir zaman. Gerejaku akan berada di sana, dan gerbang neraka tidak akan menang atasnya. Di dalam gereja-Ku Aku akan datang kepadamu melalui Firman dan  Sakramen. Kasihi dan gunakanlah keduanya, dan aku akan datang padamu dan tinggal denganmu”.
“Meskipun engkau tidak dapat melihat-Ku, engkau dapat berbicara dengan-Ku. Aku akan mendengar. Serahkanlah penderitaan dan sukacitamu; aku pasti tidak akan pernah bosan mendengar. Tak masalah bagaimana rumitnya kebutuhanmu, panggil Aku. Apapun yang baik untukmu, aku akan berikan, dan ketika aku tidak memberikan, percayalah bahwa Aku mengetahui mana yang terbaik, dan semuanya itu akan berguna untuk kebaikanmu jika engkau tetap mengasihi-Ku”.
“Semua tidak akan menyenangkan di dunia ini. Pada masa lalu dosa datang dan membawa penyakit, penderitaan, dan kematian. Banyak anak yang telah kuutus, telah memberontak terhadap-Ku. Engkau tak dapat melarikan diri dari penularan pemeberontakan. Dalam jiwamu, engkau akan berjuang melawan pemberontakan tersebut. Kebingungan dan kegagalan akan meliputimu. Engkau akan bekerja dengan takut dan gentar. Tetapi engkau tidak perlu mengalahkan dosa, sebab Aku sendiri telah mengalahkannya untukmu. Berabad-abad lalu Aku telah memberikan hidup-Ku di salib untuk kemenangan dan keampunanmu”.
“Bahaya terbesar adalah jika engkau jatuh cinta pada dunia ini sehingga engkau tidak perduli untuk kembali ke rumah Kerajaan. Kasihilah dunia sebab dunia adalah milik-Ku, tetapi jangan kasihi dunia karena dunia rumahmu. Dunia bukanlah rumahmu! Rumahmu ada di sini di istana-Ku”.
“Suatu hari Aku akan memanggilmu kembali. Kapan? Aku tidak memberitahumu. Tetapi suatu hari Aku akan menerimamu di gerbang, yaitu kematian. Jangan takut akan kematian, sebab di balik kematian ada Kehidupan. Aku akan menuntun dan memimpinmu menyeberangi kematian, kemudian engkau akan melihat Aku dengan bertatapan muka”.
“Sementara itu, damai sejahtera-Ku besertamu.”

Tugas/ Latihan!
1.       Tanyalah kepada orang di sekitarmu apa dan bagiamana pendapat mereka tentang siapa diri mereka:
a.       Menurut pemahaman dirinya sendiri
b.      Menurut ajaran agama yang mereka anut.
Tulislah (tulis tangan) pengenal mereka atas dirinya sendiri (manusia) menurut point a dan b di atas!
2.        Buatlah laporan ringkas (tulis tangan) apa peranan dan fungsimu sebagai anak di tengah rumah tangga ayah-bundamu!




















II. ALKITAB

1. Pendahuluan

Orang tidak dapat percaya kepada Allah jika ia tidak mempercayai Alkitab, karena dalam Alkitablah Allah memberitahukan tentang Dirinya Sendiri. Allah datang kepada manusia melalui Alkitab. Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika, suatu ketika berkata: “Aku percaya, Alkitab adalah pemberian Allah yang terbaik, yang pernah diberikan kepada manusia. Segala yang baik dari Penyelamat dunia dikomunikasikan kepada kita melalui Alkitab.”
Dunia akan selalu mengusik Alkitab dengan berbagai pertanyaan. Perta-nyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan memuaskan hanya bagi mereka yang ingin mencari Allah, dan pada saat yang sama Allah mencarinya.
Kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan umum yang mengusik Alkitab.
Dapatkah aku mempercayai segala sesuatu dengan yakin?
Ya, engkau dapat dengan mempercayai Alkitab.
Mengapa aku dapat yakin bahwa Alkitab itu benar?
Karena Alkitab adalah kitab Allah. Allah telah memberi inspirasi kepada beberapa penulis terbaik, seperti: St. Agustinus, Martin Luther, John Bunyan, dan yang lainnya; tetapi buku yang mereka tulis adalah buku mereka. Kita percaya bahwa dengan beberapa cara yang unik kitab-kitab, seperti kitab Musa, Yesaya, Matius, Paulus, dan seluruh tulisan yang jumlahnya ada 66 kitab, bukanlah kitab-kitab mereka, tetapi semuanya adalah kitab Allah (2 Ptr. 1:21).
Apakah semua manusia percaya bahwa Alkitab itu adalah Firman Allah?
Tidak. Banyak orang percaya bahwa Alkitab bukanlah kitab Allah, tetapi tak lebih dari cerita-cerita dongeng. Mereka percaya bahwa Allah tidak pernah berbicara kepada manusia. Semua hal tentang Dia, kehendak-Nya dan kasih karunia-Nya adalah hanya dugaan atau sangkaan tentang Dia.
Dapatkah aku membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Allah?
Tentu dapat, tetapi hanya untuk dirimu sendiri. Engkau tidak dapat membuktikannya untuk orang lain. Tetapi ada satu cara untuk membuktikan-Nya, yaitu: engkau harus dengan sungguh-sungguh melakukan apa yang diperintahkan Alkitab dan percaya pada janji-janji yang ada dalam Alkitab, kemudian, dengan karunia Allah, engkau akan merasakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Roh Kudus akan membuka pintu.
Apa jaminan bagi kita bahwa Alkitab itu Firman Allah?
1.        Alkitab menyatakannya sendiri dalam 2 Tim 3: 14-16.
2.       Jaminan janji-janji Allah yang telah dinubuatkan dalam PL dan
digenapi dalam PB, dan masih banyak janji-janji Allah yang akan digenapi dalam kehidupan kita.
3.       Alkitab yang terdiri dari 66 kitab memiliki satu kesatuan isi, dan tidak saling bertentangan.
4.       Selama berabad-abad Alkitab telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi individu hingga saat ini. Alkitab telah diterjemahkan ke dalam beribu-ribu bahasa dan dialek, dan dari tahun ke tahun tetap menjadi best seller dan telah memperbaharui hati dan hidup manusia.
Dari apa lagi manusia percaya bahwa Alkitab itu dapat dipercaya?
1.        Beberapa orang percaya dari seorang manusia, seperti dari pendeta, pastor, suster, ilmuwan, orang yang bijaksana, atau dari pemerintah. Mereka biasanya disebut orang yang memiliki otoritas.
2.        Beberapa orang percaya dari penglihatan-penglihatan (visi), pengalam-an, atau dari intuisi. Mereka percaya dari apa yang telah mereka lihat, rasakan, atau mimpikan. Mereka biasanya disebut dengan kaum mistisis.
3.        Beberapa orang percaya dari alasan. Mereka hanya percaya jika mereka dapat mengerti atau masuk akal mereka. Mereka bisanya disebut dengan kaum rasionalis.

Semuanya itu mungkin dapat menolong, dan kita harus bersyukur pada Allah karena mereka. Kita harus mengindahkan pemikiran-pemikiran dan nasihat-nasihat bijak dari orang yang baik. Kita harus bertumbuh dalam pe-ngalaman dan dan ketajaman spiritual dan kita harus menguji alasan kita percaya kepada Alkitab sebagai suatu pemberian dari Allah, tetapi semua itu bukanlah otoritas yang telah final, melainkan dalam Firman Allah yang Kudus kita memperoleh penyataan yang sempurna dari Kebenaran, dan dalam pusat penyataan ini, kepenuhannya ada dalam diri Yesus Kristus, Firman yang telah menjadi daging.
Bagaimana jika Allah belum menyatakan Dirinya Sendiri dalam Alkitab?
Kita akan berada dalam keputusasaan yang dapat digambarkan seperti: “Hidup dalam lembah yang sangat dalam berada di antara dingin dan ketandusan yang amat sangat. Kita berteriak dengan keras, tetapi jawaban hanyalah suara teriakan kita yang bergema.” Kita percaya lebih dari suara gema; kita percaya pada Firman dari Allah yang memberi kehidupan, penghiburan, kekuatan, dan terang. Apa yang kita miliki dalam Alkitab bukanlah bisikan hampa manusia, melainkan Suara Allah.
Tidakkan kebetulan ke 66 kitab itu disatukan dalam Alkitab?      
Bagi orang yang tidak percaya itu kelihatan seperti kebetulan, tetapi orang percaya melihat dan merasakan tuntunan tangan Allah. Orang tak percaya karena begitu disulitkan dengan apa yang telah terjadi, sehingga ia lupa apa yang telah terjadi. Kitab-kitab Alkitab berusaha bertahan dari kitab-kitab yang lain, kitab-kitab Alkitab berusaha menerima para pejabat gerejawi. Dan selama berabad-abad hingga kini kitab-kitab itu telah menjadi sumber pengetahuan, iman, dan kehidupan.
Bagaimanakah aku dibantu untuk memahami Firman Allah dengan benar?
Pertama-tama harus ada kemauan untuk mematuhi perintah-perintah-Nya dan percaya akan jani-janji-Nya. Kedua, harus memiliki kepedulian yang besar untuk menjadi Kristen yang dewasa dengan senantiasa mempelajari Alkitab yang telah diwarisi selama berabad-abad dan yang telah dipercayai untuk dipahami. Itulah alasan mengapa kita memakai Katekhismus Martin Luther. Kita percaya bahwa Katekhismus adalah ringkasan yang sederhana dari pengajaran-pengajaran yang sangat penting dari Kitab Suci, tetapi Dr. Martin Luther sendiri menekankan bahwa orang yang akan membaca Alkitab harus mampu dari dirinya sendiri untuk membaca Firman Allah dalam bahasanya sendiri.

Bahan Bacaan: Yohanes 7: 14-24; 2 Petrus 1:16-21

2. Proses Penulisan dan Pengkanonan Alkitab

Alkitab yang ada sekarang bukanlah kitab yang langsung ditulis oleh Allah dan kemudian dijatuhkan dari langit. Alkitab ditulis oleh manusia yang dikuduskan Allah, yang digerakkan, diilhami dan dibimbing oleh Roh Kudus. Proses penulisan Alkitab telah melalui proses yang sangat panjang dan tidak ditulis secara serentak, tetapi ditulis selama berabad-abad.
Sebelum Alkitab ditulis, perbuatan dan karya keselamatan Allah telah dilihat dan dirasakan oleh orang-orang percaya. Peristiwa-peristiwa perbuatan Allah yang mereka lihat dan rasakan diberitakan dari generasi ke generasi dalam kurun waktu yang relatif lama. Proses pemberitaan ini disebut dengan oral tradition. Kemudian setelah orang-orang percaya mengenal tulisan, berita yang mereka terima dari bapak leluhur akhirnya ditulis di kulit-kulit binatang, maupun di lembaran-lembaran papirus (tanaman yang banyak tumbuh di tepi su-ngai Nil, yang dikeringkan dan dijadikan semacam kertas) oleh mereka yang dipilih dan dibimbing Allah. Namun yang mereka tuliskan bukan hanya oral tradition tetapi juga perbuatan dan karya Allah yang sedang mereka lihat dan rasakan, dan juga yang akan dilakukan Allah di masa yang akan datang (nubuat). Penulisan perbuatan dan karya Allah tersebut disebut dengan literature tradition (taradisi tulisan). PL ditulis dalam bahasa Aram-Ibrani dan PB ditulis dalam bahasa Yunani Koine.
Tentu banyak kitab-kitab, tulisan-tulisan atau lembaran-lembaran yang telah ditulis, dan bukan hanya yang ada di Alkitab kita sekarang. Ada kitab-kitab yang diragukan kebenarannya dan ada juga kitab yang sama sekali bukan berisi firman Allah, tetapi tak lebih dari kitab yang berisi akal manusia. Karena begitu banyak tulisan-tulisan dan kitab-kitab yang beredar maka para nabi, para imam, guru-guru dan ahli-ahli kitab berkumpul untuk melakukan penyeleksian kitab-kitab. Penyeleksian ini disebut dengan proses pengkanonan (kanonisasi, dari kata kanon yang artinya daftar). PL selesai dikanonkan pada tahun 100 sM, dan PB dikanonkan pada tahun 200 M. Banyak kitab-kitab, tulisan-tulisan atau lembaran-lembaran yang tidak masuk kanon (daftar) atau ditolak karena kitab-kitab tersebut membuat jemaat bingung dan kacau karena karangan-karangan itu seolah-olah berasal dari para rasul dan jemaat mula-mula, tetapi sebenarnya dari orang-orang yang imannya kurang murni kepada Tuhan Yesus. Semua kitab-kitab, tulisan-tulisan atau lembaran-lembaran yang ditolak akhirnya disebut dengan kitab-kitab apokrif yang artinya palsu, tidak sejati, atau kitab-kitab gadungan.
Orang-orang yang tidak senang dengan kekristenan umumnya memakai kitab-kitab apokrif untuk menyudutkan Alkitab yang sejati. Muhammad, sebelum menyebarkan Islam sudah terlebih dahulu membaca, mendengar dan menerima ajaran-ajaran kekristenan dari orang-orang dan sumber yang salah, yaitu dari pengguna dan pemakai kitab-kitab apokrif. Salah satu kitab apokrif yang sering dipakai di kalangan muslim adalah injil Barnabas. Mereka menganggap injil ini sebagai Injil yang asli, tetapi sebenarnya injil ini dikarang dan ditulis dalam bahsa Arab tahun 1300-an M di Spanyol oleh seorang Muslim keturunan Arab yang murtad dari Kristen. Tujuan injil ini adalah memperlihatkan bahwa Yesus bukanlah Mesias dan sudah meramalkan kedatangan Muhammad. Penulis injil ini sudah membaca seluruh Alkitab tetapi ia kecewa karena tak satupun ayat dalam Alkitab menubuatkan akan datangnya Muhammad. Untuk mengobati rasa kecewanya dan untuk meyakinkan orang Muslim bahwa Muhammad telah dinubuatkan, dan sekaligus menyudutkan orang Kristen maka ia menulis injil dan diberi nama injil Barnabas. Nama Barnabas dicatut untuk semakin meyakinkan pembacanya, tetapi sebenarnya nama injil tersebut tidak ada  hubungannya dengan Barnabas sahabat Paulus.    
3. Kanon Alkitab

A. Perjanjian Lama

Berbeda halnya dengan PL Katolik, Protestan hanya memiliki 39 kanon PL, sedang Katolik memakai deutrokanonika (kanon yang kedua), yang bagi Protestan merupakan kitab Apokrif, yaitu kitab: Tobit, Yudit, Tambahan-tambahan kitab Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh, Tambahan-tambahan kitab Daniel, I Makabe, dan II Makabe.
Kanon PL Protestan dapat dikelompokkan menjadi empat  kelompok. Penyusunan urutan atau pengelompokan kitab-kitab PL bukan didasarkan tua atau mudanya kitab tersebut. Penyusunan dan pengelompokan itu dibuat supaya umat atau pembaca dapat lebih mudah menghapal urutan kitab-kitab tersebut. Adapun pengelompokan dan urutan kitab-kitab tersebut adalah sbb.:
1.          Kitab Pentateukh atau sering juga disebut kitab Taurat terdiri dari lima (penta) kitab, yaitu: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
2.         Kitab Sejarah terdiri dari duabelas kitab, yaitu: Yosua, Hakim-hakim, Ruth, 1-2 Samuel, 1-2 Raja-raja, 1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Ester.
3.         Kitab Puisi terdiri dari 5 kitab, yaitu: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung.
4.         Kitab Para Nabi terdiri dari 17 kitab, yaitu: Yesaya, Yeremia, Ratapan Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.

Kitab Kejadian (dari kata: jadi, terjadi atau asal-muasal)  berisikan berita penciptaan, kejatuhan dalam dosa, pemberontakan dan kejahatan manusia, nubuatan keselamatan (Kej. 3: 15 merupakan nubuatan keselamatan yang pertama), perjanjian Allah dengan manusia dan dengan para bapak leluhur, pemilihan bapak leluhur (Abraham, Ishak, dan Yakub), pemilihan bangsa Israel, dan yang terutama dalam kitab ini adalah rencana karya keselamatan dari Allah.
Kitab ini dimulai dengan penegasan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta, dan diakhiri dengan janji bahwa Allah akan tetap memperhatikan umat-Nya. Yang memegang peranan utama di seluruh buku ini adalah Allah yang menghakimi dan menghukum barangsiapa yang berbuat salah. Dia pula yang membimbing dan menolong umat-Nya serta membentuk sejarah mereka. Kitab yang kuno ini ditulis untuk mencatat kisah tentang iman suatu bangsa dan juga untuk membantu agar iman itu tetap hidup.
 Kitab Keluaran (dari kata: keluar) berisikan penjajahan Mesir atas Israel, keluaran Isarel dari Mesir (pemilihan Musa), Allah memberikan perintah-perintah, aturan-aturan dan hukum-hukum yang semuanya itu disebut dengan Hukum Taurat, juga berisikan pemberontakan umat Israel kepada Allah dan hamba-Nya Musa.
Dalam Kitab ini ada tiga bagian yang penting:
  1. Pembebasan orang Ibrani dari perbudakan dan perjalanan mereka ke Gunung Sinai.
  2. Perjanjian Allah dengan umat-Nya di Sinai. Kepada bangsa Israel diberikan hukum-hukum moral, sipil dan keagamaan untuk pedoman hidup.
  3. Pembuatan tempat beribadat dengan segala peralatannya untuk bangsa Israel; peraturan-peraturan untuk para imam dan cara beribadat kepada Allah.

Kitab ini terutama mengisahkan apa yang dilakukan Allah pada waktu Ia membebaskan umat-Nya yang diperbudak, lalu membina mereka menjadi suatu bangsa yang mempunyai harapan bagi masa depan.
Tokoh utama dalam Kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih Allah untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Bagian yang paling terkenal dari buku ini ialah daftar Sepuluh Perintah dalam Pasal 20.
Kitab Imamat (dari kata: imam) berisi tentang peraturan-peraturan imam yang mengatur tata cara peribadahan (kehidupan sehari-hari) umat Israel  baik dalam ibadah umum, ibadah pribadi, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Yang menjadi pokok dalam kitab ini ialah kesucian Allah, dan bagaimana manusia harus hidup dan beribadat supaya tetap mempunyai hubungan baik dengan TUHAN, Allah Israel.
Petikan yang paling terkenal dari Kitab ini ialah yang oleh Yesus disebut perintah utama yang kedua, "Cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri" (19:18). 
Kitab Bilangan (dari kata bilang=hitung) berisi penghitungan atau sensus orang Israel, peraturan, perintah, hukum kemasyarakatan dan peribadahan, pemberontakan umat Israel kepada Allah dan hamba-Nya, Musa, serta strategi dan rencana memasuki Tanah Perjanjian.
Kitab ini adalah kisah tentang suatu bangsa yang seringkali berkecil  hati dan takut menghadapi kesukaran-kesukaran. Mereka melanggar  perintah Allah dan tak mau menurut kepada Musa yang ditunjuk  TUHAN untuk memimpin mereka. Kitab ini juga merupakan kisah  tentang bagaimana TUHAN dengan setia dan tekun memelihara  bangsa-Nya, walaupun mereka itu lemah dan tidak taat. Juga mengisahkan  tentang Musa, yang kadang-kadang kurang sabar, tetapi tetap  melayani TUHAN dan bangsa Israel dengan tabah. 
Kitab Ulangan (dari kata ulang) merupakan pengulangn kitab Keluaran. Hal itu dilakukan Musa untuk menyegarkan ulang hukum, peraturan dan perintah Allah dan sekaligus sebagai bagian dari “pidato” pertanggungan jawab dan perpisahan Musa kepada bangsa Isarel sebelum dia dikubur Allah di Gunung Nebo.
Ayat-ayat yang paling penting dalam Kitab ini ialah 6:4-6. Ayat-ayat ini memuat kata-kata yang oleh Yesus disebut hukum yang terbesar, "Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu: Tunjukkan itu dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu."
Kitab Josua berisikan perjuangan umat Israel memasuki tanah Perjanjian yang dipimpin oleh Yosua sebagai pengganti Musa serta pembagian tanah perjanjian kepada suku-suku Israel (12 suku). Salah  satu petikan terkenal dari Kitab ini ialah, "Ambillah keputusan  hari ini juga kepada siapa kalian mau berbakti ... Tetapi kami --  saya dan keluarga saya -- akan berbakti hanya kepada TUHAN." (24:15)
Kitab Hakim-hakim berisi sejarah umat Israel ketika telah mendiami tanah Perjanjian. Setiap suku mendapat tantangan dan serangan dari bangsa-bangsa sekitarnya, dan untuk memimpin setiap suku, Allah mengangkat dan memilih seorang dari satu-satu suku untuk menjadi pemimpin atas sukunya dalam  menghadang musuh dan melindung umat Israel.
Ajaran utama dari kitab ini ialah bahwa hanya dengan setia kepada Tuhan, umat Israel dapat bertahan terus; tetapi bila mereka meninggalkan Tuhan, mereka selalu mendapat kesukaran besar. Namun dalam masa yang demikian pun Allah selalu bersedia menolong umat-Nya apabila mereka bertobat dari dosa-dosa mereka dan beribadat kepada Allah.
Kitab Rut merupakan kisah tentang   Rut  yang terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan  dalam buku  Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang  Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan  kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu,  dan selalu beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah  ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara  mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut  menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam kitab Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Kitab  I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud di masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul.
Pokok kitab ini, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan dengan jelas dalam pasal 2:30 ketika TUHAN berkata kepada Imam Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang menghina Aku akan Kuhina."
Dalam kitab ini kita melihat perasaan yang berbeda-beda mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang TUHAN sendiri sudah dianggap raja di Israel, tetapi untuk menanggapi permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (2:7-10). Di bawah hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya maupun miskin.
Kitab II Samuel  adalah sambungan dari Kitab I Samuel.  Kitab ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula  atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4), kemudian  atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24).  Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun  di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat  beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang  mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga  sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segan  melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya  dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya  oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan  rela menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
Kitab I Raja-raja  merupakan lanjutan dari kitab Samuel  tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang  dimuat dalam kitab ini dapat dibagi dalam tiga bagian: (1)  Wafatnya Raja Daud dan pengangkatan Salomo menjadi raja atas  Israel dan Yehuda menggantikan Daud. (2) Pemerintahan Salomo dan  hasil-hasil usahanya, khususnya dalam membangun Rumah TUHAN di  Yerusalem. (3) Bangsa Israel terpecah menjadi kerajaan utara dan  kerajaan selatan, dan sejarah raja-raja yang memerintah kedua  kerajaan tersebut sampai pertengahan abad kesembilan Seb. Masehi.
Di dalam kedua kitab Raja-raja,  setiap raja dinilai berdasarkan kesetiaannya kepada Tuhan;  dan keberhasilan bangsa adalah akibat dari kesetiaan  tersebut. Sebaliknya, penyembahan berhala dan ketidaktaatan  mengakibatkan bencana. Berdasarkan penilaian tersebut raja-raja  kerajaan utara semuanya gagal, sedangkan raja Yehuda ada yang  gagal, ada pula yang tidak.
Yang penting dalam I Raja-raja  ialah nabi-nabi   Tuhan.  Mereka adalah juru bicara Allah yang berani-berani. Mereka memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Yang menonjol ialah Elia, dan kisah tentang pertarungannya dengan imam-imam Baal (pasal 18).
Kitab II Raja-raja melanjutkan sejarah dari kedua kerajaan Israel yang kisahnya terputus pada akhir buku I Raja-raja. Kitab ini terdiri dari dua bagian:
  1. Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan abad kesembilan Seb. Masehi sampai jatuhnya Samaria dan berakhirnya kerajaan utara pada tahun 721 Seb. Masehi.
  2. Kisah sejarah kerajaan Yehuda mulai dari jatuhnya kerajaan Israel sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar raja Babel pada tahun 586 Seb. Masehi. Kitab ini diakhiri dengan kisah tentang Gedalya, yang menjadi gubernur Yehuda di bawah kekuasaan bangsa Babel, dan tentang dibebaskannya Yoyakhin raja Yehuda dari penjara di Babel.
Bencana-bencana nasional itu terjadi karena raja-raja serta rakyat Israel dan Yehuda tidak setia kepada TUHAN. Hancurnya Yerusalem dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel merupakan salah satu titik balik yang besar dalam sejarah Israel.
Nabi yang menonjol dalam Kitab II Raja-raja ini ialah Elisa, pengganti Nabi Elia.
Kitab I dan II Tawarikh  sebagian besar berisi kejadian-kejadian yang telah  diceritakan dalam kitab Samuel dan buku Raja-raja. Tetapi di dalam  kitab Tawarikh kejadian-kejadian itu diceritakan dari segi  pandangan lain. Sejarah kerajaan Israel dalam kitab Tawarikh  ditulis dengan dua maksud utama:
  1. Untuk menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan Yehuda ditimpa kemalangan, namun Allah masih memegang janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yehuda. Penulis yakin mengenai hal itu karena ia ingat akan hal-hal besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap setia menyembah Allah.
  2. Untuk menguraikan asal mula upacara ibadat di Rumah TUHAN di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat itu. Sekalipun Rumah TUHAN di Yerusalem itu dibangun oleh Salomo, namun di dalam buku Tawarikh ini Daud dikemukakan sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Rumah TUHAN itu dan upacara-upacara ibadatnya.

Kitab II Tawarikh  merupakan lanjutan Kitab I Tawarikh.  Kitab ini mulai dengan kisah pemerintahan Raja Salomo sampai  wafatnya. Setelah mengemukakan kisah pemberontakan suku-suku  utara di bawah pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam, buku ini  hanya mengemukakan sejarah Yehuda, yaitu kerajaan selatan, sampai jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Seb. Masehi.
Kitab Ezra adalah lanjutan dari kitab Tawarikh, dan menggambarkan keadaan bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di Babel. Setelah sebagian dari orang-orang buangan itu pulang ke Yerusalem, kehidupan dan ibadat bangsa Yahudi dipulihkan.
Peristiwa-peristiwa itu disajikan dalam babak-babak berikut:
  1. Kelompok pertama orang-orang buangan Yahudi pulang dari Babel ke Yerusalem, sesuai dengan perintah Kores, raja Persia.
  2. Rumah TUHAN di Yerusalem dibangun kembali dan ditahbiskan, dan ibadat dipulihkan.
  3. Bertahun-tahun kemudian kelompok Yahudi lain kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Imam Ezra, seorang ahli hukum Allah. Ezra membantu menyusun kembali kehidupan rakyat dalam bidang agama dan sosial, agar dapat melindungi warisan rohani Israel. 

Kitab Nehemia dapat dibagi dalam tiga bagian:
  1. Kisah perbaikan  tembok-tembok Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia yang diangkat  menjadi gubernur Yehuda oleh raja Persia. Nehemia juga menjalankan  bermacam-macam perubahan dalam bidang sosial dan agama.
  2. Pembacaan Hukum Allah yang dilakukan oleh Ezra secara khidmat,  dan pengakuan dosa oleh umat Israel.
  3. Kegiatan-kegiatan lain  yang dilakukan Nehemia sebagai gubernur Yehuda.

Bagian yang menarik dalam kitab ini ialah kisah yang menunjukkan betapa Nehemia bergantung kepada Allah dan betapa sering ia berdoa kepada-Nya. 
Kitab Ester  mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di istana raja  Persia, yang biasanya dipakai di musim dingin. Dalam kitab ini  yang memegang peran utama ialah Ester, seorang wanita Yahudi yang  patut disebut pahlawan. Karena cintanya kepada bangsanya maka  dengan gagah berani ia menggagalkan rencana musuh yang hendak  membinasakan orang Yahudi. Kitab ini menerangkan latar belakang  dan arti suatu perayaan Yahudi yang disebut Purim.
Kitab Ayub adalah kisah tentang seorang yang baik budi, ia mengalami musibah hebat; ia kehilangan semua anaknya dan segala harta bendanya, lalu dihinggapi penyakit kulit yang menjijikkan. Dalam tiga rangkaian percakapan yang bersajak, si penulis menggambarkan bagaimana teman-teman Ayub, dan Ayub sendiri menanggapi malapetaka itu. Pokok yang penting dalam percakapan-percakapan itu ialah yang menyinggung caranya Allah memper-lakukan manusia. Pada bagian terakhir, Allah sendiri menyatakan diri-Nya kepada Ayub.
Teman-teman Ayub menjelaskan penderitaan Ayub itu menurut ajaran agama yang tradisional. Pada sangka mereka, Allah selalu mengganjar orang yang baik dan menghukum orang yang jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia telah berbuat dosa. Tetapi bagi Ayub pendapat itu terlalu dangkal; tidak sepantasnya ia mendapat hukuman yang sekejam itu, sebab ia seorang yang sangat baik dan jujur. Ia tidak dapat mengerti mengapa Allah membiarkan orang seperti dirinya mengalami begitu banyak bencana, dan dengan berani ia menantang Allah. Ayub tidak kehilangan kepercayaannya kepada Allah, tetapi ia sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh Allah dan supaya mendapat kembali kehormatannya sebagai orang yang baik.
Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Ayub, tetapi Allah menanggapi kepercayaan Ayub dengan memberinya banyak contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya. Contoh-contoh itu dilukiskan dengan puisi. Kemudian dengan segala rendah hati, Ayub mengakui kebijaksanaan dan keagungan Allah, lalu menyesali kata-katanya yang keras dan penuh kemarahan itu.
Bagian terakhir dari kisah ini, yang ditulis dengan bahasa biasa, menuturkan bagaimana Ayub dikembalikan kepada keadaannya semula, dengan kekayaan yang jauh melebihi kekayaannya sebelum itu. Allah memarahi teman-teman Ayub karena mereka tidak dapat memahami arti kesengsaraan Ayub. Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Allah lebih besar daripada yang telah diajarkan oleh agama yang tradisional itu.
Kitab Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan kitab nyanyian dan  kitab doa. Kitab ini dikarang oleh berbagai pujangga dalam waktu  yang lama sekali. Nyanyian-nyanyian dan doa-doa ini dikumpulkan  oleh orang Israel dan dipakai dalam ibadat mereka, lalu akhirnya  dimasukkan ke dalam Alkitab.
Sanjak-sanjak keagamaan ini bermacam ragam: ada nyanyian pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Allah; ada doa mohon pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun; nyanyian syukur atas berkat Allah, permohonan supaya musuh dihukum. Doa-doa ini ada yang bersifat pribadi, ada pula yang bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah.
Mazmur-mazmur dipakai oleh Yesus, dikutip oleh penulis-penulis Perjanjian Baru, dan menjadi buku ibadat yang sangat dihargai oleh Gereja Kristen sejak semula.
Kitab Amsal adalah suatu kumpulan ajaran tentang cara hidup yang baik. Ajaran-ajaran itu diungkapkan dalam bentuk petuah, peribahasa dan pepatah. Kebanyakan di antaranya menyangkut persoalan-persoalan yang timbul dalam hidup sehari-hari. Buku ini mulai dengan peringatan ini, "Untuk memperoleh pengetahuan, orang harus pertama-tama mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN." Selain tentang cara-cara hidup yang baik, buku ini mengajar orang untuk memakai pikiran sehat dan bersopan santun. Peribahasanya banyak dan menunjukkan betapa dalamnya pengetahuan guru-guru Israel zaman dahulu mengenai sikap dan tindakan orang bijaksana dalam keadaan-keadaan tertentu. Petuah-petuah itu menyangkut berbagai bidang, termasuk hubungan dalam keluarga, urusan dagang, sopan santun dalam pergaulan, perlunya menguasai diri. Kecuali itu, kitab ini banyak juga mengemukakan sifat-sifat yang baik, seperti misalnya: rendah hati, sabar, menghargai orang miskin dan setia kepada kawan.
Kitab Pengkhotbah berisi buah pikiran dari 'Sang Pemikir'. Ia merenungkan  dalam-dalam betapa singkatnya hidup manusia ini, yang penuh  pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit dimengerti.  Maka disimpulkannya bahwa "hidup itu sia-sia". Ia tak dapat  memahami tindakan Allah dalam menentukan nasib manusia. Tetapi  meskipun demikian, dinasihatinya orang-orang untuk bekerja dengan  giat, dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati  pemberian-pemberian Allah.
Kebanyakan dari buah pikiran Sang Pemikir itu bernada sumbang, bahkan putus asa. Tetapi kenyataan bahwa kitab ini termasuk dalam Alkitab, menunjukkan bahwa iman yang mendasarkan Alkitab cukup luas untuk mempertimbangkan juga keragu-raguan dan keputusasaan semacam itu. Banyak orang yang telah membaca kitab ini merasa terhibur, karena mereka seolah-olah melihat sifat-sifat mereka berdiri di dalam kitab Pengkhotbah ini. Mereka pun sadar bahwa Alkitab yang mencerminkan pemikiran-pemikiran yang sumbang itu, juga memberi harapan tentang Allah, harapan yang memberi arti kehidupan yang sebenarnya.
Kitab Kidung Agung  adalah kumpulan nyanyian cinta. Sebagian besar berupa  nyanyian bersahut-sahutan antara seorang pria dan seorang wanita.  Dalam beberapa terjemahan buku ini disebut   Nyanyian Salomo,  karena dalam ayat pertama Salomo disebut sebagai penciptanya.
Nyanyian-nyanyian ini oleh orang Yahudi sering diartikan sebagai hubungan antara Allah dan umat-Nya, dan oleh orang Kristen sebagai hubungan antara Kristus dan Gereja.
Kitab Yesaya disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Seluruhnya dapat dibagi dalam tiga bagian:
  1. Pasal 1-39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan.
  2. Pasal 40--55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.
  3. Pasal 56--66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.

Buku Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini:
1.              Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya
pada masa pemerintahan Yosia, Yoyakim,  Yoyakhin, dan Zedekia.
2.              Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris Yeremia, termasuk
berbagai nubuatan dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia.
3.              Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing.
4.              Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan
pembuangan ke Babel.

Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya.
Yang paling indah dalam kitab ini ialah kata-kata TUHAN yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka (31:31-34). 
Kitab Ratapan  terdiri dari lima syair yang meratapi jatuhnya Yerusalem ke  tangan tentara Babel pada tahun 586 Sebelum Masehi, dan  kehancuran serta masa pembuangan sesudah itu. Walaupun kitab ini pada umumnya bernada sedih, namun di dalamnya tampak juga segi kepercayaan kepada Allah dan harapan akan masa depan yang cerah. Syair-syair ini digunakan oleh orang Yahudi dalam ibadah mereka pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan setiap tahun untuk mengenang malapetaka yang menimpa bangsa itu pada tahun 586 Sebelum Masehi. 
Kitab Yehezkiel. Nabi   Yehezkiel  tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun  sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Sebelum Masehi.  Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan  mereka yang tinggal di Yerusalem. Kitab Yehezkiel  dibagi dalam empat bagian yang penting yaitu:

  1. Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan hancur.
  2. Pesan dari TUHAN bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa yang menindas dan menyesatkan umat-Nya.
  3. Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan janji tentang masa depan yang cerah.
  4. Gambaran Yehezkiel tentang Rumah TUHAN dan bangsa yang diperbaharui.

Yehezkiel adalah orang yang teguh imannya dan hebat daya khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan yang merupakan lambang yang jelas bagi bangsa Israel. Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi perhatian khusus kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup menurut kehendak TUHAN.
Kitab Daniel ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat menderita karena dianiaya dan ditindas oleh seorang raja asing. Si penulis membesarkan hati bangsanya dengan berbagai cerita dan laporan tentang penglihatan-penglihatan. Ia memberikan mereka harapan bahwa Allah akan menjatuhkan si penjajah dan memulihkan kerajaan bagi umat Allah.
Kitab ini berisi dua bagian yang terpenting:
  1. Kisah tentang Daniel dan beberapa temannya sepembuangan; mereka mengalahkan musuh-musuh mereka hanya karena mereka percaya dan taat kepada Allah. Kisah-kisah itu terjadi di zaman kerajaan Babel dan Persia.
  2. Sejumlah penglihatan yang dilihat oleh Daniel. Dalam bentuk perlambang, penglihatan-penglihatan itu menggambarkan berkem-bangnya dan jatuhnya berbagai negara berturut-turut mulai dengan Babel. Selain itu, diramalkan juga jatuhnya si penjajah yang tidak mengenal Allah itu, serta kemenangan umat Allah. 

Kitab Hosea. Hosea adalah nabi yang tampil sesudah Nabi Amos. Ia menyampaikan pesan TUHAN kepada orang-orang di Israel, kerajaan utara, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 Sebelum Masehi. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada TUHAN. Dengan terus terang Hosea menggambarkan ketidaksetiaan mereka itu berdasarkan keadaan rumah tangganya  sendiri yang hancur karena ketidaksetiaan istrinya. Sebagaimana  Gomer, istrinya, tidak setia kepadanya begitu pula umat Allah  tidak setia kepada TUHANnya. Karena perbuatan itu, Israel  dihukum. Sekalipun demikian, kasih TUHAN kepada umat-Nya tidak  akan hilang. Ia akan menerima mereka kembali dan memperbaiki  hubungan mereka dengan Dia. Cinta TUHAN itu dinyatakan dalam  kata-kata indah yang berikut ini, "Hai Israel, tak mungkin  engkau Kubiarkan atau Kutinggalkan! .... Tak tega hati-Ku  melakukan hal itu, karena cinta-Ku terlalu besar bagimu!" (11:8). 
Kitab Yoël. Tentang Nabi Yoël sedikit sekali keterangan yang terkumpul, sehingga tidak jelas dalam tahun berapa ia hidup. Tetapi nampaknya buku ini ditulis di antara abad kelima dan keempat Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan Persia. Nabi Yoël menceritakan tentang datangnya kawanan belalang yang merusakkan segala tumbuhan dan musim kemarau yang hebat sekali di Palestina. Malapetaka itu diartikan Nabi Yoël sebagai pertanda datangnya Hari TUHAN, yaitu saat TUHAN menghukum siapa saja yang melawan kehendak-Nya. Nabi Yoël menyampaikan pesan Allah kepada bangsa Israel supaya bertobat, dan juga janji Allah untuk memberkati umat-Nya dan memulihkan kemakmuran-Nya. Satu hal yang penting ialah janji bahwa Allah akan memberikan roh-Nya kepada setiap orang, baik wanita maupun pria, tua maupun muda. (Yoël 2:28-32, Kisah Rasul-rasul 2:17-21). 
Kitab Amos. Amos adalah nabi pertama dalam Alkitab yang pesannya dicatat secara terperinci. Ia berasal dari sebuah kota di Yehuda, tetapi ia berkhotbah kepada orang-orang Israel di kerajaan utara sekitar pertengahan abad kedelapan Sebelum Masehi. Pada masa itu banyak orang hidup makmur, ibadah dipentingkan, dan negeri Israel nampaknya damai. Tapi Amos melihat bahwa yang mengecap kemakmuran hanyalah para hartawan yang memperkaya diri dengan hasil penindasan dan ketidakadilan terhadap orang miskin. Orang menjalankan ibadah dengan hati yang tidak tulus, dan keadaan damai hanya tampak dari luar. Dengan berani dan penuh semangat, Amos menyampaikan pesan bahwa Allah akan menghukum bangsa Israel. Amos menyerukan agar keadilan "mengalir seperti air". Ia berkata, "Mungkin TUHAN akan mengasihani orang-orang yang tersisa dari bangsa Israel" (5:15). 
Kitab Obaja. Kitab yang pendek ini ditulis entah kapan sesudah kota Yerusalem jatuh pada tahun 586 Sebelum Masehi. Edom musuh bebuyutan bangsa Yehuda, senang sekali; mereka bahkan merampok Yerusalem dan membantu musuh. Nabi Obaja meramalkan bahwa bangsa Edom akan dihukum dan ditaklukkan seperti bangsa-bangsa lain yang memusuhi Israel. 
Kitab Yunus. Kitab ini berbeda dengan buku-buku nabi lainnya di Alkitab, karena tidak berisi pesan sang nabi, melainkan menceritakan pengalaman Nabi Yunus, ketika ia mencoba menghindari perintah Allah. Allah menyuruh dia pergi ke kota Niniwe, ibukota kerajaan Asyur, musuh Israel. Tetapi Yunus tidak mau pergi ke kota itu untuk menyampaikan pesan Allah, karena ia yakin bahwa kalau orang Niniwe berhenti berbuat dosa, Allah tidak akan menjalankan rencana-Nya untuk menghancurkan kota itu. Akhirnya, setelah beberapa kejadian yang mengesankan, Yunus mentaati perintah TUHAN, tetapi kemudian ia mendongkol, karena Niniwe tidak jadi dihancurkan.
Kitab Yunus  melukiskan bagaimana Allah berkuasa mutlak atas ciptaan-Nya.  Tetapi lebih-lebih, buku ini menggambarkan Allah Yang  Mahapenyayang dan pengampun, Allah yang lebih suka mengampuni dan  menyelamatkan suatu bangsa daripada menghukum dan  menghancurkannya, biarpun bangsa itu musuh umat-Nya sendiri. 
Kitab Mikha. Nabi Mikha, yang hidup sezaman dengan Yesaya, berasal dari sebuah desa di Yehuda, di kerajaan selatan. Ia sangat yakin bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan bahwa Allah pasti menghukum bangsa Yehuda juga karena mereka kejam dan tidak adil terhadap sesamanya. Tetapi dalam khotbah Mikha terdapat tanda-tanda yang lebih jelas dan terang tentang harapan untuk masa depan.
Bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam kitab ini ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh dunia di bawah pimpinan Allah (4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (5:2-4); dan, dalam satu ayat (6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut TUHAN dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Allah kita." 
Kitab Nahum. Nabi Nahum  ditulis untuk memperingati jatuhnya kota Niniwe, ibukota  bangsa Asyur, musuh bebuyutan Israel. Peristiwa itu terjadi  menjelang akhir abad ketujuh Sebelum Masehi dan dianggap sebagai  hukuman Allah atas bangsa yang kejam dan angkuh itu. 
Kitab Habakuk. Nabi Habakuk menyampaikan pesan-pesannya menjelang akhir abad ketujuh Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan Babel. Ia sangat prihatin melihat kekerasan yang dilakukan oleh bangsa yang kejam itu, maka ia bertanya kepada TUHAN, "Bagaimana Engkau dapat tahan melihat orang-orang jahat yang kejam itu? Bukankah Engkau terlalu suci untuk memandang kejahatan? Bukankah Engkau merasa muak melihat ketidakadilan? Jadi, mengapa Engkau diam saja ketika orang yang saleh dihancurkan oleh pendurhaka?" (1:13).
TUHAN menjawab bahwa Ia akan bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya sendiri, dan sementara itu harus diingat bahwa, "Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya kepada Allah" (2:4).
Bagian yang terakhir dari buku ini berisi ramalan tentang kehancuran bagi mereka yang tidak taat kepada perintah TUHAN. Dan di dalam bagian yang terakhir itu diselipkan nyanyian pujian bagi kebesaran Allah. Di dalam pujian itu tergambar juga iman yang teguh dari sang nabi. 
Kitab Zefanya. Zefanya adalah seorang nabi yang menyampaikan pesannya pada tahun-tahun terakhir dari abad ketujuh Sebelum Masehi, kira-kira dalam dasawarsa sebelum Raja Yosia mengadakan perbaikan-perbaikan  di bidang agama pada tahun 621 Sebelum Masehi.
Pokok kitab ini senada dengan pokok buku-buku nabi yang lain, yaitu: ancaman mengenai datangnya hari malapetaka dan kehancuran, sebagai hukuman atas pemujaan dewa-dewa oleh bangsa Yehuda. Bangsa-bangsa yang lain juga akan dihukum oleh TUHAN. Tetapi meskipun Yerusalem dihancurkan, akan tiba saatnya kota itu dibangun kembali dan dihuni oleh orang-orang yang jujur dan taat kepada TUHAN.
Kitab Hagai  adalah kumpulan pesan-pesan Allah yang disampaikan oleh Nabi  Hagai pada tahun 520 Sebelum Masehi. Pada waktu itu orang Israel  telah kembali dari pembuangan di Babel. Tetapi meskipun mereka  telah tinggal beberapa tahun di Yerusalem, Rumah TUHAN masih saja  merupakan puing-puing. Dalam pesan-pesan itu Allah mendesak para  pemimpin bangsa Israel untuk membangun kembali Rumah TUHAN. Allah  juga berjanji akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada  umat Israel yang telah diperbaharui dan disucikan.
Kitab Zakharia  terdiri dari dua bagian yang berbeda:
  1. Pasal 1-8 berisi  ramalan-ramalan Nabi Zakharia yang diucapkannya antara tahun 520  dan tahun 518 Sebelum Masehi. Ramalan-ramalan itu kebanyakan  dinyatakan dalam bentuk penglihatan-penglihatan, dan membicarakan  perbaikan Yerusalem, pembangunan kembali Rumah TUHAN, serta  penyucian umat Allah. Zakharia meramalkan juga masa kedatangan  Raja yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya.
  2. Pasal 9-14  merupakan kumpulan pesan-pesan yang diucapkan pada masa-masa yang  lebih kemudian. Di sini dibicarakan Juruselamat yang akan datang  ke dunia, dan penghakiman terakhir.

Kitab Maleakhi  ditulis dalam abad kelima Sebelum Masehi, sesudah Rumah Allah  di Yerusalem dibangun kembali. Kitab ini terutama dimaksudkan  untuk mendorong para imam dan rakyat supaya membaharui kesetiaan  mereka kepada perjanjian dengan TUHAN. Sudah jelas bahwa ada kemerosotan dalam kehidupan dan cara beribadat umat Allah. Para imam dan rakyat menipu TUHAN: Mereka tidak memberikan kepada TUHAN apa yang harus mereka persembahkan kepada-Nya dan tidak hidup sesuai dengan ajaran-Nya.
Tetapi TUHAN akan datang untuk mengadili dan menyucikan umat-Nya. Ia akan mengirim utusan-Nya untuk menyiapkan jalan dan mewartakan perjanjian TUHAN.

B. Perjanjian Baru

Katolik dan Protestan memiliki kanon PB yang sama, yaitu sebanyak 27 kitab, yang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Sama halnya dengan PL, penyusunan urutan atau pengelompokan kitab-kitab PB bukan didasarkan tua atau mudanya kitab tersebut. Penyusunan dan pengelompokan itu dibuat supaya umat atau pembaca dapat lebih mudah menghapal urutan kitab-kitab tersebut.
Adapun pengelompokan dan urutan kitab-kitab tersebut adalah sbb.:
  1. Kitab Injil, teridiri dari Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
  2. Kitab Sejarah: Kisah Para Rasul.
  3. Surat-surat dari Rasul Paulus terdiri dari 13 surat, yaitu: Roma, 1-2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1-2 Tesalonik, 1-2 Timotius, Titus, Filemon.
  4. Surat-surat Umum: Ibrani, Yakobus, 1-2 Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas dan Wahyu.

Kata Arab Injil diturunkan dari kata Yunani euaggelion (Latin: evang-elium) yang artinya kabar baik. Berbeda dengan orang Inggris, mereka menyebut Injil dengan istilah gospel dari kata godspell yang artinya berita dari Allah. 
Kitab Injil berisikan karya penyelamatan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Karya penyelamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus diberitakan melalui pelayanan-Nya atas orang-orang berdosa, orang-orang sakit, orang-orang yang terpinggirkan, orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil. Hadirnya Tuhan Yesus Kristus merupakan hadirnya Syalom Allah, dan merupakan penggenapan akan janji-janji Allah yang dinubuatkan para Nabi dalam PL dan itulah kabar baik tersebut.
Kitab Injil ini dibagi dua. Yang pertama disebut dengan Injil Sinoptik (dari kata: sun=sama; dan optik=penglihatan, pemandangan), yaitu: Matius, Markus dan Lukas. Disebut demikian karena ketiga Injil tersebut memiliki pemandang-an yang sama terhadap diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dilihat sebagai Allah yang menderita, yang menjadi manusia dan hina. Itu semua dilakukan Tuhan untuk kebahagiaan, keselamatan dan kemuliaan manusia. Cara pandang ketiga Injil ini dapat kita lihat dari banyaknya ayat-ayat yang paralel.
Injil yang kedua adalah Yohanes. Injil ini memiliki cara pandang yang berbeda dengan Injil Sinoptik. Yohanes memberitakan Tuhan Allah yang turun dari kemuliaan-Nya dengan penuh kemuliaan dalam diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak dilihat sebagai Allah yang menderita, tetapi Tuhan yang penuh kuasa dan kemuliaan, dan dengan penuh kemuliaan juga Tuhan Yesus Kristus menyelamatkan manusia.
Dari keempat Injil itu urutan masa penulisan adalah Injil Markus, Matius, Lukas, dan terakhir Yohanes. Markus adalah sumber utama bagi Matius dan Lukas, kemudian Matius dan Lukas melengkapi berita pelayanan Tuhan Yesus yang belum dituliskan oleh Markus yang bersumber dari saksi-saksi hidup dan dari pengalaman mereka sendiri bersama dengan Tuhan Yesus atau dengan orang-orang yang dekat dengan Tuhan Yesus.
Setelah Injil Sinoptik ditulis maka Yohanes menulis Injil, tetapi dia menulis kisah-kisah pelayanan Tuhan Yesus yang belum diberitakan dalam Injil Sinoptik. Itulah sebabnya dalam Injil Yohanes tidak banyak kita temui ayat-ayat yang paralel dengan Injil Sinoptik.
Injil Matius ditulis oleh Matius, suku Lewi dan pemungut cukai yang menjadi Murid Yesus (Mat. 9:9). Injil ini memberitakan Yesus Kristus, Sang Immanuel, yang dinubuatkan para nabi-nabi dalam PL yang ditulis untuk memenangkan orang-orang Yahudi yang belum menerima dan belum percaya pada Tuhan Yesus. Matius membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Daud yang telah lama dinanti-nantikan oleh umat Yahudi. Pembuktian ini dapat kita lihat dari silsilah Tuhan Yesus Kristus (Mat. 1: 1 – 17) dan kutipan-kutipan nubuatan para nabi dari PL di mana Matius memakai kata: genap sebanyak 12 kali untuk nubuatan-nubuatan tersebut (Mat. 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17; 12:17; 13:35; 21:4; 13:14; 26:56; 27:9).
Matius hendak menunjukkan bagaimana nubuatan PL digenapi dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Setiap detail kehidupan Tuhan Yesus telah dinubuatkan para nabi dan kemudian Matius memberitakan kepada Yahudi supaya mereka menerima dan percaya bahwa Jesus adalah Mesias.
Hal ini dapat kita lihat dari:               
  1. Perhatian Matius terhadap orang Yahudi sebagai anak sulung di mana kepada merekalah didahulukan kabar baik (Mat. 10:5-6; 15:24) baru kemudian kepada bangsa-bangsa asing (Mat. 28:18-20).
  2. Sikap Matius terhadap Hukum Taurat yang lebih posiif di mana Yesus Kristus datang bukan untuk menghacurkan Hukum Taurat (Mat. 5:17-20).
  3. Matius memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah Raja, anak Daud, yang diberi kuasa atas langit dan bumi.     

Injil Matius sangat peduli pada pengajaran Injil dan ini dapat dilihat dari pengajaran-pengajaran yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil ini, yaitu: Khotbah di Bukit (5-7); Tugas-tugas Pemimpin Kerajaan Sorga (10); Perumpamaan-perumpamaan tentang Kerajaan Sorga, Kemuliaan dan pengampunan dalam Kerajaan Sorga (18); Kedatangan Raja/ Akhir zaman (24-25). Dan Matius mengakhiri Injil ini dengan pesan utama untuk menjadikan semua bangsa murid dan mengajarkan apa yang telah diajarkan Tuhan Yesus. Tugas membaptis adalah tugas yang harus didahului dengan proses pemuridan dan pengajaran (discipleship).    
Injil Markus ditulis oleh seorang awam yang bernama Yohanes Markus, keponakan Barnabas (Kol. 4: 10). Dia sudah menjadi pengikut Kristus sejak masih muda belia dan merupakan saksi mata atas peristiwa penangkapan Tuhan Yesus di taman Getsemane (Mrk. 14: 52). Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga Markus turut bersama Paulus dalam memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi (Kis. 12: 25; 13: 5). Injil ini ditulis dan ditujukan kepada kaum awam yang berlatar belakang non-Yahudi. Itulah sebabnya Injil ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, pendek-pendek, dan mudah dimengerti. Injil ini tidak memuat berita kelahiran Tuhan Yesus, tetapi dimulai dengan kisah Yohanes Pembaptis. Bagi Markus kunci untuk memahami siapa Yesus adalah dari peristiwa penyaliban dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Injil Lukas ditulis oleh Lukas yang merupakan murid dan teman sekerja Paulus (Kol. 4: 14; 2 Tim. 4: 11; Flm. 24). Injil ini ditulis untuk memenangkan dan memberitakan Kristus kepada seorang pejabat Kerajaan Romawi yang bernama Teophilus (Luk. 1: 1). Latar belakang Lukas yang ahli dalam empat bidang, yaitu: medis (tabib), sejarah, teologi, dan publistik (wartawan), sangat mempengaruhi dalam penulisan Injil ini. Lukas sangat memberi perhatian kepada orang atau masyarakat yang terpinggirkan (marginal) dan terbuang, khususnya  kepada perempuan dan orang-orang miskin. Injil Lukas ditulis de-ngan sangat sistematis yang dimulai dengan berita kelahiran Yohanes dan Yesus. Hanya Lukaslah yang memberitakan peristiwa kelahiran Tuhan Yesus secara lengkap, pelayanan-Nya, dan keberadaan-Nya saat usia duabelas tahun. Perumpamaan yang terkenal: orang Samaria yang baik hati, anak yang hilang, orang kaya dan Lazarus, hanya ditemukan dalam Injil ini.
Injil Lukas merupakan bagian pertama dan masih bersambung, hal ini dapat dilihat dari bagian akhir Injil ini yang belum memiliki bagian penutup sebagaimana Markus dan Matius, tetapi masih bersambung (Lihat Luk. 24: 53 bnd. Mat. 28: 19-29).
Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes murid Yesus yang ditujukan kepada orang-orang Yunani dan yang juga ahli-ahli filsafat. Itu sebabnya bahasa Injil indah dan merupakan bahsa filsafat. Injil Yohanes ini merupakan refleksi yang dalam atas Yesus Anak Allah. Dalam Injil ini kita tidak menemukan Tuhan Yesus yang menderita atau yang hina, tetapi Yesus yang Mulia dan penuh Kuasa atas langit dan bumi. Yesus yang Mulia dan penuh Kuasa dapat kita lihat dari berbagai kejadian yang menakjubkan atau yang kita sebut dengan muzizat. Pernyataan Yesus Ego eimi (I am; Aku ada) menunjukkan bahwa Yesus adalah JHWH. Ini mengingatkan kita akan  JHWH yang memperkenalkan Diri-Nya dengan Ehye asyer Ehye (I am who I am = Aku ada yang Aku ada. Kel. 3: 14).
Kisah Para Rasul merupakan jilid II dari karya Lukas atau merupakan sambungan dari Injil Lukas. Sebagaimana dengan Injil Lukas, Kisah Para Rasul ditulis dan ditujukan untuk Teophilus. Jika Injil Lukas kita sebut dengan kisah dan pelayanan Tuhan Yesus ketika berada di dunia ini maka Kisah Para Rasul adalah kisah dan pelayanan para murid-murid (Rasul-rasul) Tuhan Yesus, khususnya Rasul Paulus,  pasca naiknya Tuhan Yesus Kristus dan pasca turunnya Roh Kudus atas murid-murid di Yerusalem. Lukas hendak memberitakan dan menginformasikan bahwa pengikut Kristus (Kristen) dan ajaran Kristus yang diberitakan para rasul bukanlah ancaman bagi pemerintah yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi melainkan membawa damai dan kabar baik bagi setiap insan.
Surat-surat Rasul Paulus yang berjumlah tigabelas surat ditulis sebagai jawaban atas persoalan dan pergumulan yang dihadapi jemaat mula-mula. Surat yang pertama ditulis Paulus, yang juga merupakan kitab yang tertua dari seluruh PB, adalah I Tesalonika dan surat yang terakhir ditulis adalah kitab Roma. Kitab Roma merupakan kompilasi dari keduabelas surat Paulus yang ditulis dalam keadaan dan suasana yang tenang. Itu sebabnya Surat Roma lebih panjang, lebih sistematis, dan bahasanya lebih teratur.
Adapun persoalan dan pergumulan yang dihadapi jemaat-jemaat yang dilayani oleh Paulus adalah masalah kedatangan Kristus (parousia), masalah hubungan hukum dan Injil, hubungan orang-orang Kristen yang berlatar belakang non-Yahudi dengan yang berlatar belakang Yahudi, masalah gender (hubungan laki-laki dengan perempuan), masalah penatalayanan jemaat (organisasi gereja), pembenaran, penebusan, pengampunan dan keselamatan, hubungan antara tuan dengan hamba, etika hidup orang Kristen (hidup dalam masyarakat dan dalam negara).
Surat Roma. Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mem-persiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah me-nunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang - baik Yahudi maupun bukan Yahudi - perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus  ditulis untuk membahas persoalan-persoalan yang timbul di dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu. Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen. Pada waktu itu Korintus adalah sebuah kota Yunani, ibukota provinsi Akhaya yang termasuk wilayah pemerintahan Roma. Kota ini, yang penduduknya terdiri dari banyak macam bangsa, terkenal karena kemajuannya dalam perdagangan, kebudayaannya yang tinggi, tetapi juga karena keadaan susilanya yang rendah dan karena adanya bermacam-macam agama di situ.
Yang terutama menjadi pikiran Rasul Paulus ialah persoalan tentang perpecahan dan kebejatan di dalam jemaat, dan tentang persoalan-persoalan seks dan perkawinan, persoalan hati nurani, tata tertib dalam jemaat, karunia-karunia Roh Allah, dan tentang bangkitnya orang mati. Dengan pandangan yang dalam, Paulus menunjukkan bagaimana Kabar Baik dari Allah itu menyoroti persoalan-persoalan tersebut.
Pasal 13 melukiskan ciri-ciri kasih yang sejati. Pasal ini mungkin merupakan pasal yang paling terkenal di antara semua pasal lainnya di buku ini.
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus  ditulis pada masa yang sulit dalam hubungan Paulus dengan jemaat itu. Ada anggota-anggota dari jemaat itu yang rupanya telah menyerang Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan bahwa ia ingin sekali berbaik. Ia memperlihatkan kegembiraannya ketika hal itu terjadi.
Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Ia menjelaskan di situ mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu. Setelah mengemukakan hal itu, ia selanjutnya menyatakan kegembiraannya bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan dan kerukunan. Kemudian ia mengajak supaya jemaat itu mengumpulkan sumbangan untuk menolong orang-orang Kristen yang hidup berkekurangan di Yudea. Pada pasal-pasal terakhir Paulus mengemukakan pembelaan dirinya mengenai kedudukannya sebagai rasul terhadap beberapa orang di Korintus yang menganggap diri sendiri rasul sejati, dan menuduh Paulus sebagai rasul palsu.
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan  oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada  ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak  disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa  panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari  manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada  orang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu Paulus membentangkan  pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik  kembali hanya melalui percaya kepada Allah (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya  kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu  melakukan perbuatan-perbuatan Kristen. 
Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik  yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus  sebagai kepala" (1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada  umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari  Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus  Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para  pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai  umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya. 
Surat Filipi. Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma.   Surat Paulus Kepada Jemaat di Filipi  ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada  saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang  menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada  orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan.  Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh  harapan. Apa sebabnya demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus  percaya sekali kepada Kristus.
Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Allah sajalah, Allah membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan Kristus.
Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi itu. 
Surat Kolose. Kolose adalah sebuah kota di Asia Kecil, sebelah timur kota Efesus. Bukan Paulus yang mendirikan jemaat di Kolose ini, tetapi ketika ia mengutus pekerja-pekerja dari Efesus, ibukota sebuah provinsi Roma di Asia Kecil, ia merasa bertanggung jawab juga atas jemaat di Kolose itu. Paulus sudah menerima berita bahwa di dalam jemaat itu ada guru-guru yang mengajar ajaran-ajaran yang salah. Guru-guru itu berkeras bahwa untuk mengenal Allah dan diselamatkan dengan sempurna, orang harus menyembah "roh-roh yang menguasai dan memerintah semesta alam". Di samping itu, kata guru-guru itu, orang haruslah pula taat menjalankan peraturan-peraturan sunat, pantangan dan lain sebagainya.
Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose  ini ditulis untuk mengemukakan ajaran Kristen yang benar dan  menentang ajaran-ajaran salah yang diajarkan oleh guru-guru palsu  itu. Inti sari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus sanggup  memberi keselamatan yang sempurna dan bahwa ajaran-ajaran yang  lainnya itu hanya menjauhkan orang dari Kristus. Melalui Kristus,  Allah menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Allah  menyelamatkannya. Hanyalah melalui bersatu dengan Kristus, dunia  mempunyai harapan untuk diselamatkan. Selanjutnya Paulus  menguraikan hubungan antara ajaran yang agung itu dengan  kehidupan orang Kristen.
Perlu dikemukakan di sini bahwa Tikhikus - yang membawa surat ini ke Kolose dari Paulus - ditemani oleh Onesimus, hamba yang disuruh oleh Paulus untuk kembali kepada tuannya, yaitu Filemon, seorang anggota jemaat di Kolose. 
Surat 1 Tesalonika. Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.
Jadi,  Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika  ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan. 
Kebingungan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya masih terus menimbulkan persoalan-persoalan di dalam jemaat di Tesalonika.   Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Tesalonika ditulis untuk membereskan persoalan itu. Mereka berpendapat  bahwa saat Kristus datang untuk kedua kalinya sudah tiba.  Pendapat itu salah, kata Paulus. Sebab, sebelum Kristus kembali  ke dunia, kekejaman dan kejahatan di dunia akan memuncak dahulu  di bawah pimpinan seseorang yang dikenal sebagai "Manusia  Jahat" dan yang akan menentang Kristus.
Surat 2 Tesalonika. Paulus menekankan kepada para pembacanya bahwa mereka perlu sekali bertahan dalam kepercayaan mereka kepada Kristus sekalipun hidup mereka sukar dan mereka harus menderita. Paulus menasihatkan supaya mereka masing-masing bekerja untuk nafkah mereka, sama seperti Paulus dan rekan-rekannya. Juga supaya mereka tekun berbuat baik. 
Surat 1 Timotius. Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam  Surat Paulus Yang Pertama Kepada Timotius, dibentangkan tiga  hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan-peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin,  pantang makanan-makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat.
Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat. 
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius  sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius  sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda. Inti  nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan  didorong supaya terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan  Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran  tentang Kabar Baik dari Allah; juga supaya Timotius tetap  bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar Baik dari Allah,  sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan.
Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya.
Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan. 
Surat kepada Titus. Titus adalah seorang bukan Yahudi yang sudah masuk agama Kristen lalu menjadi teman sekerja dan pembantu Paulus dalam pekerjaannya. Surat ini ditujukan kepada Titus yang pada waktu itu berada di Kreta karena telah ditinggalkan di sana oleh Paulus untuk mengurus jemaat di sana. Ada tiga hal yang dikemukakan di dalam surat ini.
Pertama, Titus diingatkan mengenai sifat-sifat orang yang boleh menjadi pemimpin jemaat. Hal itu dikemukakan terutama karena kelakuan orang-orang di Kreta banyak yang jahat.
Kedua, Titus dinasihati mengenai bagaimana seharusnya ia mengajar setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat itu, yaitu golongan laki-laki dan wanita yang sudah tua (yang seharusnya mengajar pula orang-orang yang lebih muda dari mereka), golongan orang-orang muda, dan golongan hamba-hamba.
Akhirnya Titus diajar mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen. Yang paling penting ialah bahwa orang Kristen harus peramah dan suka damai, jangan membenci orang, jangan suka bertengkar atau menimbulkan perpecahan. 
Surat kepada Filemon. Filemon adalah seorang Kristen terkemuka yang rupanya menjadi anggota jemaat di Kolose. Ia memiliki seorang hamba yang bernama Onesimus. Hamba itu telah lari dari Filemon, tuannya itu, kemudian entah bagaimana telah berkenalan dengan Paulus ketika Paulus berada di dalam penjara. Dengan bimbingan Paulus, Onesimus menjadi orang Kristen.
Surat Paulus Kepada Filemon merupakan permohonan Paulus supaya Filemon mau berdamai  dengan Onesimus, hambanya itu, yang sedang disuruh pulang oleh  Paulus. Paulus minta supaya Filemon sudi menerima kembali  Onesimus bukan hanya sebagai hamba yang sudah dimaafkan, tetapi  juga sebagai sesama orang Kristen. 
Surat-surat Umum juga ditulis oleh para rasul sebagai jawaban atas persoalan dan pergumulan yang dihadapi jemaat Kristen mula-mula. Disebut sebagai surat umum karena surat ini tidak ditujukan kepada satu jemaat atau kepada perorangan, sebagaimana surat-surat dari Paulus, tetapi kepada beberapa atau seluruh jemaat.
Surat Ibrani ditulis oleh orang yang tidak dikenal dan dikirim kepada jemaat Kristen yang berlatar belakang Yahudi. Surat ini menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Agung/ Besar yang sejati, yang menjadi mediator antara manusia dengan Allah bukan dengan korban domba sebagaiamana dilakukan Imam Agung dalam PL, tetapi dengan menjadikan Diri-Nya sebagai korban untuk keselamatan manusia untuk selamanya. Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang Kristen, yang karena terus-menerus mengalami tekanan, mungkin akan murtad dari kepercayaan mereka kepada Kristus. Penulis surat ini berusaha mendorong mereka supaya tetap percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Allah yang sempurna. Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini. Pertama, Yesus adalah Anak Allah - Anak yang kekal. Anak Allah itu menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya untuk menderita. Sebagai Anak Allah, Yesus lebih tinggi dari nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari malaikat atau Musa sendiri. Kedua, Allah telah menyatakan Yesus sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama. Ketiga, dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara-upacara persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi. Upacara-upacara itu hanya dapat memberikan gambaran dari keselamatan sejati itu saja, lain tidak.
Dengan mengemukakan contoh-contoh iman dari tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah Israel (pasal 11), penulis surat ini menganjurkan para pembacanya supaya tetap setia. Di dalam pasal 12 ia mendorong mereka supaya terus setia sampai akhir, dengan hanya melihat pada Yesus. Ia mendorong mereka juga supaya tabah menderita dan tabah menanggung tekanan-tekanan dan penganiayaan terhadap diri mereka. Surat ini diakhiri dengan nasihat dan peringatan. 
Surat Yakobus ditulis oleh Yakobus saudara Tuhan Yesus untuk mengingatkan jemaat yang telah salah memahami surat–surat Paulus di mana Paulus mengatakan bahwa manusia dibenarkan karena anugerah, iman, firman Tuhan dan karena Kristus bukan karena kepatuhan, perbuatan baik atau bukan melakukan hukum Taurat. Jemaat salah memahami bahwa hukum dan perbuatan baik tidak lagi perlu. Yakobus mengingatkan bahwa iman tanpa perbuatan pada dasarnya adalah mati. Iman yang benar adalah jika iman itu diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari melalui perilaku yang baik sebagaimana telah diajarkan Kritus Yesus. Iman yang disertai dengan perilaku yang baik merupakan tanda kesetiaan (keberimanan) kepada Tuhan Yesus.  
Surat Yakobus ditujukan kepada "semua umat Allah yang tersebar di seluruh dunia". Dengan memakai berbagai peribahasa, Yakobus memberikan di dalam suratnya ini sejumlah petunjuk dan nasihat yang praktis untuk orang Kristen mengenai kelakuan dan perbuatan Kristen. Dari pandangan Kristen ia menguraikan berbagai pokok seperti misalnya kekayaan dan kemiskinan, godaan, kelakuan yang baik, prasangka, iman dan perbuatan, ucapan-ucapan mulut, kebijaksanaan, pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan hati, hal menyalahkan orang lain, membual, kesabaran, dan doa.
Surat ini menekankan bahwa dalam menjalankan agama Kristen, iman harus disertai perbuatan.
Surat 1 Petrus ditulis untuk memberi semangat dan mendorong perkembangan jemaat di Asia Kecil yang mendapat penganiayaan dan diperlakukan tidak adil dalam masyarakat (menjadi warga negara kelas dua). Inti dari surat ini adalah pengharapan pada Kristus, khususnya ketika orang percaya mengalami kesulitan. Pengharapan dalam Kristus diwujudnyatakan dengan berperilaku baik yang berbeda dari orang-orang di sekiatrnya. Hanya dengan demikian kita dapat hidup dan diterima dalam masyarakat yang membenci kita.
Surat Petrus Yang Pertama  ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil. Mereka disebut "umat pilihan Allah". Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para pembacanya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi. Atas dasar itu mereka hendaknya rela dan tahan menderita, sambil menyadari bahwa penderitaan mereka merupakan ujian apakah mereka betul-betul percaya kepada Kristus. Juga mereka harus yakin bahwa mereka akan dibalas oleh Tuhan pada saat Yesus Kristus kembali.
Di samping menguatkan iman para pembacanya yang sedang dalam kesukaran itu, Petrus meminta supaya mereka hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus. 
Surat 2 Petrus merupakan refleksi atas iman jemaat mula-mula atas kedatangan kembali Tuhan Yesus. Orang percaya harus hidup dalam iman dan senantiasa berpengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus kembali.
Surat Petrus Yang Kedua  ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula.  Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru  yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas  perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu. Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu,  orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan  oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar.
Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya". 
Surat 1 Yohanes mengingatkan orang percaya untuk tetap berada dalam kesetiaan yang mendasar.  Kitab ini juga melawan  ajaran-ajaran sesat yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Yohanes juga mengatakan bahwa orang yang telah memperoleh keselamatan yang kekal, yang telah memperoleh kebaikan dan kasih Allah wajib melakukan kasih dan kebaikan kepada semua manusia.
Surat 1 Yohanes ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan  kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah  dan Anak-Nya Yesus Kristus.
Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak  kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran  yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang  bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus  Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang  mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa  diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di  dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada  hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih  terhadap sesama manusia.
Pertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain. 
Surat 2 Yohanes ditulis kepada jemaat supaya jemaat menekankan dan melakukan perintah kasih. Surat ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" kepada "Ibu yang  dipilih oleh Allah" dan kepada anak-anaknya yang dicintai.  Mungkin yang dimaksud dengan "Ibu dan anak-anaknya" ialah  sebuah jemaat dan anggota-anggotanya.
Dalam suratnya yang pendek ini penulis surat ini meminta dua hal kepada pembacanya. Pertama, supaya mereka mengasihi satu sama lain. Kedua, supaya mereka waspada terhadap guru-guru palsu dan ajaran-ajaran guru-guru itu. 
Surat 3 Yohanes merupakan peringatan pada pemimpin jemaat supaya waspada terhadap guru-guru palsu. Surat ini ditulis oleh seorang "pemimpin jemaat" kepada seorang  pemuka jemaat yang bernama Gayus. Penulis surat ini memuji Gayus  karena bantuannya kepada orang-orang Kristen lainnya. Ia juga  memperingatkan Gayus terhadap seorang laki-laki bernama  Diotrefes. 
Surat Yudas ditulis untuk mengingatkan orang percaya supaya mewaspadai ajaran sesat dari guru-guru palsu yang berasal dari dalam jemaat yang menyangkal Tuhan Yesus sebagai penguasa dan Tuhan kita, dan yang juga  menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk memuaskan hawa nafsunya.
Surat Yudas ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen. Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus yang kedua, penulisnya memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus berjuang untuk iman. 
Kitab Wahyu merupakan kitab yang ditulis denggan menggunakan bahasa simbol, baik simbol bangsa, angka, tanda, dan gambar. Kitab ini ditulis ketika orang percaya mendapat siksaan hebat dari pengusa, dan merupakan peperangan antara kebaikan dengan kejahatan, yaitu antara Kristus dan jemaatnya dengan setan/iblis dan para pengikutnya. Bahasa simbol digunakan untuk memberi semangat dan penghiburan kepada orang percaya supaya tetap teguh dan setia kepada Kristus, karena hanya dengan demikianlah orang percaya dapat memperoleh kemenangan akhir yang diperoleh Kristus. Kitab ini memberitakan peristiwa yang telah terjadi (past), persitiwa yang sedang terjadi (present), dan peristiwa yang akan terjad (future).  
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Maksud utama penulisnya ialah untuk memberi harapan serta semangat kepada para pembacanya, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu dianiaya dan ditekan.
Isi buku ini sebagian besar terdiri dari beberapa rangkaian wahyu dan penglihatan yang dikemukakan dengan memakai bahasa perlambang yang dapat difahami artinya oleh orang-orang Kristen zaman itu, tetapi sulit dimengerti oleh orang-orang lain. Pokok pikiran yang dikemukakan dalam buku ini diulang-ulangi dalam bermacam-macam cara melalui berbagai-bagai rangkaian penglihatan. Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai tafsiran yang terperinci tentang isi buku ini, namun inti sari pokok pikirannya jelas, yaitu bahwa melalui Kristus, Allah akhirnya akan mengalahkan semua musuh-Nya, termasuk Iblis. Dan apabila kemenangan itu sudah tercapai, Allah akan memberikan surga yang baru dan bumi yang baru sebagai hadiah kepada umat-Nya yang setia. 

4. Fungsi Alkitab

Dalam perjalanan sejarah manusia, Alkitab senantiasa memperoleh kritikan dan gugatan dari manusia, yaitu mereka yang meragukan kebenaran Alkitab. Mereka yang meragukan tersebut ada yang berasal dari dalam kekristenan  dan ada yang berasal dari luar kekristenan (misalnya agama Islam, para pemikir dan intelektual yang mengandalkan akal manusia). Di antara tokoh-tokoh yang meragukan, mengkritik dan menghujat Alkitab a.l.: Muhammad (ia memakai kitab apokrif  dan dongeng-dongeng tua sebagai sumber untuk penulisan al-Quran), Galileo Galilei (menguji Alkitab dengan ilmu pengetahuan), Voltaire, Thomas Hobbes, Charles Darwin, Karl Marx, Lenin, Fredrich Nietzsche, Thomas Jefferson (presiden Amerika yang memotong bagian-bagian Alkitab yang bernada supernatural), John Lenon, dan kaum fellows (terdiri dari ahli-ahli teologi di Amerika Utara yang berdiri sejak tahun 1985) yang berusaha mengubah seluruh isi Alkitab dan menggugat Tuhan Yesus yang diberitakan Alkitab.
Sebagaimana dinubuatkan oleh Tuhan Yesus, Paulus, Petrus, 1,3 Yohanes,  Yudas dan Wahyu, para pengolok, pengkritik, dan penggugat Alkitab tidak akan pernah habis hingga akhir zaman.
Namun demikian Sejarah juga membuktikan bahwa Alkitab telah membaharui hidup berjuta-juta manusia dan bangsa-bangsa dan benua. Eropa mengalami kemajuan yang berarti setelah Martin Luther menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, dan diikuti terjemahan lainnya. Eropa mengalami kemajuan karena etika protestantisme-nya Martin Luther. Demikian juga halnya dengan benua Amerika, Australia dan Afrika Tengah dan Selatan. Secara khusus bangsa Batak mengalami kemajuan yang sangat berarti setelah nenek moyang kita menerima Kristus yang diberitkan para penginjil di Tanah Batak.
Membaca dan mengimani Alkitab akan memberi manfaat bagi kehidupan manusia karena dengan Alkitab:
  1. Manusia  akan tahu dan mengenal hakikat Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus (Yoh. 17: 13).
  2. Manusia mengenal jalan keselamatan melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
  3. Manusia dituntun ke dalam jalan kebenaran (2 Tim. 3: 15-17).
  4. Manusia mengetahui jalan hidup yang baik (Ams. 3: 4-7).
  5. Manusia akan memperoleh hikmat dan pengetahuan karena Firman Allah adalah awal dari hikmat dan pengetahuan (Ams. 1:7; 9:10; Mzm. 111:10; Ayb. 28:28).   

TUGAS:
  1. Menghapal Urutan kitab-kitab Alkitab
  2. Menyebutkan pengklasifikasian kitab-kitab Alkitab
  3. Memberitakan ulang pokok-pokok tiap-tiap kitab Alkitab.



































III. HUKUM DAN INJIL

1. Pendahuluan

Alkitab dibagi dalam dua bagian, PL 39 kitab dan PB 27 kitab, semuanya ada 66 kitab. Dalam setiap kitab selalu ada Hukum dan juga Injil. Jika ada orang yang mengetahui mengapa Allah memberikan Hukum dan Injil maka orang itu memiliki pengetahuan Kristen. Pada sisi lain, jika orang mengetahui ke 66 kitab dalam hati, dan tidak mengetahui perbedaan antara Hukum dan Injil, maka ia tidak memiliki Pengetahun Kristen.

2. Hukum dan Injil

Hukum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengatur tata kehidupan manusia atau masyarakat dengan tujuan untuk menciptakan keteraturan dan hubungan yang baik antar unsur-unsur yang ada dalam masyarakat tersebut. Pelanggaran atau tidak melakukan hukum akan mendatangkan ketidakteraturan dan ketidaktenteraman hidup, baik hidup pribadi maupun hidup bersama (sosial). Dalam PL yang disebut dengan Hukum Taurat terdiri dari dua bagian, yaitu Hukum atau Peraturan, dan Perintah. Hukum atau peraturan adalah segala hal yang mengatur tata cara hidup baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam peribadahan. Hukum ditulis dengan kalimat yang panjang dan mengandung unsur sebab-akibat atau formula jika-maka.
Sedang Perintah adalah firman atau perkataan dari yang berkuasa, yang harus dilakukan. Rumusan perintah biasanya ditulis dengan kalimat yang pendek dan tegas. Perintah ini umumnya menagandung unsur: jangan atau harus.  Untuk melihat perbedaan antara hukum dengan perintah lihatlah Kel. 20 – 21.
Pada mulanya Tuhanlah yang pertama membuat dan memberikan Hukum kepada manusia (Kej. 1: 28-30; 2:16), dan kemudian manusia membuat   hukum untuk dirinya dan untuk sekitarnya. Manusia tahu dan dapat membuat hukum karena Allah telah lebih dahulu membuat hukum untuk manusia dan lebih dari itu, Allah telah menuliskan hukum dalam setiap hati manusia (bnd. Yer. 31: 33-34). Dengan demikian tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatkan bahwa dia tidak tahu hukum, tidak ada alasan untuk mengatakan tidak mengetahui mana yang baik (yang sesuai dengan hukum) dan mana yang tidak baik (yang bertentangan dengan hukum). Pada akhirnya manusia tidak dapat berdalih di hadapan Tuhan dengan mengatkan: “Aku tidak tahu jika yang kulakukan itu bertentangan dengan hukum.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hukum berarti manusia melakukan yang baik untuk manusia itu sendiri.
Injil berarti kabar baik yang datang dari Allah di mana Allah melakukan hal-hal yang baik dan yang terbaik bagi manusia, yaitu cinta kasih Allah, di mana Dia mengutus Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus untuk keselamatan dunia ini, khususnya keselamatan manusia (Yoh. 6: 14).
3. Perbedaan Hukum dengan Injil
   
Alkitab memberitahukan kepada manusia apa yang harus dilakukan, itulah hukum; Alkitab memberitahukan kepada manusia apa yang telah dilakukan Allah kepada manusia, itulah Injil. Keduanya memiliki tujuan akhir yaitu keselamatan manusia. Tetapi sejak kejatuhan ke dalam dosa hukum tidak lagi dapat memberikan keselamatan kepada manusia karena manusia telah kehilangan gambar Allah sehingga manusia tidak lagi mampu melakukan hukum secara sempurna. Dosa membuat manusia senantiasa melanggar hukum. Akhirnya hukum hanya dapat mempersiapkan manusia kepada Injil dengan menunjukkan kepada manusia apa yang harus dilakukan, tetapi tak dapat dilakukan secara sempurna. Hukum membuat manusia untuk siap mendengar pesan agung yang telah dilakukan Allah bagi manusia di dalam Kristus.

a.      Hukum memerintah; Injil menawarkan          
Hukum berkata: “Engkau harus.” Dalam Sepuluh Perintah kita memiliki pernyataan: apa yang dikatakan Allah yang harus kita lakukan.  Melalui Firman Dia mengulangi dalam berbagai cara apa yang Dia minta dalam perintah-perintah. Di sisi lain, Injil memberitakan kepada kita apa yang telah dan sedang dilakukan Allah. Injil menawarkan pembenaran dan pengampunan yang dibayar dan dimenangkan Kristus untuk kita. Injil memberitakan bagaimana Allah datang ke dunia di dalam Kristus, dan bagaimana Dia mematuhi hukum secara sempurna selama 33 tahun. Kepatuhan yang sempurna ini diberikan-Nya kepada kita melalui iman. Injil memberitakan bagaimana Allah mati di kayu salib, dan kematian-Nya memberi pengampunan dosa. Dia tidak membayarnya untuk Diri-Nya sendiri  karena Dia tidak mempunyai dosa untuk diampuni. Ia membayarnya untuk kita. Pengampunan ini diberikan-Nya kepada kita melalui iman. Inilah pemberian Allah yang ajaib yang diberitakan Injil.

b.      Dalam Hukum ada jika; Dalam Injil tidak ada jika
Hukum mengatakan: “Jika engkau melakukan ini, engkau akan diselamatkan; jika engkau sempurna seperti Bapa di sorga yang adalah sempurna, engkau akan diselamatkan, jika engkau mematuhi semua perintah dalam segala waktu, engkau akan diselamatkan.” Di sisi lain, Injil menjanjikan keselamatan yang cuma-cuma. Injil tidak meminta sesuatu kecuali ini: “Terimalah apa yang Aku berikan, dan engkau akan memilikinya.” Jika dalam Hukum adalah hal yang menakutkan, sebab setelah kejatuhan dalam dosa tak seorangpun yang dapat mematuhi hukum secara sempurna. Semuanya telah berdosa dan  jauh dari kemuliaan Allah. Ketiadaan Jika dalam Injil adalah keagungan Injil. Tidak ada harga yang harus dibayar, dalam kondisi apapun semua manusia dapat memiliki keselamatan ini. Allah tidak membarter keselamatan ini dengan sesuatu; Dia memberikannya dengan cuma-cuma.

c.       Hukum mengancam; Injil menghibur 
Hukum senantiasa memberi ancaman, yaitu akibat dari pelanggaran hukum tersebut yang senantiasa menghantui kehidupan manusia. Meskipun dalam membaca firman engkau menyingkirkan  atau mengabaikan ancaman, tetapi firman itu tetap memberitahukan bagimu bahwa bahwa bagian itu adalah hukum. Orang Kristen pun kadang-kadang melupakan ancaman dari hukum-hukum tersebut, dan mengizinkan setan untuk melemparkan beban hukum kepada mereka. Hanya orang yang telah merasakan teror dari beban hukum yang dapat mengetahui dan merasakan penghiburan yang tak terbatas dari janji-janji Injil.

d.      Hukum menghasilkan keputusasaan; Injil memberikan kedamaian
Hukum memberitahukan apa yang dilakukan, tetapi tidak memberi kekuatan untuk melakukannya. Hukum menunjukkan dosa-dosa kita, tetapi tidak memberikan kemenangan atas dosa-dosa. Hukum menghadapkan kita dengan murka Allah dan teror neraka, tetapi tidak memberi jalan keluar. Hukum menuntun, tetapi menuju kepada keputusasaan.
Injil memberitakan suatu berita tentang Allah yang memberi pengampunan dosa, yang memberi kemenangan atas dosa. Injil memberikan iman bagi yang mempercayai-Nya, menerima-Nya, dan hidup dengan-Nya. Keputusasaan dijauhkan dari hati dan kedamaian masuk dan tinggal di hati.

e.       Hukum mengunci para pendosa; Injil mengingatkan para pendosa
Selama seseorang tidak memohon ampun atas dosa-dosanya, selama dia tetap tinggal dalam dosa, selama dia tidak ingin membuang dosa, selama itu hukum untuknya. Dia harus mengetahui kutuk dan penghukuman dari hukum. Ketika dia diingatkan atas keadaannya yang tidak mampu bebas dari ancaman hukum, maka saat itu Injil penting baginya. Dia kemudian akan mendengar kemuliaan janji-janji dari kekayaan kasih Allah.

4. Kesimpulan
Semua agama mendeklarasikan hukum, hanya kekristenan yang mendeklarasikan Injil. Manusia diciptakan dengan hukum yang tertulis di hatinya.  Kejatuhan dalam dosa tidak menghapus hukum tersebut secara keseluruhan dari hati manusia. Walaupun manusia membuat agama-agama yang meniru hukum Tuhan, tetapi hanya dalam Alkitablah dinyatakan hukum yang sempurna dan hanya Kristen yang memiliki Injil, yaitu berita kasih Allah di dalam Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya, serta pengampunan dosa bagi manusia, yang semuanya itu hanya ditemukan dalam Alkitab.
Contoh bagian Firman yang merupakan Hukum: Ul. 27:26 ; Mat. 5:48 ; Luk. 10:27
Contoh bagian Firman yang merupakan Injil: Yes. 53:5 ; Yoh. 3:16; 1 Tim. 1:15
Bahan Bacaan: Roma 1: 16-17; Roma 2: 17-29 ; Roma 3: 9-20 ; 2 Kor. 3: 1-18




IV. AKU PERCAYA

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segal sesuatu yang tidak kita lihat.”

1. Percaya pada Yang Tak Terlihat

Percaya bukanlah pada hantu, bukan pada jin, bukan pula pada santa claus. Dalam cerita fable, membahas semua itu adalah lucu, tetapi engkau tidak percaya pada semua itu karena engkau tidak pernah melihat semuanya. Semuanya itu hanyalah imajinasi anak-anak.
Beberapa orang mengatakan bahwa mereka tidak akan percaya kepada hal yang belum mereka lihat, tentu orang tersebut tidak bermaksud demikian. Mereka percaya pada Washington, Thomas Jefferson, dan Abraham Lincoln. Mereka percaya pada orang-orang tersebut karena ada yang pernah melihat dan menulis tentang mereka. Membaca tentang mereka, belajar mengenal mereka dan percaya pada mereka.
Tentu mereka percaya pada hal yang tidak pernah mereka lihat. Mereka percaya pada kasih dan benci meskipun tidak pernah ada orang yang menangkap kasih dan benci dalam sebuah perangkap, dan melihatnya.
Setiap Minggu pagi engkau dan berjuta-juta orang berdiri menghadap altar dan berkata: “Aku percaya kepada Allah . . .” tetapi tak seorang pun pernah melihat Allah karena Allah adalah Roh, dan mata kita tidak dapat melihat dunia Roh.      
Tetapi pada masa lalu Allah turun dari kemuliaan-Nya dan menjadi manusia. Nama dunianya adalah Yesus. Orang telah melihat-Nya, Petrus, Yakobus, Yohanes, dan yang lainnya telah melihat-Nya. Mereka merasakan kemuliaan-Nya, kemuliaan yang hanya diturunkan dari Bapa, penuh karunia dan kebenaran. Tidak semua orang merasakan kemuliaan-Nya. Banyak orang melihat-Nya hanya sebagai seorang tukang kayu, sebagai seorang pengkhotbah yang berjalan-jalan, atau sebagai seorang sahabat yang tidak beruntung yang disalibkan pada hari Jumat dekat Yerusalem. Mereka tidak lagi melihat-Nya karena mereka hanya menggunakan mata manusiawi dan tidak memiliki mata iman.
Selama tigapuluh tiga tahun Allah hidup di dunia. Dia hidup tanpa dosa. Dia mati untuk semua manusia tanpa salah. Kemudian Dia bangkit kembali pada hari Paskah pagi. Beberapa Minggu kemudian Ia naik ke sorga, Dia berjanji, suatu saat Ia akan datang kembali. Sekarang kita sedang menantikan hari tersebut. Sementara itu kita mengaku yang kita lihat melalui iman: “Aku percaya pada Allah Bapa . . .Allah Anak . . . Allah Roh Kudus . . ..”
Adalah baik mengatakan: “Aku percaya pada Allah.” Ketika engkau mengatakannya, engkau mengaku bahwa engkau lebih takut dan lebih kasih dan lebih percaya kepada Allah daripada segala sesuatu.
Engkau takut pada Allah lebih dari manusia. Engkau mengasihi-Nya seperti seorang anak yang mengasihi ayahnya. Engkau mengasihi-Nya, sebab Dia terlebih dahulu mengasihimu, dan memberikan hidup-Nya padamu. Para misionaris telah pergi ke seluruh bagian dunia karena mereka mengasihi-Nya. Orang-orang telah memberikan segala hartanya untuk memberi makan orang-orang miskin, dan telah memberikan tubuh mereka untuk dibakar karena mereka mengasihi-Nya.
Engkau percaya pada Allah lebih daripada manusia. Engkau berharap pada-Nya lebih daripada engkau berharap pada ayah dan ibumu. Engkau memiliki keberanian untuk masa depan, bukan karena teman-temanmu, uangmu, segala kemampuanmu, tetapi karena engkau tahu Dia berdiri di depanmu. Engkau tidak mempunyai rasa percaya diri (self-confidence), tetapi engkau mempunyai rasa percaya Allah (God-confidence) yang tinggi.
Percaya pada Allah berarti mempercayakan segalanya pada pemeliharaan dan penjagaan-Nya. Seperti jika engkau seorang imigran yang berdiri di dermaga dan siap untuk berangkat. Dalam dua tasmu, semuanya itu adalah milikmu, pun kemampuan-kemampuanmu, pengharapan-pengharapanmu, kasihmu, dan ambisi-ambisimu. Seperti engkau berjalan  menyeberangi papan dan berdiri pada dek kapal, engkau mempercayakan segala sesuatu milikmu pada kapal, segala sesuatu kepunyaanmu, dan segala pengharapanmu kau serahkan pada Oknum yang belum pernah engkau lihat. Alangkah riskan resikonya! Jika Dia gagal, semuanya hilang. Tetapi iman mengambil resiko dan membuat lompatan. Engkau telah mempercayakan segalanya pada-Nya.
Selama berabad-abad berjuta-juta orang mengambil resiko. Mereka tidak kehilangan. Sekarang mereka memiliki mahkota yang tidak dapat digelapkan. Engkau meraih gema suara mereka dan menggabungkan suara kecilmu kepada koor raksasa dan berkata: “Aku percaya pada Allah . . ..”

2. Percaya berarti Setia

Dalam PL kata percaya diterjemahkan dari kata aman (bahasa Ibrani), sedang dalam PB dipakai kata pistis (bahasa Yunani). Kata aman dan pistis seharusnya diterjemahkan dengan kata setia.  Setia berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada yang dapat diandalkan atau menyerahkan atau mempercayakan diri sepenuhnya kepada yang dianggap sebagai tu(h)annya. Jika orang mempercayakan di-rinya kepada harta, maka tuhannya adalah harta (dalam Alkitab disebut dengan dewa mammon).
Jika orang mempercayakan diri pada yang ada di sekitarnya maka tuhannya adalah segala yang ada disekitarnya. Ini disebut dengan dinamaisme (segala sesuatu memiliki dinamis atau kuasa) atau animisme (segala sesuatu memiliki anima atau nyawa).
Jika orang mempercayakan dirinya pada ilmu pengetahuan maka tuhannya adalah ilmu atau disebut dengan sofistik.  
Jika orang mempercayakan diri pada Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus maka Tuhannya adalah Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Jika orang berkata: “Aku percaya atau setia kepada Tuhan Yesus Kristus” maka ia menyerahkan diriya kepada Yesus Kristus dalam segala hal dan dalam sepanjang hidupnya. Dalam hal ini setia bukan dalam arti sesaat atau sementara, tetapi hingga akhir hayat. Jika ada yang berkata aku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, tetapi tak berapa lama ia meninggalkan Kristus hanya karena perempuan atau laki-laki, atau karena pekerjaan dan jabatan, atau karena harta, atau karena apapun, maka orang itu bukanlah orang yang beriman, melainkan orang yang munafik. Setia bukanlah hanya dibibir saja, tetapi dari dalam lubuk hati yang terdalam.  Jika kita berkata: “Aku percaya kepada Allah Bapa, … Tuhan Yesus Kristus, … Roh Kudus….” Hingga akhir hayat haruslah kita sepenuhnya menyerahkan diri, sepanjang hidup haruslah kita setia kepada Tuhan kita.
Karena iman atau kesetiaan bukan hanya dibibir, maka kesetiaan itu kepada Tuhan Yesus Kristus haruslah diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan melakukan segala apa yang diajarkan Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak yang percaya/ setia kepada Kristus maka ia harus melakukan yang terbaik bagi Kristus, bagi gereja-Nya, bagi bangsa dan negara, bagi orang tuanya dan bagi dirinya sendiri.
Seorang suami atau isteri yang beriman adalah seorang yang setia pada pasangannya, yang setia pada keluarganya atau pada anak-anaknya. Bagaimanapun atau apapun alasannya seorang yang kawin lagi (poligami atau poliandri) maka sesungguhnya dia bukanlah orang yang beriman/ percaya.
Kesetiaan itu juga harus ditunjukkan dengan melakukan kasih yang diajarkan Kristus dalam setiap kehidupnnya. Jika kita berkata:  “Tuhan…, Tuhan…, Tuhan…” tetapi tidak melakukan kehendak Bapa di sorga maka kita bukanlah orang yang beriman (lihat: Mat. 7: 21-23; 25) dan tidak akan mendapat bagian di sorga. 

3. Iman dan Ilmu Pengetahuan

Iman dan ilmu, kedua-duanya adalah karunia atau pemberian Tuhan. Kita tidak akan dapat percaya kepada Kristus jika Roh Kudus tidak membuka dan berdiam di dalam hati kita. Seseorang tidak dapat dipaksa percaya kepada Kristus jika Roh Kudus tidak membuka hatinya. Jadi mereka yang percaya kepada Kristus adalah orang-orang yang diberi karunia untuk percaya.
Demikian juga halnya dengan ilmu. Manusia tidak akan memiliki ilmu pengetahuan jika Tuhan Allah tidak mengaruniakan ilmu kepada manusia. Iman dan ilmulah yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya.
Pada dasarnya iman dan ilmu bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan dua hal yang saling melengkapi. Amsal mengatakan: “Takut akan Tuhan adalah permulaan dari pengetahuan….” (Ams. 1: 7). Tetapi tidak jarang jika manusia menguasai ilmu, manusia berbalik menyangkal Tuhan dan tidak percaya akan keberadaan dan kuasa Tuhan. Karl Marx, Charles Darwin, Lazzaro Spalanzani, dan Adolf Hitler merupakan  sebagian dari orang yang pandai dan  berilmu, yang menyangkal keberadaan Tuhan. Namun tidak sedikit juga orang berilmu semakin percaya kepada Tuhan karena  ilmu yang Tuhan berikan, di antaranya: Sir Ishac Newton, Blaise Pascal, Lois Pasteur.
Iman tanpa ilmu akan membuat manusia pincang. Orang yang seperti ini akan hidup dalam fanatisme yang berlebihan. Dia akan menganggap ilmu dan teknologi sebagai alat setan untuk merusak iman.
Sebaliknya ilmu tanpa iman akan membuat manusia buta. Ia akan menyangkal keberadaan Tuhan, dan akan memakai ilmu dan teknologi untuk memuaskan hawa nafsunya. Ia tidak akan segan dan tidak memiliki rasa bersalah untuk membasmi manusia dengan ilmu pengetahuan, atau ia akan menjadi manusia yang tidak berperikemanusiaan dan juga tidak berperikehewanan.
Ilmu memiliki keterbatasan, tetapi iman tak terbatas. Ilmu tidak dapat diandalkan untuk membuktikan hal-hal yang bersifat rohani, terutama membuktikan keberadaan Tuhan. Iman dapat membuktikan apa yang tidak dapat dibuktikan oleh ilmu pengetahuan, sebab iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr. 11: 1).

Tugas:
1.       Hafalkanlah Pengakuan Iman Rasuli dan maksudnya.
2.       Apakah engkau percaya bahwa Allah itu ada? Berilah bukti-bukti bahwa Allah itu ada!
3.       Darimanakah kita tahu bahwa Yesus Krsitus itu Allah. Carilah ayat-ayat dalam Alkitab yang membuktikan bahwa Yesus itu Allah.

Bahan Bacaan:
Ibrani 11
Markus 10: 28-31




















V. MENGENAL ALLAH

1. Seperti Apakah Allah yang Kita Sembah?
Kebanyakan orang  menggambarkan Allah seperti seorang kakek tua yang menyenangkan dengan jenggot putih yang panjang, berpakaian jubah putih. Biasanya Dia berbicara dengan penuh kebaikan, tetapi kadang-kadang Dia marah dan mendatangkan gempa bumi, perang, dan penyakit, yang membuat manusia tidak bahagia. Dia mempunyai malaikat-malaikat untuk meneruskan pesan-pesan-Nya, dan surga-Nya dipenuhi dengan orang-orang tua aneh yang tidak pernah tertawa.
Gambaran di atas tentu bukanlah gambaran Allah dalam Alkitab. Dalam Alkitab Allah digambarkan sebagai Oknum yang mulia dan baik, di mana kata-kata atau bahasa-bahasa manusia terbatas untuk menggambarkan-Nya. Pikiran terdalam manusia pun tidak dapat memahami kemuliaan-Nya, tetapi ada gambaran yang digunakan Alkitab yang memberikan sekilas gambaran  bagi kita akan sifat dan keberadaan-Nya.

Dia seperti seorang Pengusaha Pabrik
Dia menciptakan segala sesuatunya, meskipun Dia tidak memiliki sesuatu (bahan dasar) untuk menciptakannya. Dia menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada (creatio ex nihilo; Ibrani 11: 3). Karena Dia tidak memiliki sesuatu untuk memulai maka hasil pabrik-nya disebut dengan ciptaan. Dengan sederhana Dia memerintah supaya segala sesuatu itu menjadi ada dan semuanya menjadi ada! Dia juga menciptakan engkau dan aku, walaupun kita memiliki orang tua duniawi. Orangtua ada tetapi itu adalah cara yang dipakai Allah untuk menghasilkan kita. Jadi hanya Allahlah yang dapat menciptakan, sebab menciptakan berarti menjadikan sesuatu ada dari yang tidak ada;  sedang manusia hanya dapat membuat atau merangkai sesuatu dari yang ada (yaitu bahan-bahan dasar yang telah disediakan Tuhan Allah di dunia ini) menjad ada.

Dia seperti seorang Raja  
Dia memerintah segala sesuatunya. Hukum alam yang mengatur alam merupakan bagian dari ciptaan-Nya untuk mengatur ciptaan yang tidak memiliki kehendak. Hukum spiritual atau moral mengatur manusia yang memiliki kehendak. Dalam semua ciptaan-Nya hanya ada satu perusak hukum, yaitu manusia. Angin, lautan, burung-burng, binatang buas, semuanya patuh pada Hukum-Nya. Hanya manusia yang tidak patuh. Bencana alam dan ketidakteraturan cuaca terjadi karena ketidakseimbangan alam yang terjadi akibat ulah manusia.

Dia seperti seorang Hakim    
Di atas segala pengadilan manusia ada satu pengadilan yang tertinggi yang diketuai Allah. Hukum dalam pengadilan ini adalah Hukum-Nya. Tak seorangpun manusia dapat berpaling dari pengadilan tersebut. Jika manusia mencoba berpa-ling, kematian pada akhirnya akan menghantarnya ke hadapan Hakim.
Dia seperti seorang Sahabat
Ketika manusia dihadapkan ke pengadilan dan divonis mati karena dosa-dosanya, Allahlah sahabat yang menggantikannya. Manusia adalah terdakwa dan terpidana, kemudian Allah sendiri datang menanggung dosa manusia, memikul kesalahan-kesalahan manusia, dan menerima tuntutan pengadilan dengan mati di Golgata. Kemudian manusia tidak lagi berada di bawah penghakiman pengadilan, di mata pengadilan, manusia tidak lagi bersalah, manusia bebas dari dosa.

Dia seperti seorang Gembala
Seorang gembala mengasihi domba-dombanya, mencari domba-dombanya ketika tersesat, mengumpulkannya dalam kumpulan, dan jika perlu mati untuk domba-dombanya. Karena domba-dombanya telah tersesat, Allah datang ke dunia mencari dan menyelamatkan manusia. Di kayu salib Dia merebahkan Hidup-Nya bagi manusia. Jesus Kristus adalah Allah. Manusia tidak akan tahu bahwa Dia Allah jika manusia tidak mempercayai-Nya, tetapi barangsiapa yang dalam iman mendengar suara-Nya, mereka mengetahui bahwa Dia Allah.

Dia seperti seorang Pembeli
Manusia menjual dirinya sendiri kepada perbudakan dosa. Upah atau harga dosa adalah kematian. Allah membayar harga itu di kayu salib ketika Dia menebus manusia, ketika Dia membawanya kembali dari kuasa dosa (1 Ptr. 1: 18-19). Dia membawa dan membebaskan manusia, tetapi tidak semua manusia mau dibebaskan. Banyak yang tetap tinggal dalam perbudakan, meskipun mereka telah dibebaskan.

Dia seperti seorang Bapak
Dia menciptakan kita karena Dia menginginkan kita menjadi anak-anak-Nya. Dia telah membangun rumah untuk kita, dan telah membuka pintunya. Sukacita-Nya yang terbesar adalah memiliki anak-anak-Nya dan hidup bersama-Nya. Dukanya yang terbesar adalah ketika anak-anak-Nya meninggalkan-Nya. Dia memelihara, melindungi, mengasihi, dan menghukum anak-anak-Nya seperti seorang bapak. Gambaran sebagai bapak merupakan gambaran Allah yang paling sering kita temukan dalam Alkitab.
Meskipun di atas kita telah menyebutkan gambaran Allah di atas, tetapi tidak ada gambaran Allah yang cukup memadai dan memuaskan hati setiap manusia. Meskipun Allah telah berjalan di dunia selama tigapuluh tiga tahun, kita tetap tidak banyak tahu tentang Dia, tetapi dalam keempat Injil kita dapat mengikuti-Nya dalam semua situasi. Kita akan belajar untuk mengenal Allah jika kita membaca dan membaca kembali sejumlah kisah hidup-Nya, dan dalam membaca Injil tersebut minta dan biarkanlah Roh Kudus yang menerangkannya.
Ketika dunia bertanya: “Seperti apakah Allah?” Gereja Kristen berulang-ulang menjawabnya: “Allah seperti Kristus, karena Kristus adalah Allah.” Dia sendiri mengatakan hal itu: “Aku dan Bapa adalah satu . . . barang siapa telah melihat Aku, Ia telah melihat Bapa.” (Yoh. 14: 8-10). Ini dikenal dengan doktrin inkarnasi. Dia adalah Firman Allah yang telah menjadi daging. Kebesaran Allah tidak meninggalkan Diri-Nya Sendiri tanpa kuasa kesaksian di bumi, karena Dia ada dalam Kristus untuk mendamaikan dunia dengan diri-Nya Sendiri. Dan melalui Alkitab, yang mengisahkan kehidupan-Nya di bumi, manusia dapat berdiri berhadapan muka dengan Allah yang kekal.

Bahan Bacaan: Yohanes 10 ;Yohanes 17
Ucapkanlah Titah I dan II dan maksudnya

2. Jangan ada padamu allah-allah lain di hadapan-Ku.

Ada satu Allah, tetapi manusia membuat allah-allah lain. Allah-allah buatan manusia adalah monster, dan membunuh manusia yang memuja allah-allah tersebut. Seperti raja diktator yang tidak memiliki aturan, ketika mereka duduk di ta-khta, yaitu di hati manusia, allah-allah itu membawa segala sesuatu untuk membingungkan dan menghancurkan kehidupan manusia.
Manusia nampaknya tidak pernah belajar. Lagi dan lagi, dalam setiap masa dan tempat, manusia menobatkan allah yang salah, dan lagi dan lagi, masuk ke dalam masalah yang tak kunjung selesai.
Manusia tahu bahwa dia tidak boleh memiliki allah-allah lain di hadapan satu Allah yang benar. Manusia juga tahu, bahwa jika ia takut, kasih, dan percaya pada allah lain selain pada satu Allah yang benar, manusia berada pada jalan menuju kehancuran. Selama manusia tetap percaya pada allah-allah buatannya sendiri, manusia sulit mengetahui bahwa dia memiliki allah-allah lain. Dia memberikan lip service kepada Allah yang benar. Dia menipu dirinya sendiri dengan berpikir bahwa dia sungguh-sungguh memuji satu Allah, padahal dia berlutut pada mezbah allah-allah lain. Ketika dia berlutut di sana, yaitu pada allah-allah palsu, misalnya setan, saat itu allah-allah palsu itu melemparkan sebuah pesona/jampi padanya dan memperbudaknya. Sejak saat itu dia tidak lagi bebas.
Ada beberapa allah-allah yang disembah manusia di antaranya:

a. Kesenangan
Kesenangan adalah karunia dari Allah yang benar. Kesenangan jangan dijadikan allah, demikian juga matahari atau bulan, kayu atau batu. Tetapi ketika manusia menjadikan semua itu menjadi allah, semuanya akan menjadi salah. Seorang anak yang memuja kesenangan, bermain bola ketika dia harus belajar atau bekerja; dia pergi memancing atau berburu ketika dia seharusnya berada di Sekolah Minggu atau di gereja; dia menonton ketika dia seharusnya menolong ayah atau ibunya. Dia mengasihi kesenangan lebih dari mengasihi Allah yang benar. Tanpa ia sadari dia telah menempatkan kesenangan pada sebuah takhta dalam hatinya. Kadang-kadang seorang anak gadis sangat mengasihi kesenangan sehingga dia lupa nama baiknya, dia membuang prinsipnya, dia juga tidak mengindahkan Allah ataupun orang tuanya. Dia mempercayai kesenangan lebih dari kebahagiaan yang dapat diberikan Allah yang benar. Akhirnya dia melakukan segala sesuatunya hanya untuk memperoleh suatu kegairahan. Dia telah menjadi seorang budak dari allah kesenangan yang palsu.
Kesenangan pada akhirnya melemparkan jiwa ke dalam lubang kebosanan. Kegairahan menjadi usang, dan budak yang malang tidak lagi dapat memperoleh apapun. Loeb dan Lepold, dua laki-laki yang kaya yang telah mengetahui segala macam kesenangan. Mereka berdua membunuh seorang sahabat mereka dan mendorong tubuhnya di bawah sebuah urung-urung untuk melihat jika mereka memperoleh sebuah kesenangan dari membunuh. Kesenangan tidak memberikan kebahagiaan, melainkan ketidakbahagiaan yang menyakitkan. Hanya Allah yang dapat membuat jiwa manusia bahagia. Jika memuja segala sesuatunya, maka Allah yang benar pada akhirnya akan memberikan ketidakbahagiaan, dan jiwa akan mati.

b. Uang
Uang juga adalah sesuatu yang dipercayakan Allah, tetapi uang bukanlah Allah. Manusia tidak boleh mengasihi, mempercayai, atau mengkwatirkan uang. Banyak manusia yang melakukan hal itu. Mereka sangat mengasihinya sehingga mereka melakukan apapun untuk uang: berdusta, menipu, mencuri, dan membunuh. Mereka terlalu mempercayainya. Mereka berharap pada uang untuk melepaskan mereka dari masalah, menjaga kesehatannya, memberikannya untuk kuasa, untuk memberikan mereka sahabat, untuk menjamin nama baik mereka. Mereka juga mengkwatirkan uang. Mereka takut kehilangan uang mereka. Mereka mengagumi orang yang mempunyai banyak uang.
Dewa (allah) uang penuh dengan ketakuatan yang memperdayakan. Nampaknya uang menjanjikan segala macam kebebasan kepada mereka yang memujanya. Pemujanya selalu akan berakhir menjadi budaknya. Betapa banyak orang kaya yang tidak menolong orang miskin dan tidak mendukung gereja, karena mereka tidak dapat memutuskan dengan matang untuk melakukannya. Ketika seseorang meminta mereka untuk memberi, mereka tidak dapat berkata “ya” karena allah mereka tidak mengizinkannya. Dewa (allah) uang ini akan mengizinkan mereka menghabiskan uang untuk hal-hal yang jahat, atau juga menghamburkannya dengan tolol kepada diri mereka sendiri. Tetapi kadang-kadang dia (uang) tidak akan membiarkan mereka melakukannya.
Setiap manusia diundang tiap hari untuk memuja tempat keramatnya, dan berjuta-juta orang melakukannya. Jika  disuruh ibunya, anak kecil tidak akan bergegas jika tidak digaji. Pemuda dalam hidupnya memilih pekerjaan secara sederhana, karena pekerjaan ini atau itu akan menggaji mereka dengan baik.  Manusia yang dalam pertumbuhan melupakan keluarga mereka, melalaikan pergi ke gereja, atau lalai membaca Alkitab, membebani tubuh dan pikiran mereka sepanjang waktu hanya untuk memperoleh uang tambahan. Seorang gadis mengencani laki-laki hanya untuk uangnya, menikahi laki-laki demi uangnya, dan akan terus seperti itu, sepanjang hidupnya memoroti teman kencannya untuk memperoleh uang.
Dewa (allah) uang ini mungkin mempunyai lebih banyak pengikut dari yang lainnya. Manusia yang memiliki kekayaan memujanya karena mereka ingin menjaga kekayaan yang mereka miliki. Orang yang miskin memujanya karena mereka ingin memperoleh kekayaan yang belum mereka miliki. Yesus suatu ketika berkata bahwa mengasihi dewa (allah) uang ini adalah akar dari segala kejahatan. Kemudian Dia menekankan bahwa melepaskan genggaman allah ini sangat sulit, adalah lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

c. Popularitas
Popularitas membuat orang kuat, untuk itu ia menyembah allah ini. Sifat setiap orang adalah ingin disukai, ingin dihargai, ingin dipuja orang lain. Bilamana seseorang terlalu menginginkan hal-hal ini, dia tidak akan mematuhi atau akan melupakan Allah untuk memperoleh hal-hal tersebut. Seorang pemain bola ingin lebih baik daripada yang lainnya; anak gadis mencoba untuk kelihatan lebih cantik daripada teman-temannya; seorang ibu rumah tangga bekerja keras untuk membuat kue yang lebih baik dari tetangganya; seorang dokter ingin mendengar bahwa dia adalah dokter yang lebih baik dari rekannya; seorang pendeta tergoda untuk mendengarkan pujian dari umatnya. Terkadang kita menyebut semua itu dengan perjuangan ambisi, atau kompetisi, dan kita berpikir bahwa semua itu adalah benar. Tetapi manakala seseorang melakukan sesuatu yang baik untuk mendahului (lebih maju) dari orang lain, dia kemungkinan memiliki allah yang salah.
Seorang manusia harus melakukan sesuatu dengan baik, bukan karena dia ingin melampaui sahabat-sahabatnya atau musuh-musuhnya, tetapi karena hal itu adalah kehendak Allah Yang Esa, Yang Benar. Jika dia memuja Allah Yang Benar, dia akan menyenangkan dan memuja-Nya di atas segalanya. Seorang anak laki-laki akan bermain bola dengan baik, belajar keras, rajin bekerja, membelanjakan dan menabung dengan bijak bukan untuk memperoleh kawan-kawanya, tetapi karena Allah menginginkan dia melakukan segala sesuatunya dengan baik. Seorang gadis harus menyenangkan dan suka menolong, kelihatan bersih dan rapi, memperoleh karunia merawat dengan baik, bukan untuk lebih tinggi dari sahabat-sahabatnya dalam strata sosial, tetapi karena Allahnya menginginkannya untuk peduli dalam segala hal. Beberapa orang dikehendaki Allah hidup dengan terhormat di antara manusia. Dia boleh menyukai popularitas, tetapi dia harus memuja Allah.
Seorang Kristen boleh menikmati banyak kesenangan hidup, dia boleh mengembangkan kekayaan, dan dia boleh memperoleh pujian dan popularitas dari manusia, tetapi baginya semua itu adalah sementara. Pada pusat kehidupan, jauh di dalam hati, keputusannya diperintah oleh kehendak Allah. Dia takut, kasih dan percaya hanya pada satu Allah yang benar di atas segalanya.

3. Jangan menyebut nama Tuhan Allah dengan
   sembarangan . . ..

Engkau tidak dapat menghakimi seseorang dari bahasanya. Orang jahat pun kadang-kadang menggunakan kata-kata yang sangat baik dan alim. Di taman Getsemane, Judas menyapa Yesus dengan gelar yang sangat terhormat, “Guru,” pada saat dia menghianati-Nya. Sebelumnya Tuhan telah memperingatkan bahwa seseorang akan berbicara dengan hormat, tetapi “tidak semua orang yang berseru-seru Tuhan, Tuhan, akan  masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Yang terpenting, lanjut Yesus, seseorang harus melakukan kehendak Bapa (Mat. 7: 21-23).
Ada orang-orang yang pada Minggu pagi mengaku dosa-dosanya di gereja, menyanyikan nyanyian puji-pujian, dan mendeklarasikan iman mereka. Sementara itu mereka tidak memiliki rasa hormat yang murni kepada Tuhan dalam hati mereka. Yang lebih buruk, ada orang yang membisikkan nama-Nya saat menghadap altar pujian pada hari Minggu, tetapi pada hari Senin membentak nama-Nya ketika menjadi marah.  
Seorang Kristen, baik perkataan dan tingkah laku harus mengekspresikan kehidupan yang terdalam (inner life) yang telah diberikan Allah. Adalah sangat salah dan penuh dosa ketika seorang Kristen menggunakan lidahnya untuk menghujat seperti mengharapkan lidahnya untuk menggunakan tangannya untuk membunuh.

Perkataan adalah jendela hati
Hanya Tuhan yang tahu apa yang ada dalam hati manusia. Kadang-kadang apa yang dikatakan dan dilakukan seseorang, itu memberikan kepada kita sekilas pandangan tentang jiwa atau hatinya. Secara khusus adalah benar apa yang dia katakan dan lakukan ketika dia tak hati-hati. Seseorang biasanya tidak dengan sengaja merencanakan untuk bersumpah atau mengutuk. Biasanya itu dilakukan tanpa berpikir. Ini merupakan penghujatan nama Allah yang sangat serius, karena hal itu membuka satu jendela bagi kita bahwa hatinya tidaklah memuliakan  Tuhan. Tak seorangpun dengan terang-terangan menggunakan nama seorang yang dia kasihi dan hormati dengan tidak hormat. Orang yang mengasihi menyebut nama yang dikasihinya hanya dalam ketaatan dan penghormatan yang sangat tinggi. Seorang anak menghargai dan menghormati nama ibunya. Dengan cara yang sama, jika seseorang benar-benar mengasihi, takut dan percaya pada Allah, tak mungkin dia menyebut nama Allah di sekitarnya tanpa dengan hati-hati, baik di lapangan bola, di pasar, atau di jalanan.  Dalam Israel kuno, pemuji tidak akan menyebutkan nama JHWH dalam bait, karena dia merasa tidak pantas untuk mengucapkan nama-Nya yang begitu agung dan mulia.

Maksud Di balik Kata-kata
Di balik kata-kata ada maksudnya, dan maksud tersebut memberitahukan bagaimana seseorang berpikir-apa pekerjaannya. Mari kita menguji beberapa ekspresi penghujatan, dan jika kita dapat, kita akan menemukan cerita di balik ekspresi tersebut.

“Allah mengutuk kau” ; “Terkutuk.”
Ini adalah suatu permohonan, atau suatu doa. Seseorang meminta Allah melakukan sesuatu. Sepantasnya, dia benar-benar harus melipat tangannya ketika dia mengucapkan itu. Dia berdoa supaya Allah memasukkan seseorang ke neraka. Adalah pikiran yang mengerikan bahwa banyak orang berdoa kepada Allah setiap hari, dan hanya memohon supaya mereka diutus ke takhta tinggi, sementara dalam doa juga memohon supaya seseorang dikirim ke neraka. Adalah sulit mempercayai bahwa orang seperti itu benar-benar yakin pada sorga atau neraka, pada Allah atau setan, pada keselamatan atau penghakiman.

Persetan.”
Tak seorang pun menyukai neraka atau iblis, tetapi setiap orang Kristen mengetahui bahwa itu benar-benar sangat menakutkan. Neraka dan iblis adalah musuh orang Kristen, dan dia harus lebih baik mengetahui daripada menyatakan atau membicarakannya dengan mudah. Tidak ada yang lebih disukai iblis selain dari memiliki manusia untuk bermain dengannya, membuat lelucon tentangnya, dan membiarkan namanya terbiasa dalam lidah mereka, dan iblis tahu bahwa dia dapat jauh lebih mudah mengatasi seseorang yang tidak menerimanaya dengan serius. Seseorang yang membicarakan iblis dan neraka secara sembrono memberikan sukacita bagi setan dan kesedihan bagi Allah.

“Demi Tuhan.”
Seseorang boleh bersaksi dengan memanggil Allah ketika sidang di pengadilan atau ketika beberapa peristiwa yang benar-benar terjadi untuk mempengaruhi orang lain. Untuk menegaskan suatu kebenaran dengan perkataan yang tanpa dipikirkan, yaitu dengan kata: “Demi Tuhan, seperti itu,” orang membuat sumpah yang pada akhirnya mencemarkan kekudusan nama Tuhan.

“Oh Jesus.”
Allah mengaruniakan kepada Yesus “nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi, dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa!”. (Filipi 2: 9 – 11).
Di Amerika serikat tidak ada karakter nasional yang setara dengan Abraham Lincoln; dan tidak ada warga negara yang baik yang menghina namanya, tetapi setiap hari, tanpa dipikirkan, nama Kristus diucapkan dalam lelucon dan kemarahan oleh berjuta-juta orang. Nama dari penjahat yang paling jahat, atau pemerintah yang sangat kejam tidak pernah diinjak-injak setiap hari seperti Nama  Raja dari segala raja, dan Tuhan dari segala tuhan.




















































Kenyataanya banyak orang yang menggunakan nama Tuhan dengan sembarangan, bahkan memplesetkan nama Tuhan. Itu merupakan ungkapan pemberontakan hati manusia kepada Tuhan. Setiap orang tua-muda, besar-kecil haruslah tetap menjaga kekudusan nama Tuhan dan tidak mengejek atau mencemooh nama Tuhan yang Agung. Nama itu harus kita agungkan dan dan kita puji. Nama Tuhan hanya boleh kita sebut dalam nyanyian puji-pujian, dalam doa, dalam kesesakan atau penderitaan, dan dalam sukacita.  

Tugas:
-          Hapalkan Perintah ketiga dan artinya.
-          Hapalkan Perintah keempat dan artinya.
-          Hapalkanlah Perintah kelima dan artinya

VII.  HARI TUHAN

“Ingat dan Kuduskanlah Hari Sabat….”

Allah memiliki tujuh hari dalam satu Minggu, ketujuh hari tersebut adalah milik-Nya. Hari Senin adalah hari-Nya sebagaimana hari Minggu, demikian juga hari Selasa, Rabu dan hari lainnya, tetapi untuk menolong manusia supaya memiliki hidup yang lebih baik, Allah memilih dan menetapkan satu hari untuk digunakan secara khusus untuk istirahat. Pada hari tersebut manusia harus istirahat dari pekerjaannya dan menggunakan waktu luangnya untuk menyegarkan baik tubuh (jasmani) maupun jiwanya (rohani).
Tuhan Yesus tidak begitu keras dan kaku dalam menentukan dan memahami  peraturan, hukum, atau kebiasaan Sabbat. Semasa di dunia ini, Tuhan Yesus menggunakan hari Tuhan untuk istirahat, untuk memuji Tuhan, dan untuk Pelayanan Kasih (Mat 12:9-12).

Sabbat adalah Masalah Istirahat

Beberapa orang harus bekerja pada hari Minggu. Pendeta harus berkhotbah, petani harus memberi makan ternak-ternaknya, jurumasak restoran harus menghidangkan makanan, perawat harus merawat orang sakit. Namun ada banyak pekerjaan yang seharusnya tidak perlu dikerjakan pada ahari Minggu. Banyak industri yang tutup untuk satu hari, banyak toko yang menghentikan bisnins mereka untuk satu hari, dan banyak orang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan ekstra pada hari lain, tetapi tidak sedikit juga perusahaan dan orang-orang yang menetapkan dalam kebiasaan mereka untuk bekerja pada hari Minggu, dan mereka memutuskan untuk melakukan hal itu. Orang-orang yang beristirahat dapat menolong mereka untuk mengubah kebiasaan mereka tersebut. Misalnya stasiun bensin akan tutup pada hari Minggu jika kita mengingat untuk membeli bensin pada hari Sabtu, hal yang sama juga kita lakukan pada toko penjual makanan.
Orang yang menggunakan hari Minggu untuk istirahat biasanya adalah orang yang paling bahagia. Ada pelajar yang merencanakan supaya tidak belajar pada hari Minggu, dan mereka menjadi pelajar yang lebih baik. Ada pedagang yang menutup toko atau warungnya pada hari Minggu, meskipun mereka kehilangan keuntungan, tetapi mereka lebih bahagia dalam pekerjaannya. Ada anak laki-laki yang berhenti sebagai pengambil bola atau berhenti sebagai loper koran pada hari Minggu supaya mereka dapat mengambil bagian secarah penuh dalam kegiatan gereja. Mereka semua menerima berkat khusus, sebab pada saat ibadah, mereka memberikan harinya untuk Tuhan.

Sabat adalah Masalah Kehadiran di Gereja

Banyak orang terhormat yang jarang hadir di gereja untuk beribadah. Tampaknya mereka memperoleh banyak harta materi jika dibandingkan dengan mereka yang rajin datang beribadah ke gereja. Mereka mungkin tampak lebih pandai, lebih riang gembira, lebih murah hati, tetapi mereka kehilangan satu karunia Allah yang terbesar.
Di dalam gereja, melalui firman dan sakramen-Nya Allah datang kepada manusia dalam bentuk hukum dan Injil-Nya. Mereka yang datang bersama ke gereja secara rutin memuja, memuji serta bersyukur kepada Allah. Di gereja mereka membaca dan mendengar firman-Nya serta menyanyikan nyanyian-nyanyian pujian.
Mereka yang mengabaikan mendengar dan membaca firman Allah di gereja, khususnya pada hari Minggu, juga akan mengabaikan membaca dan mendengar firman Tuhan di rumah. Orang yang tidak dapat duduk satu-dua jam untuk bersyukur kepada Allah dalam persekutuan orang-orang percaya tidak akan memiliki banyak waktu untuk mengungkapkan rasa syukurnya dalam minggu dan hari-hari lainnya. Memuji Tuhan di gereja adalah salah satu karunia Allah yang baik, di mana Dia menolong kita untuk mengingat-Nya.
Ada banyak alasan mengapa orang pergi dan datang ke gereja, salah satunya adalah alasan yang sangat malang. Seharusnya orang tidak akan menghadiri ibadah di gereja karena teman-temannya pergi ke gereja, atau karena dia suka pengkhotbah atau suka khotbahnya, atau karena dia dapat mendengar musik yang baik. Dia pergi dan datang ke gereja, pertama, untuk mendegarkan firman Allah. Dalam ibadah dia mendengar firman Tuhan baik dalam liturgi maupun dalam khotbah. Sepanjang si liturgis dan si pengkhotbah mendeklarasikan firman Allah secara murni dan baik, dan bukan mengajarkan hal-hal yang sesat, maka itu tidak akan menjadi masalah walaupun secara pribadi dia menyukai pribadi atau gaya si liturgis atau si pengkhotbah. Dia tidak datang ke gereja untuk mendengar firman pelayan; dia datang ke gereja untuk mendengar firman Allah.
Kedua, dia pergi dan datang ke gereja untuk bersyukur dan memuji Allah. Di sini dia tidak mempermasalahkan apakah musiknya baik atau tidak, apakah khotbahnya menarik atau tidak. Dia memberikan waktunya untuk Allah, bukan untuk dirinya sendiri. Dia datang untuk memuji Tuhan Allah-nya.
Orang Kristen harus melakukan apapun demi menjaga janjinya kepada Allahnya dalam setiap minggu. Hanya penyakit dan hal daruratlah yang dapat menjauhkannya dari gereja. Jika tamu tiba-tiba datang, dia harus mengundang dan mengajak mereka untuk bergabung dengannya ke gereja; jika dia dalam perjalanan, dia harus mencari gereja untuk beribadah dalam perjalanan; jika dia harus bekerja pada pagi hari, dia harus gereja pada sore atau malam hari. Dia tidak boleh dengan sengaja menghilangkan hak istimewa (privilege) ini yang telah dikaruniakan Tuhan Allah padanya. Dia tidak boleh membiarkan kemalasan dalam dirinya yang dapat menjauhkannya dari gereja.
Walaupun pendeta mungkin tidak mempersiapkan khotbah yang ditetapkan pada ibadah minggu, orang Kristen harus mempersiapkannya. Dia harus membaca nats-nats yang telah ditetapkan pada hari sebelum dia mengikuti kebaktian, dan itu lebih baik dilakukan pada hari pertama dalam setiap minggu. Dia juga harus mendoakan pendetanya, supaya Roh Kudus menuntunnya dalam menyampaikan khotbah. Dia harus berdoa bagi dirinya sendiri supaya jiwanya menjadi lahan yang baik sebagai tempat Firman Tuhan untuk berakar dan menghasilkan buah berlipat ganda. Dia juga harus menjaga dirinya sendiri selama satu minggu itu, khususnya pada hari Sabtu malam, supaya dia tidak datang kebakatian dengan tubuh yang letih dan pikiran yang berat.
Dalam persekutuan orang percaya, tak satu pun persekutuan yang paling penting selain kebakatian minggu. Seorang yang rajin dalam persekutuan, dalam sekolah Minggu, atau dalam beberapa organisasi gereja , tetapi jika dia melalaikan kebaktian minggu, dia adalah seorang anggota gereja yang malam, dan yang lebih tragis, dia akan kehilangan berkat-berkat yang berlimpah, di mana tua dan muda, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, semuanya bersekutu dalam kehadiran Allah sebagai persekutuan orang-orang yang percaya yang dituntun oleh pendeta yang merupakan gembala jemaat.
          
VIII. WAKIL ALLAH    

“Hormatilah ayah dan ibumu .....”

Allah mempunyai jari-jari di segala tempat. Seekor burung tidak dapat jatuh ke bumi tanpa sepengetahuannya. Dia adalah JHWH Allah yang Mahatahu, Mahabijaksana, Mahakuasa, Mahabaik dan haddir di segala tempat (Omni Present). Sifat-sifat tersebut menunjukkan bahwa Dia memerintah segala sesuatu tanpa ada yang menolong-Nya, tetapi dia mempunyai wakil-wakil di dunia ini. Dia memerintahkan kita untuk menghormati dan mematuhi para wakil-Nya. Hanya ketika mereka memerintahkan kita untuk melakukan hal yang bertentangan dengan kehendak JHWH, kita berhak untuk tidak mematuhinya.

a. Ayah dan Bunda

Mereka adalah wakil Allah.  Mereka harus mengasihi engkau lebih dari yang lainnya. JHWH telah memberikan mereka tanggung jawab yang utama, yaitu menuntun anak-anaknya. Itulah tugas utama mereka yang diinginkan anak-anaknya, bahkan sebelum anak-anaknya dilahirkan. Ada suami-isteri yang tidak menginginkan anak, dalam hal ini mereka melakukan dosa yang sangat  menyedihkan Pencipta. Umumnya orang tua kita telah mulai mengasihi kita sebelum kita dilahirkan, dan terus mengasihi kita hingga kita mati, meskipun kita berulangkali mengabaikan bahkan membuat mereka bersedih. Orang tua kita harus memberi kita makanan, pakaian dan perlindungan. Kita mempunyaia tubuh dan jiwa (roh) dan oleh karena itu, di atas segalanya, mereka harus memberi kita makanan jiwa (rohani), yaitu roti kehidupan; jiwa diberi baju zirah dari Allah, dan perlindungan di bawah sayap yang Mahakuasa.  
Karena orang tua memiliki kedudukan yang tinggi, Allah secara khusus memberi perhatian supaya kita mengasihi, menghormati dan mematuhi mereka. Firman Tuhan penuh dengan pujian bagi anak yang patuh, dan hujatan bagi anak yang tidak patuh. Kita pun jangan lupa untuk berterimakasih kepada mereka. Melupakan orang tua adalah hal yang paling kejam dari semua senjata. Lupa mengucapkan hal-hal yang baik kepada mereka, lupa menyurati atau menelephone mereka, lupa mengunjungi mereka ketika mereka sudah menjadi tua, semuanya itu menyakitkan hati ayah dan bunda.
JHWH memerintahkan kita untuk menghormati mereka. Menghormati orang tua adalah bagian dari penghayatan kehidupan Kristen dalam diri. Penghormatan yang terbaik bagi orang tua adalah ketika orang tua menerima dan memperoleh kehidupan anak yang baik, yang tidak menyusahkan dan tidak menjadi kesedihan baginya. Tidak ada tugu peringatan atau pemberian bagi orang tua yang dapat menggantikannya.

b. Pendeta 

Selain rumah, di mana kita tinggal bersama dengan orang tua kita, rumah berikutnya adalah gereja. Tidak ada tempat di dunia yang seagung persekutuan orang Kristen (gereja). Di dalam gereja Tuhan telah menetapkan gembala-Nya, yaitu pendeta. Belanjanya dibayar oleh umat, teapi dia dipanggil, bekerja untuk, dan menerima tugas dari JHWH Allah. Dia adalah manusia biasa seperti yang lainnya, tetapi Tuhan Yesus Kristus, Pemilik gereja, telah menempatkannya sebagai pemimpin atas orang-orang percaya. Dia mendoakan para umatnya, dan umatnya harus mendoakannya.

c. Guru

Ada guru-guru di sekolah umam, dan ada juga guru-guru di sekolah gereja. Mereka semua bertanggung jawab mengajarkan kebenaran. 
Tidak banyak orang yang terpanggil jadi guru, banyak guru sekolah umum yang bekerja demi gaji yang sedikit dan kebanyakan guru sekolah minggu bekerja tanpa gaji. Kita harus menghormati dan menghargai mereka dengan mempelajari dengan sungguh-sungguh tugas-tugas yang mereka berikan, dengan memberi perhatian yang penuh terhadap apa yang mereka ajarkan, dengan mengikuti nasihat-nasihat yang baik yang mereka berikan, dan dengan menunjukkan kepada mereka kebaiakan dan rasa terimakasih.

d. Pejabat-pejabat Pemerintah

Pemerintah-pemerintah adalah berasal dari JHWH, dan mereka semua adalah para pelayan-Nya. Sumber dari segala hukum adalah Kesepuluh Perintah JHWH (The Ten Commandment). Orang yang mematuhi hukum yang berlaku tidak perlu takut kepada presiden, kepada raja, kepada gubernur, kepada hakim atau kepada polisi. Orang Kristen harus mematuhi hukum meski ketika tak seorang pun melihatnya, karena dia atahu JHWH melihat dan berkenan kepada orang yang telah mematuhi-Nya. Kadang-kada ada pemerintah yang jahat yang memerintah rakyatnya untuk melakukan hal-hal yang jahat. Kita harus lebih patuh kepada JHWH Allah daripada kepada manusia, sebab Dialah pemerintah kita yang Agung. Daniel tidak mematuhi Raja Darius; Musa tidak mematuhi Firaun; orang Majus tidak mematuhi Herodes. Sejarah penuh dengan berita orang-orang martir yang lebih memilih mati daripada mematuhi pemerintah yang bengis dan yang salah.

e.  Majikan

Umumnya orang bekerja untuk seseorang. Mereka memiliki seorang boss, seorang majikan, seorang manager, atau seorang pengawas, yang memeberikan tugas-tugas atau pekerjaan-pekerjaan. Jika mereka tidak mematuhi, kemungkinan besar mereka akan kehilangan pekerjaannya. Orang Kristen patuh kepada pimpinannya terutama bukan karena ia takut kehilangan pekerjaannya, tetapi karena JHWH Allah menginginkannya menjadi seorang pekerja yang baik, atau menjadi seorang karyawan yang penuh rasa hormat (respectful). Karakteristik seorang karyawan Kristen adalah pekerja keras, memiliki pribadi yang peduli terhadap kesejahteraan usaha di mana dia bekerja, dan simpatik, bahkan empatik kepada masalah-masalah yang dihadapi majikannya.

Di Atas Semuanya

Kita harus lebih patuh kepada JHWH Allah daripada kepada manusia. Ada orang tua yang memberikan teladan yang menyedihkan atau yang buruk kepada anak-anaknya; ada pendeta yang menjadi gembala palsu yang menuntun kawanan dombanya ke dalam kesesatan bukan kepada kebenaran; ada guru yang mengajarkan kebohongan; ada pemerintah yang menggunakan kuasanya untuk ketidakadilan; ada pengusaha ayang tidak memiliki perhatian yang jujur baik dalam kehidupan maupun demi haarta milik. Dalam setiap situasi orang Kristen dipeintah oleh JHWH Allah. Terkadang dia mematuhi manusia karena dia mengasihi JHWH Allah;  terkadang dia tidak mematuhi manusia juga karena dia mengasihi JHWH Allah. Dalam segala hal dia harus selalu menyesuaiakan dirinya kepada kehendak JHWH Allah, karena JHWH Allah adalah Bapanya;  JHWH Allah adalah Gembalanya; JHWH Allah Gurunya; JHWH Allah adalah pemerintahnya; JHWH Allah Tu(h)annya. Jika tugas dan pekerjaan yang diberikan wakil presidan (wakil JHWH Allah) bertentangan dengan tugas yang diberikan Presiden (JHWH Allah) maka orang Kristen harus lebih mematuhi dan lebih taat kepada “Presiden”.

Nas Bacaan:
Keluaran 20: 12 ; Ulangan 5: 16 ; Efesus 6: 1-3 ; Kolose 3: 20 ; Roma 13: 1 – 7 ; Matius 22: 21 ; Markus 12: 17 ; Lukas 20: 25

Tugas:                 - Hapalkanlah Perintah keenam
- Hapalkanlah Perintah Ketujuh dan artinya

IX. KEKUDUSAN HIDUP

1.       “Jangan Engkau Membunuh”

Hidup itu singkat! Meskipun orang hidup selama delapan puluh tahun di dunia ini, hidupnya tetap singkat. Tahun-tahun berlalu dengan cepat, dan segera berakhir.
Setiap hari dan setiap tahun adalah penting. Meskipun panjang atau pendek masa hidup seseorang pastilah memiliki arti yang penting. Kita hidup di dunia untuk “bekerja setiap hari” di dalam “perusahaan”-Nya di bumi.
Tak seorang pun berhak untuk mempersingkat waktu bekerja tersebut, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain. Hanya Tuhan Pemberi kehidupan yang berhak untuk menentukan kapan kehidupan seseorang itu harus berakhir.

Tak Ada Manusia yang Hidup Kekal

Sejak dosa datang, tidak ada manusia yang dapat hidup kekal. Betapapun seseorang menjaga kesehatannya dengan sangat baik, suatu hari ia pasti akan mati, atau, tidak akan ada orang yang benar-benar ingin hidup di dudnia ini selamanya, karena terlalu banyak kemalangan, penderitaan dan kesusahan bagi setiap orang. Manusia telah melihat “sumber kemudaan yang abadi” dalam kesia-siaan. Seperti satu aliran atau mata air yang telah ditemukan manusia, dan telah merebus air itu bertahun-tahun, sebagaimana mereka datang, mereka juga akan pergi. Air tersebut tidak akan dapat memberikan kemudaan yang abadi bagi mereka. Sejak kejatuhan ke dalam dosa, ada rintihan yang amat sangat, dan semua manusia rindu akan pembebasan dari kehidupan yang penuh dosa. Tak seorang pun yang menginginkan dan memelihara hidup dalam dosanya untuk selamanya.

Hidup di Dunia Bukanlah Kebaikan yang Tertinggi

Banyak orang Kristen akan mengetahui bahwa ada beberapa hal yang lebih berharga dari hidup di dunia ini. Melalui tahun-tahun, manusia telah berjalan menuju kematian yang pasti. Adalah satu tragedi ketika manusia berpikir bahwa hal terpenting dalam hidup adalah benar-benar untuk hidup. Meskipun hidup itu sendiri adalah salah satu karunia Allah, dan sebagai salah satu dari karunia-Nya, manusia haruslah yakin  menjaga hidupnya dengan sungguh-sungguh. Seseorang tak boleh dengan sengaja menyia-nyiakan hidup, baik hidupnya sendiri maupun hidup orang lain.

Sebuah Bait untuk Jiwa

Tubuh adalah tempat tinggal bagi jiwa; dan jika jiwa milik JHWH Allah, maka jiwa adalah tempat tinggal bagi Roh JHWH Allah. Oleh karena itu jiwa memiliki nilai yang sangat istimewa dalam hidup ini. Tak seorang pun boleh mencemarkannya, apakah dengan melemahkannya, atau menghancurkannya. Tubuh menjadi lebih mulia karena jiwa telah menjadi, atau dapat menjadi tempat kediaman JHWH Allah yang kekal.

Kehancuran Bait

Sebuah rumah dapat menjadi puing, apakah karena kaulakukan atau karena tak kaulakaukan. Engkau dapat meletakkan beberapa dinamit di lantai dasar dan memompanya untuk meledakkannya, atau dengan mengabaikan untuk memperbaiki atau merawatnya, engkau dapat membiarkannya runtuh.
Tubuh seorang manusia dapat hancur dengan mengabaikan peraturan dasar kesehatan dan kebersihan. Atau dalam peristiwa lain, engkau dapat membunuh tubuh.
Seorang manusia dapat membunuh orang lain dengan menembakkan sebuah peluru ke hatinya; dia dapat membunuh orang lain dengan tidak hati-hati mengendarai kendaraan di jalan raya; dia dapat membunuh orang lain dengan cara tidak mau berbagi makanan dengan orang lain ketika mereka lapar.
Negara kita, meskipun dalam suasana damai dan merupakan agama yang menjungjung tinggi agama serta yang mengaku sebagai masyarakat beragama, memiliki rekam jejak kejahatan dan kecelakaan yang amat sangat. Anggaran yang disediakan untuk menangani kejahatan dan kecelakaan mungkin jauh lebih tinggi daripada anggaran untuk pendididkan.  Kematian karena kecelakaan lalu lintas sangat tinggi, dan itu berlangsung setiap hari (jika kita simak dari berita di televisi dan surat kabar). Sebagai suatu bangsa kita memiliki rekam jejak yang sangat lemah dalam menata jaminan hidup.

Menjaga Bait Sendiri

Setiap kibiasaan yang lalai menjaga kesehatan adalah suatu tindakan yang mengabaikan karunia JHWH Allah dalam hidup. Setiap tindakan yang mengambil resiko demi orang lain adalah suatu tindakan yang memakai kesempatan untuk melayani di dunia milik JHWH Allah.  Ada banyak kondisi di mana orang mengambil resiko demi orang lain. Seorang dokter yang mempersingkat hidupnya karena keyakinan pelayanan kepada orang sakit karena tidak mau mengabaikan kommitmen. Atau juga seorang gembala yang memberikan seluruh kehidupannya untuk bekerja dalam Kerajaan JHWH Allah. Atau orang yang tidak kenal lelah memperhatikan para pekerjanya supaya saling peduli satu dengan yang lainnya. Demikian juga seorang misionaris yang mengorbankan hidupnya di antara musuh-musuh dan dibunuh karena pekerjaannya, semuanya itu tida dapat disebutkan sebagai tindakan yang menyianyiakan baitnya.

Menjaga Bait Orang Lain

Tuhan Yesus berkata bahwa umat-Nya akan disibukkan untuk membagikan makanan kepada orang lapar, orang yang haus akan minuman, orang yang telanjang, serta merawat orang sakit.  Dia sendiri telah mengakhiri penderitaan-Nya demi kebutuhan orang-orang yang percaya pada-Nya. Dia meyakinkan umat-Nya untuk mewujudnyatakan bahwa jiwa jauh lebih berharga (penting) dari tubuh; tetapi Dia juga dengan cara yang sama meyakinkan umat-Nya untuk tidak melupakan kebutuhan tubuh mereka dalam kehidupan bersama mereka. Seorang Ayah Kristen harus peduli akan kebutuhan tubuh keluaarganya; seorang pengusaha Kristen harus dengan setia memperhatikan kebutuhan para pekerjanya; seorang warga negara Kristen diwajibkan untuk menjaga ketentraman dan menjauhkan segala penyakit dari masyarakat. Kepada para sahabat, pengikuit Kristus harus menunjukkan kepedulian yang amat sangat akan kebutuhan tubuh. Kejahatan, pemberontakan, perang, pembuuhan dan penyiksaan-semuanya itu adalah musuh kehidupan- harus menjadi musuhnya. Hanya dengan demikian  bait dunia akan menjadi bait Roh Allah yang kekal.















2.       Saat Seorang Laki-laki Menjadi Laki-laki Sejati
“Jangan Engkau Berzinah”
    
Seorang laki-laki sejati adalah seorang petarung. Dia bertarung demi kebenaran. Dia berani berdiri seorang diri menentang khalayak ramai. Dia tidak gentar, pun saat orang-orang menertawakannya.
Seorang laki-laki sejati adalah seorang pekerja (tidak pemalas). Dia tidak meninggalkan studinya atau pekerjaannya. Di lapangan bola, atau di lapangan basket, dia melakukan yang terbaik dari dalam dirinya sendiri. Tak seorang pun dapat memanggilnya seorang “penakut”  atau seorang “penghalang”.
Yang terpenting, seorang laki-laki disebut sejati  atau tidak ditentukan oleh bagaimana dia bergaul dengan para perempuan. Itulah ujian terkhir dan tertinggi baginya.

Lelaki Sejati Melindungi Perempuan

Laki-laki lebih kuat dari perempuan. Seorang laki-laki dapat melawan dan menindas perempuan; atau sebaliknya dia dapat melindungi dan merangkulnya. Banyak lelaki secara naluri melindungi ibunya atau saudara perempuannya, atau puterinya. Lelaki sejati pasti melindungi setiap ibu, perempuan dan putri. Seorang lelaki harus melindungi setiap gadis perempuan sebagaimana dia menginginkan lelaki lain melindungi ibunya, saudara perempuannya dan puterinya.

Lelaki Sejati Tidak diperbudak Nafsu; Dia adalah  Seorang Jenderal

Setiap Lelaki yang sehat memiliki nafsu (keinginan) yang kuat. Kadang-kadang nafsu-nafsunya mencoba menguasainya, memintanya melakukan sesuatu yang rendah. Lelaki sejati tidak akan dikuasai oleh godaan-godaan nafsu tersebut. Lelaki sejati menguasai dan mengendalikan nafsunya; dia adalah jenderal atas nafsu-nafsunya. Nafsu-nafsunya tidak akan dapat mengendalikannya dan menjadikannya seorang budak yang kotor. Lelaki sejati bukanlah laki-laki suruhan nafsu-nafsunya. Dia adalah tuan atas nafsu-nafsunya dan meletakkannya pada tempatnya. Kadang-kadang ketika dia bersama gadis-gadis, godaan-godaan nafsu ini mencoba menawarkan yang “baik dan indah” baginya, tetapi lelaki sejati akan waspada dan berdoa, dia akan dikawal oleh Roh Kudus, dan tidak akan membiarkan nafsu-nafsunya  menguasainya.

Lelaki Sejati adalah Cerdas

Lelaki sejati tahu, dia tidak dapat memanen gandum jika dia menanamnya bersama dengan semak belukar. Dia tahu, dia tidak dapat menghayati  hidup bersih jika dia menanamkan pikiran-pikiran yang tidak bersih dirinya meskipun dia menjaga pikirannya. Dia tidak mengoleksi gambar-gambar perempuan atau laki-laki seronok (porno) dari majalah-majalah atau dari dunia maya. Dia tidak tertarik pada filem-filem yang membangkitkan nafsu-nafsunya. Dia tidak akan tertawa atas cerita-cerita kotor (porno), atau juga tidak akan menceritakannya. Jika teman-temannya ingin pergi ke tempat minum (bar/ diskotik) atau warung minuman yang remang-remang, dia akan mengatakan bahwa dia akan menemui mereka kemudian.
Dia bukan seorang yang berbuat baik secara berlebihan. Dia cerdas, dan tahu bahwa tak seorang pun dapat mempermainkannya, dan senantiasa menajga kehidupannya pada tingkat yang tinggi (luhur).
Untuk menghindari pikiran-pikiran kotor, dia akan lebih memilih membaca buku-buku yang baik dan berkualitas; melakukan perjalanan dengan rombongan yang pantas/ sopan; menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas yang berguna dan membangun dirinya. Dan yang terpenting, dia tidak akan lupa pergi ke gereja dan sekolah minggu, membaca Alkitabnya, serta senantiasa berdoa. Semua itu dilakukannya, karena dia tahu bahwa dia membutuhkan pertolongan yang tetap dari JHWH Allah supaya dia tidak terjerumus ke dalam dosa.

Seorang Ayah akan Mempercayai Lelaki Sejati

Bagi seorang laki-laki, mahkota (penghargaan) yang terbaik adalah ketika orang-orang mempercayainya untuk menjaga putrinya. Dan karena itu, lelaki sejati, tidak akan takut pada ayah pacarnya. Sebab, seorang laki-laki muda sejati akan benar-benar dan sungguh-sungguh menolong, mengawal dan melindungi perempuan, terlebih pacarnya.

Lelaki Sejati Mendambakan Satu Keluarga bagi Dirinya Sendiri

Seorang anak laki-laki usia tiga belas atau empat belas tahun, saat dia akil balik (dewasa secara seks), mulai memimpikan beberapa gadis yang dia akan cintai yang pantas untuk dinikahi. Bersama-sama, jika JHWH mengaruniakan pada mereka kesehatan, mereka akan memiliki anak-anak mereka sendiri. Dia mendambakan isterinya dan anak-anaknya bangga padanya sebagai laki-laki sejati yang dapat diandalkan anak - isterinya. Untuk mencapai hal itu, dia harus hidup “bersih” demi masa depan seperti seperti yang diimpikannya. Dia tidak akan menghabiskan dan menyia-nyiakan kekuatan (gairah) seksnya yang terbaik; dia akan senantiasa mengendalikan dan menguasai gairah seksnya. Dia akan menempatkan gairah seksnya pada tempat yang semestinya bagi rumah dan keluarga masa depan yang didambakannya.

Seorang Laki-laki Sejati Menjaga Kesuciannya, sebab TUHAN Memperhitungkannya

Pada zaman dahulu di Mesir, Joseph dicobai untuk melakukan perzinahan (perselingkuhan) dengan isteri Potiphar. Dia kehilangan pekerjaannya dan dipenjarakan karena dia menolak untuk berzinah. Dia menolak, sebab dia tahu JHWH memperhitungkannya untuk melakukan yang benar. Dia mengatakan, “Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan besar ini, dan berdosa terhadap JHWH Allah?” (Kej. 39:9).
Seperti Joseph, seorang laki-laki sejati menjaga kesuciannya bukan karena dia takut, tetapi karena dia tahu JHWH Allah memperhitungkan padanya untuk senantiasa hidup kudus (suci). Itulah alasan, di atas segala alasan, mengapa dia menjaga dirinya sendiri, baik menjaga fisiknya (fisik sehat dan yang  kuat), menjaga mental-spiritualnya (rohani yang sehat dan kuat), maupun moral yang baik (perilaku yang sesuai dengan kehendak JHWH Allah.

“Bagi setiap lelaki di sana terbuka
Satu jalan, dan banyak jalan, dan satu jalan;
Jiwa yang luhur menapaki jalan yang luas
Jiwa yang rendah mencari-cari kehinaan,
Dan, di antara keduanya, adalah samar-samar,
Bebas berhenti, bebas mondar-mandir
Tetapi bagi setiap lelaki di sana terbuka
Jalan yang luas dan sempit.
Dan setiap lelaki harus memilih
Jalan ke mana jiwanya harus pergi.”

-Oxenham


3.       Perempuan yang Bagaimana yang Harus Dinikahi Lelaki?

Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.”
(Ibrani 13: 4)

Dua orang siswa sedang duduk di dalam ruang baca perpustakaan. Mereka membicarakan gadis-gadis, dan mencatat perbandingannya. Mereka menyeleksi seorang dengan yang lainnya dengan beberapa kriteria: “Ah, gadis ini tidak begitu baik, setiap orang dapat menciumnya,” ; “Gadis ini oke, jika engkau menggebu mengencaninya, tetapi dia pendiam,” ; “Gadis yang ini dapat berdansa dan bercumbu, tetapi segala sesuatu dapat kau katakan padanya” ; “Gadis ini, setiap orang dapat merabanya.” Akhirnya mereka tiba pada seorang, namanya Nathasya. Salah seorang dari siswa itu berkata, “Inilah gadis yang cocok untukmu; paling sedikit, saya sudah dua belas kali mengencaninya, dan saya belum pernah meletakkan lenganku padanya. Dia sangat baik dan rendah hati.” Dan siswa yang lain berkata, “Sobat, gadis seperti itulah yang akan kunikahi.”

Lelaki bukan Menikahi Property Publik (Milik Umum)

Beberapa laki-laki menciptakan hal-hal yang aneh. Mereka menginingkan berpacaran dengan berbagai macam gadis jika gasis itu keleihatan menarik, tetapi ketika mereka mencari seseorang untuk dinikahi mereka menjadi amat sangat memilih-milih. Mereka mendambakan seorang yang sangat ideal dan memiliki karakter yang baik. Mereka akan menolak gadis yang telah “disentuh” setiap tangan lelaki, Tom, Dick, dan Harry, dan akan memilih beberapa gadis yang paling sedikit “disentuh” laki-laki, yang tidak menjajakan diri pada semua lelaki yang datang padanya. Umumnya laki-laki, mungkin, sulit mendapatkan cinta dari seorang perempuan yang baik, tetapi mereka akan mencari dan merayunya. Ketika sseorang laki-laki menikah, dia mendambakan seorang perempuan yang dapat menjadi ratu di rumah tangganya, ibu dari anak-anaknya, pemberi semangat dan inspirasi baginya.

Perempuan yang Top tidak Membeli atau Menjual Kencan

Banyak pemuda akan memacari seorang gadis hanya untuk menunjukkan bahwa dia mampu memanjakannya untuk sesaat. Tetapi Gadis “ranking pertama” (jempol) tidak akan menjual ciumannya untuk pacaran. Dia akan memilih tidak dan tidak terkenal daripada membuat banyak tawaran. Adalah perempuan murahan yang akan menjual dirinya sendiri, menjual kehormtannya dan segalanya, demi uang, Mereka yang berlaku demikian akan disebut pelacur dan sampah masyarakat.

Perempuan yang Baik Tahu Perbedaan antara Popularitas dan Penghargaan

Ada gadis-gadis populer yang tidak memiliki kriteria utama bagi laki-laki yang ingin menikah. Dan ada gadis-gadis yang tidak populer yang berharga dan terhormat bagi semua laki-laki dan mendambakannya untuk dinikahi. Seorang perempuan dapat menjadi terkenal dengan mudah; tetapi dia tidak dapat menerima penghormatan dan penghargaan dengan mudah.

Beberapa Perempuan Memiliki Kuasa yang Besar

Meskipun secara fisik lebih kuat, tidak sedikit laki-laki yang diperintah (dikuasai) oleh perempuan. Seorang laki-laki sering akan menjadi sebaik ibunya, sebaik saudara perempuannya, atau menjadi seperti yang diinginkan kekasihnya. Jika laki-laki tidak peduli pada kuasanya, perempuan dapat dengan mudah menjatuhkannya. Jika laki-laki memiliki nilai kekeristenan yang tinggi dan ideal, mereka, lebih kuat dari segala kekuatan dunia, yang dapat menuntunnya pada jalan yang seharusnya. Banyak anak laki-laki telah menjadi besar dan menjadi pria yang hebat dan baik karena dia memiliki seorang ibu yang berharga, seorang saudara perempuan yang penuh kasih, atau seorang yang baik yang didambakan kekasihnya. Seorang wanita adalah seorang pemimpin (leader) bagi laki-laki.

Seorang Perempuan yang Baik Merencanakan Rumahnya Sendiri

Kira-kira pada usia duabelas tahun seorang anak perempuan mengalami perubahan menjadi seorang perempuan dewasa (dewasa secara seks/ akil balik). Mimpi-mimpi mulai memenuhi pikirannya. Dia memimpikan saat-saat ketika segalanya baik, memimpikan laki-laki sejati yang akan mencintainya dan menjadikannya sebagai pengantin perempuan si lelaki tersebut. Tetapi dia melakukan lebih dari sekedar mimpi; dia juga merencanakan. Dia menetapakan rencana yang matang untuk saat-saat yang diimpikannya. Setiap hari dia senantiasa berusaha menjaga kesucian moralnya bagi si dia yang suatu hari akan datang meminangnya. Dia mendambakan mampu memberikan cinta yang murni dan suci bagi si dia, supaya dia layak atas cinta yang murni dan suci yang akan dipersembahkan si dia baginya.

Seorang Perempuan yang Baik Mengingat Tempat Termulia JHWH Allah bagi Dirinya
 
JHWH Allah menginginkannya suci dan murni. Meskipun seluruh dunia menghendakinya melupakan idealismenya, dan hanya JHWH Allah yang senantaisa menginginkannya tetap suci dan murni, seorang perempuan Kristen akan berdiri teguh. Karena di atas segalanya, yang sangat dinginkan JHWH Allah adalah tetap menjadi Kristen yang setia. Mungkin hal itu dapat mengakibatkan tak seorang pun laki-laki datang meraihnya, dan dia tidak akan memiliki rumah tangganya sendiri. Itu semua tidak akan mengubah keyakinanya, sebab segala sesuatu adalah bagi Allah bahwa dia hidup dalam kesucian dan kemurnian hidup. Sebagai seorang Kristen dia milik mempelai Tuhan, Gereja-Nya yang kudus, dan suatu hari diraih oleh JHWH Allah.

“Di atas Batas Ular”

Pada zaman dahulu beberapa koloni terbentuk di New England. Mereka menemukan satu lembah yang indah dan mereka membangun rumah-rumah di sana, ketika tiba-tiba mereka menemukan bahwa di dalam tanah yang mereka diami bersarang oleh ular-ular beracun. Mereka tidak takut tinggal di sana meskipun mereka mengetahuinya. Mereka terus menerus bekerja keras mengeksplorasi hingga ke dataran tinggi, mereka mengetahui bahwa ular-ular itu lama-lama makin sedikit, hingga akhirnya mereka meraih satu level di mana semua ular-ular itu akhirnya pergi. Di sana mereka membangun rumah-rumah, membersihkan tanah, dan menanam ladang-ladang mereka. Mereka tinggal di atas batas ular.
Dalam hidup ini, juga ada batas ular. Tidak ada perempuan bijak yang mau tinggal di bawah batas ular tersebut, sebab di sana dia akan menemukan teman-teman yang tidak senonoh, minuman-minuman keras, kesenangan-kesenangan yang tidak jelas, dan beraneka ragam “ular” yang akan merampas kehidupan jiwanya. Benar, dia bisa saja tinggal di sana dan tidak digigit, tetapi itu tidak mungkin. Resikonya terlalu besar. Kehidupannya dengan JHWH Allah adalah taruhannya, nama baiknya adalah taruhannya, masa depannya yang penuh bahagia dan cerah menjadi taruhannya. Maka dia memohon, “Jauhkanlah kami dari pencobaan,” dan pikiran serta kebiasaan akan membangun kehidupannya di atas batas ular.         





   




















4.       PENCURI YANG LIHAI
Titah VIII: Jangan Engkau Mencuri

Hari itu Johny tidak bermaksud mencuri, tetapi sebelum malam tiba, dia telah mencuri empat kali. Hal itu terjadi seperti ini:
Di kamar mandi dia menemukan uang yang jatuh dari kantung celana ayahnya ketika ayahnya mandi. Johny berpikir, “Alangkah beruntungnya,” kemudian dia mengantonginya. Ayahnya tidak akan pernah merasa kehilangan, dan Johny tidak memberitahukannya bahkan dia menjajankan uang tersebut. Itulah tindakan pencurian pertama: Dia telah mencuri lima ribu rupiah dari kantong ayahnya.
Di lapangan permainan sekolah, dua menit sebelum bel berbunyi, Johny tidak mengembalikan pemukul bola, dia mengalihkan perhatian Jim serta menyembunyikan bola hingga bel berbunyi sehingga Jim kehilangan giliran memukul bola. Pencurian kedua: Johny mencuri giliran bermain dari sahabatnya.
Ibu Jones dengan hati-hati menerangkan pelajaran matematika, tetapi Johny berangan-angan. Ketika ibu Jones bertanya padanya dan memintanya untuk mengerjakan soal, Johny berkta, “saya tidak memahaminya, bu.” Ibu Jones menerangkan menerangkan kembali, dan Johny menyimak dan mempelajarinya, namun dia telah mencuri waktu gurunya lima menit. Itulah pencurian ketiga.
Di sore Johny mengerjakan kuis Bahasa Inggris. Dia tidak mengingat jawaban pertanyaan ketiga. Dia diam lima menit, mencoba berpikir, tetapi dia tetap tidak dapat mengingatnya. Maka dia melihat sekilas kertas jawaban si Jane, dan di sana ada jawabannya. Johny tak dapat melihatnya dengan jelas lalu dia menulis dengan cepat pada secarik kertas kemudian menuliskannya kembali pada kertas jawabannya. Pencurian kelima: Johny telah mencuri pengetahuan Jane.
Mari kita menajawab bebrapa pertanyaan tentang pencuri dan pencurian.            

Siapakah Pemilik yang Sesungguhnya dari segala sesuatu yang ada?

Pemilik segala sesuatu yang ada di sekitar kita adalah JHWH Allah. Baik Morgans, Rockefellers, dan Duponts, ketiga orang tersebut merupakan orang yang pernah menjadi orang terkaya, mereka bukanlah pemilik harta yang sesungguhnya. Mereka, dan juga kita, hanya menata harta kekayaan JHWH Allah. Sebagai penata atau menejer, kita mungkin menjadi menejer yang baik atau menejer yang jahat. Kita mungkin menjaga segala sesuatu untuk JHWH Allah, atau mungkin mencuri segala sesuatu dari Allah.

Jika Kita bukan Pemilik, Siapakah Kita?

Kita adalah penatalayan, menejer, atau petugas kepercayaan. Banyak orang yang melupakan hal itu. Pada masa lalu Tuhan Yesus menceritakan satu perumpamaan tentang seorang petani yang lupa. Si petani membangun lumbung baru untuk menyimpan dan menimbun harta kekayaannya. Dia benar-benar kaya. Dia lupa siapa pemilik sesungguhnya dari semua hartanya dan dia terus-menerus  menimbun hartanya dan menikmatinya. Kemudian dengan tiba-tiba JHWH Allah memangginlnya untuk mengadakan penghitungan dan murka atasnya. JHWH berkata, “Hai orang bodoh, malam ini jiwamu akan diambil darimu.” Pada hari berikutnya dia kehilangan harta kekayaannya, dia mati dan tidak dapat membawa apapun dari harta kekayaannya. (Baca Lukas 12:13-21)

Para Penjaga Harta

Setiap hari kita menggunakan harta yang bukan milik kita. Di tepi jalan, kita berjalan pada jalan yang bukan milik kita; kita duduk di bangku sekolah yang bukan milik kita; buku perpustakaan bukan milik kita, tetapi kita membacanya. Kita bukanlah pemilik dari semua itu, kita hanyalah pemakai dari semua itu, oleh karena itu kita tidak boleh membuang sampah sembarangan di jalan, atau mengukir (mencorat-coret) nama kita pada bangku, merobek atau menulis-nulis halaman-halaman buku yang kita baca. Sebagai warga Kerajaan Sorga dan anggota dari masyarakat di mana kita tinggal, kita harus menjaga dan merawat segala harta yang kita gunakan.

Dapatkah Seseorang Mencuri dari Allah?
Tentu dia dapat, semudah seorang bankir menggelapkan dana deposito nasabah. Jika ayahmu mendepositokan uangnya di bank sebanyak 5 juta rupiah, itu bukan berarti ayahmu memberikan uang tersebut kepada si bankir, dia hnya meminta si bankir untuk menginvestasikan uangnya, menyerahkan uangnya untuk dikelola. Setahun kemudian ayahmu datang kembali mengambil uang tersebut dan si bankir berkata, “Uangnya tidak ada lagi di sini, saya telah menggunakannya untuk keluargaku.” Apa dan bagaimana pikiran ayahmu? Ayahmu pasti akan berkata, “saya telah ditipu dan dirampok.” (Bnd. Matius 25)
JHWH Allah telah mendepositokan sesuatu kepada kita. Dia telah menitipkan padamu tubuh dan pikiran, waktu dan tenaga. Tubuhmu bukanlah milikmu, tubuhmu adalah milik Allah. Pikiran, waktu, tenaga yang ada padamu bukanlah milikmu melainkan milik JHWH Allah. Dia memintamu untuk menginvestasikan semua itu untuk-Nya, dan suatu hari Dia akan memanggilmu untuk melakukan penghitungan dan Dia akan melakukan pemeriksaan (audit) bagaimana engkau menata/ mengelola harta milik-Nya.

Apakah Allah Peduli Bagaimana Engkau Menghabiskan Uangmu?

Engkau harus memperoleh uang dengan jujur, dan engkau harus menghabiskan dengan jujur. Seorang yang menghamburkan uangnnya adalah seorang pencuri di hadapan JHWH Allah. Ibarat seorang membongkar loker orang lain dan mencuri barang yang ada dalam loker tersebut. Seorang anak SMP atau SMA biasanya tidak memiliki banyak uang, tetapi dia menghabiskan uang yang diberikan orang tuanya. Beginilah si anak itu menghabiskan uangnya Rp 100.000,-  dalam satu Minggu.

Untuk Permainan Base Ball        : Rp 50.000,-
Untuk es krim                                               : Rp 10.000,-
Untuk sebuah pertunjukan        : Rp 15.000,-
Untuk permen karet                    : Rp  5.000,-
Untuk susu malt (fermentasi)    : Rp 10.ooo,-
Untuk permen                                              : Rp  5.ooo,-
Untuk persembahan gereja        : Rp  5.000,-

Adakah yang salah dari perhitungan anggaran di atas? Apakah engkau berpikir JHWH Allah akan berkata bahwa dia telah menginvestasikan uangnya dengan bijak untuk JHWH Allah dalam seminggu?
Setiap anak yang menghabiskan uangnya harus menata pemakaiannya untuk pertanggungjawaban kepada JHWH Allah. Jika JHWH Allah menemukan kita setia (dapat dipercaya) mengelola dan menata keuangan, maka dalam rincian anggaran untuk persembahan iman ke gereja harus tetap ada dan menjadi prioritas utama.

Perpuluhan untuk Tuhan
               
Dalam jemaat Perjanjian Lama, umat mempersembahkan perpuluhan kepada JHWH Allah. Mereka memberikan 10% dari semua penghasilan mereka untuk JHWH Allah. Saat ini banyak juga orang Kristen yang melakukan hal tersebut. Siapa yang memberi perpuluhan, mereka adalah pemberi yang paling berbahagia dari segalanya.

Siapakah Pencuri yang Terbesar?
               
Manusia yang melupakan JHWH  Allah dalam segala hal, dialah pencuri yang terbesar. Jika dia menggunakan waktunya seperti miliknya sendiri, jika dia memakai kemampuannya seperti miliknya sendiri, jika dia menggunakan uangnnya seperti miliknya sendiri, sesungguhnya dia telah mencuri seluruh kehidupannya dari JHWH Allah.

5.       JEJAK DUSTA
Titah IX: Jangan Engkau Bersaksi Dusta terhadap Sesamamu

Benyamin Franklin berkata, “Kejujuran adalah politik yang terbaik.” Dalam bahasa yang lebih baik kita mengatakan “dibayar dengan kejujuran.” Orang Kristen wajib mengatakan dan melakukan semua yang benar meskipun dibayar atau tidak dibayar, sebab JHWH Allah menginginkan kita mengatakan dan melakukan kebenaran.    sama kita
     
SOAL EVALUASI I PELAJAR SIDI
HKBP TASIKMALAYA, SABTU, 26 JULI 2014

1.       Tulislah nama lengkap pada pojok kanan lembar jawaban!
2.       Tulislah nama penatua lingkungan dan alamatmu di bawah namamu!
3.       Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini tanpa bertanya kepada teman kiri-kanan – depan- belakang dan tanpa membuka catatan, buku, dan Alkitab!
4.       Ingatlah Hukum VIII: Jangan Engkau Mencuri!


1.       Jelaskanlah siapakah dirimu sesuai dengan pengenalanmu akan dirimu sendiri!

2.       Jelaskanlah apa dan untuk apa engkau diciptakan TUHAN, sehubungan dengan engkau sebagai pelayan Allah!

3.       Tuliskanlah pengklasifikasian/ pembagian dari kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru!

4.       Sebutkanlah kitab-kitab yang termasuk pada:
a.       Kitab Para Nabi
b.      Kitab Taurat
c.       Kitab Injil
d.      Surat-surat Rasul Paulus

5.       Sebutkanlah fungsi Alkitab bagi kehidupan manusia!

6.       Sebutkanlah perbedaan antara Hukum dan Injil, dan berikanlah contoh ayat Alkitab mana yang merupakan hukum dan mana yang Injil!

7.       Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan percaya!

8.      Jelaskanlah hubungan antara iman dengan ilmu pengetahuan!

9.       Tuliskanlah hukum I dan II dan ssebutkanlah contoh allah-allah yang disembah manusia di zaman modern sekarang ini!

10.   Orang Percaya dilarang menyebut nama TUHAN Allah dengan sembarangan! Pada saat kapankan orang percaya dapat menyebut nama Tuhan?
10. HUKUM KASIH

16. Seberapa Banyakkah JHWH Tuhan meminta?

“Kasihilah JHWH Allahmu dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu.”
(Matius 22: 37)

Dia berkata, “Anakku, berikan segenap hatimu kepada-Ku.” Dia meminta semuanya! Dia tidak meminta sebagian!
Maksudnya adalah engkau harus mengasihi-Nya dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu (Ul. 6: 5; Mat. 22: 37). Meskipun engkau memberikan segala milikmu untuk memberi makan orang miskin, dan meskipun engkau memberikan tubuhmu untuk dibakar, tetapi tidak mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budi, engkau belum memberikan bagi-Nya apa yang telah dia pinta darimu (bnd. 1 Kor. 13).
Setiap hari kita membutuhkan dan memohon pengampunan dari-Nya, karena kita tidak memberikan pada-Nya apa yang Dia pinta dari kita. Setiap hari kita membutuhkan dan memohon pertolongan dari-Nya supaya kita dapat bertumubh dan bertumbuh di dalam kasih bagi-Nya.

Haruskah aku Menyerahkannya?

Ya, engkau harus menyerahkan segalanya bagi-Nya. Mungkin itu baik atau mungkin juga tidak baik. Apakah itu baik atau tidak engkau harus menyerahkan segalanya bagi-Nya. Engkau mungkin memperolehnya kembali atau mungkin tidak memperolehnya kembali. Kadang-kadang ketika engkau memberikan dan merelakan sesuatu, engkau memperolehnya kembali padahal sebenarnya engkau tidak mengharapkannya kembali lagi.
Mungkin Kristus memintamu untuk menyerahkan apa yang ada padamu. Dia menginginkan segala yang ada padamu atau sama sekali dia tidak meminta darimu. Sifat dasar iman adalah memberikan segalanya pada-Nya.  Iman berarti mempercayakan segala sesuatu pada-Nya, dan memberikan segalanya bagi-Nya.
Engkau memberikan hidupmu bagi-Nya. Engkau harus mati bagi-Nya, jika Dia memintanya  darimu. Dia akan memberikan kembali kehidupan bagimu, supaya engkau dapat mengembangkan kehidupanmu bagi-Nya. Engkau menyerahkan segala pengharapanmu pada-Nya. Jika harapanmu tinggi dan mulia, Dia akan mengarahkannya padamu supaya engkau dapat meraih harapanmu tersebut. Engkau menyerahkan segala kemampuanmu bagi-Nya. Ketika segala kemampuan kauberikan bagi-Nya, Dia tidak akan menahannya di sorga, tetapi Dia akan memberikannya kembali kepdamu, dan dia akan menuntun serta menolongmu menggunakan segala kemampuanmu untuk hal-hal yang berguna.

Kemungkinan-kemungkinan Masa Muda

Sebagai orang Kristen engkau harus menyerahkan segalanya bagi-Nya. Engkau harus menyerahkan ayah dan bundamu bagi-Nya; Dia tidak akan mengambil mereka ke sorga dengan segera, melainkan Dia mengembalikan mereka padamu. Dia memberikan tugas padamu, yaitu melayani dan membuat hidup mereka bahagia. Engkau menyerahkan teman-temanmu bagi-Nya dan engkau menerima mereka kembali dan engkau diperintahkan-Nya, “Mulai sekarang engkau adalah penjaga sahabat-sahabatmu.

Jangan Menahan dengan Menyianyiakan

Terlalu sering para pengikut Kristus secara bersama-sama menahan semua usaha mulia dengan menyia-nyiakannya. Beberapa orang memahami dengan baik, dengan mengatakan: menjadi seorang Kristen harus berhenti menonton, bermain kartu, merokok, berdansa/disco, dan kesenangan-kesenangan lainnya. Tentu engkau harus menghentikan dan melepaskan semua itu. Engkau menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya yang memeberi segala kepunyaan-Nya kepadamu.
Tidak seorangpun dapat memberitahukan kepadamu apa yang akan kau peroleh kembali. Hanya Kristus melalui firman-Nya dan oleh Roh Kudus-Nya, yang dapat memberitahukan kepadamu. Jika engkau membaca firman-Nya dengan berdoa, dan dengan satu keinginan melalui segala cara, meskipun dengan harga yang mahal, engkau akan tahu. Dalam segala hal, pendetamu pun tidak dapat memberitahumu, apa yang boleh engkau lakukan dan yang tidak boleh kaulakukan. Engkau bebas menentukan bagi dirimu sendiri. Hanya Kristus sendiri yang harus menentukan apa yang akan engkau miliki kembali. Engkau bebas di dalam-Nya, tetapi engaku tidak bebas dari-Nya.
Akan sangat menyenangkan jika engkau dapat menjawab pertanyaan inti dengan bertanya pada orang lain, “Sekarang, saya adalah seorang Kristen, bolehkah saya berdansa, bolehkah saya menonton bioskop, bolehkah saya bermain kartu?
Gerejamu tidak menentukan keyakinanmu dalam menyelesaikan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu bagimu. Itu adalah urusanmu untuk menyelesaikan dan menjawabnya bagi dirimu sendiri di hadapan JHWH Allah. Gereja dan orang Kristen boleh menasihati dan menolongmu, tetapi mereka tidak dapat memutuskannya untukmu. Di lain sisi, gereja harus menerima dan menghargai pendapat dan keputusan yang akhirnya engkau ambil.
Suatu ketika Petrus membiarkan orang berpikir dan membuat sejumlah perbedaan (kriteria) jenis daging, mana yang dapat dimakan anak-anak JHWH Allah. Hal ini membuat Paulus marah (Gal. 2: 11-14 ; 1 Kor. 8). Paulus tidak setuju sebab Petrus dan beberapa orang Kristen lainnya menghilangkan jati diri mereka sendiri dalam kesiasiaan. Paulus berpikir bahwa dalam beberapa hal setiap orang Kristen memiliki hak dan kewajiban untuk memutuskan bagi dirinya sendiri, dan harus saling menghargai (respect) hak setiap orang Kristen untuk melakukan hal yang sama. Ada hal lain yang lebih penting dari semua itu, yaitu:  ada sebuah dunia yang harus dimenangkan bagi Kristus, ada kemuliaan Kerajaan Sorga yang harus diberitakan.

Satu hal yang Harus Engkau Jaga

Hanya ada satu yang tidak boleh engkau serahkan, yaitu Kristus Yesus. Engkau harus senantiasa menjaga dan mempertahankan-Nya dalam hidupmu. Tidak ada kuasa di dunia yang sangat luas ini yang dapat memisahkan-Nya darimu yang bertentangan dengan hati nuranimu. Engkau diyakinkan oleh Paulus bahwa kematian juga tidak-, atau kehidupan tidak-, atau malaikat-malaikat tidak-, atau kerajaan tidak-, atau hal-hal sekarang tidak-, atau hal-hal yang akan datang tidak-, atau kuasa-kuasa tidak-, atau ketinggian tidak-, atau kedalaman tidak-, atau ciptaan lainnya tidak-, akan dapat memisahkanmu dari-Nya (Rm. 8: 35 – 38). Engkau dapat menghitung segala hal yang hilang darimu sebagai hal yang tidak berarti, jika engkau hanya memiliki Kristus.

Diskusi interaktif:

1.       Hal-hal apakah yang sering menjauhkanmu dari Kritus?
2.      Bagaimanakah kamu melawan segala hal yang menjauhkanmu dari Kristus?
3.      Resiko apakah yang mungkin kamu terima ketika lebih memilih Tuhan Yesus dari pada hal-hal lain yang mungkin juga sngat penting dan berharga bagimu?
   
           























































17.  SEPERTI APAKAH DOSA?
Ada orang yang berkata tidak ada yang disebut dengan dosa. Yang lain menyetujui bahwa semua dosa adalah benar, khususnya dosa terhadap tetangga atau musuh-musuh mereka. Memahami  secara mendalam keberdosaan kita adalah sulit. Hanya melalui Roh Kudus seseorang dapat memahami dan menyadari keberdosaannya. Adalah sesuatu yang biasa bagi seseorang untuk menganggap dirinya tidak jahat (berdosa). Dengan memelihara dan tetap diperintah oleh Roh Allah melalui Alkitab, menjadi pegangan bagi seseorang untuk menjaga dirinya sendiri supaya tidak menjadi seorang yang malang, hilang, dan pendosa   yang terkutuk.
Dosa Seperti Penyakit
Dosa bukan hanya sesuatu yang engkau lakukan. Dosa adalah sesuatu yang ada dalam dirimu. Engkau sakit, apakah engkau mengetahuinya atau tidak. Dosa bukan hanya seperti penyakit kulit. Dosa lebih dalam dari itu. Dosa ada dalam aliran darah jiwamu. Dan dosa adalah penyakit menular, menyebar dari orang tua  kepada anaknya. Engkau memiliki dosa ketika engkau dilahirkan. Setiap orang memiliki dosa, sebab orang tua kita yang pertama, Adam dan Hawa, memilikinya (telah berdosa). Seperti penyakit cacar, dosa merasuk ke dalam pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatan jahat. Dan seperti penyakit cacar, dosa tidak dapat diobati dengan mengoleskan obat salap (penawar) pada bagian luar badan yang dilukai. Pengobatan harus mencapai sumber terdalam sebagai penyebab infeksi. Sebagai penyakit, dosa meraih keinginan manusia itu sendiri. Sejak itu diraih, cacar baru akan tampak pada kulit dan saat engkau melihatnya pengobatan harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang pertama diserang. Banyak dokter berpikir mereka dapat mengobatinya; tetapi hanya ada seorang Dokter Spesialis yang dapat mengobati. Dia adalah Dokter Agung (Mahatabib), Jesus Kristus. Dia melakukan penyembuhan pada hati manusia, membuang hati yang penuh dosa, dan menggantinya dengan hati yang baru, hati yang bersih.
Dosa adalah Ketidakpercayaan
Dosa menghasilkan rasa muak dari jiwa yang disebut dengan ketidakpercayaan. Seorang manusia berdosa tidak dapat percaya kepada Allah; dia tidak dapat percaya pada-Nya atau datang kepada-Nya. Dia tidak memiliki keyakinan kepada Allah, sebab dengan pemahamannya yang gelap, dia tidak dapat menerima: Allah adalah kasih. Dia juga mengabaikan-Nya, mengabaikan-Nya dalam perjalanannya, atau menjauh dari-Nya. Seorang manusia berdosa tidak mengharapkan Allah, seperti seorang anak berharap pada ayahnya. Dia bersembunyi dari Allah, seperti seorang anak bersembunyi dari orang asing atau dari musuh. Pikirannya dipenuhi dengan keragu-raguan dan ketakutan. Dengan gelisah, dia berkeluyuran, tidak menemukan sesuatu yang dengan yakin dapat dipercaya, dia tidak dapat mempercayai sesuatu dengan yakin. Tanpa kesederhanaan seperti anak kecil yang percaya pada rumah Bapa-nya, dimana hanya Dia sendiri yang dapat memberi kenyamanan, maka dia akan melewati masa hidupnya di dunia ini tanpa damai sejahtera.
Dosa adalah Pemberontakan
Allah memiliki satu rencana dalam hidupmu. Dia menciptakanmu untuk menjadi anak-Nya, melakukan kehendak-Nya di bumi ini, dan hidup bersama-Nya di sorga untuk selamanya. Tetapi iblis juga memiliki rencana dalam hidupmu. Dia menginginkanmu menjadi anaknya, melakukan kehendaknya, dan hidup bersamanya untuk selamanya. Kemanapun engkau pergi selalu bertentangan dengan rencana Allah, dan berada di sisi si iblis, kemudian engkau berdosa. Dan dosamu adalah pemberontakanmu. Engkau tidak mematuhi Rajamu, dan melakukan pengkhianatan. Berulangkali dosa Israel kuno berupa bangkitnya umat Israel  melawan peraturan Allah yang benar dan mengikuti jalan-jalan mereka yang penuh dengan kejahatan.
Manusia ingin menjadi Allah. Dia ingin mengatur dirinya sendiri. Dia menjadi sombong, dan seperti Hawa, berpikir bahwa dia mengetahui lebih baik dari Allah tentang apa yang baik baginya. Allah berbisik padanya dalam pengetahuan dan juga melalui penyataan Firman, tetapi manusia pergi tanpa peduli untuk merencanakan kehidupannya sendiri secara bebas. Bukan hanya para raja, tetapi semua manusia, sepakat melawan Allah, dan mengganti kedaulatan-Nya dengan kedaulatan diri mereka sendiri. Tetapi dalam pemberontakannya, manusia tidak pernah mampu menggulingkan Allah; manusia hanya berhasil menggulingkan dirinya sendiri. Bagaikan manusia yang menendang batu, dimana dia hanya menyakiti jari kakinya sendiri, engkau hanya menyakiti dirimu sendiri dengan memberontak kepada Allah. Meskipun setiap manusia di dunia tetap memberontak kepada-Nya, Allah akan tetap sebagai Raja dari segala raja, dan Tu(h)an dari segala tuan.
Dosa adalah Maut
Orang berdosa membutuhkan kelahiran baru, sebab dosa adalah maut. Dosa membawa kematian temporal bagi semua manusia; tubuhnya harus mati, apakah itu terjadi pada masa kanak-kanak atau pada masa tua. Dosa membawa kematian spiritual; dosa membunuh segala kekudusan, dan meninggalkan manusia mati dalam kejahatan. Dosa membawa kematian kekal; karena jiwa yang tetap mati secara spiritual, - tanpa diselamatkan oleh anugerah Tuhan masuk ke dalam kehidupan yang kekal, - hidup selamanya terpisah dari kehidupan Tuhan. Alkitab memberitakan bahwa manusia sakit (menderita) dalam dosa; manusia pergi jauh dan berkata bahwa manusia mati dalam dosa. Manusia yang sakit memiliki kehidupan yang tinggal dalam dirinya, tidak masalah betapa sakitnya (menderitanya) dia karena penyakitnya. Tetapi dalam manusia yang mati, seluruh kehidupan berlalu. Ketika Alkitab memberitakan bahwa kita mati dalam dosa, itu berarti bahwa tidak ada yang mengikuti jejak kehidupan Allah di dalam diri kita. Mengatakan pada seorang pendosa bahwa dia mencoba menjadi seperti Allah tak lebih dari kebodohan belaka. Seperti seseorang yang mengatakan yang baik kepada Lazarus dalam kubur, “Lazarus, berusahalah supaya engkau dapat untuk hidup.” Tetapi Lazarus telah mati. Dia menjadi hidup kembali karena Yesus memberinya kembali kehidupan. Kristus memberi baginya kelahiran lain, sebuah permulaan baru. Karena dosa adalah jiwa maut, jiwa harus diberi anugerah kehidupan melalui kelahiran baru yang dimulai dengan tumbuh dalam gambar Allah kembali.
Banyak orang tidak percaya bahwa dosa meliputi segalanya. Paling sedikit, mereka mencoba mempercayainya. Tetapi dalam setiap diri manusia, sejahat apa pun dia, ada satu perasaan bersalah ketika dia melakukan kesalahan. Dan meskipun ketika dia tidak melakukan sesuatu hal yang salah, dalam dirinya ada ketidaknyamanan dan  rasa takut yang tidak dapat dijelaskannya. Dia tidak suka berhadapan dengan Allah yang melihatnya dari tempat tersembunyi dan yang dapat membaca pikiran-pikirannya meskipun tersebunyi tersebunyi dalam hatinya.
Yang lain berpikir bahwa dosa adalah hanya yang salah yang biasa engkau lakukan. Mereka mengatakan bahwa pikiran-pikiran tidak penuh dengan dosa, jika engkau tidak melakukan apa yang engkau pikirkan. Tetapi Kristus berkata bahwa seseorang yang membenci orang lain adalah seorang pembunuh meskipun dia tidak melakukan pembunuhan, dan bahwa seseorang yang mengingini orang lain adalah seorang pezinah meskipun dia tidak benar-benar melakukan perzinahan. Bagi Allah pikiran yang jahat adalah dosa.  
Tetapi lebih dalam dari tindakan-tindakan atau pikiran-pikiran adalah keinginan jahat, hati yang penuh dosa cenderung mengarah pada yang jahat, dan sebaliknya, hati yang cenderung tidak penuh dosa adalah yang baik. Meskipun manusia dapat mengendalikan tindakan-tindakan dan pikiran-pikirannya, dan tentu dia tidak dapat melakukan itu, dia akan tetap berdosa karena akar dosa begitu dalam tertanam dalam diri manusia. Itu sebabnya untuk mengobati dosanya manusia harus menjadi sempurna.              

















19. MENGAPA ALLAH MENGASIHIKU?

Kasih Allah sedalam lautan, setinggi langit, dan sejauh bintang-bintang. Anak-anak Allah senantiasa mengimani bahwa: “... jika saya menaungi pagi hari, dan mendiami seluruh lautan; di sana pun tangan-Mu menuntunku, dan tangan kanan-Mu memegangku.” Dia tak henti-hentinya menatap karena kasih-Nya yang besar.

Bukan Karena Dia membutuhkanku

Allah telah memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan-Nya. Dia penuh kecukupan dalam diri-Nya. Kebanyakan orang membutuhkan person yang mereka kasihi. Seseorang mengasihi sahabatnya karena dia sendiri membutuhkan kasih sahabatnya. Hidup akan menjadi hampa tanpa sahabat-sahabat. Seorang pencinta mengasihi kekasihnya, dan merasa bahwa lebih dari segala sesuatu dalam hidupnya dia membutuhkan balasan kasih dari yang dikasihinya untuk membuatnya bahagia. Kasih ayah pun menunjukkan bahwa ayah membutuhkan kasih anak-anaknya untuk memberinya sukacita. Kita dapat meng-atakan bahwa kebanyakan manusia meng-asihi sebab mereka membutuhkan objek dari kasih mereka. Allah tidak demikian Dia dapat berjalan tanpa kita, tetapi kita tidak dapat berjalan tanpa Dia maka Dia mengasihi kita.

Bukan Karena Aku Menarik

Jauh di dalam hatinya tidak ada manusia yang menarik. Dan sejak Allah melihat hati manusia, Dia melihat manusia penuh dosa dan penuh pikiran-pikiran jahat.

Kebanyakan orang mengasihi orang yang elok, dan tertarik pada orang yang menarik. Jika seseorang tampan, menyenangkan, dan baik, biasanya orang tertarik padanya. Mereka menyukainya dan suka menjadi seperti dia. Tetapi jika dia cemberut dan murung, orang-orang biasanya menghindarinya.

Hal seperti di atas bukanlah cara Allah mengasihi. Dia mengasihi yang tidak elok, dan tertarik pada orang yang tidak menarik. Beberapa orang mengatakan Allah melihat kebaikan yang ada dalam diri kita, dan itulah sebabnya Dia mengasihi kita. Ini tidak benar. Sejak kita mati di dalam dosa, secara spiritual dan moral kita jelek, tetapi Allah meng-asihi kita dan datang kepada kita. Dia melihat kejelekan kita dan mengasihi kita.

Bukan Karena Kemampuan-kemampuanku

Seorang guru memiliki murid laki-laki berusia sepuluh tahun namanya Johnny. Johnny adalah anak yang paling nakal di sekolah, dan dia tidak pernah mempelajari pelajarannya. Tetapi guru itu yakin bahwa Johnny mempunyai banyak kemampuan. Maka guru baik kepadanya, dan dengan caranya guru menolong Johnny, dan sangat sabar padanya. Guru berharap Johnny akan kembali baik. Setelah dua tahun, Johnny tidak lebih baik. Kenyataannya, dia tumbuh lebih bodoh dan lebih malas dari sebelumnya. Akhirnya guru kehilangan kesabaran dan menganggap itu sebagai satu pekerjaan yang buruk.

Allah adalah Guru Agung dan baik, tetapi dia tidak kehilangan kesabaran. Dia sabar dan anugerah-Nya tetap selamanya.  Memang manusia memiliki banyak kemampuan; dia diciptakan segambar dengan Allah. Tetapi jika Allah harus mengasihi manusia karena kemampuan-kemampuannya, Allah harus berhenti mengasihi sepanjang masa. Engkau melihat, manuisa tidak kembali ke arah yang lebih baik. Setelah Dua ribu tahun sejak Injil ada, manusia masih berperang, mencuri dari tetangga-tetangganya, dan berdusta terhadap sesamanya. Kadang-kadang sepertinya dia bertumbuh lebih buruk  daripada lebih baik. Tetapi Allah masih mengasihinya, Allah bukan mengasihinya karena keutamaannya dan bukan karena kemampuan-kemampunnya yang besar.

Dia mengasihiku karena Dia harus Mengasihiku

Sifat Allah adalah mengasihi. Dia dapat menolong penuh kasih. Meskipun semua manusia menjauh dari-Nya, Dia masih tetap mengasihi mereka. Dia mengasihi Israel ketika mereka memuji allah-allah lain. Dia mengasih Daud ketika dia berdosa pada Uria; Dia mengashi Yunus ketika dia lari dari Tarsus; Dia mengasihi Adam dan Hawa ketika mereka makan buah larangan. Dia mengasihi Yudas yang menghianati-Nya; dan Petrus yang menyangkal-Nya, dan orang yang kejam yang menyalibkan-Nya. Dia tidak pernah berhenti mengasihi siapapun, dia tidak pernah berhenti mengasihimu. Dia harus mengasihi.

Dia Mengasihi semua Manusia Sepanjang Masa    

Tidak ada kasih seperti kasih Allah yang tidak memihak. Seperti matahari dan hujan, Dia mengasihi orang yang baik dan yang jahat, yang jujur dan yang tidak jujur. Manusia boleh menutup jiwanya dan menghindar dari terang kasih Allah yang masuk ke dalam dirinya, tetapi hal itu tidak menghentikan terang kasih-Nya dari kelimpahan-Nya sendiri atas manusia. Kasih Allah seperti air sungai yang besar, mengalir terus-menerus dari abad ke abad, meskipun manusia berlayar di air tersebut atau tidak berlayar, walaupun manusia meminumnya atau tidak, walaupun manusia berpikir memanfaatkan tenaganya atau tidak. Allah tidak memilki kesayangan (favorites). Ketika Dia memilih bangsa Israel sebagai “bangsa pilihan” Dia tidak mengasihi mereka lebih daripada bangsa-bangsa asing. Dia semata-mata hanya menempatkan mereka pada rencana-Nya supaya semua manusia mengenal kasih-Nya. Juga Dia bukan lebih mengasihi manusia di dalam bangku gereja daripada orang yang di dalam penjara. Dia mati untuk semua. Untuk setiap manusia Dia membayar harga yang sama mahal melalui hidup-Nya di kayu salib.

Setiap hari kita harus diperbaharui di dalam gambar Allah. Itu artinya kita secara terus menerus harus bertumbuh menjadi seperti Allah. Dan jika kita seperti Allah, kita harus mengasihi seperti Allah.

























20. PEKERJA ALLAH

“Kita berkewajiban untuk berterimaksih, memuji, melayani, dan mematuhi-Nya”

Orang Kristen kerja untuk Tuhan. Dia boleh membagi-bagi koran kepada tetangga dengan berlari, menjaga anak orang setelah pulang sekolah, atau mempunyai rupa-rupa pekerjaan lain, tetapi pekerjaan dasarnya adalah bekerja untuk Tuhan.  Itulah sebabnya mengapa Allah menciptakan manusia dan menempatkannya di dunia; itulah sebabnya mengapa Kristus menebusnya dan mempekerjakannya kembali.

Beberapa orang berpikir bahwa hanya para pelayan, para misionaris, para diakon, dan pekerja full time gereja yang dipekerjakan Allah. Setiap orang Kristen dipekerjakan di Kerajaan Sorga, dan setiap kerja dengan Allah adalah pekerjaan yang full time. Tidak ada tempat yang part time dalam ladang-Nya. Orang Kristen tidak bekerja untuk dirinya sendiri dalam enam hari seminggu, dan tidak menghabiskan beberapa jam bekerja untuk Allah pada Minggu pagi.

Kapankah Engkau Bekerja.

Ketika engkau menjadi anak Allah, engkau dimasukkan pada daftar upahan Allah. Hal ini terjadi padamu ketika engkau dibaptis, sejak saat itu, sebagaimana engkau bertumbuh, engkau harus memainkan peran yang dikehendaki, engkau harus mematuhi orangtuamu sebagaimana Allah menginginkan engkau mematuhi, engkau harus baik kepada saudara-saudaramu dan teman-temanmu sebagimana Allah mengatakan engkau harus baik. Pun sebelum engkau berbicara atau berjalan, engkau adalah seorang pekerja Allah.

Apakah Allah melatih pekerja-pekerjanya?

Roh kudus adalah pelatih (traniner) di bumi. Melalui firman dan sakramen, Dia menginstruksikan dan mendemonstrasikan bagaimana berpikir dan bekerja. Tetapi Dia melatihmu ketika engkau bekerja, di mana pekerjaan itu tidak selalu sama dengan pekerjaan orang lain. Sebelum seorang dokter pergi bekerja sebagai seorang dokter ia harus memiliki sedikitnya 19 tahun di sekolah. Tetapi ketika engkau pergi bekerja untuk Allah, engkau memulai pekerjaanmu dan sekolahmu pada hari yang sama. Engkau tidak menunggu hingga setelah tamat baru engkau bekerja. Kenyataannya engkau tidak menamatkan segalanya hingga hari kematian, sebelum engkau dinaikkan ke dalam kehidupan sorgawi dengan Allah.

Dimanakah Engkau Dipekerjakan?

Ketika Kristus di bumi, Dia sering meng-hubungkan kerajaan Allah dengan sebuah kebun anggur, sebuah kebun di mana buah bertumbuh. Dia tidak pernah berpikir kebun yang teristimewa ada di bagian tertentu di mana engkau kebetulan bekerja. Hal yang penting adalah engkau bekerja dalam pekerjaan Allah.

Anak laki-laki kadang-kadang sangat kesulitan memilih jenis pekerjaan yang akan diambil: mengajar, insinyur, medis, hukum, pertanian, bisnis. Anak perempuan juga, apakah mereka harus belajar musik, perawat, stenografi. Adalah baik bagi anak muda untuk menentukan apakah dia dapat melakukan yang terbaik dengan talenta yang diberikan Allah padanya. Tetapi Allah tidak begitu concern tentang pekerjaan apa di ladang anggur-Nya yang harus kau pilih. Bagaimanapun juga seseorang dapat melayani Allah dalam beberapa panggilan yang mulia. Allah paling concern bahwa engkau melayani-Nya, apakah sebagai seorang pebisnis, atau seorang petani, atau sebagai seorang dokter, atau sebagai seorang guru, atau sebagai seorang perawat.

Juga tidak penting apakah engkau ada dalam sebuah kota besar atau kota kecil, apakah engkau menjadi orang terkenal atau orang yang tidak menarik perhatian. Banyak orang yang telah hidup di mana seluruh kehidupannya ada dalam sebuah kota kecil, dan tidak pernah menjadi terkenal atau kaya, tetapi kemungkinan dia telah melakukan banyak pekerjaan untuk Allah daripada para senator atau milioner.

Dapatkah Orang Sakit Bekerja ?

Beberapa orang berbaring di tempat tidur bertahun-tahun. Mereka tidak dapat gaji, mereka sering berpikir bahwa mereka adalah beban. Tetapi mereka dapat melakukan ba-nyak pekerjaan untuk Tuhan daripada mereka yang sehat. Dengan kesabaran, rasa syukur, kebaikan dan nasihat mereka,  setiap hari mereka boleh membawa kemuliaan kerajaan Allah dekat dengan orang yang mereka kenal. Dengan doanya, mereka dapat melakukan banyak hal bagi Allah daripada banyak orang pekerja keras yang melupakan kuasa doa.

Dapatkah Engkau Bekerja dengan Uang?

Ada seorang yang bergaji $200 setiap bulan. Dia berkata pada dirinya: “Dengan yakin aku tidak membutuhkan lebih dari $100 sebulan untuk diriku sendiri.  Yang $100 lagi akan kuberikan untuk pekerjaan Allah.” Setiap tahun dia memberikan sedikitnya $1,200 untuk pekerjaan gereja, kepada orang miskin, dan yang membutuhkan. Ini hampir cukup membayar seorang pekerja pelayan di antara orang miskin yang tidak dapat membayar seorang pendeta.

Adakah Gereja Melakukan suatu Pekerjaan Khusus?

Gereja adalah lembaga Allah yang istimewa di bumi. Kepada gereja Dia telah memberikan firman dan sakramen-Nya. Di sana anak-anak dibawa kepada-Nya dalam baptisan, ada pemuda diinstruksikan di dalam kebenaran-Nya, ada pengantin yang berjanji setia dalam pernikahan mereka, ada yang muda dan tua datang untuk memohon tuntunan, penghiburan, dan penguatan. Allah memiliki kepedulian yang istimewa bagi jemaat-Nya. Oleh karena itu pekerjaan yang kita lakukan di gereja memiliki keistimewaan yang sangat penting dan memberikan berkat yang teristimewa. Setiap anak Allah harus dengan sukacita dan dengan penuh syukur melakukan tugas apapun yang diminta gerejanya untuk dilakukannya. Kita harus yakin Allah meminta hal demikian.

Kapankah Pekerjaanmu berakhir?

Hanya Allah yang tahu kapan engkau akan berhenti. Beberapa orang diberi delapan puluh tahun lebih bekerja. Yang lain dipanggil pulang ketika mereka berusia empatbelas atau limabelas tahun, atau sebelum usia tersebut. Pekerjaanmu untuk Allah di bumi dilakukan hanya ketika hidup. Ketika engkau tidak tahu berapa lama engkau hidup, engkau harus tidak menyia-nyiakan hari-harimu. Engkau harus hidup setiap hari seolah-olah hari tersebut adalah akhir  perjalanan hidupmu.

Apakah Bayaranmu?

Orang Kristen tidak bekerja untuk upah. Seperti seorang anak melakukan sesuatu untuk ibunya karena ia mengasihi ibunya, demikianlah anak Allah melakukan sesuatu untuk Bapanya di sorga karena dia mengasihi-Nya. Tetapi ada sebuah berkat, berkat yang melimpah. Dalam hatinya yang tersembunyi, orang Kristen tahu bahwa sukacita hidup yang nyata datang dari bekerja untuk Tuhan. Itulah upah yang memuaskan. Tetapi dia memiliki janji tambahan, yaitu ketika pekerjaannya berakhir, dia akan menghadap Pelayan Agung di sorga. Berkat hidup kekal bersama Allah, adalah pengharapan yang dipegangnya, tidak masalah berapa lama hari-harinya atau betapa berat tugasnya.  Ketika hari itu tiba, dia akan mengerti lebih baik daripada sekarang, yaitu ini bukanlah bayaran atas semua gaji yang diperolehnya, melainkan semua itu adalah anugerah yang telah diberikan kepadanya sejak semula.  









21. RAJA YANG MENDERITA

“…Yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria…”

Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Allah datang dan hidup di dunia. Selama 33 tahun Dia tinggal bersama dengan manusia. Banyak manusia yang melihat dan berbicara dengan-Nya, tetapi hanya sedikit orang yang benar-benar percaya bahwa Dia adalah Allah. Dia adalah Raja dari segala raja, tetapi kebanyakan orang tidak berpikir bahwa Dia seorang Raja. Dia menjadi seorang manusia yang menderita sehingga sulit untuk melihat bahwa Dia adalah Allah. Tetapi beberapa orang melihat dengan mata iman dan mereka mengetahui bahwa Dia adalah Allah.

Dia Kelihatan seperti Seorang Raja

Jika Yesus menginginkan: Dia dapat datang ke dunia ini dengan kemegahan yang besar dan dalam parade yang sangat besar. Dia dapat mempunyai berjuta-juta malaikat pengawal; dia dapat mempunyai suara sangkakala dari beribu-ribu gemuruh petir; Dia dapat menguncang bumi dengan beratus-ratus gempa. Dia dapat membawa dunia ini ke dalam ketakutan dan kegemetaran, dan tak membiarkan seorang pun tinggal di antara bangsa-bangsa sehingga tidak ada yang lain selain Allah, Raja dari segal raja. Kenyataannya Dia datang ke sebuah kandang, lahir ke dalam rumah tukang kayu yang sederhana.

Manusia akan Takut pada-Nya

Jika Dia datang dalam kekuasaa-Nya yang besar, semua manusia pasti ketakutan pada-Nya. Tidak akan ada raja yang datang menunjukkan ketidakhormatannya pada-Nya. Tidak akan ada tentara yang akan mengangkat pedang melawan malaikat-malaikat pelayan-Nya. Semua manusia akan takut dan gemetar di hadapan-Nya. Dalam ketakutan pada-Nya akan membuat semua manusia mematuhi setiap keinginan-Nya.

Tetapi Manusia Tidak Belajar Untuk Mengasihi-Nya

Allah tidak menginginkan manusia takut pada-Nya; Allah menginginkan mereka mengasihi-Nya. Dia lebih menginginkan memiliki satu orang yang mengasihi-Nya daripada memiliki berjuta-juta manusia yang takut pada-Nya. Maka Dia datang ke dunia mencari seperti yang satu orang tersebut. Dia tahu bahwa kebanyakan orang tidak akan memahami-Nya dan berkata bahwa Dia bukanlah Raja. Dia tahu bahwa pada akhirnya mereka akan menyalibkan-Nya. Dia mengambil semua resiko dengan pengharapan bahwa orang-orang akan belajar mengasihi-Nya. Dan Dia mengetahui bahwa mereka tidak akan mengasihi-Nya jika mereka tidak mengenal-Nya. Dan dia tahu bahwa mereka tidak akan pernah benar-benar mengenal-Nya dan mengenal kasih-Nya jika mereka takut terhadap kemuliaan yang dahsyat dari kuasa kerajaan-Nya. Dia yang adalah Raja dari segalanya telah datang mencari yang mau menjadi seorang pelayan bagi sesamanya.

Atau Dia tidak akan Mati bagi Mereka

Allah tidak akan mati, sebelum Dia menjadi manusia. Dia telah datang ke dunia untuk mati bagi manusia, supaya dosa-dosa mereka dapat diampuni. Dia datang bukan hanya untuk menyatakan Allah; Dia datang juga untuk membayar sebuah harga atas dosa-dosa manusia. Untuk melakukan itu Dia, menjadi Diri-Nya sendiri, menjadi seorang anak manusia. Kita tidak dapat memahami kebenaran yang agung ini dengan mengandalkan pemahaman kita sendiri; kita dapat memahaminya dengan iman kita seperti suatu rahasia yang besar diungkapkan. Dia menjadi manusia bukan hanya untuk mengajar kita tentang Diri-Nya sendiri; Dia menjadi manusia untuk menyelamatkan kita dan membawa kita kembali kepada Diri-Nya sendiri.

Pun Setelah Kebangkitan Kristus

Pada hari Jumat Dia disalibkan. Kebanyakan orang, mungkin juga semua orang, percaya bahwa itulah akhir dari segalanya. Tetapi pada hari Minggu pagi Dia bangkit dari mati. Para pegikut-Nya pun tidak menduga hal tersebut. Dia telah mengatakan pada mereka bahwa hal itu akan terjadi, tetapi mereka tidak mendengarkannya. Dan ketika hal itu terjadi, Murid-murid-Nya terkejut bagaimana itu bisa terjadi. Dia telah mati pada hari Jumat, itu yang mereka tahu. Pada hari Minggu Dia menampakkan diri kembali pada mereka, sehingga mereka tahu. Mereka menyentuh-Nya, mereka mendengar-Nya berbicara, mereka melihat-Nya makan. Tetapi pikiran mereka sedang melayang-layang. Pada suatu hari awan-awan turun dan Jesus naik ke awan-awan itu. Kemudian mereka tidak melihat-Nya lagi. Mereka masih tetap heran. Mereka berkumpul bersama, kira-kira 120 orang, di suatu ruang atas di Jerusalem. Kemudian Pentakosta datang. Mereka sedang duduk bersama-sama, kemudian tiba-tiba mereka mendengar suatu suara seperti hembusan angin yang kencang. Lidah-lidah api turun di atas setiap kepala mereka. Mereka menerima Roh Kudus!

Kemudian mereka tahu! Segala hal yang aneh yang telah terjadi dalam tiga tahun yang lalu tiba-tiba menjadi jelas. Sekarang, akhirnya, mereka yakin bahwa Jesus adalah Allah! Mereka percaya bahwa Dia mampu menyembuhkan orang sakit, mengasihi orang miskin, mengampuni orang-orang yang yang menyalibkan-Nya, dan bangkit dari kematian karena Dia adalah Allah. Sekarang mereka mengerti bahwa Dia telah mati, bukan karena manusia telah menyalibkan-Nya, tetapi karena Dia Sendiri menginginkan mati untuk dosa-dosa mereka. Semua itu dapat dimengerti karena Roh Kudus memampukan mereka.

Setelah Dua Ribu Tahun Lebih

Empat ratus sembilan puluh tujuh tahun yang lalu Martin Luther menuliskan: “Aku percaya bahwa Aku tidak dapat percaya kepada Yesus Kristus, Tuhanku, atau datang pada-Nya dengan pikiran dan kekuatanku sendiri, tetapi Roh Kudus telah memanggilku melalui Injil, menerangiku dengan karunia-karunia-Nya….” Para murid yang hidup bersama Yesus di bumi tidak akan tahu bahwa Yesus adalah Allah, jika Roh Kudus tidak menyatakan-Nya pada mereka. Bagi Luther hal itu jelas bahwa dia tidak akan tahu, jika Roh Kudus tidak mengatakan padanya.Dan apa yang benar bagi para murid pada 2000 tahun lebih yang lalu dan bagi Luther 497 tahun yang lalu, adalah benar bagimu dan bagiku sampai hari ini. Jika kita benar-benar mengaku Yesus, tukang kayu, sebagai Raja dari segala raja, dan Tuhan dari segala tuhan, itu bukanlah karena hal itu masuk akal (karena hal itu adalah kebodohan bagi pikiran manusia), tetapi karena Roh Kudus yang sama telah memampukan kita untuk mempercayai Kristus dan datang pada-Nya. Melalui Sakramen dan melalui Firman, Roh Kudus membuka hati dan pikiran kita untuk bersaksi bahwa, “Jesus Kristus, - benar-benar Allah, yang turun dari Bapa, dari kekekalan, dan juga benar-benar manusia, yang lahir dari perawan Maria, - adalah Tuhan.”
           
22. ISTILAH-ISTILAH YANG PENTING
“Yang telah menebusku,
seorang yang telah hilang dan dikutuk Pencipta…”

Ada beberapa istilah penting yang harus diketahui oleh setiap anak Tuhan. Tentu seseorang bisa menjadi anak Tuhan tanpa mengetahui istilah-istilah tersebut. Tetapi dia harus siap memberi alasan dan mampu menjelaskan istilah-istilah tersebut kepada mereka yang tidak percaya. Tiap istilah tentu tidak dapat dijelaskan secara lengkap jika dibandingkan dengan rahasia agung di balik istilah-istilah tersebut, yaitu kasih karunia Allah.

Penebusan (Atonement)
Kata ini biasanya menunjuk pada pengurbanan Allah dalam diri Yesus Kristus, yang memungkinkan manusia hidup kembali bersama-Nya. Akar katanya adalah at-one-ment. Setelah jatuh ke dalam dosa, manusia tidak lagi satu dengan Allah. Dosa memisahkan mereka. Atau Allah dan manusia tidak lagi dapat saling “berjabat tangan.” Manusia tidak ingin “berjabat tangan” dengn Allah; dia takut pada-Nya dan melarikan diri dari-Nya. Atau Allah tidak dapat menghilangkan dosa manusia dengan merebahkan bahunya dan merangkulnya dengan salam yang ramah. Allah harus membayar sesuatu untuk dosa. Pada waktu kegenapannya Allah datang dalam rupa Anak-Nya, menyerahkan kehidupan-Nya untuk menebus (atone) dosa-dosa manusia. Itu sebabnya mengapa salib memberitakan kisah penebusan (atonement), lambang tindakan Allah dalam membayar harga atas penderitaan dan kematian. Hidup dan kematian-Nya menjadi kurban untuk sekali dan bagi semua dosa-dosa manusia.

Perdamaian (Recconciliation)
Kata ini memiliki dua arti. Manusia dan Allah telah menjadi bermusuhan. Kemudian menjadi bershabat kembali. Allah telah diperdamaikan dengan manusia, dan manusia telah diperdamaikan dengan Allah. Kedua makna ini tidak boleh dilupakan. Allah harus diperdamaikan, bukan karena Dia dijengkelkan manusia, tetapi karena dosa adalah pelanggaran atas hukum-Nya dalam alam semesta. Sebagai Pencipta dan Pemberi hukum atas segala eksistensi, Dia tidak akan mengabaikan pemberontakan terhadap Diri-Nya. Banyak hukuman dan harga yang harus dibayar manusia untuk menghilangkan permusuhan tersebut. Manusia telah berdosa terhadap Allah; manusia harus berdamai dengan Allah kembali. Hal ini adil. Tetapi manusia tidak dapat membayar, meskipun dia mampu. Maka Allah menjadi manusia, dan sebagai manusia Dia memperdamaikan  Diri-Nya sendiri dengan anak-anak manusia. Kemudian Allah, dalam rupa manusia, mengasihi dan mati bagi manusia, dan kemudian manusia dengan digerakkan oleh Roh Kudus, berhenti menentang Allah, dan menjadi berdamai dengan-Nya. Maka Allah menjadi berdamai dengan manusia, dan manusia berdamai dengan Allah. Permusuhan mereka berakhir; mereka bersahabat kembali.

Penebusan (Redemption)
Kata ini merupakan istilah dari dunia perbudakan. Menebus berarti membeli kembali. Manusia telah menjual dirinya sendiri kepada dosa. Dia telah menjadi budak setan, budak dunia, dan budak kehendak pemberontakannya. Sebagai seorang budak, dia tidak memiliki sesuatu pun untuk membeli. Kebebasannya telah hilang, dan dia sendiri tidak dapat memperoleh kembali kebebasannya. Sekali ia bebas (lepas) dari Allah, maka seketika dia terikat dalam dosa. Jika dia ingin bebas dari perbudakan dosa, maka seseorang dari luar harus datang dan membebaskannya. Dan Seorang telah datang. Allah sendiri datang. Dia datang dalam diri Yesus Kristus. Dia membayar dengan harga yang dapat membeli kembali manusia, bukan dengan perak atau emas, tetapi dengan Hidup-Nya yang tak bercacat, dan dengan kematian-Nya di kayu salib. Dia menyerahkan dirinya untuk menebus manusia.

Pembenaran (Justification)
Istilah ini merupakan istilah dari dunia pengadilan. Pengadilan itu adalah pengadilan yang kekal, dan Hakimnya adalah Bapa Sorgawi kita. Suatu hari anaknya dibawa ke pengadilan. Tuduhanya adalah bahwa dia adalah seorang pendosa. Hukum dari pengadilan adalah jelas, yaitu: upah dosa adalah kematian. Penghakiman berada di antara dua keinginan yang besar. Sebagai Bapa, Dia ingin mengampuni anak-Nya dan membebaskannya. Sebagai  Bapa, adalah tugasnya untuk menjalankan hukum dengan sungguh-sungguh dan memvonisnya dengan kematian yang kekal. Apa yang akan Dia lakukan? Hati-Nya hancur. Jika Dia mengampuninya, Dia melanggar dan menghancurkan semua hukum. Jika dia mengirimnya ke kematian, hatinya hancur. Maka dia turun dari takhta pe-ngadilan, dan menjatuhkan vonis atas Diri-Nya Sendiri supaya anaknya dapat bebas. Dengan kematian Bapanya, anak itu dinyatakan bebas! Pengadilan tidak lagi menuntutnya, dan di hadapan pengadilan dia tanpa dosa. Bapanya dibuat menjadi berdosa untuk dirinya. Dan dalam catatan pengadilan, dia yang berdosa tidak lagi berdosa atas dirinya. Dia dibenarkan di hadapan pengadilan yang kekal, semua itu karena Bapanya turun ke bumi, dalam diri Kristus, dan mati untuknya. Ketika kita berbicara tentang “iman yang membenarkan” atau “pembenaran karena iman,” kita diperhadapkan pada kenyataan bahwa Allah memberikan kita iman supaya kita dapat menerima pengampunan dan kemerdekaan yang dikerjakan Allah di dalam Kristus yang ditujukan untuk kita. Kata “iman” digunakan secara kontras dengan kata “bekerja” untuk mengingatkan kita bahwa kita bebas dari penghakiman pengadilan yang kekal  sebab Allah bekerja untuk kita, dan bukan karena perbuatan-perbuatan baik kita yang kita utarakan di persidangan. Dengan iman kita memperoleh pembenaran dari pekerjaan-Nya.

Kemenangan Yang Diberikan
Ini berarti suatu kemenangan yang dimenangkan untuk kita  oleh seseorang. Kristus memenangkan suatu kemenangan atas setan. Setan telah mengalahkan kita. Kita terbaring di medan pertempuran kematian, kematian dalam kesalahan dan dosa. Kemudian Allah datang dalam Kristus; dan pada Jumat Agung dan Minggu Paskah 2000 tahun yang lalu Dia memenangkan pertarungan untuk kita. Kemenangan yang tidak akan pernah kita menangkan, sekarang kita terima dari Allah sebagai karunia. Seperti kata Paulus, kita mengaminkan: “Terimakasih kepada Allah yang telah memberikan kita kemenangan di dalam Tuhan kita, Yesus Kristus.”
Kita tidak pernah sepenuhnya memahami hal-hal yang ajaib yang telah dilakukan Allah bagi kita. Hal itu seperti memandang bintang-bintang. Pada malam yang cerah kita dapat melihat kurang lebih 3000 bintang dengan mata telanjang. Para astronom mengatakan bahwa ada berjuta-juta bintang terbentang jauh di angkasa. Namun demikian bintang-bintang yang kita lihat memberikan suatu dugaan bagi kita betapa banyaknya bintang-bintang bertaburan, tetapi itu hanya suatu dugaan. Demikian juga halnya dengan gambaran kasih Allah. Sekecil apapun kasih Allah yang dapat kita genggam, kita dapat hidup dalam keajaiban yang melimpah yang tidak dapat kita ketahui secara sempurna hingga kita masuk sorga.        
23. KEDATANGAN KRISTUS KEMBALI
“... dari sana akan datang kelak untuk menghakimi
orang yang hidup dan yang mati.”

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu Kristus telah datang untuk pertama kali. Akan ada juga kedatangan-Nya yang kedua kali. Mengenai hal itu, Alkitab telah memberitakannya. Kedatangan-Nya yang kedua akan berbeda jauh dari kedatangan-Nya yang pertama. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Dia datang dalam kerendahan, dan hanya orang beriman yang mengenal-Nya; Pada kedatangan-Nya yang kedua, Dia akan datang dengan kuasa dan kemuliaan yang besar, dan semua orang akan mengenal-Nya. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Dia datang dengan diam-diam ke desa terpencil di Palestina. Kedatangan-Nya yang kedua akan diberitakan dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lainnya.

Tanda-tanda Kedatangan-Nya

Tak seorangpun yang tahu pasti tentang waktu kedatangan-Nya kembali. Itu yang dikatakan Kristus dengan jelas ketika Dia berkata: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri” (Mat. 24: 36). Dia telah memberikan kepada kita tanda-tanda atau peringatan-peringatan tentang hari kedatangan-Nya. Ada banyak tanda-tanda yang dapat ditemukan dalam setiap zaman. Studi sejarah gereja akan menunjukkan bahwa dalam setiap zaman, pun pada masa para rasul, anak-anak Allah berpikir bahwa Dia akan datang kapan saja. Perang dan kelaparan dan wabah penyakit diberikan sebagai tanda-tanda, dan dapat ditemukan dalam setiap zaman. Peringatan-peringatan yang lain, seperti tanda-tanda pada matahari, bulan, bintang-bintang, gempa bumi, dan erupsi gunung berapi, telah muncul berulang-ulang.
Tanda lainnya adalah munculnya para “anti Kristus.” Manusia telah menemukan “anti Kristus” dalam setiap zaman; Para “anti Kristus itu” dapat dikenal dari sifatnya yang suam-suam kuku di gereja. Kita tidak dapat mengetahui apakah janji “Injil akan diberitakan di selurauh dunia sebagai satu kesaksian atas seluruh bangsa” berarti bahwa setiap pribadi di dunia ini harus mendengar Injil sebelum Dia datang;  atau apakan Injil hanya akan diberitakan secara umum atas seluruh dunia. Ada nubuatan-nubuatan yang tetap tinggal pada umat Yahudi hingga saat kedatangan-Nya, tetapi nubutan-nubuatan ini tidak pernah jelas dalam pikiran umat Allah.

Satu Hal yang Pasti: Dia Sedang Datang

Kadang-kadang anak-anak Allah menjadi terlalu heboh atas bagaimana dan kapan Dia datang. Adalah cukup bagi orang Kristen untuk mengetahui bahwa kedatangan-Nya adalah pasti. Adalah bukan hanya kebodohan, tetapi sangat berdosa, bagi anak-anak Allah untuk memanfaatkan kontroversi “bagaiman dan kapan” kedatangan-Nya. Ibarat dua orang menunggu seorang teman. Yang satu berkata: “Kupikir dia akan datang pukul 8 tepat.” Yang satu lagi berkata: “Tidak, aku yakin dia akan datang pukul 11 tepat.” Akhirnya mereka mulai berdebat tentang pukul berapa sahabatnya itu datang, dan mereka berdebat hingga mereka menjadi marah dan terpisah satu dengan yang lainnya. Sukacita besar, yang mereka miliki bersama dalam pengharapan dan pengetahuan bersama akan kedatangannya, sekarang menjadi hilang dalam pertikaian atas bagaimana dan kapan sahabat itu datang. Gereja Kristus harus bergandengan bersama-sama dalam pengharapan besar atas kedatangan-Nya,  bukan berpisah karena perdebatan atas kedatangan-Nya kembali.

Berhenti Merindukan adalah Bahaya

Mereka yang tidak pernah menanti kedatangan-Nya, dan mereka yang berdiri pada platform perdebatan tentang bagaimana Dia akan datang kembali, keduanya berada pada bahaya, yaitu kehilangan penglihatan akan kenyataan bahwa Dia akan datang. Gereja-gereja yang tidak lagi menyuarakan keda-tangan-Nya kembali, dan gereja yang terjebak pada perdebatan bodoh tentang bagaimana Dia datang, keduanya akan berjalan menuju ke kematian spiritual. Keduanya telah kehilangan pengharapan. Kerinduan yang mendalam akan kedatangan-Nya, itulah yang harus dimiliki gereja yang benar.

Akhir Dunia

Mayoritas ahli Alkitab percaya bahwa akhir dunia akan datang ketika Kristus datang. Ada orang Kristen yang percaya bahwa akan ada satu masa (1000 tahun atau sering disebut milenium) saat di mana Kristus secara nyata akan memerintah bumi ini. Pemikiran dasar umat Kristen percaya bahwa bumi ini akan berakhir pada saat kedatangan Kristus. Konfessi (Pengakuan Iman) Augsburg, dalam Artikel XVII mengatakan bahwa: “. . . pada penyempurnaan dunia, Kristus akan hadir untuk menghakimi, dan akan membangkitkan semua orang mati, dan akan memberikan kepada orang-orang percaya dan yang terpilih kehidupan yang abadi dan sukacita yang kekal; tetapi bagi yang tidak percaya dan iblis-iblis, Dia akan mengirim mereka ke tempat siksaan yang kekal.”

Apakah Dunia Bertumbuh Lebih Baik?

Dosa akan tetap ada di dunia ini hingga akhir dunia. Di sana tidak akan pernah ada hari di dunia ini tanpa kemelaratan, kejahatan dan perang. Itu berarti bahwa manusia hingga akhir akan tetap memiliki ketamakan, kebencian dan kecurigaan yang terkandung dalam setiap hati mereka. Tuhan telah mengatakan satu perumpamaan tentang gandum dan ilalang, Di mana Dia mengatakan bahwa gandum dan ilalang akan tumbuh bersama-sama hingga masa panen tiba. Dia tidak mengatakan bahwa gandum akan dibersihkan dari ilalang hingga ladang itu bersih. Dengan perumpamaan ini Dia bermaksud mengajar kita untuk tidak mengharapkan satu masa depan dengan kedamaian dan keadilan yang sempurna di dunia ini, tetapi hingga akhir zaman, yang baik dan yang jahat, keadilan dan ketidakadilan, cinta dan kebencian, akan saling berhadapan dan saling bertentangan. Meskipun ada alasan untuk percaya bahwa seperti ada akhir yang berimbang pada peperangan antara keduanya, tetapi peperangan justru semakin sengit.
Kenyataan ini tidak berarti bahwa Injil tidak dapat membuat dunia lebih baik. Di mana orang menerima Kristus, di sana komunitas manusia akan memiliki cinta kasih dan keadilan. Ketika Allah memasuki hati setiap orang, Dia mengerjakan suatu transformasi yang ajaib di dalam diri mereka; dan melalui mereka, juga di dalam hubungan komunitas mereka. Tetapi hingga akhir zaman kuasa jahat akan tetap ada dalam dunia ini.

Kota Kekal Kita

Ada sukacita yang besar karena peperangan yang melelahkan, dan kita dapat  mengambil satu pelajaran, yaitu dunia ini bukanlah rumah yang sebenarnya bagi manusia. Suatu hari peperangan akan diatasi, bukan hanya untukmu, tetapi untuk semua manusia. “Jenderal”-Nya, yang memenangkan peperangan di bukit Golgata pada masa lalu, akan tampil kembali pada akhir zaman untuk mengakhiri peperangan. Senjata-senjata akan tidak berfungsi, dan mereka yang percaya pada kemenangan-Nya akan dikumpulkan bersama di dalam kota yang kekal. Pertikaian dunia akan berakhir, tubuh semua orang yang telah mati akan dibangkitkan, dan di sorga yang penuh sukacita abadi, anak-anak Tuhan tidak lagi mengingat segala penderitaan di dunia ini.

Tugas:
Kerjakanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Bekerjalah sendiri dan jangan meminta bantuan atau menduplikat dari temanmu

1.    Bacalah Matius 24 – 25 ; Markus 13; Lukas 21: 25-38
2.    Sebutkanlah tanda-tanda akhir zaman (kedatangan Kristus kembali) menurut perikop-perikop(soal no. 1) di atas.
3.    Menurut perikop yang saudara baca apa dan bagaimanakah sikap orang yang percaya dan orang yang tidak percaya:
a.    Dalam menanti kedatangan Kristus kembali?
b.    Ketika hari h kedatangan Kristus terjadi? 

24. BAGAIMANAKAH ROH KUDUS MEMANGGIL MANUSIA?
“... Roh Kudus telah memanggilku melalui Injil...”

Tanpa Allah, manusia tetap tertidur. Dia tidur dalam kematian. Dia berjalan dan berbicara, belajar, bermain, memperoleh uang, makan, tetapi dalam semua itu ia tetap tidur secara spiritual. Meskipun manusia hidup sampai 80 tahun, dia akan tetap tertidur jika Allah tidak membangkitkannya, dan jika ia tertidur ketika jantungnya berhenti, dia tertidur dalam kematian yang kekal.

Bagaimanakah Allah membangkitkan Manusia?

Allah telah menetapkan alarm waktu bagi manusia dalam Firman-Nya dan dalam Sakramen.  Ketika manusia datang dalam jangkauan Firman dan Sakramen, alarm berbunyi baginya. Seorang bayi berusia tiga minggu dibangkitkan dalam Sakramen Baptisan. Seorang yang berusia 30 tahun yang tetap tertidur dibangkitkan oleh Firman. Jika seseorang tidak pernah diraih baik oleh Firman maupun Sakramen, dia tetap tertidur kecuali jika Allah dengan cara-Nya sendiri membangkitkannya sebagaimana telah difirmankan-Nya. Tetapi, sejauh kita tahu, Firman dan Sakramen adalah alarm yang biasa, di mana Allah telah menetapkannya untuk membangkitkan manusia. Itulah alasan mengapa kita mengutus para misionaris ke daerah-daerah asing; itulah alasan mengapa kita membawa bayi untuk dibaptis; itulah alasan mengapa kita senantiasa mengajarkan dan memberitakan Firman.

Kadang-kadang Allah Mengguncang Manusia

Banyak orang tidak mendengar alarm, pun ketika berbunyi. Mereka tetap tertidur. Kemudian Allah kadang-kadang mengguncang mereka. Dia mengguncang mereka dengan penyakit, atau dengan kekecewaan, atau dengan kegagalan, atau dengan penderitaan. Kadang-kadang Dia mengguncang mereka dengan hal-hal yang baik. Dia mengijinkan sesuatu benturan terjadi pada mereka. Banyak orang dapat memberitakan padamu bagaimana mereka tidak mau mendengarkan Allah sebelum mereka terbaring di tempat tidur rumah sakit yang sudah berada dalam bahaya kematian. Yang lain dapat memberitahukan kepadamu bahwa itu terjadi ketika mereka bertemu dan mengenal seorang sahabat Kristen yang baik yang harus mereka dengarkan.
Raja David tidak dibangkitkan hingga nabi Nathan datang dengan cerita yang menyedihkan antara orang kaya yang memiliki kawanan domba dengan orang miskin yang hanya memiliki seekor domba. Kosuke Kagawa dari Jepang berkata bahwa dia dibangkitkan ketika seorang misionaris Kristen datang dengan penuh kasih padanya ketika ia menderita karena sakit-penyakit yang parah. Allah mungkin juga menggunakan hal-hal baik atau buruk untuk membangkitkan manusia. Kadang-kadang, perang yang mengakibatkan kehancuran akan menuntun manusia untuk berpikir dan mendengar. Apapun yang digunakan Allah, dalam beberapa peristiwa penting, dapat membuat manusia untuk mendengar alarm dan bangkit ke pertobatan dan iman.

Ketika Manusia Mendengar

Manusia boleh berbalik dan tidur kembali. Banyak manusia yang telah melakukan hal itu. Setiap hari mereka melakukan, tidur mereka menjadi berat, seperti orang mabuk, di mana tak seorang pun yang dapat membangunkan mereka. Ada sesuatu yang disebut “hari karunia” yang artinya bahwa ada saat ketika seseorang dalam keadaan bangkit; dia mungkin duduk  dan menggosok matanya dan menguap. Jika kemudian dia tidak terbaring dan tidur kembali, dia akan diselamatkan. Seperti seorang yang berada dalam ruang pembeku yang dapat mematikan, jika dia membiarkan dirinya tertidur, kemungkinan dia akan mati. Roh Kudus memanggil lebih keras pada beberapa waktu, kemudian pada waktu lain. Seperti masuk ke dalam kereta api, ketika kereta itu berhenti di stasiun, seseorang yang tidak menghiraukan panggilan pada waktu kereta itu datang mungkin akan mati sebelum kereta yang lainnya tiba.

Ketika Seseorang Bangkit

Ketika seseorang bangkit, dia bertobat. Dia mulai merasakan suatu penderitaan yang besar karena dosa. Dia mendengar Firman yang memberitakan satu hukum yang menghukum pendosa yang tidak diampuni. Dia mendengar Firman yang memberitakan Allah yang mengasihinya, lebih dari para ayah atau ibu yang mengasihinya. Dia mendengarkan Firman yang menunjukkan kepadanya betapa sering dia tidak menyenangkan Allah dengan melupakan semua hal tentang-Nya, dan dengan tidak mematuhi kehendak-Nya. Dia mungkin berada dalam ketakutan dan memikirkan hukuman yang kekal yang akan datang padanya sebagai seorang pendosa yang tidak diselamatkan. Tetapi dia juga gemetar dan remuk hati memikirkan kesedihan dan penderitaan bahwa dia telah dikasihi Allah. Dia melihat bahwa  adalah karena dosa-dosanya yang telah mendorong Bapa untuk mengutus Anak tunggal-Nya untuk menderita; Dia melihat adalah karena dosa-dosanya yang membuat Kristus pergi menuju Salib di Golgata dan dia mulai mengerti bahwa setiap hari dia mengisi hati Bapa dan Penyelamat yang dikasihinya dengan penderitaan baru atas kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan dengan kebaikan-kebaikan yang tidak dilakukan. Dia dapat merasakan itu hanya ketika dia dibangkitkan, sehingga dia dapat menyanyikan: “Tak sesuatupun kubawa dalam tanganku, ke salibMu aku berpegang teguh.”  Dia tahu bahwa pembenarannya adalah bukan usahanya, dan jika dia berdiri di hadapan Allah yang kudus, dia harus mampu berdiri dalam satu kebenaran yang bukan miliknya. Hatinya kemudian siap mendengar kabar sukacita dalam Injil.

Menjaga Alarm Tetap Berbunyi

Tidak ada hal yang lebih tragis daripada memiliki alarm yang berhenti berbunyi. Akan datang hari ketika Firman Allah tidak lagi diberitakan, dan Sakramen tidak lagi dilayankan,- hari itu akan mengantar kesunyian yang amat sangat dari kematian. Adalah tragis ketika gereja-gereja tidak lagi memberitakan Firman, tetapi memberitakan kebijaksanaan manusia. Adalah tragis ketika Sakramen dilalaikan atau ditolak. Adalah hak istimewa dan tugas kita yang besar sebagai orang-orang percaya untuk menjaga supaya Firman dan Sakramen tetap hidup dalam gereja kita dan persekutuan kita, dan bersama para misionaris kita berusaha untuk memulai membunyikan alarm ke seluruh dunia.    

Bacaan:
2 Samuel 12 ; Kisah Para Rasul 9

Tugas:
Tuliskanlah pengalaman hidupmu saat, dimana engkau dibangkitkan oleh Roh Kudus!




25. ALLAH MEMPERBAIKI KEMBALI
“… Pengudusan semua gereja Kristen di bumi …”

Pengudusan adalah perbaikan kembali yang dilakukan Allah di dalam diri orang Kristen. Dosa telah menghancurkan manusia kembali, dan belum diperbaiki. Roh Kudus adalah Ahli Mesin yang dapat membuat manusia berlari kembali. Banyak manusia yang merupakan ahli mesin yang akan membuat dan melemparkan manusia menjadi barang rongsokan, tetapi Allah tidak seperti itu.

Ketika Allah menebus manusia di dalam Kristus, Dia membeli manusia kembali dari rongsokan dosa. Tetapi Allah tidak melemparkan manusia ketika Dia telah menebusnya. Pada saat Dia telah mereklamasinya, Dia mulai memeriksa secara seksama (overhaul) dan mereparasinya kembali. Pekerjaan baik telah dimulai-Nya dalam penebusan, Dia menyempurnakan manusia dalam proses kehidupan yang panjang dari pengudusan (sanctification).

Dari Budak menjadi Manusia Bebas

Manusia yang cepat menerima karunia penebusan Allah akan menjadikannya sebagai manusia yang bebas (merdeka). Ini dapat digambarkan dengan seorang budak di pasar pelelangan. Beragam orang menawar budak tersebut dan membelinya, dan si pembeli berkata padanya: “Sekarang engkau bebas.” Tetapi meskipun budak itu bebas, ia masih tetap memiliki sifat seorang budak. Dia telah lama hidup sebagai budak, dan perbudakan telah menjadi kebiasaan dalam kehidupannya. Dia boleh menggantung kepalanya seperti seorang budak, menarik kakinya seperti seorang budak, gemetar di hadapan tuan lamanya seperti seorang budak. Tetapi seharusnya dia tidak seperti itu karena dia sudah bebas. Tuan lamanya tidak lagi berkuasa atas dirinya. Namun demikian adalah tidak mudah bagi seorang budak untuk melangkah ke dalam kebebasan. Jika demikian apa yang akan dilakukan orang yang telah membelinya? Orang yang membelinya berkata: “Marilah kepadaku, dan aku akan mengajarimu bagaimana hidup sebagai manusia bebas.”
Adalah tepat apa yang dilakukan Allah dalam pengudusan. Dia mengambil manusia, Dia telah menebus manusia dari setan, dunia, dari keinginan dosa, dan Allah menolong manusia untuk hidup dalam kebebasan yang dari Allah. Allah menolong manusia untuk tidak belajar dari habitat perbudakan yang lama, dan belajar dari habitat baru, yaitu kebebasan (kemerdekaan). Ketika Kristus membuat manusia bebas, manusia bebas bukan hanya secara teori, tetapi juga bebas dalam praktiknya.

Jika Allah telah menghentikan karya penebusan-Nya, dan tidak beranjak dari sana ke dalam karya pengudusan, akibatnya akan tragis, manusia menjadi malang, meskipun bebas, manusia akan berjalan pincang. Sepanjang hidupnya mansuia akan tetap takut pada tuan lamanya, si setan, manusia akan tetap mendengar dan mematuhi setan, dan hingga akhir hayatnya manusia tidak akan mempercayai kebebasan yang telah dimilikinya. Namun demikian, Allah tidak berhenti, dalam hidup yang kita miliki Allah terus menjaga kita, seperti seorang ayah yang menjaga anaknya,  dalam kebebasan-Nya yang ajaib dari hari ke hari hingga akhir hayat. 

Pembaharuan Kita dalam Gambar Allah

Kita diciptakan menurut gambar Allah. Sebelum jatuh ke dalam dosa, kita seperti Allah. Dengan penebusan Kristus di kayu salib, Allah mulai mengembalikan kita ke dalam gambar-Nya. Itu dilakukan dalam proses yang cukup lama. Itu tidak pernah dilakukan secara lengkap dalam kehidupan ini. Hingga akhir hayatnya, manusia sering bersifat seperti budak. Tetapi jika orang Kristen membiarkan Roh Kudus melakukan pekerjaan-Nya, dia dapat bertumbuh menjadi seperti Allah. Seorang yang penuh dosa terhadap orang lain, kebiasaan jahatnya dapat dipatahkan, pikiran-pikiran jahatnya dapat diberagus, dan nafsu-nafsu jahat dapat dikontrol. Satu hal yang pasti, kemuliaan dapat memasuki kehidupan orang Kristen. Melalui iman manusia telah menerima kekudusan sebagai satu karunia yang secara aktual dapat menjadinya lebih dan lebih kudus dalam pikiran dan kehidupannya.

Bebas dari Sesuatu

Orang Kristen bebas dari rasa takut. Dia tidak harus takut pada penghakiman Allah. Rasa bersalahnya telah sirna. Allah telah mengampuni dan telah melupakan dosa-dosanya. Allah tidak lagi mengingat-ingat dosa-dosanya, dan masa lalunya tidak lagi menghantui baik pada masa sekarang ataupun pada masa depan.

Dia bebas dari rasa takut akan kuasa dosa. Dosa akan tetap menyiksanya, tetapi dosa tidak dapat merajainya. Allah telah menjauhkannya dari dosa, dan dosa tidak lagi memiliki hak untuk memerintahnya lebih lama. Dosa benar-benar tidak lagi menguasainya. Ketika Napoleon menaklukkan Rusia, orang-orang Eropa Tengah tiba-tiba bebas dari kedaulatan Rusia. Setelah mendengar kekalahan Rusia, banyak orang masih tetap dihantui rasa takut akan kekuasaan Rusia. Tetapi mereka tidak harus seperti itu karena Rusia telah dikalahkan. Pada kayu salib, Yesus mengalahkan setan dan kerajaan si jahat. Setiap orang yang percaya pada kemenangan-Nya dan menerima kemenangan tersebut maka mereka akan hidup dengan bebas dari rasa takut akan kuasa setan.

Dia bebas dari rasa takut akan kematian karena kematian bagi orang Kristen adalah pintu menuju Kerajaan Allah (sorga) di mana semua jejak kehancuran dosa berakhir. Kegelapan pintu kematian menjadi jalan kemuliaan di mana orang Kristen melewatinya untuk menerima mahkota kemenangan.

Bebas untuk Sesuatu

Orang Kristen bebas dari dosa dan setan.  Dia bebas untuk kebenaran dan Allah. Kerajaan Allah didiami manusia dengan bebas. Budak tidak dapat melayani di sana sebab mereka masih dikuasai dan melayani tuan lamanya. Tetapi anak Allah bebas untuk mengikuti Kristus, melayani Kristus, mengasihi Kristus, dan memberikan persembahan kepada Kristus, dan bebas hingga akhir untuk hidup bersama Kristus di sorga kekal.

Hal yang paling malang dari kehidupan Kristen adalah bahwa kita yang bebas melakukan banyak hal bagi-Nya, ternyata dalam keseharian sedikit melakukannya dalam pelayanan-pelayanan kita. Kita mencoba untuk  melakukan kebaikan yang paling kecil (minimum), sementara kita tak sungguh-sungguh (maksimum) melakukannya. Jika kita melakukan satu yang baik dalam satu hari, kita berpikir telah melakukannya dengan baik, padahal kita harus melakukan selusin kebaikan dalam satu hari. Jika kita memberikan ke gereja seribu rupiah atau selembar uang picisan seminggu, kita merasa nyaman, meskipun dengan keinginan yang besar kita memberikannya, namun hal itu telah menyakiti gereja. Jika kita sekali atau dua kali mengampuni seseorang, kesabaran kita habis, padahal kita harus mengampuni “hingga tujuh puluh kali tujuh kali (Mat 18:22).” Kita bebas untuk melakukan pelayanan penuh dalam Kerajaan Allah, tetapi kita hanya melakukan pelayanan yang sangat amat kecil. Itulah hal yang paling malang.

Sukacita dari Pengudusan

Orang Kristen memiliki hak untuk memperoleh kemenangan dalam kehidupannya. Hari demi hari, dia akan merasakan sukacita dari kuasa-kuasa baru pembenaran. Kebiasaan jahat akan dihancurkan, dan kebiasaan baru dikuatkan. Kemudian dia akan selalu sadar seberapa jauh dia jatuh dari kepatuhan yang sempurna, dengan demikian dia dapat memiliki sukacita dalam kemajuan yang sedang dibangunnya.

Tetapi orang Kristen memiliki sukacita, bukan dari pengudusan yang diperolehnya dari banyaknya penebusan atas dirinya. Meskipun ketika dia berputus asa atas kegagalan-kegagalannya, dia dapat senantiasa bersemangat penuh, dengan kenyataan yang tak berubah, bahwa di kayu salib Yesus telah menebusnya, dan setan serta pelayan-pelayannya tidak lagi dapat merampasnya dari tangan Allah. Jika orang Kristen berkata “tidak” kepada setan, Allah akan berkata “yes,” dan akan menjaganya hingga akhir.


26. TIDAK ADA YANG NETRAL
“Tak seorangpun dapat melayani dua tuan” (Matius 6:24)

Di Kerajaan Allah tidak ada yang netral. Yesus berkata: “Dia yang tidak berasal dari-Ku adalah lawan-Ku.” Baik kita ada di pihak-Nya atau lawan-Nya, tetapi yang pasti tidak ada tempat, di mana seorang dapat berdiri, yang bukan di pihak Allah atau di pihak Allah.
Banyak orang berpikir bahwa berada di antara Allah dan lawan-Nya, atau tidak memihak Allah dan tidak memihak lawan-Nya, merupakan sikap yang bijaksana dan keputusan yang tepat. Tetapi hal yang tragis tentang Allah adalah bahwa engkau tidak dapat melarikan diri dari-Nya. Jika engkau tidak memutuskan berada di pihak Allah, maka engkau berada di garis lawan Allah meskipun engkau suka atau tidak. Tidak ada garis tipis antara Allah dan setan, antara yang baik dan yang jahat, di mana engkau dapat berdiri dengan netral.   

Ibarat Tapal batas Negara
Ada tempat sepanjang Utara Provinsi Kalimantan yang menjadi batas negara kita di mana hanya selangkah dengan negara Malaysia. Dengan cepat engkau dapat berdiri di satu negara, dan dengan cepat dapat berpindah ke negara yang lainnya. Perubahan dalam dirimu yang dapat dilihat tampaknya sangatlah tipis. Engkau berdiri di tanah yang sama, engkau menikmati matahari yang sama, suhu udara yang sama dan angin yang sama. Engkau pun memakai bahasa yang sama, tetapi betapapun perbedaan yang dapat dilihat sangat tipis, perubahan yang terjadi dalam dirimu sangatlah besar. Ketika engkau berdiri di seberang batas engkau sudah berada di bawah kekuasaan hukum Malaysia, engkau membeli dengan harga Malaysia; jika melanggar hukum, engkau dihukum oleh pengadilan Malaysia, dan engkau berdiri di bawah bendera Malaysia.

Melangkah Menyeberangi Batas
Banyak orang Indonesia yang menyeberangi tapal batas dan membawa kenderaan mereka. Mereka menyeberangi tapal batas untuk bekerja, berdagang, dan melihat negara Malaysia. Tentu mereka melihat kekayaan alam Malaysia, tetapi mereka tidak punya kebebasan untuk menjelajah dan mengeksploitasinya. Mereka juga tidak boleh menggarap dan membangun rumah di sana, mengumpulkan keluarganya, menginvestasi uangnya di sana, dan bahkan menguburkan keluarganya di sana. Mereka melewati tapal batas, tetapi dengan segera akan kembali ke tanah (daerah) dari mana mereka datang.

Hanya Satu Langkah        
Ada syair lagu yang berbunyi: “Hanya satu langkah, hanya satu langkah dari dunia ke Allah”. Inti nyanyian itu adalah bahwa dengan satu keputusan yang tegas engkau dapat pindah dari kuasa dosa (kerajaan iblis) ke kuasa kebenaran (Kerajaan Allah), keluar dari perbudakan setan ke kemerdekaan Allah. Langkah ini bukanlah kematian, atau kematian tidak pernah membawa orang, yang belum memutuskan untuk datang kepada Allah. Inilah langkah itu, yaitu Roh Kudus secara penuh misteri (tak dapat diselami pikiran manusia) memampukan bayi untuk menerima baptisan; Inilah langkah itu, yaitu Roh Kudus secara misteri memampukan orang yang sesat menerima Firman Allah.
Marilah kita tidak membuat kesalahan dengan mengabaikan hal penting, hanya karena ketidakmauan kita melangkah. Ketika orang berdiri di negara yang baru baginya, maka ia berada pada kekuasaan dan kepatuhan yang baru. Ketika kita melangkah dari kejahatan ke kebenaran, dari dosa ke sorga, maka kita berdiri di bawah hukum yang baru, hukum kasih, bukan hukum dosa dan kematian. Hal yang besar adalah melangkah ketika Yesus memanggil untuk menjadikan manusia lahir baru. Hanya satu langkah, tetapi pengaruhnya besar bagi kita, yaitu kita memiliki Raja yang baru, Kerajaan yang baru, dan hidup baru.

Dari sana Menuju ke…
Ada pemahaman, baik dari orang yang membuat semakin tidak jelas, akan satu langkah ini, hal itu sangat jarang datang. Mereka mengatakan bahwa Baptisan tidak pernah menyelamatkan siapa-pun. Tentu Baptisan menyelamatkan; Baptisan menyelamatkan setiap anak yang dibaptis. Mereka berkata bahwa Sidi tidak pernah menyelamatkan seseorang. Tentu sidi itu menyelamatkan; Sidi menyelamatkan setiap orang yang mengaku iman (sidi). Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Baptisan dan sidi adalah ekspresi dari langkah yang menghantar seseorang ke dalam kerajaan yang baru. Alkitab memberi jaminan bahwa baik baptisan maupun sidi (mengaku iman) membuat seseorang untuk tidak berbalik dan berjalan kembali menyeberang ke dalam kerajaan dunia. Atau Alkitab juga tidak pernah menyatakan bahwa setelah dibaptis atau sidi orang dimampukan untuk mengetahui kekayaan kerajaan baru tanpa terus dan sabar menjelajah kerajaan tersebut. Kita berangkat dari langkah ini, setiap hari berjalan dari pengudusan untuk menemukan akhir yang bahagia dari Kerajaan Allah.

Hidup Baru
Langkah pertama adalah satu dari semua yeng penting, karena dengan langkah itu engkau meletakkan kakimu dalam Kerajaan Allah. Engkau berada di bawah hukum baru, yaitu hukum kasih, dan di bawah pengadilan baru yang penuh kasih karunia. Tetapi langkah pertama menjadi suatu olok-olok (ejekan) jika langkah itu berhenti di situ, dan langkah itu tidak maju ke arah hidup baru. Seseorang membutuhkan dorongan yang terus menerus jika seseorang ingin memperoleh kasih karunia (berkat) Allah yang baru setiap pagi. Tak seorangpun dapat menuju kepada Baptisan dan berkata: Lihat, ada Kerajaan; atau dia tidak dapat menuju kepada sidi dan berkata: Lihat, ada Kerajaan. Dia harus setiap hari mencari dalam hatinya untuk melihat Kerajaan terletak dalam kemuliaan baru dan muzizat baru setiap hari. Jesus menguatkan hal itu ketika Dia berkata: “…karena Kerajaan ada dalam dirimu” (Matius 5:10).

Ini Kerajaan dalam hati
Marilah kita bersukacita karena Yesus meletakkan Kerajaan dalam diri kita bukan karena musuh-musuh Kerajaan yang ganas mengetahui bagaimana menggoncang pertahanan hati di mana Allah berdiam. Musuh telah mengambil pedang yang lebih tajam dan mencoba untuk menebas seluruh inti Alkitab, mengurangi doa untuk mesugesti sendiri, dan mengabaikan struktur sejarah kekeristenan. Musuh telah mengambil hukum dan menutup pintu gereja, mengutus para petugas ke penjara dan membakar buku-buku dua. Tetapi strategi ini tidak akan pernah mampu menyerang benteng hati yang dimiliki Allah. Dan di sana Pemimpin Kerajaan berada. Melalui 2000 tahun kekeristenan selalu berusaha dising-kirkan, untuk setiap kesempatan kekristenan dihabisi, gereja menempatkan figur yang segar untuk mengatasi dunia ini.  yang berasal dari dunia ini.
















27. MENGAPA MANUSIA MELAKUKAN YANG BAIK
“Kita mengasihi-Nya, sebab Dia terlebih dahulu mengasishi kita”
(1 Yoh. 4: 19)

Kristus bukan hanya melihat tangan manusia, Dia juga melihat hati mereka. Dia menghakimi mereka bukan hanya dengan apa yang mereka lakukan, tetapi juga dengan apa yang mereka pikirkan. Polisi kota tertarik hanya pada yang baik yang dilakukan manusia; Kristus tertarik dalam hal mengapa manusia melakukan yang baik.

Karena Mereka Takut

Beberapa orang baik karena mereka takut menjadi jahat. Mereka akan lebih suka menyontek



29. PASTOR (GEMBALA)

Dan Dia mengaruniakan kepada tiap-tiap orang, rasul, gembala
dan pengajar (Ef. 4: 11)

Pimpinan tertinggi dari jemaat/ gereja adalah pelayan. Dia adalah gembala, dan umat adalah kawanan domba. Pelayan memiliki panggilan ganda. Pertama dia dipanggil Allah. Kadang-kadang dalam kehidupannya, dia diyakinkan bahwa Tuhan menginginkan-nya untuk melakukan pekerjan pelayanan di gereja secara penuh waktu (full-time). Kedua, dia dipanggil oleh beberapa jemaat. Oleh karena itu dia adalah seorang pelayan Allah dan sekaligus pelayan dari sebuah jemaat.

Setiap Orang Kristen adalah Seorang Imam

Pada masa Perjanjian Lama ada kelompok istimewa yang disebut dengan imam-imam. Mereka berdiri di antara umat dan Allah. Pada masa Perjanjian Baru, sejak Kristus, setiap orang berdiri sendiri di hadapan Allah. Dia tidak membutuhkan perantara. Kristus sendirilah imam Agungnya. Tidak ada pelayan atau imam yang dapat menjamin bahwa seorang manusia dapat masuk ke sorga; tidak ada imam atau pelayan yang dapat menghalangi jalannya ke sorga. Perjanjian Baru menegaskan keimaman dari semua orang percaya (1 Petrus 2: 9). Pada masa Reformasi, Martin Luther mendeklarasikan kebenaran bahwa umat bebas dari paus dan para imam, dan memampukan mereka semua untuk mendekat pada Allah melalui Kristus.

Gembala sebagai Seorang Imam

Ketika gembala berdiri di altar pada Minggu pagi, dia memimpin jemaat dalam pemujian. Ketika dia menghadap altar, dia menjadi wakil umat di hadapan Allah dalam doa dan pujian. Ketika dia menghadap jemaat, dia mewakili Allah di hadapan umat, membaca Firman Allah dan mendeklarasikan kehendak-Nya.

Gembala sebagai Seorang Nabi

Sebagai seorang guru dan pengkhotbah, pelayan adalah seorang nabi. Seperti para nabi dalam Perjanjian Lama, dia mendeklarasikan penghakiman (murka) dan pengampunan Allah.
Untuk memampukannya memahami kitab suci dengan benar, pelayan melewati proses pendidikan, setelah melewati sekolah tinggi (SMA) dan empat tahun di perguruan tinggi, dia melalui pendidikan empat tahun lebih di seminari. Dia harus mengetahui beberapa bahasa kuno, pengajaran-pengajaran kekristenan dan memiliki pengetahuan umum tentang pemikiran-pemikiran dari segala masa. Di atas semuanya itu, dia harus mampu menemukan dan menjelaskan makna dari firman Tuhan, sebab di sanalah Allah dengan sungguh-sungguh menyatakan kehendak-Nya, baik di mimbar Minggu, dihadapan kelas peneguhan (sidi), juga  ditujukannya kepada organisasi-organisasi (seksi-seksi), dan dalam percakapannya dengan para individu. Dia adalah guru dari Pesan Allah. Jika hati dan pikirannya senantiasa diserahkan kepada karya Roh Kudus, dia benar-benar menjadi seorang nabi.

Ordinasi (Tahbisan/ Jabatan Gerejawi) Gembala

Ketika seorang manusia memperhatikan panggilan Allah, ketika dia mempersiapkan dirinya untuk bekerja, dan ketika dia telah menerima panggilan dari beberapa jemaat, dia ditahbiskan ke dalam jabatan pelayanan. Dengan cara demikian Gereja Allah menetapkan dan menahbiskan dan mengutusnya kepada tugas dan tanggungjawabnya sebagai gembala. Gereja dapat men-cabut jabatan gerejawinya hanya dalam keadaan genting. Jika seorang pelayan dinyatakan mengajarkan yang salah, atau dia dinyatakan hidup dalam kehidupan amoral, atau jika dalam melaksanakan tugasnya dia malas dan mengabaikan tugas-tugas-nya, gereja boleh mengeluarkannya dari pelayanan. Hal ini terjadi tidak begitu sering, tetapi harus diingat bahwa pelayan adalah seorang manusia (a human being) dan dapat dicobai oleh dosa sebagaimana orang lain.
Tugas dan Tanggung Jawab Gembala kepada Gerejanya

Gembala adalah pengajar Firman dan orang yang melayankan Sakramen. Dia harus mengajar dan menegur yang muda dan yang tua. Dia harus mengunjungi yang sakit dan yang berduka (meninggal); dia harus menguatkan dan menghibur orang yang lemah; dia harus mendeklarasikan penghakiman Allah terhadap orang berdosa dan yang melalaikan firman Tuhan; dia harus mencoba membawa yang tidak sesuai dengan ajaran gereja kepada kebenaran. Dia harus senantiasa mengingat dan membawa umatnya dalam doa kepada Allah. Di bawah Kristus, yang adalah Kepala Gereja, pelayan adalah pemimpin spiritual dari jemaat.

Tugas dan Tanggung Jawab Jemaat kepada Gembalanya

Umat harus berdoa bagi gembalanya, menguatkannya, menasihatinya, dan rajin menolongnya. Tugasnya sering hanya seorang diri, dan tak sesuatupun dapat memisahkan semangat dan hatinya meskipun dilingkungi sebuah persekutuan umat yang tidak peduli terhadap pekerjaan rohani dari gereja. Atau tidak seorangpun di dunia ini mampu menopang gereja sebagai suatu jemaat dari umat yang menginginkan pelayanan secara menetap (reguler), mengajar di sekolah minggu, memikul dengan menyenangkan kepemimpinan organisasi, mengunjungi orang sakit, dan yang lemah; pendeknya, orang yang mampu melakukan beberapa tugas, besar atau kecil, di gereja. Ada banyak kebenaraan dalam pernyataan bahwa satu jemaat yang berpikir gereja memiliki seorang gembala yang “miskin” boleh mentransformasikannya menjadi gembala yang besar jika mereka mendoakan dan bekerja untuknya.

Bagiamana Menyebut/ Memanggil  Gembala

Beberapa orang menyebut pelayan dengan “Reverend” (akr.: Rev.); yang lain menyebut “Mr. (Tuan). Mungkin cara yang terbaik menyebut/ memanggil gembala adalah dengan mengatakan “Pastor” (gembala). Di depan panggilan “Reveren Holmes” atau “Mr. Holmes” atau “Dr. Holmes,” panggilan yang lebih sederhana adalah “Pastor Holmes.” Jika dia berpikir setinggi jabaatannya sebagaimana dia kehendaki, meskipun dia seorang lulusan doktor, dia akan lebih senang dipanggil dengan “Pastor” daripada  “Doctor.”















30. KETIKA MAUT MENJEMPUT
“Aku  percaya kepada Roh Kudus…dan hidup yang kekal”

Sesungguhnya kita bukan dalam perjalanan kehidupan, melainkan berada dalam perjalanan kematian. Ketika seorang baya dilahirkan, dia memulai perjalanannya ke arah maut (kematian). Setiap detikan pada jam dan setiap detakan jantung, itu bagaikan jepitan rel kereta api yang berjalan dengan cepat menuju ke arah kematian. Longfellow menyatakan itu dengan syair yang indah berikut ini:

“Seni itu lama, tetapi waktu cepat berlalu,
Dan hati kita, yang dulu kuat dan berani,
Tetapi, bagaikan genderang yang asal ditabuh,
Iring-iringan yang sedih dan takut menuju ke alam kubur.

Apakah orang miskin atau kaya, bodoh atau bijak, lemah atau kuat, semua memiliki tiket yang sama, sebagaimana orang lainnya yang ada dalam kereta yang berjalan . Dalam kereta tersebut semua tiket bertuliskan “ke maut.” Ke sanalah kereta berhenti, dan semua penumpang akan turun.
Selama berabad-abad, semua manusia memiliki satu prasangka bahwa tempat yang ditandai dengan “maut/ kematian” sesungguhnya bukan akhir dari segalanya. Mungkin itu hanya sebuah tempat di mana orang dapat berganti kereta.
Alkitab tidak memberikan keragu-raguan akan hal itu. Pernyataannya sangat jelas, bahwa kematian bukanlah terminal terakhir. Di depan perhentian, di sana, setiap penumpang dihantarkan ke satu dari dua kereta yang sedang menunggu untuk membawanya lebih jauh – ke tempat yang kekal, yaitu akhir dari perjalanan. Satu kereta berjalan ke Kerajaan Setan, kereta yang lain dengan cepat berjalan ke Kerajaan Allah.

Siapakah yang pergi ke sana?

Tak seorang pun dapat membeli tiket pada stasiun kematian. Melalui waktu seseorang menghentikan kereta pada waktunya, tiketnya telah menunjukkan kereta mana  yang akan membawanya dari titik perhentiannya. Selama perjalanan, Kondektur secara berulangkali melewati penumpang kereta untuk menandai tiket mereka yang ingin pergi ke Kerajaan Allah. Berulangkali kali dia melewati para penumpang dan bertanya jika ada yang ingin pergi ke sorga. Ada yang mengindahkan panggilan-Nya. Tiket mereka ditandai dengan sebuah salib. Mereka adalah orang-orang yang “diselamatkan.” Kondektur berhenti memberitahukan kepada mereka tentang kemuliaan kerajaan sorga, dan mereka menjadi penumpang kereta yang lainnya.
Tetapi banyak yang tidak mendengarkan Kondektur. Mereka terlalu asyik melihat pemandangan, terlalu sibuk berbicara, terlalu tertarik dalam “permaianan kehidupan.” Ada Beberapa orang yang mendengar panggilan Kondektur,  berpikir pada diri mereka sendiri, “tentu saya ingin ke sorga, tetapi aku terlalu sibuk untuk meminta Kondektur menandai tiketku sekarang. Aku akan menunggu hingga dia datang kembali.” Mereka mengabaikannya. Dan kemungkinan, sebelum mereka mengetahuinya, kereta berhenti, dan mereka harus keluar. Kemudian sudah terlambat. Dan semua tiket yang tidak ditandai, diturunkan dari kereta.

Di sana ada Allah

Hal yang paling indah dari kereta yang dinaiki adalah bahwa kereta berjalan ke tempat di mana Allah tinggal. Ada banyak yang indah tentang sorga, tetapi yang terbesar adalah bahwa Allah ada di sana. Rumahmu di bumi seperti sorga itu, sebab tidak masalah bagaimana kamu seharusnya kembali ke rumah, tetapi jika ibu dan ayahmu tidak di sana, rumah itu tidak akan nyaman. Sama halnya dengan rumah sorgawi. Jika kita tidak menemukan Bapa kita di sana, ketika kita datang, kita tidak akan terlalu nyaman di sana, meskipun tempat itu sangat indah.

Di sana Tanpa Allah

Kereta yang berhenti menurunkan para penumpangnya selamanya jauh dari Allah. Dan hal yang mengejutkan tentang neraka adalah bahwa Allah tidak pernah datang ke sana. Orang-orang yang tidak beriman, yang tiketnya tidak ditandai harus hidup tanpa Allah selamanya. Pada saat di kereta banyak orang berpikir mereka dapat hidup nyaman dalam jangka waktu yang lama tanpa Allah, bagaikan seorang anak laki-laki dalam permainannya di mana dia berpikir dia tidak membutuhkan ibunya. Tetapi ketika malam tiba, keadaannya akan berbeda. Si anak laki-laki itu menangis pada ibunya, dan dia tidak tenang hingga ibunya datang. Ketika malam kematian tiba, orang yang telah mengabaikan hari-hari hidupnya dan berpikir mereka tidak membutuhkan Bapa sorgawi, pada saat itu mereka akan mengetahui dengan jelas, tetapi saat itu sudah terlamabat, dan kemalangan mereka tidak akan pernah berakhir, karena kereta yang akan membawa mereka ke tempat di mana Allah berada tidak dapat datang kembali.

Kuburan

Ketika maut tiba, tubuh terbaring istirahat di dalam kuburan. Tetapi saatnya akan datang ketika semua yang ada di dalam kubur akan mendengar suara-Nya, dan semua akan tampil ke depan. Pada hari itu tubuh akan menaiki kereta untuk bergabung kembali dengan jiwa. Tubuh-tubuh dalam kereta Allah tidak akan lama sakit atau timpang, mereka tidak akan pernah lagi kesakitan, atau mati. Tubuh-tubuh ini kemudian akan memiliki kesempurnaan dan kemuliaan yang diberikan Allah kepada mereka sebelum dosa datang menghancurkan mereka.

Ketakutan akan Kematian

Orang Kristen tidak ingin mati, tetapi dia juga tidak takut mati. Dia berbahagia atas tahun-tahun yang dianugerahkan Allah padanya di dunia ini; tetapi dia juga bahagia dalam masa depan kehidupan yang kekal yang menantinya setelah kematian. Bagi orang Kristen, kematian bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan permulaan dari kehidupan. Dia melewati kematian menuju kehidupan. Karena Kristus telah menjaminnya bahwa “Dia yang hidup dan percaya pada-Ku tidak akan pernah mati.” (Yoh. 11: 26).


Bahan Bacaan:
1.    Yohanes 11
2.    1 Korintus 15

Setelah kamu membaca kedua perikope di atas kerjakanlah tugas berikut ini:

1.    Apa dan bagaimanakah kematian menurut pemahaman orang-orang sekitar Tuhan Yesus, dan bagaimanakah itu dalam diri Tuhan Yesus Kristus (Sesuai dengan Yohanes 11).
2.    Uraikanlah bagaimanakah kebangkitan Tuhan Yesus, kebangkitan manusia, dan kebangkitan tubuh sebagaimana diberitakan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15.

Kerjakan dengan tulis tangan pada kertas kwarto minimal dua halaman. Dikumpul pada saat ujian.








EVALUASI PEMBELAJARAN PELAJAR SIDI HKBP TASIKMALAYA
KAMIS, 19 FEBRUARI 2015 DI GEREJA HKBP TASIKMALAYA

Nama              : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _   Waktu: 50 menit

Mulai: 4.00.00 WIB                    Selesai: ………. - ………. - ………….

I.        Pilihlah jawaban yang paling benar dari soal-soal di bawah ini.

1.      Hal yang disuruh dan yang dilarang dalam hukum V adalah:
A.    Kita disuruh melakukan apa kata orang tua dan dilarang
membantah/ melawan perkataan mereka.
B.    Kita disuruh menghormati orang tua dan dilarang menghina 
dan merendahkan martabat mereka.
C.   Kita disuruh senantiasa mendoakan orang tua dan dilarang
mengabaikan orang tua
D.    Kita disuruh senantiasa bersama dengan orang tua dan
dilarang menjauhkan orang tua dari kehidupan kita.

2.     Yang termasuk orang tua menurut hukum kelima adalah….
A. Ayah-Bunda, guru, penatua
B. Ayah-Bunda, guru, pendeta dan penaua
C. Ayah-Bunda, pendeta, penatua, guru, pemimpin/ pemerintah
D. Ayah-bunda, guru, pendeta, penatua, pemimpin/ pemerintah dan orang yang lebih tua dari kita.

3.     Yang dimaksud dengan  menghormati orang tua adalah, kecuali…..
A.    Mengasihi serta menuruti mereka dengan ikhlas dan hormat,
menyelami jiwa mereka walaupun pikiran kita sering berbeda dengan mereka.
B.    Rajin membantu mereka, terutama pada masa kesusahan,
sakit dan masa tua mereka.
C.   Menjaga diri, agar perilaku kita menjadi sukacita dan
kehormatan bagi mereka; tidak membuat nama dan kehormatan mereka tercemar.
D.    Memberangkatkan mereka ketika mereka meninggal dan
memberikan makam yang layak dengan membangun kuburan yang indah dan megah.

4.     TUHAN Allah memerintahkan kita menghormati orang tua karena……
A.    Orang tua telah melahirkan kita jadi selayaknyalah kita menghormati mereka.
B.    Orang tua telah membesarkan, menyekolahkan dan memberikan
segala apa yang perlu dalam kehidupan kita.
C.   Tanpa orang tua kita tidak akan dapat tumbuh menjadi dewasa
dengan baik.
D.    Orang tua adalah wakil Allah untuk merawat, memelihara,
menasihati, dan membimbing kita ke arah yang benar, baik dan berguna dalam hidup ini.

5.     Hal yang disuruh dan dilarang dalam perintah VI adalah, kecuali…….:
A.    Kita disuruh untuk bersahabat dan membantu kehidupan sesama
dengan cara mengasihi mereka dan meningkatkan mata pencaharian mereka.
B.    Memelihara dan melestarikan lingkungan hidup agar memberikan
kenyamanan dan kedamaian bagi seluruh ciptaan.
C. Kita dilarang membunuh atau menyakiti dan membahayakan hidup yang seiman dengan kita.
D.   Kita dilarang membunuh, menyakiti dan membahayakan hidup
sesama ataupun merusak mata pencaharian sesama.

6.     Yang tidak termasuk kategori membunuh menurut hukum VI di bawah ini adalah:
A.   Membenci, dendam, dan merencanakan pembunuhan bagi
orang lain.
B.   Menyiksa orang lain baik secara fisik maupun psikis, menyiksa diri sendiri dan bunuh diri.
C.  Memotong hewan-hewan untuk kebutuhan manusia.
D.   Merusak mata pencaharian orang lain, meneror dan mengancam
orang lain dengan perkataan atau perbuatan.

7.     Hal yang dilarang dalam hukum VII adalah…, kecuali……
A.    Kita disuruh menguduskan perkawinan, berhati suci dan bersikap
sopan dalam kata dan perbuatan.
B.    Kita disuruh untuk menikah dengan beberapa perempuan atau
dengan beberapa laki-laki.
C.   Kita dilarang berzinah, melakukan percabulan, pornoaksi maupun
pornografi.
D.    Laki-laki disuruh untuk menjaga kesucian pacarnya dan perempuan
disuruh untuk menjaga kekudusan diri dan tidak menjadi milik umum (property public).

8.     Yang tidak termasuk sikap suami terhadap isteri yang seharusnya menurut Hukum VII adalah:
A.   Mengasihinya dan mau berkorban untuknya,
B.   Bersedia mengerti dan menanggung kelemahan isterinya, menegur
dengan penuh kasih dan kesanbaran.
C.   Menghindari hawa nafsu yang berlebihan, kecemburuan, serta
menghargai martabat dan kedudukan wanita, dan tidak merendahkannya.
D.    Mengingatkan isteri untuk senantiasa melayaninya sebab suami
adalah kepala rumahtangga.

9.     Yang tidak termasuk tugas dan peran utama ayah dalam keluarga adalah:
A.   Sebagai pendidik dan pemina bagi anggota keluarga.
B.   Sebagai hakim dan penghukum atas segala kesalahan anak-
anaknya.
C. Sebagai imam/ pendeta dalam rumahtangganya.
D.   Memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, baik kebutuhan jasmani
maupun kebutuhan rohani.

10.   Yang tidak termasuk tugas dan tanggung jawab isteri/ ibu dalam keluarga adalah…….
A.    Rajin, hemat,  dan cekatan mengurus rumah tangga, dan mencukupkan diri dalam segala hal.
B.    Senantiasa mengikuti perkembangan zaman dan tidak mau ketinggalan zaman.
C.   Memelihara kedamaian dan kebahagiaandan beerkuasa serta menjadi mkitra pendukung bagi tugas dan pekerjaan suami.
D.    Mengajar dan mendidik anaknya dengan penuh cinta kasih.

11.  Yang tidak termasuk cara pemuda/i Kristen dalam menggunakan masa pacaran adalah….
A.    Memakai masa pacaran untuk saling mengenal dan memahami
hati, kepribadian, keluarga dengan lebih dalam.
B.    Menjaaga diri agar tidak jatuh ke dalam jerat iblis yang
mengakibatkan kecemaran (aib) bagi dirinya sendiri pun bagi orang tuanya.
C.   Meningkatkan prestasi dan semangat dalam menempuh cita-cita
sebagai bekal untuk masa depan mereka berdua.
D.    Senantiasa berduaan dan berpacaran di tempat-tempat rekreasi
maupun di pusat perbelanjaan.

12.  Yang tidak termasuk Suruhan dan larangan dalam hukum VIII adalah……
A.    Membantu sesama memajukan usaha dan memelihara harta ben
da sesama.
B.    Dilarang mencuri uang atau harta sesama.
C.   Mempergunakan tipu daya menjatuhkan usaha dan niaga sesama.
D.    Menjauhkan sikap loba dan tamak dari kehidupan sehari-hari.

13.  Yang termasuk perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan mencuri uang atau harta sesama yang dilarang hukum VIII adalah……
A.    Mengambil bunga uang yang terlalu tinggi, mengambil uang atau
harta sesama dengan paksa atau tanpa sepengetahuannya.
B.    Mengurangi upah karyawan, mengurangi hak atau bagian orang
lain, mengambil keuntungan dengan cara yang tidak halal., menggadaikan milik orang lain
C.   Mengingkari bahwa dia meminjam uang/ milik orang lain, menerima
suap dan menadah barang curian, menipu orang lain dengan cara amenambah hutangnya (memalsukan surt hutang/ piutang).
D.   A, B, dan C benar.

14.  Perbuatan di bawah ini dapat dikategorikan sebagai tindakan pencurian yang bertentangan dengan hukum VIII,…. kecuali….
A.    Memalsukan Surat Perjanjian, memalsukan pesan (wasiat) dan
mengurangi jatah/ bagian/ hak orang lain.
B.   Meminta komisi terlalu tinggi, mengubah batas tanah
C. Menjadi agen jual-beli barang/ tanah/ rumah.
D.   Menguasai milik orang gila dan milik kaum lemah.

15.  Faktor-faktor yang menyebabkan orang mencuri adalah:….
A.   Kemalasan bekerja dan pengangguran
B.   Kemisksinan yang laur biasa, kemabukan, perjudian, pemakaian
narkotika, obat-obat terlarang dan zat Aditif (Narkoba).
C.  Percabulan, hidup menuruti hawa nafsu, ketamakan dan keserakahan.
D.   A, B, C benar.

16.  Yang tidak mencakup suruhan dan larangan dalam hukum IX adalah…..
A.    Menjaga nama baik sesama dengan cara menyatakan hal-hal yang
baik tentang sesama apabila belum nyata dan jelas diketahui kesalahannya.
B.    Dilarang mendustai, mengkhianati, memfitnah maupun bersaksi
palsu sserta merendahkan martabat sesama.
C. Mengataka ya, jika ya, tidak jika tidak.
D.   Membela teman yang berselisih dengan orang lain sebagai
wujud rasa solidaritas.

17.   Yang mencakup suruhan dan larangan dalam hukum X adalah…..
A.    Kita disuruh membantu sesama memelihara hartanya, menasihati,
dan membujuk suami/ isteri, orang yang bersahabat, berkolega, bersaudara dan bertetangga agar hidup rukun dan damai.
B.    Kita dilarang mempergunakan tipu daya untuk menguasai harta
sesama.
C.   Kita dilarang menghasut dan memecah belah hubungan suami-
isteri, yang bersahabat, berkolega, bersaudara dan bertetangga.
D.   A, B, dan C benar.

18.  Dosa dapat digambarkan sebagai…….,……
A.   Penyakit menular dan Pemberontakan
B.   Buah yang digerogoti ulat.
C. Ketidakpercayaan dan kematian
D.   A dan C benar.

19.  Pemberontakan manusia kepada Allah nyata dari……
A.   Keinginan manusia untuk sama seperti Allah dan tidak ingin diatur
oleh Allah, dan tidak ingin tergantung kepada Allah.
C.   Manusia ingin menguasai dan menaklukan alam semesta dan
sesamanya.
C. Adanya peperangan dan permusuahn di antara manusia.
D.   Adanya ras benci dan dendam di antara sesama manusia aaatur .

20.  Allah mengasihi manusia karena……
A.   Manusia berdosa dan malang
B.   Manusia membutuhkan pertolongan Allah
C. Allah adalah kasih.
D.   Manusia melakukan kebaikan kepada Allah dan sesama.

21.   Setiap orang percaya dipanggil untuk bekerja di ladang Allah. Apa pun profesi kita semua kita adalah pelayan atau pekerja Allah. Hal yang dapat kita kerjakan ketika kita terbaring di tempat tidur karena sakit penyakit adalah…..
A.    Berdoa bagi orang-orang yang kita kasihi dan juga bagi mereka
yang sakit yang ada di sekitar kita.
B.   Membaca koran atau majallah.
C. Menonton TV atau bermain HP.
D.   Tidur dan bersambar hingga penyakit kita sembuh.

22.  Berita tentang akhir zaman atau kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya dapat kita baca dalam……
A.    Yohanes 11
B.    Matius 24
C.   Yohanes 10
D.    Matius 28

23.  Yang termasuk ayat-ayat di bawah ini mengingatkan kita untuk tidak bersikap netral, tetapi harus mengambil keputusan adalah….….
A.   Matius 1: 37 ; Yakobus 1 : 8
B.   Matius 5 : 37 ; Yakobus 1 : 8
C. Matius 5 : 37 ; Yakobus 2 : 8
D.   Matius 5 : 13-14 ; Yohanes 16 : 6

24.  Rekonsiliasi merupakan istilah yang menggambarkan hubungan Tuhan Allah dengan manusia. Kata Rekonsiliasi berarti……
A.   Allah menebus manusia dari perbudakan dosa.
B.   Allah memperdamaiakan dirinya dengan manusia
C. Allah membenarkan manusia dan membeaskan manusia dari
segala dosa dan kesalahannya.
D.   Allah mengampuni segala dosa-dosa manusia.

25.  Allah menebus manusia dari perbudakan dosa. Istilah yang dipakai untuk tindakan Tuhan Allah ini adalah….
A.   Justification
B.   Reconciliation
C. Redemption
D.   Atonement

II.    JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI!

1.     Tuliskanlah 10 ayat firman Tuhan yang saudara ketahui (tertulis di mana dan apa isinya).

2.     Tuliskanlah dua nyanyian buku Ende yang saudara ketahui (termasuk nomornya)

3.     Jelaskanlah arti istilah-istilah di bawah ini:
a.  Atonement
b.  Reconciliation
c.  Redemption
d.  Justification

4.     Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan: “Tidak ada yang Netral”

5.     Jelaskanlah bagaimana Roh Kudus memanggil manusia!

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _


















31. KARENA KAMU TIDAK MEMINTA
“Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Luk. 11: 1)

Suatu ketika Yesus berkata, “Kamu tidak memperoleh, sebab kamu tidak meminta.” Tampaknya ini sangat sederhana. Ini sama seperti orang yang berkata, “Engkau tidak memiliki batu bara, sebab engaku lupa memesannya.” Tentu, doa tidaklah sesederhana itu. Doa lebih dari mengangkat kebutuhan dan meletakkannya dalam sebuah panggilan ke sorga untuk segala sesuatu yang kita inginkan. Doa adalah berbicara (berkomunikasi) dengan Allah. Meskipun ini tampaknya begitu sederhana, bahkan seorang anakpun boleh berdoa, doa pada saat yang sama penuh dengan muzizat di mana manusia yang paling bijaksana pun tidak dapat menjelaskannya dari berbagai sudut kemungkinan.

Serahkan Khawatirmu kepada TUHAN

Doa tidak membongkar sesuatu. Banyak beban yang dipikul orang-orang yang sesungguhnya tidak ada gunanya dipikul. TUHAN ingin mengangkat beban mereka. Sekali seorang gadis kecil memiliki Mazmur 23 dari versinya sendiri, “TUHAN adalah Gembalaku; Saya akan khawatir.” Tentu itu adalah versi yang salah. TUHAN ingin membebaskan kita dari kegelisahan dan kekwatiran yang sangat memberatkan kita.

Unta pada hari yang sempit
Berlutut di atas dataran pasir
Memiliki beban untuk diangkat,
Dan istirahat kembali

Jiwaku, engkau terlalu berat untuk lututmu
Ketika siang hari berjalan ke senja,
Dan membiarkan Tuhanmu mengangkat bebanmu,
Dan mengganti istirahat.
Kalau tidak bagaimana engkau dapat bertemu besok,
Dengan segala pekerjaan untuk dikerjakan esok,
Jika engkau bebanmu sepanjang malam
Tidakkah dibawa?

“Apa yang harus engkau lakukan?”

Bait puisi ini memiliki pemikiran yang lebih kontras:

Unta berlutut pada waktu fajar,
Memiliki penuntun untuk menaruh kembali muatannya,
Kemudian mulai bangkit untuk membawa
Jalan gurun pasir.
Engkau harus berlutut ketika malam tiba
Allah boleh memberimu penjaggaa-Nya sepanjang hari
Percaya bahwa Dia tidak membebani terlalu berat
Akan memampukanmu memikul.

                                                                                    - Temple

Doa bukan hanya sesuatu yang membongkar (beban), Doa juga memuat (beban). Doa adalah kesediaan untuk mendengarkan kehendak Allah, kesediaan untuk memikul (menanggung) tugas-tugas yang diberikan Allah, tanpa takut akan tugas-tugas yang dibebankan oleh Allah.

“Memasuki Kedekatanmu”

Dalam doa, kita berdiri sendiri di hadapan Allah. Meskipun kita tersembunyi di balik pintu yang tertutup, atau meskipun kita berdiri di antara berratus-ratus orang pada ibadah pagi, kita harus menyadari dan merasakan kehadiran Allah. Yesus “takut” akan orang-orang yang berdoa di tempat umum, karena mereka sering lebih menyadari dan merasakan orang-orang yang mendengarkan doa mereka daripada kepada Allah yang menjadi teman mereka berbicara. Orang Kristen tidak perlu/ tidak membutuhkan doa yang keras-keras pada satu persekutuan; orang Kristen adalah orang yang, mungkin sendiri di dalam ruangnya atau beribadah dengan persekutuan Kristen, dengan jelas mencari kehadiran Allah.

“…Berdoa … dengan Ucapan Syukur”

Ketika seseorang masih kanak-kanak, dia sering lupa berterimakasih kepada orang tuanya atas apa yang dia terima. Dia tumbuh lebih dewasa, biasanya dia menjadi lebih tahu berterimakasih. Ketika dia muda, dia selalu meminta lebih banyak; ketika dia menjadi lebih dewasa, dia selalu mengucap syukur atas segala hal. Demikian jugalah halnya dengan kehidupan orang Kristen. Semakin dewasa dia menjadi lebih rohani, bahkan doanya menjadi doa yang mengucap syukur. Dia menangkap pemahaman Rasul Paulus yang ditujukan kepda jemaat Filipi, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp. 4: 6)
Paulus memahami bahwa Allah telah memberikan kepadanya banyak hal. Jauh sebelum Paulus sendiri meminta kepada mereka (jemaat Filipi), bahwa tidak ada yang harus dilakukan selain memberikan dengan tidak hentinya ucapan syukur kepada Tuhan.

“Mintalah Maka Kamu Akan Menerima”

Akankah saya selalu menerima suatu jawaban atas doaku? Ya, tentu, selalu! Kadang-kadang jawaban itu datang dalam kurun waktu yang lama; tetapi engkau akan selalu dijawab. Jawabannya mungkin “tidak.” Karena Allah mengetahui lebih baik dari padamu, apa yang terbaik bagimu.

“…Seperti Anak-anak yang Meminta pada Bapaknya”

Ada perbedaan yang besar antara doa orang percaya dengan doa orang yang tidak percaya. Anak Allah berdoa dalam iman dan keyakinan; dia berdoa kepada Bapanya. Anak dunia ini berdoa dalam rasa takut dan keragu-raguan; dia berdoa kepada orang yang asing baginya. Bagi anak Allah doa adalah hal yang biasa, seruan jiwa yang spontan; bagi anak dunia doa adalah sesuatu yang dibuat-buat (palsu) dan sukar, tidak biasa dan kaku. Hanya dengan kadar iman dan keyakinan yang ada, itulah yang berkenan kepada Allah. Seorang yang berdoa hanya ketika dia dalam ketakutan, dan seruannya tak berhenti kepada Allah yang dia tidak kenal seperti seorang sahabat yang baik dan penuh kasih- maka orang itu tidak dapat dikatakan sungguh-sungguh berdoa. Tetapi jika seruan itu dalam iman, meskipun iman yang lemah dan bimbang, seruan itu merupakan sebuah doa yang benar.

“Berdoa tanpa berhenti”

Seseorang tidak dapat berlutut dalam doa dari pagi hingga malam. Dia harus bekerja, makan, bermain dan tidur. Tetapi ada dalam beberapa hal di mana seseorang tidak pernah berhenti berdoa. Ketika dia menerima sesuatu yang baik, maka reaksi pertamanya adalah bersyukur kepada Allah; Ketika dia diperhadapkan terhadap sesuatu yang sulit, maka hatinya tergerak untuk mencari pertolongan Allah; Ketika dia melakukan kesalahan, pikirannya yang pertama adalah mencari pengampunan Allah; singkatnya, jika Allah begitu dekat maka dia harus melayani Tuhan sepanjang hidupnya dalam doa, dan itulah yang disebut dengan doa yang tanpa henti.

32. BAHAYA DOA
“… apapun yang kamu minta dalam doa, percayalah…”

Beberapa orang takut berdoa. Sebagian besar orang berpikir, “Tidak ada hal yang merugikan dalam meminta.” Tetapi semua orang akan berdoa dengan takut dan gemetar, jika mereka memberanikan diri memohon segalanya, seharusnya mereka bepikir dengan sadar tentang apa yang mereka minta.
Ambillan “Doa Tuhan” (Lord’s Prayer) sebagai satu contoh. Apakah engkau yakin bahwa engkau ingin kehendak Allah jadi, dan bukan kehendakmu? Apakah engkau berpikir secara serius tentang  setelah Kerajaan datang-berapa banyak kebiasan dan rencanamu yang benar-benar harus kau biarkan pergi?
Seandainya Allah menerima perkataanmu di pagi hari sebagaimana kau komat-kamitkan melalui doa-Nya. Setelah semua itu perti yang engkau akan mengmbilmu  akan   
Menerima perka

5 Komentar:

Pada 25 September 2015 pukul 06.40 , Blogger Unknown mengatakan...

Syalom,

Nama : Ester Romauli Panggabean
Saya akan menjawab tugas yang diberikan amang.

Soal:

1. Hafalkanlah Pengakuan Iman Rasuli dan maksudnya.
2. Apakah engkau percaya bahwa Allah itu ada? Berilah bukti-bukti bahwa Allah itu ada!
3. Darimanakah kita tahu bahwa Yesus Krsitus itu Allah. Carilah ayat-ayat dalam Alkitab yang membuktikan bahwa Yesus itu Allah.


Jawaban:

1. Pasal Pertama

Iman terhadap Allah Bapa

Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Makakuasa, yang menciptakan semesta langit dan bumi.

Maksudnya adalah :

Aku percaya bahwa ada Allah yang menciptkan aku dan segala yang ada. DiperlengkapiNya aku dengan tubuh dan jiwa, mata, telinga dan seluruh anggota tubuhku, pikiran dan segala perasaan, dan hingga kini dipeliharaNya semua. Juga diberikan kepadaku pakaian, makanan setiap hari, rumah dan kampung halaman, keluarga dan harta benda dan segala sesuatu yang kubutuhkan dalam hidup ini. Hidupku dipelihara agar jangan binasa dan dilindungi dari segala bahaya dan kejahatan. Segala kebaikan Allah tersebut diberikan kepadaku bukanlah karena kebaikan kelakuanku oleh karena untung nasib hidupku, melainkan hanya anugerah Tuhan dan kebaikanNya saja. Oleh itu menjadi kewajibanku berterimakasih, memuji, melayani serta mentaati FirmanNya. Demikianlah sesungguhnya.


Pasal Kedua

Keselamatan manusia

Aku percaya kepada Yesus Kristus, Anak Allha yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung daripada Roh Kudus, alhir dari gadis perawan Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke Sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan turun dari Sorga untuk menghakimi orang hidup dan mati.

Maksudnya adalah :

Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Allah sesungguhnya, yang diperanak BapaNya dari kekekalan, dan juga Dia adalah manusia yang sesungguhnya, yang lahir dari gadis perawan Maria. Dia adalah Tuhanku, yang menebus dan menyelamatkan aku, manusia yang sesat dan terkutuk, ditebusNya dan membebaskan aku dari segala dosa, dari kematian dan dari kuasa iblis, bukanlah dengan emas atau perak, melainkan dengan darahNya yang kudus dan mahal, dan dengan penderitaan dan kematianNya yang tidak karena dosaNya supaya aku menjadi milikNya dan hidup menjadi warga KerajaanNya, serta melayaniNya di dalam keadilan yang kekal, tidak berdosa, penuh berkat, juga sama seperti Dia bangkit dari kematian, hidup dan memerintah untuk selama-lamanya. Demikianlah sesungguhnya.

Pasal Ketiga

Kekudusan orang Kristen

Aku percaya kepada Roh Kudus, satu Gereja Kristen yang kudus, persekutuan orang-orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging dan hidup yang kekal. Amin.

Maksudnya adalah :

Aku percaya, bahwa aku tidak dapat dengan pikiran atau kekuatanku sendiri mempercayai Yesus Kristus, Tuhanku atau datang kepadaNya; tetapi Roh Kudus telah memanggil aku melalui Injil, menerangi hatiku dengan pemberianNya, menguduskan dan memelihara aku di dalam kepercayaan yang benar. Juga seperti Dia, selalu memanggil, mengumpulkan, menerangi dan menguduskan seluruh Gereja Kristen di dunia dan memeliharanya di dalam kesatuan dalam Yesus Kristus di dalam satu-satunya iman yang benar itu. Di dalam gereja itu Dia setiap hari bermurah hati mengampuni dosaku dan dosa seluruh orang percaya. Dan pada hari yang terakhir Ia akan membangkitkan aku serta semua orang mati dan memberikan kepadaku serta kepada semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus kegidupan yang kekal. Demikianlah sesungguhnya.

 
Pada 25 September 2015 pukul 06.41 , Blogger Unknown mengatakan...

-Lanjutan dari komentar sebelumnya-

2. Ya, Allah itu ada. Bukti dari alkitab adalah, sbb:
- Alkitab mengatakan bahwa kita harus menerima keberadaan Allah dengan iman. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).
- “Kata Yesus kepadanya: `Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’" (Yohanes 20:29).
- “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi” (Mazmur 19:1-4).
- “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih” (Roma 1:20).
- Pengkhotbah 3:11 menyatakan “bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka."

Bukti lainnya adalah, sbb:
- Argumentasi ontologis. Adanya konsep ke-Tuhan-an.
- Argumentasi teleologis. Argumentasi ini menyatakan bahwa alam semesta menunjukkan suatu design yang sangat luar biasa dan pastilah ada seorang designer ilahi yang menciptakannya.
- Argumentasi kosmologis. Alam semesta dan segala isinya adalah akibat atau hasil.
- Argumentasi moral. Setiap orang memliki perasaan, mau itu perasaan cinta, kasih, benar, bersalah, dan sebagainya. Kita tidak mungkin mendapatkan perasaan itu tanpa adanya Allah yang membuatnya.

3. - ”Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.” (Yohanes 17:3)
- "(6) Yesus mengatakan kepadanya, ”Akulah jalan+ dan kebenaran+ dan kehidupan. Tidak seorang pun datang kepada Bapak kecuali melalui aku. (7) Jika kamu sekalian telah mengenal aku, kamu juga akan mengenal Bapakku; sejak saat ini kamu mengenal dia dan telah melihat dia.” (Yohanes 14:6-7)
- "(10) Tidakkah engkau percaya bahwa aku dalam persatuan dengan Bapak dan Bapak dalam persatuan dengan aku?+ Apa yang aku katakan kepada kamu sekalian tidak kukatakan dari diriku sendiri; tetapi Bapak, yang tetap dalam persatuan dengan aku, dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaannya. (11) Percayalah kepadaku bahwa aku dalam persatuan dengan Bapak dan Bapak dalam persatuan dengan aku; kalau tidak, percayalah oleh karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri." (Yohanes 14:10-11)

Terimakasih.

 
Pada 26 September 2015 pukul 05.23 , Blogger Unknown mengatakan...

Lanjutannya no 2 dan 3
Nama: Yuliani Sianturi
Pertanyaan no 2
2. Tentu saja percaya. Buktinya adalah iman saya. Apa yang saya percayai.
Bukti fisiknya adalah:
1. Iman yang tak Terhindarkan
2. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan
3. Masalah-Masalah Evolusi
4. Kecenderungan-Kecenderungan Hati
5. Latar Belakang Kitab Kejadian
6. Bangsa Israel
7. Klaim-Klaim tentang Kristus
8. Bukti dari Mukjizat-Mukjizat
9. Detil-Detil dari Alam Semesta
10. Kenyataan dari Pengalaman
Pertanyaan no 3
3. “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup– itulah yang kami tuliskan kepada kamu.Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. (1Yoh 1:1-4)

 
Pada 26 September 2015 pukul 05.24 , Blogger Unknown mengatakan...

Shalom!
Nama : Yuliani Sianturi
Menjawab tugas yang Amang berikan lewat komentar.
Pertanyaan:
1. Hafalkanlah Pengakuan Iman Rasuli dan maksudnya.
2. Apakah engkau percaya bahwa Allah itu ada? Berilah bukti-bukti bahwa Allah itu ada!
3. Darimanakah kita tahu bahwa Yesus Krsitus itu Allah. Carilah ayat-ayat dalam Alkitab yang membuktikan bahwa Yesus itu Allah.
Jawaban :
1. “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang maha kuasa Khalik langit dan bumi.”

Menyatakan bahwa kita mempercayai Allah sang pencipta dan kita memiliki hubungan perjanjian dan persekutuan denganNYa dalam kepercayaan yang sejati dan ketergantungan denganNYA secara kekal .
2. “Dan kepada Yesus Kristus, anakNya yang tunggal Tuhan kita”

Pengakuan tentang Yesus Kristus ini adalh pusat dari inti iman kristen. Yesus Kristus adalah penyataan Allah, sumber segala kebenaran dan sebagai sentral keselamatan manusia

3. “Yang di kandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria”

Pengakuan ini menjelaskan bahwa Yesus Kristus memasuki dunia melalui kelahiran dari anak dara yang adalah manusia sejati, Ia tidak memiliki dosa asal ; kemanusiaanNya, tindakan, sikap, motivasi, kehendak, dan pikiranNya bebas dari dosa dan kesalahan. Yesus juga adalah penggenapan janji Allah dan nubuatan

4.” Yang menderita sengsara di bawah pemeritahan Pontius Pilatus, disalibkan , mati dan dikuburkan, turun kedalam kerajaan maut”

Untuk menyatakan bahwa Tuhan Yesus benar2 mengalami kematian, menanggung penderitaan yang disebabkan dosa orang lain

5.”Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati”

Pengakuan ini untuk mengkonfirmasikan bahwa kebangkitan Kristus adalah murni fakta sejarah. Pada hari ketiga kubur Yesus didapati kosong, tidak seorangpun dapat menemukan jasadNya

6. “Naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah , Bapa yang maha kuasa

( Bagian ini untuk menyatakan kehormatan, otoritas dan kemuliaan Kristus. Saat ini Kristus Yesus bertahta sebagai Raja yang memerintah dan juga memegang jabatan kenabian sebagai pengajar kebenaran melalui karya Roh kudus (Ibrani 1:3;1:13))

7. Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati

(Menyatakan iman akan kedatangan Yesus untuk kedua kali sebagai raja dan Hakim yang akan mengadili setiap orang dan menganugerahkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya dalam namaNYa )

8. Aku percaya kepada Roh Kudus

(Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah tritunggal, kita mengakui bahwa Roh kudus setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak, sama2 mulia dan layak di sembah. Roh kudus adalah pribadi yang dinyatakan Allah di dalam melaksanakan anugerah keselamatan)

9. Gereja yang Am dan persekutuan orang kudus

( Gereja adalah " Gereja orang2 berdosa " sehingga dapat di pastikan "tidak kudus", jika dalam pengakuan iman ini disebutkan gereja yang kudus, semata2 adalah karena anugerah Allah dan karya Kristus yang telah di nyatakan ditengah2 gereja. Gereja di katakan "Am" artinya "umum" karena yesus Kristus adalah juruselamat untuk dunia dan seluruh dunia. Dan gereja perlu oergi meberitakan Injil dan mengutamakan persekutuan sebagai anggota tubuh Kristus )

10. Pengampunan Dosa

(Penumpahan darah Kristus menjadi jaminan pengahpusan dosa )

11. Kebangkitan tubuh

( kebangkita ini bukanlah kebangkita daging yang bersifat fana, atau kebangkitan abstrak, tetapi serpti yang di alami Yesus Kristus sebagai yang sulung di antara orang2 yang meninggal (1 Kor 15:20))

12. Dan hidup yang kekal, Amin.

( Menyatakan iman dan pengharapan akan kehidupan yang akan datang )

"Percayalah pada Tuhan, Ia selalu bekerja"

 
Pada 4 Maret 2022 pukul 09.38 , Blogger zaafirahkaelin mengatakan...

Hard Rock Casino Maryland $20M Promo Code, WJAR 2021 - Dr
Hard Rock 양주 출장안마 Casino Maryland, the 청주 출장마사지 casino's parent company, recently 청주 출장마사지 announced the $20M in The Hard Rock Hotel & Casino at Virgin Hotels 김포 출장마사지 Maryland is 과천 출장마사지 a

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda